Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Program Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan


Paket Keahlian : Teknik Jaringan Tenaga Listrik
Mata Pelajaran : Gardu Induk
Kelas/Semester : XII/ 5 - 6
Kompetensi Dasar : 3.4 dan 4.4

Penyusun :

Yosri Alisman, S.Pd (163157701975)

PENDIDIKAN PROFESI GURU


PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2017
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK


Program Keahlian :Teknik Ketenagalistrikan
Paket Keahian : Teknik Jaringan Tenaga Listrik
Mata Pelajaran : Gardu Induk
Kelas /Semester :XII / 5 - 6
Alokasi Waktu : 9 ( 6 x 45 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang
spesifik untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.4 Mendeskripsikan pengertian dan ruang lingkup komisioning
4.4 Melakukan komisioning test gardu induk.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.4.1 Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup komisioning (C1)
3.4.2 Menjelaskan Persyaratan pelaksanaan komisioning Gardu Induk (C1)
3.4.3 Menguraikan Prosedur Pengoperasian GI Pasang baru (C2)
3.4.4 Menjelaskan langkah- langkah pemeriksaan dan pengujian (komisioning) GI
pasang baru (C1)
3.4.4.1 Menguraikan langkah- langkah komisioning Transformator Tenaga
pada GI (C2)
3.4.4.2 Menguraikan langkah- langkah komisioning Transformator Arus (CT)
pada GI(C2)
3.4.4.3 Menguraikan langkah- langkah komisioning Transformator Tegangan
(PT) pada GI (C2)
3.4.4.4 Menguraikan langkah- langkah komisioning PMT pada GI (C2)
3.4.4.5 Menguraikan langkah- langkah komisioning PMS pada GI(C2)
3.4.4.6 Menguraikan langkah- langkah komisioning LA pada GI (C2)
3.4.4.7 Menguraikan langkah- langkah komisioning Kapasitor pada GI(C2)
3.4.4.8 Menguraikan langkah- langkah komisioning Reaktor pada GI (C2)
4.4.1 Melakukan Pengujian (komisioning) gardu induk pasangan baru (C3)
4.4.1.1 Melakukan komisioning Transformator Tenaga pada GI (C3)
4.4.1.2 Melakukan komisioning Transformator Arus (CT) pada GI (C3)
4.4.1.3 Melakukan komisioning Transformator tegangan (PT) pada GI (C3)
4.4.1.4 Melakukan komisioning PMT pada GI (C3)
4.4.1.5 Melakukan komisioning PMS pada GI (C3)
4.4.1.6 Melakukan komisioning LA pada GI (C3)
4.4.1.7 Melakukan komisioning Kapasitor pada GI (C3)
4.4.1.8 Melakukan komisioning Reaktor pada GI (C3)
4.4.2 Membuat laporan pengujian (komisioning) GI pasangan baru (P2)
4.4.2.1 Membuat laporan komisioning Transformator Tenaga pada GI (P2)
4.4.2.2 Membuat laporan komisioning Transformator Arus (CT) pada GI (P2)
4.4.2.3 Membuat laporan komisioning Transformator Tegangan (PT) pada GI
(P2)
4.4.2.4 Membuat laporan komisioning PMT pada GI (P2)
4.4.2.5 Membuat laporan komisioning PMS pada GI (P2)
4.4.2.6 Membuat laporan komisioning LA pada GI (P2)
4.4.2.7 Membuat laporan komisioning Kapasitor pada GI (P2)
4.4.2.8 Membuat laporan komisioning Reaktor pada GI (P2)

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
3.4.1 Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup komisioning (C1)
3.4.2 Menjelaskan Persyaratan pelaksanaan komisioning Gardu Induk (C1)
3.4.3 Menguraikan Prosedur Pengoperasian GI Pasang baru (C2)
3.4.4 Menjelaskan langkah- langkah pemeriksaan dan pengujian (komisioning) GI
pasang baru (C1)
3.4.4.1 Menguraikan langkah- langkah komisioning Transformator Tenaga
pada GI (C2)
3.4.4.2 Menguraikan langkah- langkah komisioning Transformator Arus (CT)
pada GI(C2)
3.4.4.3 Menguraikan langkah- langkah komisioning Transformator Tegangan
(PT) pada GI (C2)
3.4.4.4 Menguraikan langkah- langkah komisioning PMT pada GI (C2)
3.4.4.5 Menguraikan langkah- langkah komisioning PMS pada GI(C2)
3.4.4.6 Menguraikan langkah- langkah komisioning LA pada GI (C2)
3.4.4.7 Menguraikan langkah- langkah komisioning Kapasitor pada GI(C2)
3.4.4.8 Menguraikan langkah- langkah komisioning Reaktor pada GI (C2)
4.4.1 Melakukan Pengujian (komisioning) gardu induk pasangan baru (C3)
4.4.1.1 Melakukan komisioning Transformator Tenaga pada GI (C3)
4.4.1.2 Melakukan komisioning Transformator Arus (CT) pada GI (C3)
4.4.1.3 Melakukan komisioning Transformator tegangan (PT) pada GI (C3)
4.4.1.4 Melakukan komisioning PMT pada GI (C3)
4.4.1.5 Melakukan komisioning PMS pada GI (C3)
4.4.1.6 Melakukan komisioning LA pada GI (C3)
4.4.1.7 Melakukan komisioning Kapasitor pada GI (C3)
4.4.1.8 Melakukan komisioning Reaktor pada GI (C3)
4.4.2 Membuat laporan pengujian (komisioning) GI pasangan baru (P2)
4.4.2.1 Membuat laporan komisioning Transformator Tenaga pada GI (P2)
4.4.2.2 Membuat laporan komisioning Transformator Arus (CT) pada GI (P2)
4.4.2.3 Membuat laporan komisioning Transformator Tegangan (PT) pada GI
(P2)
4.4.2.4 Membuat laporan komisioning PMT pada GI (P2)
4.4.2.5 Membuat laporan komisioning PMS pada GI (P2)
4.4.2.6 Membuat laporan komisioning LA pada GI (P2)
4.4.2.7 Membuat laporan komisioning Kapasitor pada GI (P2)
4.4.2.8 Membuat laporan komisioning Reaktor pada GI (P2)
E. Materi Ajar
Pertemuan I
3.4.1 Pengertian dan ruang lingkup komisioning Pada Gardu Induk
A. Pengertian Commissioning Test
Menurut International Electrical Vocabullary (IEV), Komisioning ialah
suatu kegiatan inspeksi, umumnya dilakukan oleh suatu organisasi (tim) atau
badan penguji resmi. Di dalamnya terdapat kegiatan pengukuran, pengujian
dan pembuktian terhadap karakteristik tertentu dari suatu objek atau aktivitas.
Umumnya hasilnya akan dibandingkan terhadap persyaratan standar atau
khusus untuk menentukan apakah hasil uji tersebut sesuai. Masih menurut IEV,
komisioning adalah pengujian terhadap peralatan atau mesin, yang
dilaksanakan di lapangan, untuk membuktikan kesesuaian pemasangan nya
dan operasinya.
Menurut SPLN, komisioning adalah suatu rangkaian kegiatan yang
terus menerus, dimulai dari sejak saat pemasangan selesai (construction
essentialy complete) sampai saat serah terima (taking over), dengan tujuan
membawa sistem dari kondisi non-aktif ke kondisi aktif dengan melaksanakan
kegiatan pemeriksaan, pembersihan, uji individual, uji sub-sistem, dan uji
sistem dan uji unit untuk pembuktian terhadap persyaratan kontrak, keamanan
serta keandalan operasi dan ramah lingkungan.
Jadi, Testing dan Komisioning (Commissioning test) adalah
serangkaian kegiatan pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik yang telah
selesai dikerjakandan hendak dioperasikan. Dengan hasil pemeriksaan dan
pengujian yang baik, maka diyakini bahwa instalasi listrik aman pada saat
dioperasikan, yaitu aman bagi manusia, ternak, harta benda dan aman bagi
instalasi itu sendiri.
Ada dua kegiatan utama dalam pelaksanaan Commisioning Test, yaitu:
pemeriksaan dan pengujian. Untuk masing- masing jenis pekerjaan instalasi
listrik, ruang lingkup yang diperiksa dan diuji belum tentu sama (berbeda-
beda), juga kriteria besaran ukur listriknya belum tentu sama, misalnya:
Ruang lingkup pemeriksaan pekerjaan instalasi Gardu Induk, tentu tidak
sama dengan ruang lingkup pemeriksaan pekerjaan instalasi
pemanfaatan. Begitu pula antara instalasi pembangkitan dengan Gardu
Induk, tentu ada beberapa bagian yang diperiksa, tidak mengalami
kesamaan, dan seterusnya.
Pengujian tahanan pembumian pada Gardu Induk, belum tentu sama
dengan tahanan pembumian pada instalasi pemanfaatan.
Untuk pengujian tahanan isolasi kabel, maka semua jenis kabel yang
dipasang di berbagai instalasi listrik, ketentuannya adalah sama.

Kegiatan komisioning dilakukan untuk instalasi GI baru namun dapat


pula dilaksanakan untuk penggantian atau perbaikan peralatan utama. Uji
komisioning juga wajib dilakukan bila terjadi perubahan pada hardware
(antara lain: rekondisi, perubahan instalasi, perubahan kapasitas, dan relokasi)
dan atau software yang mempengaruhi perfomance.
Kegiatan ini dilakukan secara bertahap, secara garis besar mulai dari
kegiatan mereview Jadwal komisioning (commissioning schedule), test
procedure dan commissioning procedure, melakukan supervisi pelaksanaan
pengujian hingga pembuatan laporan.

B. Jenis dan Ruang Lingkup Kegiatan Komisioning


1. Jenis komisioning adalah meliputi:
a. Komisioning instalasi GI baru
Komisioning dilakukan untuk menyakinkan bahwa GI baru yang
diperiksa dan di uji secara individual, sub-sistem maupun sebagai sistem
telah berfungsi sebagaimana mestinya dan memenuhi persyaratan
tertentu sehingga dapat dinyatakan siap untuk dioperasikan dan atau di
serah terimakan. Komisioning dilakukan oleh kontraktor setelah
kontruksi instalasi pada GI selesai dilakukan.
b. Komisioning instalasi GI lama
Komisioning instalasi GI lama biasa dilakukan bila instalasi direkondisi,
dilakukan perubahan kapasitas, direlokasi atau dilakukan
perubahan/modifikasi yang signifikan sehingga berubah dari desain
awal. Komisioning dapat diterapkan secara menyeluruh atau parsial
terhadap sistem dalam instalasi GI, untuk memeriksa dan menguji
terhadap suatu sistem.

2. Ruang Lingkup Commissioning Test


1) Pemeriksaan
Ada 2 (dua) jenis pemeriksaan, yaitu :
Pemeriksaan sifat tampak (visual check).
Pemeriksaan pemasangan atau rangkaian konstruksi.
Pemeriksaan sifat tampak (visual check), yang meliputi :
Pemeriksaan item per item alat/ barang/material yang telah terpasang.
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah alat/barang/material yang
dipasang telah sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak.
Melihat apakah perlengkapan yang dipasang dalam kondisi baik,
secara phisik tidak ada kelainan, tidak cacat phisik, tidak rusak, dan
lain-lain.
Pemeriksaan pemasangan (konstruksi) yang meliputi :
Pemeriksaan rangkaian alat/barang/material yang telah terpasang.
Tujuannya adalah mengetahui alat/ barang/material yang dipasang,
apakah telah sesuai dengan gambar rencana maupun peraturan yang
berlaku (SNI, LMK, PUIL, SPLN, dan lain sebagainya).

2) Pengujian
1) Pengujian Individual:
Pengujian untuk mencocokkan kesesuaian karakteristik dan
rujukan,
Pengujian untuk mengetahui apakah kondisi peralatan telah
berfungsi dengan baik atau tidak.
2) Pengujian atau Pengukuran Tahanan Pembumian:
Untuk mengetahui apakah nila tahanan pembumian telah memenuhi
standar (ketentuan yang berlaku).
3) Pengujian Tegangan Tinggi (Dielectric Test):
Untuk menilai keadaan isolasi dari perlengkapan atau komponen
instalasi yang dirakit atau mengalami pekerjaan di lapangan.
4) Pengujian sistem pengaman dan kontrol (Protection & Control):
Untuk meyakinkan apakah peralatan pengaman dan kontrol telah
berfungsi dengan baik secara sistem. Tahapan pengujian instalasi
listrik meliputi :
Pengujian individual.
Pengujian sub sistem.
Pengujian sistem keseluruhan.
Pengujian tanpa beban.
Pengujian berbeban.
Dan lain sebagainya, tergantung jenis instalasi listriknya.

3.4.2 Persyaratan pelaksanaan komisioning GI


A. Persyaratan Pelaksanaan Komisioning GI
1. Persyaratan Administrasi
Kontraktor harus memberikan kepada Tim Supervisi Komisioning PLN
beberapa persyaratan administrasi untuk memulai pelaksanaan komisioning,
antara lain:
a. Dokumen kontrak termasuk dokumen hasil Contract Discussion
Agreement (CDA)
b. Spesifikasi teknik peralatan
c. Dokumen design engineering
d. Gambar konstruksi, logic diagram
e. Protection setting calculation note yang sudah disetujui pengelola
jaringan
f. Test Report/ FAT/ Inspection Test Plan (jadwal komisioning)
g. Commissioning Schedule
h. Menyiapkan prosedur komisioning
i. Menyediakan komisioning personil yang berkompeten
j. Alat Uji yang sesuai, aman dan terkalibrasi
k. Menyiapkan proposal SOP
Sementara, tugas manajemen proyek dalam pemenuhan persyaratan
administrasi komisioning, antara lain:
a. Mengajukan permohonan pelaksanaan komisioning dan penyelesaian
administrasi dengan Lembaga Inspeksi Teknik
b. Menyiapkan ruang kantor untuk Tim Komisioning PLN berikut fasilitas
pendukungnya
c. Menyiapkan dokumen BAPPK atas laporan dari tim supervisi konstruksi
d. Menyetujui proposal dokumen Standard Operating Procedure (SOP)
e. Menyiapkan dokumen AMDAL/ UKL-UPL yang telah disetujui oleh
BPLH setempat atau instansi yang terkait
f. Menyiapkan dokumen agraria, Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari
pemerintah setempat
g. Menyiapkan Ijin penggunaan pesawat angkat/ angkut dari Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi
h. Menyiapkan anggaran pelaksanaan komisioning untuk tim PLN Supervisi
Komisioning
Sedangkan tugas PLN dalam pemenuhan persyaratan administrasi
komisioning, antara lain:
a. Menyiapkan personel dan mobilisasinya
b. Menerbitkan Surat Tugas / SK Tim Supervisi Komisioning PLN
c. Menerbitkan rekomendasi laik bertegangan
d. Membuat laporan Supervisi Komisioning

Manfaat dari dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai dasar dan referensi


dalam :
1) Merencanakan pelaksanaan komisioning
2) Melaksanakan komisioning
3) Mengendalikan mutu, waktu dan biaya dari kegiatan komisioning
4) Bahan evaluasi, justifikasi dan pelaporan

2. Persyaratan Personal
Personel yang terlibat pada pelaksanaan komisioning, diantaranya :
1) Penguji yaitu personel yang menyiapkan dan melaksanakan pengujian
dalam rangka komisioning untuk pengujian individu dan sub sistem.
Penguji harus kompeten pada bidangnya dan harus dapat menjaga
keselamatan kerja diri sendiri. Penguji harus terampil dan mempunyai
pengalaman tentang jenis instalasi yang diujinya.
2) Commisioning engineer yaitu personel yang menyiapkan prosedur
pengujian dalam rangka komisioning untuk pengujian sistem. Personel
tersebut harus kompeten pada bidangnya dan harus dapat menjaga
keselamatan kerja diri sendiri,orang lain disekitarnya, atau yang berada
ditempat lain, termasuk instalasi sehubungan dengan kegiatan
komisioning. Commisioning engineer bertanggungjawab menyiapkan Job
Safety Analysis (JSA). Penguji dan commisioning engineer adalah
personel yang berkualifikasi dalam pengujian peralatan, yaitu profesional
engineer, factory technician atau licenced electrician yang sudah
berpengalaman dalam sistem instalasi ketenagalistrikan.

3. Persyaratan Fasilitas
Persyaratan untuk fasilitas yang dipergunakan pada pelaksanaan komisioning
melibatkan fasilitas alat uji/ ukur dan fasilitas alat kerja.
a. Persyaratan untuk Alat Ukur/ Uji
Alat ukur/uji utama yang dimaksud adalah alat yang digunakan sebagai
pengujian dan pengukuran, misalnya;
Mekanik: Tekanan (manometer), tekanan atmosfir (barometer),
kelembaban udara (humidity meter), jarak (distance meter), suhu
(thermometer), waktu (sBAPPKwatch), Tightness meter, concrete
hammer.
Elektrik : Arus (ampere meter), tegangan (volt meter), resistans (ohm
meter), resistans isolasi (mega ohm meter), daya listrik (watt meter),
energy listrik (reference energy meter), frekuensi (frekuensi meter),
urutan fasa (phase sequence), factor daya (cos phi meter), tangent
delta (tangent delta meter), Timer, alat ukur sudut (phase angle
meter), alat uji tegangan tinggi (HV Test Set), injeksi arus / tegangan
1 phase/ 3 phase.
Kimia dan lingkungan : pH (pH meter), pikno meter electrolyte,
kebisingan (noise meter), Oil breakdown voltage tester, gas leakage
tester, gas dew point analyzer, gas water content, Oil DGA, Oil
tangent delta tester.
Peralatan tersebut diatas harus jelas merk, tipe, pabrik pembuat, manual
book dan no. seri serta harus mempunyai sertifikat kalibrasi yang masih
berlaku ketika digunakan. Selain itu, ada beberapa material yang harus
diuji di laboratorium untuk diketahui parameternya. Misal: untuk
mengetahui parameter minyak trafo, dll.

b. Persyaratan untuk Alat Kerja


Alat kerja adalah peralatan yang digunakan dalam melaksanakan tugas
komisioning. Peralatan tersebut antara lain yaitu APD (alat pelindung diri)
yang sesuai, alat tulis/rekam, pedoman, instruksi kerja dan formulir serta
alat bantu kerja, misalnya Tool set. APD yang digunakan harus memenuhi
standar keselamatan. APD dan Tool Set yang memiliki isolasi > 300 V
harus dibuktikan dengan kalibrasi berkala.
Khusus untuk pekerjaan yang berhubungan dengan tegangan harus
bersertifikat uji dari Tim PDKB. Di PLN sertifikat diterbitkan oleh TIM
PDKB berdasarkan laporan pengujian dari lembaga Uji terakreditasi.
Sedangkan alat rekam, pedoman, instruksi kerja dan formulir dll,
sebelumnya harus mendapat persetujuan dari kedua belah pihak, yaitu
pihak kontraktor dan pemilik instalasi.

4. Persyaratan K2, K3
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
K3 adalah upaya atau pemikiran dan penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja.
Keselamatan kerja adalah suatu usaha pencegahan terhadap kecelakaan
kerja yang dapat menimbulkan berbagai kerugian, baik kerugian harta
benda (rusaknya peralatan), maupun kerugian jiwa manusia (luka ringan,
luka berat, / cacat bahkan tewas). Juga rusaknya sistem tenaga listrik
(Energi tidak dapat tersalurkan akibat rusaknya peralatan ), dan citra
Perusahaan akan turun.
1. Pengertian Kecelakaan
Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga /tiba-tiba yang dapat
menimbulkan korban manusia dan atau harta
2. Standar K3
Kebutuhan terhadap standar keselamatan dan kesehatan kerja
merupakan faktor yang dominan.Contohnya dalam sejarah
perkembangan K3, setelah Revolusi Industri dengan ditemukannya
mesin uap.Para petani di desa masuk ke kota dan bekerja di pabrik.
Karena tingkat pendidikan mereka yang rendah dan latar belakang
pekerjaan yang sangat berbeda, maka pada saat tersebut banyak sekali
terjadi kecelakaan dan penyakit.
Beberapa pengusaha yang terpanggil dengan melihat akibat dari
kecelakaan-kecelakaan tersebut, membuat peraturan untuk melindungi
tenaga kerja. Peraturan-peraturan tersebut merupakan standar kerja
tertua di industri. Sejak itu, lingkungan kerja menjadi lebih baik,
misalnya peraturan yang melarang anak-anak untuk bekerja dan wanita
untuk bekerja malam, dengan demikian kecelakaan kerja dapat
dihindari. Tolok ukur / kriteria / standar dapat berupa :
Peraturan perundangan
Standar nasional maupun internasional

3. Tujuan Dari Standar K3


Pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan.
Menunjukkan kepatuhan terhadap peraturan perundangan.
Menggambarkan efektifitas manajemen K3
Mengurangi biaya produksi
Kompetisi berimbang
Meningkatkan kepercayaan mitra kerja
Meningkatkan kepercayaan konsumen

b. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)


Keselamatan Ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-angkah
pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga
listrik untuk mewujudkan kondisi andal bagi instalasi dan kondisi aman dari
bahaya bagi manusia, serta kondisi akrab lingkungan (ramah lingkungan )
dalam arti tidak merusak lingkungan hidup disekitar instalasi tenaga listrik.
Upaya untuk mewujudkan A 3 dapat dilakukan dengan ;
a) Standarisasi
b) Penerapan 4 pilar K2
c) Sertifikasi
d) Adanya pengawas pekerjaan dan pengawas K3
e) Penggunaan APD sesuai fungsi dan kegunaannya

Pertemuan II
3.4.4.1 Menguraikan langkah- langkah komisioning Transformator Tenaga pada GI
4.4.1.1 Melakukan komisioning Transformator Tenaga pada GI
4.4.2.1 Membuat laporan komisioning Transformator Tenaga pada GI

Pertemuan III
3.4.4.2 Menguraikan langkah- langkah komisioning Transformator Arus (CT) pada GI
4.4.1.2 Melakukan komisioning Transformator Arus (CT) pada GI
4.4.2.2 Membuat laporan komisioning Transformator Arus (CT) pada GI

Pertemuan IV
3.4.4.3 Menguraikan langkah- langkah komisioning Transformator Tegangan (PT) pada
GI
4.4.1.3 Melakukan komisioning Transformator tegangan (PT) pada GI
4.4.2.3 Membuat laporan komisioning Transformator Tegangan (PT) pada GI

Pertemuan V
3.4.4.4 Menguraikan langkah- langkah komisioning PMT pada GI
4.4.1.4 Melakukan komisioning PMT pada GI
4.4.2.4 Membuat laporan komisioning PMT pada GI
Pertemuan VI
3.4.4.5 Menguraikan langkah- langkah komisioning PMS pada GI
4.4.1.5 Melakukan komisioning PMS pada GI
4.4.2.5 Membuat laporan komisioning PMS pada GI

Pertemuan VII
3.4.4.6 Menguraikan langkah- langkah komisioning LA pada GI
4.4.1.6 Melakukan komisioning LA pada GI
4.4.2.6 Membuat laporan komisioning LA pada GI
Pertemuan VIII
3.4.4.7 Menguraikan langkah- langkah komisioning Kapasitor pada GI
4.4.1.7 Melakukan komisioning Kapasitor pada GI
4.4.2.7 Membuat laporan komisioning Kapasitor pada GI
Pertemuan IX
3.4.4.8 Menguraikan langkah- langkah komisioning Reaktor pada GI
4.4.1.8 Melakukan komisioning Reaktor pada GI
4.4.2.8 Membuat laporan komisioning Reaktor pada GI
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Project Based Learning (PBL)
Metode : Presentasi, diskusi, tanya jawab.
G. Alat dan bahan Sumber Belajar

1) Alat dan Bahan


- Whiteboard
- Spidol
- Penghapus
- Laptop
- LCD Proyektor
2) Media pembelajaran
- Handout diskusi kelompok
- Power point
- Video komisioning gardu induk
- Jobsheet
3) Sumber Pembelajaran
Buku Sekolah Elektronik (BSE, Buku Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Jilid 1
sampai 3.

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
KEGIATAN
Guru Siswa WAKTU
Pendahuluan
(siswa menjawab salam
Mengucap salam dengan 1 x 2 Menit
dengan lembut dan
lembut dan santun 1 x 3 Menit
I. Salam dan Doa santun) P
Pembuka Guru mengajak untuk berdoa e
Siswa serempak
secara khusyuk dan guru juga
melakukan doa dengan n
berdoa dengan khusyuk
khusyuk il
Siswa mengkonfirmasi
a
Guru memeriksa kehadiran kehadiran secara tertib
siswa dengan ramah dan santun i
dan sopan serta
dengan memanggil satu per satu menjawab pertanyaan a
Presensi siswa melalui lembar absensi apabila ada teman n
1 x 5 Menit
kelas dan menanyakan kondisi sekelas yang tidak
siswa apabila ada yang tidak masuk dengan jujur
Aspek hadir untuk mengikuti kegiatan
Teknik Bentuk Instrument Kunci dan
Penilaian dengan Penilaian
pembelajaran tegas. Pedoman
Penilaian
Pengetahuan TesGuru
Tertulis
menanyakan Tes Objektif LP 2
kesiapan Terlampir
(kognitif ) dan Essay
siswa dalam menerima materi
Tes Objektif
dan
Siswa menjawab dan
Essay
belajar hari ini dengan bertanya
Psikomotor Unjuk kerja Assesmen LP 3 siap untuk Dipercayakan
bersikap
Bagaimana
keterampilan kabar kalian
kinerjahari Keterampilan
menerima kegiatan kepada judgement
keterampilan
ini? Apakah sudah siap untuk (Rubrik) Penilai/Guru
pembelajaran. Sikap siap
belajar? ditunjukkan dari tidak

Guru memberi memotivasi membuat gaduh sendiri

kepada siswa agar siswa dan bersemangat belajar,


Apersepsi dan
maupun telah 1 x 10
motivasi bersemangat dalam belajar
menyiapkan buku Menit
.catatan beserta alat tulis
Guru memberikan penjelasan
bahwa pada pembelajaran tidak
Siswa mengamati guru
hanya melihat hasil tetapi juga
memberikan motivasi
dalam prosesnya sehingga
siswa memjalani proses
pembelajaran dengan semangat
dan aktif didalam kelas.
Siswa mengamati,
Penyampaian Guru menyampaikan tujuan menalar dan menanya
tujuan dari pembelajaran yang harus tentang tujuan
1 x 10
kegiatan dicapai siswa dalam pembelajaran yang harus
Menit
pembelajaran pembelajaran dengan sikap dicapai dalam
tegas pembelajaran hari ini
dengan seksama.

Kegiatan Inti

PERTEMUAN KE I

Fase 1 : 1. Memberikan penjelasan secara 1.Mendengarkan penjelasan 1 x 45


Mengarahkan
singkat melalui media Menit
Malang, April 2017
Menyetujui/Mengetahui :
Ketua Jurusan TIPTL Instruktur

Arief Rachman, S.Pd Yosri Alisman, S.Pd

4.6.

Anda mungkin juga menyukai