Makalah NCLEX PDF
Makalah NCLEX PDF
Ratna Aryani
PROGRAM MAGISTER
ILMU KEPERAWATAN
FIK-UI
2010
FIK-UI MENYIAPKAN
ABSTRAK
PENDAHULUAN
2
pada tahun ini diprediksi berusia 50 tahun atau lebih. Selain itu 30% perawat
senior yang telah mendapatkan lisensi RN berniat meninggalkan profesi
perawat dalam 3 tahun mendatang (Buerhaus, Donelan, Ulrich, Norman, &
Dittus, 2006 dalam Marie Kline, 2010). Sayangnya prevalensi di Indonesia
belum diketahui secara pasti. Tentu saja hal ini membutuhkan perhatian yang
cukup serius sehingga harus dicari solusi untuk meningkatkan jumlah calon
perawat yang disertai dengan peningkatan kualitas perawat. Salah satu usaha
untuk meningkatkan kualitas perawat adalah meningkatkan kelulusan
mahasiswa keperawatan dalam uji NCLEX-RN (Marie Kline, 2010).
3
yang lebih ekstrim lagi adalah ditutupnya program keperawatan tersebut
(Gidden, 2009 dalam Harding, 2010). Beda hal nya di Indonesia, termasuk di
FIK-UI, uji NCLEX-RN belumlah sepopuler seperti hal nya di luar negeri.
FIK-UI tidak menyiapkan mahasiswanya untuk mengikuti uji NCLEX-RN
secara khusus, misalnya dimasukkan dalam sub-bab mata ajar tertentu ataupun
dalam bentuk program short-course.
Jenis Deskripsi
Persiapan Latihan mengisi soal NCLEX-RN dengan menggunakan
4
teknis komputerisasi dan juga paper-pencil based. Pengerjaan soal
dilakukan secara cepat / sprint dengan jumlah soal 75, 100 atau
125 pertanyaan. Setelah itu mahasiswa diperbolehkan untuk
istirahat untuk melakukan stretching / peregangan otot. Dalam 1
hari ditargetkan 500 pertanyaan terselesaikan dan dievaluasi.
Persiapan 1. Mengingatkan mahasiswa untuk mengkonsumsi nutrisi
fisik adekuat. Nutrisi kaya karbohidrat, vitamin, mineral dan
protein akan mendukung daya pikir dan motivasi untuk
meningkatkan hasil uji NCLEX-RN. Calon peserta
melaporkan bahwa diet sehat selama 7 hari sebelum uji
NCLEX-RN, memberi mereka rasa kontrol pribadi dan
membantu fokus pada pertanyaan-pertanyaan tes (O'Connor,
2006 dalam Nagorski Johnson, 2009).
2. Mengingatkan mahasiswa untuk tidur yang cukup. Pola tidur
yang teratur sangat diperlukan untuk persiapan pribadi yang
optimal (O'Connor, 2006 dalam Nagorski Johnson, 2009).
Mahasiswa disarankan untuk merencanakan tidur selama 8
jam setiap malamnya dan bangun paling lambat pukul 07.00
pagi, setelah itu mandi dan sarapan sebelum memulai
program short-course pada pukul 08.30 pagi. Hal ini juga
membantu mahasiswa untuk beradaptasi pada saat hari-H
ujian. Biasanya NCLEX-RN dimulai pukul 09.00 pagi.
3. Olahraga aerobic sedikitnya 45 menit setiap pagi. Olahraga
ini tidak hanya baik bagi sistem kardiovaskular, tetapi
membantu dalam kewaspadaan mental.
5
(2005) dalam Nagorski Johnson (2009) menyebutkan bahwa
keseimbangan spiritual dan emosional sebagai komponen
yang terintegrasi dalam persiapan.
2. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan self
evaluation terhadap persiapan yang sudah dilakukan.
Biasanya mereka akan lebih percaya diri setelah melakukan
self evaluation.
3. Pada hari Sabtu, mahasiswa diberikan jadwal untuk
refreshing tanpa ada jadwal latihan soal.
4. Sebelum berangkat ke tempat ujian, mahasiswa diminta untuk
berkaca sambil menjawab pertanyaan : Apakah saya melihat
bayangan seorang perawat ?
5. Mahasiswa diperbolehkan mengajak orangtua, teman ataupun
keluaga yang dianggap penting untuk memberikan support.
6. Sebelum mengerjakan soal, mahasiswa diminta menuliskan
kalimat inspiratif yang sudah dibuat. Ketika rasa cemas
muncul, maka mahasiswa diminta untuk membaca kembali
kalimat inspiratif tersebut.
7. Setelah ujian selesai, maka diadakan acara pesta atau
semacamnya untuk merayakan bahwa satu episode penting
telah selesai.
Strength (kekuatan)
1. FIK-UI merupakan fakultas keperawatan yang tertua di Indonesia
sehingga layak untuk dijadikan pilot project dalam menyiapkan
mahasiswanya mengikuti ujian NCLEX-RN.
6
2. FIK-UI mempunyai fasilitas laboratorium komputer, baik yang terletak
di lantai 2 gedung A, maupun lantai 1 dan 4 gedung B FIK Depok.
Selain itu juga mempunyai fasilitas kampus, asrama, perpustakaan dan
kantin yang dapat menunjang program terstruktur (FIK-UI, 2010).
3. Jika seorang mahasiswa keperawatan UI lulus uji NCLEX-RN maka ia
layak diberikan lisensi sebagai seorang RN (Register Nurse). Jika
demikian, maka akan banyak keuntungan yang didapat mahasiswa
keperawatan tersebut, misalnya ia dapat bekerja di RS luar negeri
dengan salary dan tunjangan hidup yang berlipat ganda dibandingkan
jika bekerja di RS Indonesia.
4. Selain memberikan dampak positif kepada individu mahasiswa
keperawatan, maka akan memberikan efek positif terhadap Indonesia,
misalnya :
a. membantu mengatasi kondisi Temporary Surplus atau kelebihan
tenaga kesehatan sementara waktu (Depkes RI, 2010).
b. mempercepat transfer of knowledge and technology sehingga
nantinya diharapkan perawat-perawat tersebut dapat
mengimplementasikan di unit kerjanya masing-masing setelah
pulang ke tanah air (Depkes RI, 2010).
c. Lulusan S1-Ners ataupun S.Kp mempunyai kesempatan 89%
untuk lulus uji NCLEX, walaupun baru pertama kali melakukan uji
NCLEX (NCSBS, 2009a dalam Starr & Edward, 2010) jika
fakultas benar-benar menyiapkan mahasiswanya. Tak jauh berbeda
dengan penelitian yang dilakukan North Carolina Board of
Nursing (2010) yang menyatakan hasil persentase kelulusan yang
lebih besar yaitu 91% (Starr & Edward, 2010). Hal ini sudah
dibuktikan Henderson Community College Practical Nursing dan
MaysviUe Community and Technical College Practical Nursing,
dimana selama 2 tahun berturut-turut berhasil mengantarkan 100%
mahasiswanya lulus ujian NCLEX-RN (NCSBN, 2010).
7
Weakness (kelemahan)
Persiapan terstruktur yang dimaksud di atas belumpernah diujicobakan.
Opportunity (peluang)
1. Angka lulusan perawat program S.Kp dan S1 Ners di FIK-UI yang
cukup besar. Lulusan FIK-UI program S.Kp periode 19882002
berjumlah 1137 orang, lulusan perawat program S1 Ners periode
20022008 berjumlah 1070 orang serta lulusan Sarjana Keperawatan
periode 20012008 berjumlah 1345 orang (FIK-UI, 2010). Angka ini
cukup besar untuk dijadikan peluang FIK-UI menyediakan tenaga
perawat ke luar negeri.
2. Banyaknya peluang kerjasama jika FIK-UI menyiapkan mahasiswanya
dalam uji NCLEX-RN, misalnya dengan Departemen Kesehatan
(Depkes) RI. Saat ini Depkes telah melakukan program persiapan
perawat untuk mengikuti uji NCLEX-RN ataupun NCLEX-PN sebagai
persyaratan bekerja di Jepang melalui program IJEPA / Indonesia
Japan Economic Partnership Agreement (Depkes, 2010). Untuk
angkatan pertama saja dibutuhkan perawat teregister sebanyak 1000
orang. Angka ini baru terpenuhi 20% dari kebutuhan Jepang sendiri
yang tiap tahunnya meningkaT (Depkes, 2010).
3. Banyaknya permintaan perawat dari Indonesia karena mempunyai
beberapa keistimewaan bila dibandingkan dengan lulusan perawat
Negara lain.
Threat (ancaman)
1. Uji NCLEX mempunyai passing grade yang tinggi untuk menentukan
kelulusannya. Berdasarkan Connecticut Nursing Nurse (2010), mulai
bulan April 2010, passing grade kelulusan NCLEX meningkat 0,05
digit, yang semula 0,16 menjadi 0,21 digit. Dengan peningkatan
passing grade ini diharapkan perawat akan lebih meningkatkan
8
pengetahuan basic-nya serta kemampuan berpikir kritisnya (AACN,
2010). NCSBS juga mempunyai kunci jawaban yang disertai dengan
rasionalisasi dan Evidence Based Nursing (EBN) terkait sehingga
sangat menjamin kevalidan kunci jawaban yang dimiliki.
2. Banyaknya jumlah soal ujian. Soal ujian NCLEX-RN berkisar antara
75-265 pertanyaan yang terbagi atas beberapa sub pertanyaan (15
pertanyaan di awal tidak akan dilakukan scoring / penilaian karena
merupakan test-case) dengan lama pengisian jawaban selama 6 jam.
Waktu yang disediakan termasuk untuk latihan tutorial, mengisi
pertanyaan test case, istirahat ataupun stretching serta pengisian soal
NCLEX itu sendiri. Di bawah ini adalah tabel 1.1 yang memberikan
gambaran distribusi sub-pertanyaan NCLEX.
9
membutuhkan waktu ujian yang berbeda-beda dengan item pertanyaan
pilihan yang berbeda pula. Hal yang harus diingat oleh peserta ujian
adalah lama atau tidaknya seseorang mengerjakan soal ujian NCLEX-
RN tidak menandakan seseorang tersebut lulus atau gagal dalam ujian
tersebut, artinya seseorang yang membutuhkan waktu yang lebih lama
bukan berarti ia pasti gagal. Begitu pula sebaliknya jika seseorang
mengerjakan soal dalam waktu singkat maka bukan jaminan perawat
tersebut dijamin lulus.
Jika peserta gagal dalam ujian NCLEX maka peserta ujian akan
menerima lembar CPR (Candidate Performance Report). Lembar ini
berisi tentang jumlah jawaban yang diisi beserta scoring / nilai yang
didapat serta ringkasan kelemahan dan kekuatan peserta uji dalam
pengisian pertanyaan di lembar ujian. Lembaran ini diharapkan dapat
membantu peserta uji dalam mempersiapkan diri di ujian NCLEX yang
akan datang. Perawat yang gagal dalam ujian NCLEX dapat kembali
mendaftar menjadi peserta uji dengan selang waktu 45-90 hari setelah
ujian sebelumnya.
10
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
REFERENSI
AACN (2010). NCLEX Passing Standards Raise The Bar. AACN Bold Voices
Journal, Jul; 2(7): 16. Diunduh pada tanggal 26 Oktober 2010 di
http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=16&hid=8&si
d=27e6b8a3-7664-4814-9fb4-a5f51b4eb03d%40sessionmgr14
11
Harding, Mariann (2010). Predictability Associated With Exit Examinations :
A Literature Review. Journal of Nursing Education, Vol. 49, No. 9.
Diunduh pada tanggal 26 Oktober 2010 di
http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=5&hid=104&
sid=826aecb2-b9bc-4da5-a857-eb0bf39b6639%40sessionmgr112
NCSBN (2009). KBN Congratulates Schools with 100% NCLEX Pass Rate.
Diunduh pada tanggal 26 Oktober 2010 di
http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=4&hid=105&s
id=c0b0c0b3-499c-4de2-b354-1ae19cf51714%40sessionmgr112
Starr & Edward (2010). Why Should I Get a BSN ?. Tar Heel Nurse Journal,
July, August, September 2010. Diunduh pada tanggal 26 Oktober 2010
dihttp://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?vid=3&hid=105
&sid=62509803-8e9c-4524-ac51-0975cf380385%40sessionmgr111
12