Anda di halaman 1dari 5

ONDANSETRON

Ondansentron adalah golongan antagonis 5-HT3 reseptor serotonin yangdigunakan


terutama sebagai antiemetik untuk mengobati mual dan muntah, seringdigunakan pula pada
kemoterapi. Efek obat ini keduanya baik saraf sentral maupunperifer. Ondansentron menurunkan
aktivitas nervus vagus, yang mana menghambatpusat muntah di medulla oblongata dan juga
memblok reseptor serotonin di chemoreceptor trigger zone. (Syarif, 2010)

Farmakokinetik

Pada pemberian oral, obat ini diabsorpsi secara cepat. Kadar maksimumtercapai setelah
1-1,5 jam, terikat protein plasma sebanyak 70-76%, dan waktu paruh3 jam. Bioavailabilitas
absolut per oral mencapai 60%. Disposisi setelah pemberianper oral ataupun secara intravena
sama dengan waktu paruh eliminasi terminal yang mencapai 3 jam, meskipun dapat diperpanjang
sampai 5 jam pada penderita usialanjut. Ondansetron di eliminasi dengan cepat dari tubuh.
Metabolisme obat initerutama secara hidroksilasi dan konjugasi dengan glukoronida atau sulfat
dalamhati. Metabolitnya diekskresikan ke dalam feses dan urin.

Ondansetron diabsoprsi dengan baik dari saluran cerna dan beberapamengalami first-pass
metabolisme. Paparan sistemik ondansetron tidak meningkatsebanding dengan dosis. AUC dari
tablet 16 mg adalah 24% lebih besar dari yangdiprediksikan pada tablet 8 mg. ini membuktikan
beberapa mengalami first-passmetabolisme pada penggunaan oral dosis tinggi. Bioavailabilitas
juga sedikitmeningkat dengan adanya makanan tetapi tidak berefek dengan antasida.

Ondansetron di metabolisme luas pada manusia. Jalur metabolic primeradalah dengan


hydroxylation pada cincin indole diikuti konjugasi glukoronida atausulfat. Meskipun beberapa
metabolit non konjugasi memiliki aktivitas farmakologi,di plasma tidak ditemukan konsentrasi
yang signifikan yang berpengaruh padaaktivitas biologis ondansetron.

Pada pemberian oral, obat ini diabsorpsi secara cepat. Kadar maksimumtercapai setelah
1-1,5 jam, terikat protein plasma sebanyak 70-76%, dan waktu paruh3 jam. Bioavailabilitas
absolut Ondansetron per oral mencapai 60%. DisposisiOndansetron setelah pemberian per oral
ataupun secara intravena sama dengan waktuparuh eliminasi terminal yang mencapai 3 jam,
meskipun dapat diperpanjang sampai5 jam pada penderita usia lanjut. Ondansetron di eliminasi
dengan cepat dari tubuh.Metabolisme obat ini terutama secara hidroksilasi dan konjugasi dengan
glukoronidaatau sulfat dalam hati. Metabolitnya diekskresikan ke dalam feses dan urin.
Sekitar5% dieliminasi pada urin. T pada laki-laki adalah 2.1 sampai 4.5 jam (8 mg dosisdose).
T pada wanita adalah 1.9 sampai 6.2 jam (dosis 8 mg ). T untuk penggunaan injeksi adalah
3.5 sampai 5.5 jam. Plasma Cl adalah 0.262 to 0.381L/h/kg. (Syarif, 2010)

Farmakodinamik

Ondansetron adalah antagonis reseptor 5HT yang poten dan selektif.Pemberian obat-obat
kemoterapi dan radioterapi dapat menyebabkan pelepasan 5HTke dalam usus halus yang akan
merangsang refleks muntah dengan mengaktifkanserabut afferen vagal lewat reseptor 5HT3.
Ondansetron menghambat dimulainyarefleks ini. Aktivasi serabut afferen vagal juga dapat
menyebabkan pelepasan 5HT3dalam area postrema, yang berlokasi di dasar ventrikel keempat,
dan ini juga dapatmerangsang emesis melalui mekanisme sentral. Karenanya efek Ondansetron
dalampenanganan mual dan muntah yang diinduksi oleh kemoterapi dan radioterapisitotoksik ini
disebabkan oleh antagonisme reseptor 5HT3, pada neuron yangberlokasi di sistem saraf pusat
maupun di sistem saraf tepi. Pada percobaanpsikomotor, Ondansetron tidak mengganggu kinerja.
Ondansetron tidak mengganggukonsentrasi prolaktin dalam plasma.

Tidak pasti apakah kerja antiemetic ondansetron secara sentral atau periferatau keduanya.
Bagaimanapun, kemoterapi sitotoksik dihubungkan dengan pelepasanserotonin dari sel
enterochromaffin dari usus halus. Pada manusia, ekskresi 5-HIAA(5-hydroxyindoleacetic acid)
paralel meningkat dengan onset terjadinya muntahsetelah penggunaan cisplatin. Pelepasan
serotonin menstimulasi afferent vagalmelalui reseptor 5-HT3 dan mengawali reflex muntah.
Pada hewan, respon emetik dari cispatin dapat dicegah dengan pemberian sintesis inhibitor
serotonin, bilateralvagotomi abdominal dan pemotongan nervus splanknik atau pretreatment
dengananatagonis reseptor serotonin 5-HT3.

Ondansetron juga mempercepat pengosongan lambung, bila kecepatanpengosongan basal


rendah. Tetapi waktu transit saluran cerna memanjang sehinggadapat terjadi konstipasi.
Ondansetron tidak efektif untuk pengobatan motionsickness. Pada orang coba, pemberian dosis
tunggal intravena 0.15 mg/kg tidak berefek pada motilitas esophagus, motilitas lambung, tekanan
spinkter esophagusbawah atau waktu transit usus halus. (Syarif, 2010)
Indikasi

Antagonis receptor 5-HT3 digunakan untuk mengobati dan mencegah mualdan muntah
akibat kemoterapi. Pada kasus ini umumnya diberikan secara intravenasekitar 30 menit sebelum
kemoterapi. Ondansetron juga efektif untuk mengontrolmual dan muntah post-operatif dan post-
radiasi dan juga bisa digunakan pada mualdan muntah akibat penyakit akut atau kronik atau
gastroenteritis akut. Obat ini dapatdigunakan pada kondisi hiperemesis gravidarum pada wanita
hamil, tetapi tidak adadata yang cukup untuk menyimpulkan keamanannya pada wanita hamil,
terutamapada trimester pertama. Obat ini juga digunakan untuk merawat cyclic
vomitingsyndrome ;meskipun tidak ada percobaan formal untuk mengetahui effikasi,
laporankasus menyarankan penggunaannya pada beberapa kasus. Penggunaan klinik ondansetron
pada anak masih terbatas. Bagaimanapun, ondansetron efektif danditoleransi dengan baik saat
diberikan pada anak 4-12 tahun. Injeksi ondansetron, USP tidak diindikasikan untuk pengobatan
anak usia 3 tahun. (Syarif, 2010)

Kontraindikasi

Keadaan hipersensitivitas merupakan kontraindikasi penggunaanondansetron. Obat dapat


digunakan pada anak-anak. Obat ini sebaiknya tidak digunakan selama kehamilan dan ibu masa
menyusui karena kemungkinan disekresidalam ASI. Pasien dengan penyakit hati mudah
mengalami intoksikasi, tetapi padainsufisiensi ginjal agaknya dapt digunakan dengan aman.
Karena obat ini sangatmahal, maka penggunaanya harus dipertimbangkan dengan baik,
mengingat obatdengan indikasi sejenis tersedia cukup banyak. (Syarif, 2010)

Efek samping

Ondansetron biasanya ditoleransi secara baik. Ondansetron dapatmeningkatkan waktu


transit usus besar dan dapat menyebabkan konstipasi padabeberapa penderita. Efek samping
yang biasanya terjadi adalah sakit kepala, sedasi,diare, sensasi kemerahan atau hangat pada
kepala dan epigastrium, dan yang jarangterjadi yaitu peningkatan aminotransferase yang
asimptomatik. Jarang dilaporkan adanya reaksi hipersensitif yang cepat. Belum diketahui adanya
interaksi dengan obatSSP lainnya seperti diazepam, alcohol, morfin, atau antiemetic lainnya.
(Syarif, 2010)
Interaksi Obat

Ondansetron di metabolisme oleh hepatic cytochrome P-450, obat yangmetabolismenya


dengan enzim (CYP3A4, CYP2D6, CYP1A2), induksi ataupenghambatan pada enzim tersebut
dapat merubah klirens dan selanjutnya waktuparuh ondansetron. Berdasar data yang tersedia,
tidak ada penambahan dosis yangdirekomendasikan pada pasien dengan obat tersebut. Pada
pasien yang diobatidengan penginduksi poten dari CYP3A4 seperti phenytoin, carbamazepine
danrifampicin secara signifikan meningkat dan konsentrasi dalam darah akan
menurun.Bagaimanapun berdasar data yang tersedia , tidak ada penambahan dosis
yangdirekomendasikan pada pasien yang mendapat obat tersebut. Data dari sebuah studikecil
menyatakn penggunaan ondansetron dapat menurunkan efek analgetik daritramadol. (Syarif,
2010)

Dosis dan Sediaan

Dewasa:

Pada kemoterapi yang sangat emetogenik (misalnya pada pemberianCispiatin): Mula-


mula diberikan injeksi 8 mg Ondansetron intravena secara lambatatau diinfuskan selama 15
menit segera sebelum diberikan kemoterapi, diikutidengan dosis infus 1 mg Ondansetron per jam
secara kontinyu selama kurang dari 24 jam atau 2 injeksi 8 mg intravena secara lambat atau
diinfuskan selama 15 menitdengan selang waktu 4 jam. Atau bisa juga diikuti dengan pemberian
8 mg per oraltiap 12 jam selama 5 hari. Dosis yang dianjurkan adalah 0,1-0,2 mg/kg IV.

Pada kemoterapi yang kurang emetogenik (misalnya pada pemberianCyclophos phamide,


Doxorubicin, Carboplatin) : Diberikan injeksi intravena 8 mgOndansetron secara lambat atau
diinfuskan selama 15 menit segera sebelumdiberikan kemoterapi, atau diberikan 8 mg
Ondansetron per oral 1-2 jam sebelumdiberikan kemoterapi,di ikuti dengan 8 mg per oral tiap 12
jam selama 5 hari.

Mual dan muntah akibat induksi oleh radioterapi: Diberikan 8 mgOndansetron per oral
tiap 12 jam. Dosis pertama sebaiknya diberikan 1 -2 jam sebelum dilakukan radioterapi. Lama
pengobatan tergantung pada lamanyapemberian radioterapi. (Syarif, 2010)
Anak-anak :

Pengalaman masih terbatas, akan tetapi ondansetron efektif dan dapat ditoleransidengan
baik oleh anak-anak di atas 4 tahun bila diberikan secara intravena dengandosis 5 mg/m2 selama
15 menit, segera sebelum diberikan kemoterapi, diikutidengan pemberian 4 mg per oral tiap 12
jam selama 5 hari. (Syarif, 2010)

Usia lanjut :

Ondansetron ditoleransi dengan baik pada penderita di atas 65 tahun tanpamengubah


dosis, frekuensi ataupun cara pemberiannya. Penderita dengan gangguanfungsi ginjal: Tidak
memerlukan penyesuaian dosis harian, frekuensi ataupun carapemberian. Penderita dengan
gangguan fungsi hati: Klirens Ondansetron berkurangsecara bermakna dan waktu paruh serum
memanjang secara bermakna pada penderitadengan gangguan fungsi hati yang moderat ataupun
yang berat. Pada penderitaini,dosis total harian tidak boleh lebih dari 8 mg. (Syarif, 2010)

DAPUS

Syarif, Amir, et al. 2010. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : DepartemenFarmakologi dan
Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaX

Anda mungkin juga menyukai