Anda di halaman 1dari 65

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA : VERAWATI, S.KM


NIP : 19840203 201001 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi tugas DUPAK dalam kenaikan pangkat.
Sehubungan dengan penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya makalah ini,
dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terimakasih yang setulustulusnya Semoga amal baik
dari semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
Disadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Namang, September 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

JUDUL ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
A. Pengantar ........................................................................................ 1
B. Tiga Kelompok Utama Penyakit Menular ....................................... 1
C. Tiga Sifat Utama Aspek Penularan Penyakit Dari
Orang Ke Orang .............................................................................. 1
D. Manisfestasi Klinik Secara Umum .................................................. 3
E. Gambar Penyebaran Karakteristik Manistestasi Klinik ................... 3
F. Komponen Proses Penyakit Menula ............................................... 3
KESIMPULAN .......................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR

A. Pengantar
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong
para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap berbagai penyakit termasuk salah satunya
adalah penyakit menular demi mengatasi kejadian penderitaan dan kematian akibat penyakit.
Pengertian Epidemiologi menurut asal kata, jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi
berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu Epi yang berarti pada atau tentang,
Demos yang berarti penduduk dan kata terakhir adalah Logos yang berarti ilmu pengetahuan.
Jadi Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Sedangkan dalam
pengertian modern pada saat ini adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan distribusi
(penyebaran) serta determinant masalah kesehatan pada sekelompok orang atau masyarakat serta
determinasinya (faktor-faktor yang mempengaruhinya).
B. Tiga Kelompok utama penyakit menular
1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian sangat tinggi
2. penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat, walaupun akibatnya
lebih ringan dari yang pertama
3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah yang
menimbulkan kerugian materi.
C. Tiga Sifat Utama Aspek Penularan Penyakit Dari Orang Ke Orang
1. Waktu Generasi (Generation Time)
Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa kemampuan
maksimal pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Hal ini sangat penting dalam
mempelajari proses penularan. Perbedaan masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab
sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala
yang terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya unsur penyebab penyakit
hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada pejamu lain walau
tanpa gejala klinik / terselubung.
2. Kekebalan Kelompok (Herd Immunity)
Kekebalan kelompok adalah kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk
tertentu terhadap serangan/penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu didasarkan
tingkat kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut.
Herd immunity merupakan factor utama dalam poses kejadian wabah di masyarakat serta
kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penyakit tertentu.
Wabah terjadi karena 2 keadaan
a. Keadaan kekebalan populasi yakni suatu wabah besar dapat terjadi jika agent penyakit infeksi
masuk ke dalam suatu populasi yang tidak pernah terpapar oleh agen tersebut / kemasukan suatu
agen penyakit menular yang sudah lama absent dalam populasi tersebut.
b. Bila populasi tertutup seperti asrama, barak dimana keadaan sangat tertutup dan mudah terjadi
kontak langsung masuknya sejumlah orang-orang yang peka terhadap penyakit tertentu dalam
populasi tersebut.
3. Angka Serangan (Attack Rate)
Adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam satu satuan waktu tertentu
dikalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki resiko / kerentanan
terhadap penyakit tersebut.
Angka serangan ini bertunjuan untuk menganalisis tingkat penularan dan tingkat
keterancaman dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, system hubungan keluarga
dengan masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari-hari pada kelompok
populasi tertentu merupakan unit Epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung.

D. Manisfestasi Klinik Secara Umum


1. Spektrum penyakit menular
Pada proses penyakit menular secara umum dijumpai berbagai manifestasi klinik, mulai
dari gejala klinik yang tidak tampak sampai keadaan yang berat disertai komplikasi dan berakhir
cacat / meninggal dunia.
Akhir dari proses penyakit adalah sembuh, cacat atau meninggal
2. Infeksi terselubung (tanpa gejala klinis)
Adalah keadaan suatu penyakit yang tidak menampakan secara jelas dan nyata dalam
bentuk gejala klinis yang jelas sehingga tidak dapat di diagnosa tanpa cara tertentu seperti tes
tuberkolin, kultur tenggorokan, pemeriksaan antibody dalam tubuh dan lain-lain.
E. Gambar Penyebaran Karakteristik Manistestasi Klinik
Dari 3 jenis penyakit menular
1. Lebih banyak dengan tanpa gejala klinik (terselubung) contoh: tubekulosis, poliomyelitis, hepatitis
A
2. Lebih banyak dengan gejala klinik jelas contoh: measles, chiceplax
3. Penyakit yang umumnya berakhir dengan kematian contoh: rabies
F. Komponen Proses Penyakit Menular
1. Faktor penyebab Penyakit Menular
Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat sektor yang memegang
peranan pentingya adalah:
a. Faktor penyebab / agent yaitu organisme penyebab penyakit menular
b. Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources
c. Cara penularan khusus melalui mode of transmission
Unsur penyebab dikelompokan dalam :
1. Kelompok arthropoda (serangga) seperti scabies, pediculosis dll
2. Kelompok cacing / helminth baik cacing darah maupun cacing perut
3. Kelompok protozoa seperti plasmodium, amuba, dll
4. Fungus / jamur baik ini maupun multiseluler
5. Bakteri termasuk spirochaeta maupun ricketsia
6. Virus dengan kelompok penyebab yang paling sederhana
Sumber penularan:
1. Penderita
2. Pembawa kuman
3. Binatang sakit
4. Tumbuhan / benda
Cara penularan:
1. Kontak langsung
2. Melalui udara
3. Melalui makanan / minuman
4. Melalui vector
Keadaan penderita :
1. Keadaan umum
2. Kekebalan
3. Status gizi
4. Keturunan
Cara keluar dari sumber dan cara masuk ke penderita melalui :
1. Mukosa / kulit
2. Saluran Pencernaan
3. Saluran Pernapasan
4. Saluran Urogenitalia
5. Gigitan suntikan, luka
6. Plasenta
Interaksi penyakit dengan penderita :
1. Infektivitas
Adalah kemampuan unsur penyebab / agent untuk masuk dan berkembang biak serta
menghasilkan infeksi dalam tubuh pejamu

2. Patogenesis
Adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit dengan segala klinis yang jelas
3. Virulensa
Adalah nilai proporsi penderita dengan gejala klinis yang jelas terhadap seluruh penderita
dengan gejala klinis jelas
4. Imunogenisitas
Adalah suatu kemampuan menghasilkan kekabalan / imunitas
Mekanisme potogenesis :
1. Inuasi jaringan secara langsung
2. Produk toksin
3. Rangsangan imunologis / reaksi alergi yang menyebabkan kerusakan pada tubuh pejamu
4. Infeksi yang menetap (infeksi paten)
5. Merangsang kerentanan penjamu terhadap obat dalm menetralinsa toksisitas
6. Ketidakmampuan membentuk daya tangan
Sumber penularan :
1. Manusia sebagai reservoir
2. Reservoir binatang / benda lain
Penyakit utama dan reservoir utamanya untuk
- Pes tikus
- Rabies
- Leptospirosis tikus
- Virus encephlitides kuda
- Trichnosis babi dll
Melihat perjalanan penyakit pada penjamu, bentuk pembawa kuman (carrier) dapat dibagi
dalam beberapa jenis :
1. Healthy carrier (inapparent)
2. Incubatory carrier(masa tunas)
3. Convalescent carrier (baru sumber klinis)
4. Chronis carrier (menahun)
Manusia dalam kedudukannya sebagai reservoir penyalur menular di bagi dalam 3
kategori utama yaitu:
1. Reservoir yang umumnya selalu muncul sebagai penderita
2. Reservoir yang dapat sebagai penderita maupun sebagai carrier
3. Reservoir yang umumnya selalu bersifat penderita akan tetapi dapat menularkan langsung
penyakitnya ke penderita potensial lainnya, tetapi harus melalui perantara hidup.

KESIMPULAN
Epidemiologi untuk ilmu yang mempelajari tentang penduduk. Sedangkan epideminologi
dalam arti modern untuk ilmu yang mempelajari: tentang frekuensi dan distribusi (penyebaran)
serta determinant masalah kesehatan pada sekelompok orang / masyarakat serta determinannya
(faktor-faktor yang mempelajari)
Contoh penyakit menular dapat tertular melalui 2 cara yaitu dengan cara kontak langsung dan
lewat factor. Contoh penyakit yang melalui kontak langsung yaitu penyakit TBC. ISPA Kusta
dan Campak. Sedangkan yang melalui factor yaitu penyakit Malaria, filiariasis, dan DHF.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Eko. 2003, Pengantar Epidemiologi. Jakarta: penerbit buku kedokteran egc.
Bustan Mn. 2002. Pengantar epidemiologi. Jakarta Rineka Cipta
Nasry, Nur Dasar-Dasar Epidemiologi
Arsip Mata Kuliah FKM Unhas 2006
Sumber : http://www.anakciremai.com/2009/10/makalah-kesehatan-tentang-epidemiologi.html
BAB I
PENDAHULUAN
A. Lataer belakang

Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

sebuah agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit, bukan disebbakan karena faktor fisik,

seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan.

Oleh sebab itu, mengapa penyakit ini disebut penyakit infeksi karena penyakit ini

ditularkan penderita melalui infeksi virus, bakteri maupun parasit yang ditularkan oleh penderita,

penularan penyakit ini dapat ditularkan melalui udara, jarum suntik, transfusi darah, serta tempat

makan atau minum bekas penderita yang masih kurang bersih saat dicuci, hubungan seksual, dll.

Namun bukan berarti penyakit ini tidak bisa dihindari, pola hidup sehat dan lingkungan dapat

mennghindari dari penyakit ini.

Perhatian terhadap penyakit menular dan tidak menular makin hari semakin meningkat,

karena semakin meningkat nya frekuensi kejadiannya pada masyarakat. Dari tiga penyebab

utama kematian (WHO, 1990). Penyakit jantung, diare, dan stroke, dua di antaranya adalah

penyakit menular dan tidak menular. Selama epidemiologi kebanyakan berkecimpung dalam

menangani masalah penyakit menular, bahkan kebanyakan terasa bahwa epidemiologi hanya

menangani masalah penyakit menular. Karena itu, epidemiologi hampir selalu dikaitkan dan

dianggap epidemiologi penyakit menular dan tidak menular.hal ini tidak dapat disangkal dari

sejarah perkembangan nya epidemiologi berlatar belakang penyakit menular. Sejarah

epidemiologi memang bermula dengan penanganan masalah penyakit menular dan tidak menular

yang merajalela dan banyak menelan korban pada waktu itu. Perkembangan sosio-ekonomi dan

kultural bangsa dan dunia kemudian menurut epidemiologi untuk memberikan perhatian kepada

penyakit tidak menular karena sudah mulai meningkatkan sesuai dengan perkembangan

masyarakat.

B. Tujuan
Apa pengertian penyakit menular

Apa saja faktor penyebab penyakit menular

Bagaimana mekanisme penyakit menular

Ciri ciri penyakit menular

Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan penyakit menular?


BAB II
PEMBAHASN

A. Pengertian penyakit menular

Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sebuah

agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit, bukan disebbakan karena faktor fisik, seperti

luka bakar atau kimia seperti keracunan.

Oleh sebab itu, mengapa penyakit ini disebut penyakit infeksi karena penyakit ini ditularkan

penderita melalui infeksi virus, bakteri maupun parasit yang ditularkan oleh penderita, penularan

penyakit ini dapat ditularkan melalui udara, jarum suntik, transfusi darah, serta tempat makan

atau minum bekas penderita yang masih kurang bersih saat dicuci, hubungan seksual, dll. Namun

bukan berarti penyakit ini tidak bisa dihindari, pola hidup sehat dan lingkungan dapat

mennghindari dari penyakit ini.

Penyakit ini adalah penyakit yang paling menakutkan dibandingkan dengan penyakit tidak

menular karena penyakit ini masih sulit dalam pengobatannya dan dapat mengakibatkan

kematian jika tidak segera ditangani.

B. FAKTOR FAKTOR PENYAKIT MENULAR

Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat sektor yang memegang peranan

pentingya adalah:

1) Faktor penyebab / agent yaitu organisme penyebab penyakit menular

2) Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources

3) Cara penularan khusus melalui mode of transmission

a. Tiga Kelompok utama penyakit menular

1) Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian sangat tinggi


2) penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat, walaupun akibatnya

lebih ringan dari yang pertama

3) Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah yang

menimbulkan kerugian materi.

b.Manisfestasi Klinik Secara Umum

1) Spektrum penyakit menular

Pada proses penyakit menular secara umum dijumpai berbagai manifestasi klinik, mulai dari

gejala klinik yang tidak tampak sampai keadaan yang berat disertai komplikasi dan berakhir

cacat / meninggal dunia.

Akhir dari proses penyakit adalah sembuh, cacat atau meninggal

2) Infeksi terselubung (tanpa gejala klinis)

Adalah keadaan suatu penyakit yang tidak menampakan secara jelas dan nyata dalam bentuk

gejala klinis yang jelas sehingga tidak dapat di diagnosa tanpa cara tertentu seperti tes tuberkolin,

kultur tenggorokan, pemeriksaan antibody dalam tubuh dan lain-lain.


C. MEKANISME PENYAKIT MENULAR

Tiga Sifat Utama Aspek Penularan Penyakit Dari Orang Ke Orang

1.Waktu Generasi (Generation Time)

Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa kemampuan maksimal

pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Hal ini sangat penting dalam mempelajari

proses penularan. Perbedaan masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai

timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan gejala yang

terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya unsur penyebab penyakit hingga

timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan kepada pejamu lain walau tanpa

gejala klinik / terselubung.

2. Kekebalan Kelompok (Herd Immunity)

Kekebalan kelompok adalah kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu
terhadap serangan/penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu didasarkan tingkat

kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut.

Herd immunity merupakan factor utama dalam poses kejadian wabah di masyarakat serta

kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penyakit tertentu.

1.Wabah terjadi penyakit menular adalah karena 2 keadaan :

a) Keadaan kekebalan populasi yakni suatu wabah besar dapat terjadi jika agent penyakit infeksi

masuk ke dalam suatu populasi yang tidak pernah terpapar oleh agen tersebut / kemasukan suatu

agen penyakit menular yang sudah lama absent dalam populasi tersebut.

b) Bila populasi tertutup seperti asrama, barak dimana keadaan sangat tertutup dan mudah terjadi

kontak langsung masuknya sejumlah orang-orang yang peka terhadap penyakit tertentu dalam

populasi tersebut

2.Unsur penyebab penyakit menular dikelompokan dalam:

a) Kelompok arthropoda (serangga) seperti scabies, pediculosis dll

b) Kelompok cacing / helminth baik cacing darah maupun cacing perut

c) Kelompok protozoa seperti plasmodium, amuba, dll

d) Fungus / jamur baik ini maupun multiseluler

e) Bakteri termasuk spirochaeta maupun ricketsia

f) Virus dengan kelompok penyebab yang paling sederhana

3.Sumber sumber dan cara penularan penularan:

a. kuman Sumber penularan

1) Penderita

2) Pembawa

3) Binatang sakit

4) tumbuhan / benda
b. Cara penularan:

1) Kontak langsung

2) Melalui udara

3) Melalui makanan / minuman

4) Melalui vector

4. Faktor penyakit menular

a) Keadaan umum

b) Kekebalan

c) Status gizi

d) Keturunan

5. Interaksi penyakit dengan penderita

a) Infektivitas

Adalah kemampuan unsur penyebab / agent untuk masuk dan berkembang biak serta

menghasilkan infeksi dalam tubuh pejamu

b) Patogenesis

Adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit dengan segala klinis yang jelas

c) Virulensa

Adalah nilai proporsi penderita dengan gejala klinis yang jelas terhadap seluruh penderita dengan

gejala klinis jelas

d) Imunogenisitas

6. Melihat perjalanan penyakit pada penjamu, bentuk pembawa kuman (carrier) dapat

dibagi dalam beberapa jenis.

a) Healthy carrier (inapparent)


b) Incubatory carrier(masa tunas)

c) Convalescent carrier (baru sumber klinis)

d) Chronis carrier (menahun)

7. Manusia dalam kedudukannya sebagai reservoir penyalur menular di bagi dalam 3

kategori utama yaitu:

a) Reservoir yang umumnya selalu muncul sebagai penderita

b) Reservoir yang dapat sebagai penderita maupun sebagai carrier

c) Reservoir yang umumnya selalu bersifat penderita akan tetapi dapat menularkan langsung

penyakitnya ke penderita potensial lainnya, tetapi harus melalui perantara hidup

D. CIRI CIRI PENYAKIT MENULAR

Ada beberapa jenis penyakit menular, dibawah ini di contohkan 6 penyakit menular,

antara lain :

1) Penyakit kulit

Ini adalah salah satu jenis penyakit menular yang banyak sekali jenisnya, dan mudah menular

dari satu orang ke orang lain. Penularan yang paling sering terjadi adalah melalui kontak

langsung atau kita menggunakan barang yang juga dipakai oleh penderita, contohnya handuk,

baju, dll.

Contoh : cacar air, kudis, panu, dll.

2) Cacar air (Chicken Pox)

Penyakit ini masih sering menjadi wabah di Indonesia, penyakit ini dapat menyerang siapa saja

tidak pandang usia. Penyebab penyakit ini adalah karena adanya virus Varisella-Zoster, virus ini

hanya terdapat pada manusia dan primata (simian) saja, struktur partikel virus (virrion)

berukuran 120 - 300 nm yang terdiri dari (glikoprotein, kapsid, amplop (selubung) virus, dan

nukleokapsid yang melindungi bagian inti berisi DNA genom utas ganda,nukleokapsid berbentuk

ikosahedral, berdiameter 100 110 nm dan terdiri dari 162 protein yang disebut kapsomer ),
genom virus ini berukuran 125 kb (kilo basa), dan mengandung sedikitnya 69 daerah pada gen

gen tertentu. Virus ini akan mengalami inaktivasi pada suhu 56 60 o C dan menjadi tidak

berbahaya aapabila bagian amplop (selubung) dari virus ini rusak. Penyebaran virus ini dapat

terjadi melalui pernapasan. Virus ini menyerang kekebalan tubuh.

Gejala dari cacar air sendiri adalah badan cepat lemah, lesu, badan terasa tidak enak, pusing/sakit

kepala, nyeri sendi dan demam. Sehari sampai tiga hari muncul bintik bintik merah yang

berukuran kecil yang membentuk papula (menonjol) dan berisi cairan, biasanya bintik bintik

ini bermula pada bagian dada, perut atau punggung, setelah itu baru menyebar ke bagian tubuh

lain dan terasa gatal. Bintik ini lama kelamaan akan pecah dan membentuk lepuhan, lepuhan ini

akan mengering dan akan hilang bekasnya, asal tidak digaruk.

Pengobatan dan pencegahan, untuk pengobatan dapat diberikan salep yang mengandung

Asiklovir 5% (Anti virus), dan hanya di oleskan pada bagian lepuhan yang sudah pecah saja.

Penderita cacar air disarankan untuk tetap mandi seperti biasa. Imunisasi vaksin varisella bisa

diberikan mulai umur 12 bulan.

3) Parainfluenza

Penyakit virus pernafasan ini menjadi penting karena penularannya yang sangat cepat seperti

halnya penyakit menular lewat pernapasan lainnya. Pada umumnya penyakit ini terjadi oleh

infeksi virus parainfluenza saja gejalanya hanya ringan atau subklinis. Terdapat empat virus

yang terdapat dalam keluarga parainfluenza, yang ditandai dengan tipe 1-4 yaitu virus

mempunyai genom RNA helai-tunggal, tidak bersegmen dengan pembungkus mengandung lipid

yang berasal dari pertunasan melalui membran sel. Bagian antigenik utama adalah tonjolan

tonjolan protein pembungkus yang menunjukkan sifat sifat hemaglutinasi (protein HN) dan

fusi sel ( protein F).

Virus parainfluenza menyebar dari saluran pernapasan oleh sekresi yang teraerosol atau kontak

tangan langsung denga sekresi. Pada umur 3th anak anak biasanya mengalami infeksi tipe 1-3,
tipe 3 bersifat endemik dan dapat menyebabkan penyakit pada bayi sebelum umur 6 bulan, dan

dapat mengganggu sistem imun. Sedangkan pada tipe 1&2 lebih musiman dan terjadi pada

musim panas dan musim gugur, tipe 4 lebih sukar tumbuh. Virus parainfluenza bereplikasi dalm

epitel pernapasan tanpa bukti adanya penyebaran sistemik, kecenderungan menimbulkan

penyakit pada jalan napas lebih besar pada laring, trakhea, bronkus, . Penghancuran sel pada

jalan napas atas dapat menyebbakan invasi bakteri dan menimbulkan trakeitis bakteri. Obstruksi

tuba eustachii dapat menyebabkan invasi bakteri sekunder ruang telinga tengah dan otitis media

akut.
4) Demam Berdarah
Cara penularannya melalui virus yang terdapat pada nyamuk Aighes Aygepti yang menghisap
darah organ.

5) Penyakit Kelamin
Cara penularannya melalui hubungan sex yang tidak sehat dan sering berganti pasangan.
Penyakit yang timbul bukan hanya menyerang alat kelamin saja tetapi dapat menjalar ke organ
lain.
6) HIV/AIDS
Virus yang berasl dari simpanse ini dapat merusak sistem imunitas, tetapi virus ini tidak
menimbulkan kematian. Tapi jika virus HIV mengenai penyakit lain seperti menyerang organ
vital bias menimbulkan kematian. Apabila sistem imun pada tubuh telah rusak resiko berbagai
virus akan masuk ke tubuhpun sangat besar dan tubuh akan rentan terhadap penyakit.

7) TBC

Tuberculosis (TBC, MTB, TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium

tuberculosis. Yang menyerang pada organ paru paru, dan juga dapat menyerang pada organ

lain. Bakteri yang sekeluarga dengan bakteri mycobacterium tuberculosis ini juga dapat

menimbulkan infeksi dan memunculkan gejala yang mirip.

Bakteri ini ditularkan melalui udara (airborne), yaitu ketika penderita bersin atau batuk dan

bakteri akan keluar dan terhirup oleh orang sehat. Biasanya penderita TBC akan diisolasi

dikarenakan mudahnya penyebatran penyakit TBC.


E. CARA PENCEGAHAN PENYAIT MENULAR
Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum

kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah untuk pencegahan, haruskan didasarkan pada

data/keterangan yang bersumber dari hasil analisis epidemiologi atau hasil pengamatan

penelitian epidemiologis.

1.(primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan dan pencegahan khusus, sasaran

pencegahan pertama dapat ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan penjamu.

a) Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah

mungkin dengan usaha antara lain: desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi, yang bertujuan untuk

menghilangkan mikro-organisme penyebab penyakit, penyemprotan inteksida dalam rangka

menurunkan menghilangkan sumber penularan maupun memutuskan rantai penularan, di

samping karantina dan isolasi yang juga dalam rangka memutuskan rantai penularannya.

b) Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti peningkatan air

bersih, sanitasi lingkungan dan perubahan serta bentuk pemukiman lainnya, perbaikan dan

peningkatan lingkungan biologis seperti pemberantasan serangga dan binatang pengerat, serta

peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan antar individu dan

kehidupan sosial masyarakat

c) Meningkatkan daya tahan penjamu yang meliputi perbaikan status gizi, status kesehatan umum

dan kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus

lainnya, peningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha menghindari pengaruh

faktor keturunan, dan peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan kualitas gizi, serta olah

raga kesehatan.

2. (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta pengobatan yang tepat . sasaran

pencegahan ini terutama ditunjukkan pada mereka yang menderita atau dianggap menderita

(suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas). Adapun tujuan usaha pencegahan

tingkat kedua ini yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah
meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk mencegah proses

penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadi akibat samping atau komplikasi.

a) Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha surveveillans penyakit

tertentu, pemeriksaan berkala serta pemeriksaan kelompok tertentu (calon pegawai, ABRI,

mahasiswa dan sebagainya), penyaringan (screening) untuk penyakit tertentu secara umum

dalam masyarakat, serta pengobatan dan perawatan efektif.

b) Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada pada proses

prepatogenesis dan patogenesis penyakit tertentu.

3. (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap cacat dan rehabilitasi. Sasaran

pencegahan tingkat ke tiga adalah penderita penyakit tertentu dengan tujuan mencegah jangan

sampai mengalami cacat permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit atau

mencegah kematian akibat penyakit tersebut. Pada tingkatan ini juga dilakukan usaha rehabilitasi

untuk mencegah terjadinya akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu.

Rehabilitasi adalah usaha pengembalian fungsi fisik, psikologi dan sosial optimal mungkin yang

meliputi rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi mental/psikologis serta rehabilitasi sosial.

Ketiga tingkat pencegahan tersebut saling berhubungan erat sehingga dalam pelaksanaan nya

sering dijumpai keadaan yang tumpang tindih.

F.PENANGGULANAGNAN PENYAKIT MENULAR


Penanggulangan penyakit menular.

1) Yang dimaksud dengan penanggulangan penyakit menular (kontrol) adalah upaya untuk

menekan peristiwa penyakit menular dalam masyarakat serendah mungkin sehingga tidak

merupakan gangguan kesehatan bagi masyarakat tersebut

2) Seperti halnya pada upaya pencegahan penyakit, maka upaya penanggulangan penyakit menular

dapat pula dikelompokan pada tiga kelompok sesuai dengan sasaran langsung melawan sumber

penularan atau reservoir, sasran ditujukan pada cara penularan penyakit, sasaran yang ditujukan

terhadap penjamu dengan menurunkan kepekaan penjamu.


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

1) Pe nyakit menular merupakn penyakit yang disebabkan oleh virus atau agen bakteri bukan

karna fisik.

2) Penyakit menular dapat terjadi karna keadaan lingkungan dan pola hidup suatu populasi.

3) Faktor faktor penyakit menular Keadaan umum,kekebalan atau ketahanan tubuh,status gizi

dan faktor keturunan.

4) Penyakit menular ini sangat muda disebarkan pada orang lain atau masyarakat sekitar.

B. SARAN

1) Memberikan penyuluhan hidup sehat kedapa semua lapisan masyarakat.

2) Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang penting nya kebersihan lingkungan.

3) Pihak yang berwenang seperti kesehatan sebaiknya memperhatikan gizi masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
http://kumpulanmakalahilmiah.blogspot.com/2011/11/makalah-kesehatan-tentang-
epidemiologi.html
http://ikbalist.blogspot.com/2013/03/makalah-epidemiologi-penyakit-
menular_5.html
http://www.isomwebs.net/2012/01/makalah-penyakit-menular/

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR


03MAR200927 Komentar
by Andika Wirawan in Bahan Kuliahku
A. PENGANTAR
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran mendorong
para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap bebagai penyakit termasuk salah satunya
adalah penyakit menular demi mengatasi kejadian penderitaan dan kematian akibat penyakit
B. TIGA KELOMPOK UTAMA PENYAKIT MENULAR
1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi.
2. Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat, walaupun akibatnya
lebih ringan dari yang pertama
3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat mewabah yang
menimbulkan kerugian materi.
C. TIGA SIFAT UTAMA ASPEK PENULARAN PENYAKIT DARI ORANG KE ORANG
1. Waktu Generasi (Generation Time)
Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa kemampuan
maksimal pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit.Hal ini sangat penting dalam
mempelajari proses penularan.
Perbedaan masa tunas denga wakru generasi yaitu Masa tunas ditentukan oleh
masuknya unsur penyebab sampai timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan
pada penyakit dengan gejala yang terselubung, waktu generasi ialah waktu masuknya unsur
penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan
kepada pejamu lain walau tanpa gejala klinik atau terselubung.
2. Kekebalan Kelompok (Herd Immunity)
Adalah tingkat kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu
terhadap serangan atau penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu berdasarkan
tingkat kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut.
Herd Immunity merupakan faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat
serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok penduduk tertentu.
Wabah terjadi karena 2 keadaan :
Keadaan kekebalan populasi yakni suatu wabah besar dapat terjadi jika agent penyakit
infeksi masuk ke dalam suatu populasi yang tidak pernah terpapar oleh agen tersebut atau
kemasukan suatu agen penyakit menular yang sudah lama absen dalam populasi tersebut.
Bila suatu populasi tertutup seperti asrama, barak dimana keadaan sangat tertutup dan
mudah terjadi kontak langsung, masuknya sejumlah orang-orang yang peka terhadap
penyakit tertentu dalam populasi tsb. Ex: Asrama mahasiswa/tentara.
3. Angka Serangan (Attack Rate)
Adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam satu satuan waktu
tertentu di kalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki risiko atau
kerentanan terhadap penyakit tersebut.
Formula angak serangan ini adalah banyaknya kasus baru (tidak termasuk kasus
pertama) dibagi dengan banyaknya orang yang peka dalam satu jangka waktu tertentu.
Angka serangan ini bertujuan untuk menganalisis tingkat penularan dan tingkat
keterancamam dalam keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, sistem hubungan
keluarga dengan masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari-hari pada
kelompok populasi tertentu merupakan unit epidemiologi tempat penularan penyakit
berlangsung.
D. MANIFESTASI KLINIK SECARA UMUM
1. Spektrum Penyakit Menular
Pada proses penyakit menular secara umum dijumpai berbagai manifestasi klinik,
mulai dari gejala klinik yang tidak tampak sampai keadaan yang berat disertai komplikasi
dan berakhir cacat atau meninggal dunia.
Akhir dari proses penyakit adalah sembuh, cacat atau meninggal. Penyembuhan
dapat lengkap atau dapat berlangsung jinak (mild) atau dapat pula dengan gejala sisa
yang berat (serve sequele).
1. Infeksi Terselubung (Tanpa Gejala Klinis)
Adalah keadaan suatu penyakit yang tidak menampakkan diri secara jelas dan
nyata dalam bentuk gejala klinis yang jelas sehingga tidak dapat didiagnosa tanpa cara
tertentu seperti test tuberkulin, kultur tenggorokan, pemeriksaan antibodi dalam tubuh dll.
Untuk mendapatkan perkiraan besar dan luasnya infeksi terselubung dalam
masyarakat maka perlu dilakukan pengamatan atau survai epidemiologis dan tes tertentu
pada populasi. Hasil survai ini dapa digunakauntuk pelaksanaan program, keterangan
untuk kepentingan pendidikan.
E. GAMBAR PENYEBARAN KARAKTERISTIK MANIFESTASI KLINIK DARI TIGA
JENIS PENYAKIT MENULAR
I. Lebih banyak dengan tanpa gejala klinik (terselubung)
Kelompok penyakit dengan keadaan lebih banyak penderita tanpa gejala atau hanya
gejala ringan saja, tidak tampak pada berbagai tingkatan, patogenisitas rendah.
Contoh, Tuberkulosis, Poliomyelitis, Hepatitis A
II. Lebih banyak dengan gejala klinik jelas
Kelompok dengan bagian terselubung kecil, sebagian besar penderuta tampak secara
klinis dan dapat dengan mudah didiagnosa, karena umumnya penderita muncul dengan gejala
klasik.
Contoh :Measles, chickenpox
III. Penyakit yang umumnya berakhir dengan kematian
Kelompok penyakit yang menunjukkan proses kejadian yang umumnya berakhir
dengan kelainan atau berakhirnya dengan kematian,
Contoh: Rabies
F. KOMPONEN PROSES PENYAKIT MENULAR
1. Faktor Penyebab Penyakit Menular
Pada proses perjalanan penyakit menular di dalam masyarakat faktor yang memegang
peranan penting :
Faktor penyebab atau agent yaitu organisme penyebab penyakit
Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources
Cara penularan khusus melalui mode of transmission
Unsur Penyebab Dikelompokkan Dalam :
a. Kelompok arthropoda (serangga) seperti scabies, pediculosis, dll.
b. Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupun cacing perut.
c. Kelompok protozoa seperti plasmodium, amuba, dll.
d. Fungus atau jamur baik uni maupun multiselular.
e. Bakteri termasuk spirochaeta maupun ricketsia.
f. Virus sebagai kelompok penyebab yang paling sederhana.
Sumber Penularan
1. Penderita
2. Pembawa kuman
3. Binatang sakit
4. Tumbuhan/benda
Cara Penularan
1. Kontak langsung
2. Melalui udara
3. Melalui makanan atau minuman
4. Melalui vector
Keadaan Pejamu
1. Keadaan umum
2. Kekebalan
3. Status gizi
4. Keturunan
Cara keluar dari sumber dan cara masuk ke pejamu melalui :
1. mukosa ataukulit
1. saluran pencernaan
2. saluran pernapasan
3. saluran urogenitalia
4. gigitan, suntikan, luka
5. placenta
1. Interaksi Penyebab dengan Pejamu
a. Infektivitas
Infektivtas adalah kemampuan unsur penyebab atau agent untuk masuk dan
berkembang biak serta menghasilkan infeksi dalam tubuh pejamu.
a. Patogenesis
Patogenesis adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit dengan gejala klinis
yang jelas
a. Virulensi
Virulensi adalah nilai proporsi penderita dengan gejala klinis yang berat terhadap
seluruh penderita dengan gejala klinis jelas.
a. Imunogenisitas
Imunogenisitas adalah suatu kemampuan menghasilkan kekebalan atau imunitas
1. Mekanisme Patogenesis
a. Invasi jaringan secara langsung
b. Produksi toksin
c. Rangsangan imunologis atau reaksi alergi yang menyebabkan
kerusakan pada tubuh pejamu
d. Infeksi yang menetap (infeksi laten)
e. Merangsang kerentanan pejamu terhadap obat dalam menetralisasi
toksisitas
f. Ketidakmampuan membentuk daya tangkal (immuno supression)
1. Sumber penularan
a. Manusia sebagai reservoir
Kelompok penyakit menular yang hanya dijumpai atau lebih sering hanya
dijumpai pada manusia. Penyakit ini umumnya berpindah dari manusia ke manusia dan
hanya dapat menimbulkan penyakit pada manusia saja.
a. Reservoir binatang atau benda lain
Selain dari manusia sebagai reservoir maka penyakit menular yang mengenai
manusia dapat berasal dari binatang terutama yang termasuk dalam kelompok penyakit
zoonosis.
Beberapa penyakit Zoonosis utama dan reservoir utamanya
1. Pes (plaque) Tikus
2. Rabies (penyakit anjing gila Anjing
3. Bovine Tuberculosis Sapi
4. Thypus, Scrub & Murine Tikus
5. Leptospirosis Tikus
6. Virus Encephlitides Kuda
7. Trichinosis Babi
8. Hidatosis Anjing
9. Brocellossis Sapi, kambing
Melihat Perjalanan penyakit pada pejamu, bentuk pembawa kuman (carrier) dapat dibagi
dalam beberapa jenis :
1. Healthy carrier (inapparent), Mereka yang dalam sejarahnya tidak pernah menampakkan
menderita penyakit tersebut secara klinis akan tetapi mengandung unsur penyebab yang
dapat menular kepada orang lain.
2. Incubatory carrier (masa tunas), Mereka yang masih dalam masa tunas tetapi telah
mempunyai potensi untuk menularkan penyakit.
3. Convalescent carrier (baru sembuh klinis), Mereka yang baru sembuh dari penyakit menular
tertentu tetapi masih merupakan sumber penularan penyakit tersebut untuk masa tertentu.
4. Chronis carrier (menahun), Merupakan sumber penularan yang cukup lama.
Manusia dalam kedudukannya sebagai reservoir penyakit menular dibagi dalam 3
kategori utama :
1) Reservoir yang umumnya selalu muncul sebagai penderita
2) Reservoir yang dapat sebagai penderita maupun sebagai carrier
3) Reservoir yang umumnya selalu bersifat penderita akan tetapi dapat menularkan langsung
penyakitnya ke pejamu potensial lainnya, tetapi harus melalui perantara hidup
Referensi :
1. Budiarto, eko.2003. Pengantar epidemiologi.jakarta:
penerbit buku kedokteran egc
2. Bustan mn ( 2002 ). Pengantar epidemiologi, jakarta, rineka
cipta
3. Nasry, nur dasar-dasar epidemiologi
4. Arsip mata kuliah fkm unhas 2006
Makalah Epidemiologi Penyakit Menular &
Penyakit Tidak Menular
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Epidemiologi berasal dari bahasa yunani yaitu Epi yang berarti pada, Demos
yangberarti penduduk, dan Logos yang berarti ilmu. Jadi epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari hal hal yang berkaitan dengan masyarakat.

Pada era dewasa ini telah terjadi pergeseran pengertian epidemiologi, yang
dulunya lebih menekankan ke arah penyakit menular ke arah arah masalah kesehatan
dengan ruang lingkup yang sangat luas. Keadaan ini terjadi karena transisi pola
penyakit yang terjadi pada masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan sosial,
ekonomi masyarakat dan semakin luasnya jangkauan masyarakat. Mula-mula
epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang dapat menimbulkan wabah melalui
temuan-temuan tentang jenis penyakit wabah, cara penularan dan penyebab serta
bagaimana penanggulangan penyakit wabah tersebut. Kemudian tahap berikutnya
berkembang lagi menyangkut penyakit yang infeksi non-wabah. Berlanjut lagi dengan
mempelajari penyakit non infeksi seperti jantung, karsinoma, hipertensi, dll.
Perkembangan selanjutnya mulai meluas ke hal-hal yang bukan penyakit seperti
fertilitas, menopouse, kecelakkaan, kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obat
terlarang, merokok, hingga masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di
masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah kesehatan lingkungan,
pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan
demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara
keseluruhan.

Di era modern dan perkembangan teknologi seperti sekarang ini memicu


jangkauan epidemiolgi semakin meluas. Secara garis besarnya jangkauan atau ruang
lingkup epidemiologi antara lain:

a. Epidemiologi Penyakit Menular

b. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

c. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi

d. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan


e. Epidemiologi Kesehatan Kerja

f. Epidemiologi Kesehatan Darurat

g. Epidemiologi Kesehatan Jiwa

h. Epidemiologi Perencanaan

i. Epidemiologi Prilaku

j. Epidemiologi Genetik

k. Epidemiologi Gizi

l. Epidemiologi Remaja

m. Epidemiologi Demograf

n. Epidemiologi Klinik

o. Epidemiologi Kausalitas

p. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan, dsb.

Perkembangan epidemiologi sedemikian pesatnya merupakan tantangan bagi


tenaga kesehatan yang harus lebih cermat dalam mengambil tindakan-tindakan yang
tidak melenceng dari jangkauan tersebut. Adapun yang menjadi pemicu perkembangan
pesat tersebut adalah perkembangan pengetahuan dan teknologi yang semakin
canggih yang menuntut peningkatan kebutuhan masyarakat utamanya dalam bidang
kesehatan sehingga kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Selain itu, metode
epidemiologi yang digunakan untuk penyakit menular dapat juga digunakan untuk
penyakit non-infeksi. Apalagi dengan munculnya berbagai macam fenomena kesehatan
seperti penyakit baru dan lama (prevalensi) mendorong penelitian juga semakin
meningakat.

Pergeseran ini pula yang menyebabkan pergeseran pengertian/defnisi dalam


epidemiologi, yang tadinya hanya menekankan pada penyakit-penyakit menular, yang
meliputi pencegahan, pemberantasan penyakit menular ke arah mempelajari masalah-
masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat atau sekelompok manusia yang
menyangkut frekuensi, distribusi masalah kesehatan dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.

Terdapat beberapa peranan epidemiologi, antara lain :


a. Perencanaan kesehatan

b. Epidemiologi perencanaan

c. Perencanaan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

d. Perkembangan epidemiologi perencanaan

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa memahami tentang ragam penyakit sehingga


diharapkan mahasiswa mampu melakukan prosedur tindakan keperawatan sesuai
dengan masalah penyakit yang di derita client.

b. Tujuan Khusus

Setelah membuat dan memahami isi makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengetahui defnisi penyakit itu sendiri.

2. Memahami defnisi penyakit menular & penyakit tidak menular.

3. Mengetahui ragam penyakit menular & penyakit tidak menular.

4. Mengerti cara penularan penyakit tersebut.

5. Mengetahui pencegahan penyakit itu sendiri.

6. Mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Penyakit

Sebelum kita mendeskripsikan suatu penyakit kita juga harus memahami konsep
penyakit itu sendiri, agar kita dapat mendeteksi penyakit tersebut dan melakukan
tindakan kesehatan sesuai prosedur pelayanan kesehatan.Perbedaan konsep
penyakit antara tenaga kesehatan dan masyarakat menyebabkan gagalnya
peningkatan pelayanan kesehatan dalam masyarakat.

Berikut beberapa pendapat tentang defnisi penyakit, antara lain :

1. Menurut Kathleen Meehan Arias

Penyakit adalah suatu kesakitan pada organ tubuh yang biasanya memiliki
sedikitnya 2 sifat dari kriteria ini : agen atiologik telah diketahui, kelompok tanda
serta gejala yang dapat di identifkasi, atau perubahan anatomi yang konsisten.

2. Menurut dr. Beate Jacob

Suatu penyimpangan dari keadaan tubuh yang normal atau ketidakharmonisan jiwa.

3. Menurut Wahyudin Rajab, M.epid

Keadaan yang bersifak objektif dan rasa sakit yang bersifat subyektif.

4. Menurut dr. Eko Dudiarto

Kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat


terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau
struktur organ atau sistem tubuh.

5. Menurut Azizan Haji Baharuddin

Keadaan yang diakibatkan oleh kerusakan keseimbangan fungsi tubuh dan bagian
badan.

Jadi dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan penyakit adalah suatu
keadaan tidak normal pada suatu organisme atau minda yang menyebabkan
ketidakseimbangan, ketidakselesaan, disfungsi, atau tekanan/stress kepada orang
yang terkait atau berhubungan dengannya. Kadang kala istilah ini digunakan secara
umum untuk menerangkan kecederaan, kecacatan, sindrom, simptom, keserongan
tingkah laku, dan variasi biasa sesuatu struktur atau fungsi, sementara dalam
konteks lain boleh dianggap sebagai kategori yang boleh dibedakan.
2.2 Macam Penyakit

Perhatian terhadap penyakit menular dan tidak menular makin hari semakin
meningkat, karena semakin meningkat nya frekuensi kejadiannya pada masyarakat.
Dari tiga penyebab utama kematian (WHO, 1990). Penyakit dapat dibedakan
menjadi 2 karakteristik, yaitu :

1. Penyakit Menular/Penyakit Infeksi

Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang


disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit, bukan
disebbakan karena faktor fsik, seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan.

Oleh sebab itu, mengapa penyakit ini disebut penyakit infeksi karena
penyakit ini ditularkan penderita melalui infeksi virus, bakteri maupun parasit yang
ditularkan oleh penderita, penularan penyakit ini dapat ditularkan melalui udara,
jarum suntik, transfusi darah, serta tempat makan atau minum bekas penderita
yang masih kurang bersih saat dicuci, hubungan seksual, dll. Namun bukan berarti
penyakit ini tidak bisa dihindari, pola hidup sehat dan lingkungan dapat
mennghindari dari penyakit ini.

Penyakit ini adalah penyakit yang paling menakutkan dibandingkan dengan


penyakit tidak menular karena penyakit ini masih sulit dalam pengobatannya dan
dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.

Ada beberapa jenis penyakit menular, dibawah ini di contohkan 6 penyakit


menular, antara lain :

a. Penyakit kulit

Ini adalah salah satu jenis penyakit menular yang banyak sekali jenisnya, dan
mudah menular dari satu orang ke orang lain. Penularan yang paling sering terjadi
adalah melalui kontak langsung atau kita menggunakan barang yang juga dipakai
oleh penderita, contohnya handuk, baju, dll.

Contoh : cacar air, kudis, panu, dll.

Cacar air (Chicken Pox)


Penyakit ini masih sering menjadi wabah di Indonesia, penyakit ini dapat
menyerang siapa saja tidak pandang usia. Penyebab penyakit ini adalah karena
adanya virus Varisella-Zoster, virus ini hanya terdapat pada manusia dan primata
(simian) saja, struktur partikel virus (virrion) berukuran 120 - 300 nm yang terdiri
dari (glikoprotein, kapsid, amplop (selubung) virus, dan nukleokapsid yang
melindungi bagian inti berisi DNA genom utas ganda,nukleokapsid berbentuk
ikosahedral, berdiameter 100 110 nm dan terdiri dari 162 protein yang disebut
kapsomer ), genom virus ini berukuran 125 kb (kilo basa), dan mengandung
sedikitnya 69 daerah pada gen gen tertentu. Virus ini akan mengalami inaktivasi
pada suhu 56 60o C dan menjadi tidak berbahaya aapabila bagian amplop
(selubung) dari virus ini rusak. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui
pernapasan. Virus ini menyerang kekebalan tubuh.

Gejala dari cacar air sendiri adalah badan cepat lemah, lesu, badan terasa tidak
enak, pusing/sakit kepala, nyeri sendi dan demam. Sehari sampai tiga hari muncul
bintik bintik merah yang berukuran kecil yang membentuk papula (menonjol) dan
berisi cairan, biasanya bintik bintik ini bermula pada bagian dada, perut atau
punggung, setelah itu baru menyebar ke bagian tubuh lain dan terasa gatal. Bintik
ini lama kelamaan akan pecah dan membentuk lepuhan, lepuhan ini akan
mengering dan akan hilang bekasnya, asal tidak digaruk.

Pengobatan dan pencegahan, untuk pengobatan dapat diberikan salep yang


mengandung Asiklovir 5% (Anti virus), dan hanya di oleskan pada bagian lepuhan
yang sudah pecah saja. Penderita cacar air disarankan untuk tetap mandi seperti
biasa. Imunisasi vaksin varisella bisa diberikan mulai umur 12 bulan.

b. Parainfluenza

Penyakit virus pernafasan ini menjadi penting karena penularannya yang


sangat cepat seperti halnya penyakit menular lewat pernapasan lainnya. Pada
umumnya penyakit ini terjadi oleh infeksi virus parainfluenza saja gejalanya hanya
ringan atau subklinis. Terdapat empat virus yang terdapat dalam keluarga
parainfluenza, yang ditandai dengan tipe 1-4 yaitu virus mempunyai genom RNA
helai-tunggal, tidak bersegmen dengan pembungkus mengandung lipid yang
berasal dari pertunasan melalui membran sel. Bagian antigenik utama adalah
tonjolan tonjolan protein pembungkus yang menunjukkan sifat sifat
hemaglutinasi (protein HN) dan fusi sel ( protein F).

Virus parainfluenza menyebar dari saluran pernapasan oleh sekresi yang


teraerosol atau kontak tangan langsung denga sekresi. Pada umur 3th anak anak
biasanya mengalami infeksi tipe 1-3, tipe 3 bersifat endemik dan dapat
menyebabkan penyakit pada bayi sebelum umur 6 bulan, dan dapat mengganggu
sistem imun. Sedangkan pada tipe 1&2 lebih musiman dan terjadi pada musim
panas dan musim gugur, tipe 4 lebih sukar tumbuh. Virus parainfluenza bereplikasi
dalm epitel pernapasan tanpa bukti adanya penyebaran sistemik, kecenderungan
menimbulkan penyakit pada jalan napas lebih besar pada laring, trakhea, bronkus, .
Penghancuran sel pada jalan napas atas dapat menyebbakan invasi bakteri dan
menimbulkan trakeitis bakteri. Obstruksi tuba eustachii dapat menyebabkan invasi
bakteri sekunder ruang telinga tengah dan otitis media akut.

c. Demam Berdarah

Cara penularannya melalui virus yang terdapat pada nyamuk Aighes Aygepti
yang menghisap darah organ.

d. Penyakit Kelamin

Cara penularannya melalui hubungan sex yang tidak sehat dan sering
berganti pasangan. Penyakit yang timbul bukan hanya menyerang alat kelamin saja
tetapi dapat menjalar ke organ lain.

e. HIV/AIDS

Virus yang berasl dari simpanse ini dapat merusak sistem imunitas, tetapi
virus ini tidak menimbulkan kematian. Tapi jika virus HIV mengenai penyakit lain
seperti menyerang organ vital bias menimbulkan kematian. Apabila sistem imun
pada tubuh telah rusak resiko berbagai virus akan masuk ke tubuhpun sangat besar
dan tubuh akan rentan terhadap penyakit.

f. TBC

Tuberculosis (TBC, MTB, TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh


bakteri mycobacterium tuberculosis. Yang menyerang pada organ paru paru,
dan juga dapat menyerang pada organ lain. Bakteri yang sekeluarga dengan bakteri
mycobacterium tuberculosis ini juga dapat menimbulkan infeksi dan memunculkan
gejala yang mirip.

Bakteri ini ditularkan melalui udara (airborne), yaitu ketika penderita bersin atau
batuk dan bakteri akan keluar dan terhirup oleh orang sehat. Biasanya penderita
TBC akan diisolasi dikarenakan mudahnya penyebatran penyakit TBC.

2. Penyakit Tidak Menular/Noninfeksi

Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit noninfeksi adalah suatu penyakit
yang tidak disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan adanya masalah
fsiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Biasanya penyakit ini
terjadi karena pola hidup yang kurang sehat seperti merokok, faktor genetik, cacat
fsik, penuaan/usia, dan gangguan kejiwaan. Contohnya : sariawan, batuk, sakit
perut, demam, hipertensi, DM, obesitas, osteoporosis, depresi, RA, keracunan,
dsb.

Penyakit tidak Menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living agent)
dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan
sekitar (source and vehicle of agent). Penyakit tidak menular biasa disebut juga
dengan penyakit kronik, penyakit non-infeksi, new communicable disease, dan
penyakit degeneratif.

Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia.


Keadaan dimana penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan penting dan
dalam waktu bersamaan morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan
beban ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi dalam
pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.

PTM mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya :

a. Penularan tidak melalui rantai penularan tertentu

b. Masa inkubasi yang panjang dan latent

c. Penyakit berlangsung lama

d. Sulit untuk didiagnosa

e. Biaya pencegahan dan pengobatannya yang cukup tinggi

f. Mempunyai variasi yang cukup luas

g. Multifaktor

Dibawah ini adalah beberapa penyakit tidak menular yang bersifat kronis, yaitu :

1. Penyakit yang dapat menyebabkan kematian, yaitu :

a. Penyakit jantung iskemik

b. Kanker

c. CHF

d. DM

e. Cerebrovasculer disease
f. Chronic obstructive pulmonary disease

g. cirrhosis

2. Penyakit yang termasuk dalam special-interest, banyak menyebabkan masalah


kesehatan tetapi frekuensinya kurang, antara lain :

a. Osteoporosis

b. Gagal ginjal kronis

c. Mental retardasi

d. Epilepsi

e. Lupus erithematosus

f. Collitis ulcerative

3. Penyakit yang akan menjadi perhatian di masa yang akan datang, antara lain :

a. Defesiensi nutrisi

b. Alkoholisme

c. Ketagihan obat

d. Penyakit penyakit mental

e. Penyakit yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan

Faktor resiko yang dapat menimbulkan penyakit tidak menular, antara lain :

1. Faktor resiko untuk timbulnya penyakit tidak menular yang belum kronis belum
ditemukan secara keseluruhan :

a. Untuk setiap penyakit, faktor resiko dapat berbeda beda (merokok, hipertensi,
hiperkolesterolemia)

b. Satu faktor resiko dapat menyebabkan penyakit yang berbeda beda, missal :
merokok dapat menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker laring.

c. Untuk kebanyakan penyakit, faktor faktor resiko yang telah diketahui hanya dapat
menerangkan sebagian kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti belum
diketahui.
2. Faktor resiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan penyakit tidak menular yang
bersifat kronis, antara lain :

a. Tembakau

b. Alkohol

c. Kolesterol

d. Hipertensi

e. Diet

f. Obesitas

g. Aktivitas

h. Stress

i. Pekerjaan

j. Lingkungan

k. Gaya hidup

2.3 Cara Penularan Penyakit

Terdapat tiga aspek sifat utama penularan penyakit dari orang ke orang, antara
lain :

1. Waktu generasi (Generation Time)

Yaitu masa antara masuknya penyakit pada penjamu tertentu sampai masa
kemampuan maksimal penjamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit.
Perbedaan masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai
timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan
gejala yang terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya usur
penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk
menularkan kepada penjamu lain.

2. Kekebalan kelompok (Herd Immunity)

Yaitu kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap
serangan/penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu didasarkan pada
tingkat kekebalan tubuh suatu anggota kelompok tersebut. Herd Immunity adalah
faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan
penyakit tersebut.

3. Angka serangan (Attack Rate)

Yaitu sejumlah kasus yang berkembang dan muncul dalam satu satuan waktu
tertentu dikalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki
resiko/kerentanan terhadap penyakit tersebut. Angka serangan ini bertujuan untuk
menganalisis tingkat penularan dan tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana
tata cara dan konsep keluarga, sistem hubungan keluarga dengan masyarakat serta
hubungan individu dalam kehidupan sehari hari pada kelompok populasi tertentu
merupakan unit epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung.

2.4 Tindakan Pencegahan

Pencegahan penyakit dating dari diri sendiri, individu dapat meminimalkan pola
hidup yang tidak sehat dan memaksimalkan pola hidup sehat. Dibawah ini beberapa
tindakan pencegahan untuk penyakit menular dan penyakit tidak menular,
diantaranya :

a. Menjaga kebersihan lingkungan

Di lingkungan kita banyak sekali hal hal yang bias kita lihat dan evaluasi, seperti,
sampah dan kotoran yang menumpuk, drainase yang kotor serta ventilasi/lubang untuk
pertukaran udara didalam rumah yang buruk bias menjadi sebab timbulnya berbagai
macam penyakit, khususnya penyakit saluran pernapasan.

b. Cuci tangan dengan sabun

Kita tahu bahwa tangan adalah organ yang digunakan untuk berbagai aktivitas, dan
tangan beresiko sebagai perantara virus untuk masuk ke tubuh. Tangan menjadi media
perantara kuman maupun mikroorganisme yang lain. Saat kita tanpa sengaja
memegang bekas ludah atau kotoran, maka penyakit mudah sekali masuk kedalam
tubuh.

c. Olahraga yang teratur dan istirahat yang cukup

Membiasakan diri untuk melakukan kegiatan rutin dengan berolahraga dapat membantu
meningkatkan daya tahan tubuh. Istirahat yang cukup membantu tubuh agar tetap
bugar. Pola makan yang seimbang, perlunya mengatur pola makan, terutama menu
makanan sehat, hindari makanan yang bersesiko terhadap kesehatan seperti, minuman
bersoda dan beralkohol, makanan ringan/snack, makanan olahan/makanan yang
mengandung pengawet, makanan yang ,mengandung Na, makanan tinggi kolesterol,
dsb.

d. Pola hidup yang sehat

Selalu berpikir positip membantu kita terhindar dari stress. Mulai melakukan
pendekatan terhadap agama dapat menenangkan emosi, menghindari pergaulan bebas
dan setia pada satu pasangan.

e. Pemberian Imunisasi

Pemberian imunisasi lebih baik diberkan mulai sejak Balita untuk mencegah penularan
penyakit.

f. Nutrisi yang baik

Perkuat fungsi tubuh dengan pola makanan yang bergizi yang mengandung tinggi
protein, tinggi serat, tinggi mineral, dan sebisa mungkin hindari konsumsi
makanan/minuman yang dapat merugikan tubuh.

g. Melakukan promkes

Misalnya : - kampanye kesadaran kesehatan

- Promkes

- Pendidikan kesehatan masyarakat


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari hal hal yang berhubungan dengan masyarakat. Di dalam kesehatan
ilmu Epidemiologi sangatlah penting karena didalamnya terdapat peran dan
tindakan yang harus dilakukan untuk pencegahan masalah kesehatan tersebut.
Contohnya saja penanaganan dalam masalah penyakit menular dan penyakit tidak
menular.

Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, parasit, ataupun
bakteri. Sedangkan penyakit tidak menular bikan disebabkan dari virus, parasit
ataupun bakteri melainkan disebabkan karena adanya masalah fsiologis. Penyakit
tersebut dapat dihindari dari diri sendiri yaitu dengan menjaga gaya hidup, dan pola
makanan.

3.2 Saran

Setelah memahami tentang Epidemiologi diharapkan mahasiswa mampu


menerapkan Ilmu Epidemiologi dalam kehidupan sehari hari. Dikarenakan
bahayanya penyakit menular dan penyakit tidak menular diharapkan masyarakat
mampu menceganya.
Makalah Epidemiologi Penyakit Menular
& Penyakit Tidak Menular
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Epidemiologi berasal dari bahasa yunani yaitu Epi yang berarti pada, Demos
yangberarti penduduk, dan Logos yang berarti ilmu. Jadi epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari hal hal yang berkaitan dengan masyarakat.

Pada era dewasa ini telah terjadi pergeseran pengertian


epidemiologi, yang dulunya lebih menekankan ke arah penyakit
menular ke arah arah masalah kesehatan dengan ruang lingkup yang
sangat luas. Keadaan ini terjadi karena transisi pola penyakit yang
terjadi pada masyarakat, pergeseran pola hidup, peningkatan sosial,
ekonomi masyarakat dan semakin luasnya jangkauan
masyarakat. Mula-mula epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang
dapat menimbulkan wabah melalui temuan-temuan tentang jenis
penyakit wabah, cara penularan dan penyebab serta bagaimana
penanggulangan penyakit wabah tersebut. Kemudian tahap berikutnya
berkembang lagi menyangkut penyakit yang infeksi non-wabah.
Berlanjut lagi dengan mempelajari penyakit non infeksi seperti
jantung, karsinoma, hipertensi, dll. Perkembangan selanjutnya mulai
meluas ke hal-hal yang bukan penyakit seperti fertilitas, menopouse,
kecelakkaan, kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obat terlarang,
merokok, hingga masalah kesehatan yang sangat luas ditemukan di
masyarakat. Diantaranya masalah keluarga berencana, masalah
kesehatan lingkungan, pengadaan tenaga kesehatan, pengadaan
sarana kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian, subjek dan objek
epidemiologi berkaitan dengan masalah kesehatan secara
keseluruhan.

Di era modern dan perkembangan teknologi seperti sekarang ini


memicu jangkauan epidemiolgi semakin meluas. Secara garis besarnya
jangkauan atau ruang lingkup epidemiologi antara lain:

a. Epidemiologi Penyakit Menular

b. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

c. Epidemiologi Kesehatan Reproduksi

d. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan

e. Epidemiologi Kesehatan Kerja

f. Epidemiologi Kesehatan Darurat

g. Epidemiologi Kesehatan Jiwa

h. Epidemiologi Perencanaan

i. Epidemiologi Prilaku

j. Epidemiologi Genetik

k. Epidemiologi Gizi

l. Epidemiologi Remaja

m. Epidemiologi Demograf

n. Epidemiologi Klinik

o. Epidemiologi Kausalitas

p. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan, dsb.

Perkembangan epidemiologi sedemikian pesatnya merupakan


tantangan bagi tenaga kesehatan yang harus lebih cermat dalam
mengambil tindakan-tindakan yang tidak melenceng dari jangkauan
tersebut. Adapun yang menjadi pemicu perkembangan pesat tersebut
adalah perkembangan pengetahuan dan teknologi yang semakin
canggih yang menuntut peningkatan kebutuhan masyarakat utamanya
dalam bidang kesehatan sehingga kehidupan masyarakat yang
semakin kompleks. Selain itu, metode epidemiologi yang digunakan
untuk penyakit menular dapat juga digunakan untuk penyakit non-
infeksi. Apalagi dengan munculnya berbagai macam fenomena
kesehatan seperti penyakit baru dan lama (prevalensi) mendorong
penelitian juga semakin meningakat.

Pergeseran ini pula yang menyebabkan pergeseran


pengertian/defnisi dalam epidemiologi, yang tadinya hanya
menekankan pada penyakit-penyakit menular, yang meliputi
pencegahan, pemberantasan penyakit menular ke arah mempelajari
masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada masyarakat atau
sekelompok manusia yang menyangkut frekuensi, distribusi masalah
kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Terdapat beberapa peranan epidemiologi, antara lain :

a. Perencanaan kesehatan

b. Epidemiologi perencanaan

c. Perencanaan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

d. Perkembangan epidemiologi perencanaan

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa memahami tentang ragam penyakit sehingga
diharapkan mahasiswa mampu melakukan prosedur tindakan keperawatan sesuai
dengan masalah penyakit yang di derita client.

b. Tujuan Khusus

Setelah membuat dan memahami isi makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Mengetahui defnisi penyakit itu sendiri.

2. Memahami defnisi penyakit menular & penyakit tidak menular.

3. Mengetahui ragam penyakit menular & penyakit tidak menular.

4. Mengerti cara penularan penyakit tersebut.

5. Mengetahui pencegahan penyakit itu sendiri.

6. Mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Penyakit


Sebelum kita mendeskripsikan suatu penyakit kita juga harus memahami konsep
penyakit itu sendiri, agar kita dapat mendeteksi penyakit tersebut dan melakukan
tindakan kesehatan sesuai prosedur pelayanan kesehatan.Perbedaan konsep
penyakit antara tenaga kesehatan dan masyarakat menyebabkan gagalnya
peningkatan pelayanan kesehatan dalam masyarakat.

Berikut beberapa pendapat tentang defnisi penyakit, antara lain :

1. Menurut Kathleen Meehan Arias

Penyakit adalah suatu kesakitan pada organ tubuh yang biasanya memiliki
sedikitnya 2 sifat dari kriteria ini : agen atiologik telah diketahui, kelompok tanda
serta gejala yang dapat di identifkasi, atau perubahan anatomi yang konsisten.

2. Menurut dr. Beate Jacob

Suatu penyimpangan dari keadaan tubuh yang normal atau ketidakharmonisan jiwa.

3. Menurut Wahyudin Rajab, M.epid

Keadaan yang bersifak objektif dan rasa sakit yang bersifat subyektif.

4. Menurut dr. Eko Dudiarto

Kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat


terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan pada fungsi atau
struktur organ atau sistem tubuh.

5. Menurut Azizan Haji Baharuddin

Keadaan yang diakibatkan oleh kerusakan keseimbangan fungsi tubuh dan bagian
badan.

Jadi dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan penyakit adalah suatu
keadaan tidak normal pada suatu organisme atau minda yang menyebabkan
ketidakseimbangan, ketidakselesaan, disfungsi, atau tekanan/stress kepada orang
yang terkait atau berhubungan dengannya. Kadang kala istilah ini digunakan secara
umum untuk menerangkan kecederaan, kecacatan, sindrom, simptom, keserongan
tingkah laku, dan variasi biasa sesuatu struktur atau fungsi, sementara dalam
konteks lain boleh dianggap sebagai kategori yang boleh dibedakan.

2.2 Macam Penyakit

Perhatian terhadap penyakit menular dan tidak menular makin hari semakin
meningkat, karena semakin meningkat nya frekuensi kejadiannya pada masyarakat.
Dari tiga penyebab utama kematian (WHO, 1990). Penyakit dapat dibedakan
menjadi 2 karakteristik, yaitu :

1. Penyakit Menular/Penyakit Infeksi

Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang


disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit, bukan
disebbakan karena faktor fsik, seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan.

Oleh sebab itu, mengapa penyakit ini disebut penyakit infeksi karena
penyakit ini ditularkan penderita melalui infeksi virus, bakteri maupun parasit yang
ditularkan oleh penderita, penularan penyakit ini dapat ditularkan melalui udara,
jarum suntik, transfusi darah, serta tempat makan atau minum bekas penderita
yang masih kurang bersih saat dicuci, hubungan seksual, dll. Namun bukan berarti
penyakit ini tidak bisa dihindari, pola hidup sehat dan lingkungan dapat
mennghindari dari penyakit ini.

Penyakit ini adalah penyakit yang paling menakutkan dibandingkan dengan


penyakit tidak menular karena penyakit ini masih sulit dalam pengobatannya dan
dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.

Ada beberapa jenis penyakit menular, dibawah ini di contohkan 6 penyakit


menular, antara lain :

a. Penyakit kulit
Ini adalah salah satu jenis penyakit menular yang banyak sekali jenisnya, dan
mudah menular dari satu orang ke orang lain. Penularan yang paling sering terjadi
adalah melalui kontak langsung atau kita menggunakan barang yang juga dipakai
oleh penderita, contohnya handuk, baju, dll.

Contoh : cacar air, kudis, panu, dll.

Cacar air (Chicken Pox)

Penyakit ini masih sering menjadi wabah di Indonesia, penyakit ini dapat
menyerang siapa saja tidak pandang usia. Penyebab penyakit ini adalah karena
adanya virus Varisella-Zoster, virus ini hanya terdapat pada manusia dan primata
(simian) saja, struktur partikel virus (virrion) berukuran 120 - 300 nm yang terdiri
dari (glikoprotein, kapsid, amplop (selubung) virus, dan nukleokapsid yang
melindungi bagian inti berisi DNA genom utas ganda,nukleokapsid berbentuk
ikosahedral, berdiameter 100 110 nm dan terdiri dari 162 protein yang disebut
kapsomer ), genom virus ini berukuran 125 kb (kilo basa), dan mengandung
sedikitnya 69 daerah pada gen gen tertentu. Virus ini akan mengalami inaktivasi
pada suhu 56 60o C dan menjadi tidak berbahaya aapabila bagian amplop
(selubung) dari virus ini rusak. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui
pernapasan. Virus ini menyerang kekebalan tubuh.

Gejala dari cacar air sendiri adalah badan cepat lemah, lesu, badan terasa tidak
enak, pusing/sakit kepala, nyeri sendi dan demam. Sehari sampai tiga hari muncul
bintik bintik merah yang berukuran kecil yang membentuk papula (menonjol) dan
berisi cairan, biasanya bintik bintik ini bermula pada bagian dada, perut atau
punggung, setelah itu baru menyebar ke bagian tubuh lain dan terasa gatal. Bintik
ini lama kelamaan akan pecah dan membentuk lepuhan, lepuhan ini akan
mengering dan akan hilang bekasnya, asal tidak digaruk.

Pengobatan dan pencegahan, untuk pengobatan dapat diberikan salep yang


mengandung Asiklovir 5% (Anti virus), dan hanya di oleskan pada bagian lepuhan
yang sudah pecah saja. Penderita cacar air disarankan untuk tetap mandi seperti
biasa. Imunisasi vaksin varisella bisa diberikan mulai umur 12 bulan.

b. Parainfluenza

Penyakit virus pernafasan ini menjadi penting karena penularannya yang


sangat cepat seperti halnya penyakit menular lewat pernapasan lainnya. Pada
umumnya penyakit ini terjadi oleh infeksi virus parainfluenza saja gejalanya hanya
ringan atau subklinis. Terdapat empat virus yang terdapat dalam keluarga
parainfluenza, yang ditandai dengan tipe 1-4 yaitu virus mempunyai genom RNA
helai-tunggal, tidak bersegmen dengan pembungkus mengandung lipid yang
berasal dari pertunasan melalui membran sel. Bagian antigenik utama adalah
tonjolan tonjolan protein pembungkus yang menunjukkan sifat sifat
hemaglutinasi (protein HN) dan fusi sel ( protein F).

Virus parainfluenza menyebar dari saluran pernapasan oleh sekresi yang


teraerosol atau kontak tangan langsung denga sekresi. Pada umur 3th anak anak
biasanya mengalami infeksi tipe 1-3, tipe 3 bersifat endemik dan dapat
menyebabkan penyakit pada bayi sebelum umur 6 bulan, dan dapat mengganggu
sistem imun. Sedangkan pada tipe 1&2 lebih musiman dan terjadi pada musim
panas dan musim gugur, tipe 4 lebih sukar tumbuh. Virus parainfluenza bereplikasi
dalm epitel pernapasan tanpa bukti adanya penyebaran sistemik, kecenderungan
menimbulkan penyakit pada jalan napas lebih besar pada laring, trakhea, bronkus, .
Penghancuran sel pada jalan napas atas dapat menyebbakan invasi bakteri dan
menimbulkan trakeitis bakteri. Obstruksi tuba eustachii dapat menyebabkan invasi
bakteri sekunder ruang telinga tengah dan otitis media akut.

c. Demam Berdarah

Cara penularannya melalui virus yang terdapat pada nyamuk Aighes Aygepti
yang menghisap darah organ.

d. Penyakit Kelamin
Cara penularannya melalui hubungan sex yang tidak sehat dan sering
berganti pasangan. Penyakit yang timbul bukan hanya menyerang alat kelamin saja
tetapi dapat menjalar ke organ lain.

e. HIV/AIDS

Virus yang berasl dari simpanse ini dapat merusak sistem imunitas, tetapi
virus ini tidak menimbulkan kematian. Tapi jika virus HIV mengenai penyakit lain
seperti menyerang organ vital bias menimbulkan kematian. Apabila sistem imun
pada tubuh telah rusak resiko berbagai virus akan masuk ke tubuhpun sangat besar
dan tubuh akan rentan terhadap penyakit.

f. TBC

Tuberculosis (TBC, MTB, TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh


bakteri mycobacterium tuberculosis. Yang menyerang pada organ paru paru,
dan juga dapat menyerang pada organ lain. Bakteri yang sekeluarga dengan bakteri
mycobacterium tuberculosis ini juga dapat menimbulkan infeksi dan memunculkan
gejala yang mirip.

Bakteri ini ditularkan melalui udara (airborne), yaitu ketika penderita bersin atau
batuk dan bakteri akan keluar dan terhirup oleh orang sehat. Biasanya penderita
TBC akan diisolasi dikarenakan mudahnya penyebatran penyakit TBC.

2. Penyakit Tidak Menular/Noninfeksi

Penyakit tidak menular (PTM) atau penyakit noninfeksi adalah suatu penyakit
yang tidak disebabkan karena kuman melainkan dikarenakan adanya masalah
fsiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia. Biasanya penyakit ini
terjadi karena pola hidup yang kurang sehat seperti merokok, faktor genetik, cacat
fsik, penuaan/usia, dan gangguan kejiwaan. Contohnya : sariawan, batuk, sakit
perut, demam, hipertensi, DM, obesitas, osteoporosis, depresi, RA, keracunan,
dsb.

Penyakit tidak Menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living agent)
dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan
sekitar (source and vehicle of agent). Penyakit tidak menular biasa disebut juga
dengan penyakit kronik, penyakit non-infeksi, new communicable disease, dan
penyakit degeneratif.

Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab kematian


terbanyak di Indonesia. Keadaan dimana penyakit menular masih
merupakan masalah kesehatan penting dan dalam waktu bersamaan
morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat merupakan beban
ganda dalam pelayanan kesehatan, tantangan yang harus dihadapi
dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.

PTM mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya :

a. Penularan tidak melalui rantai penularan tertentu

b. Masa inkubasi yang panjang dan latent

c. Penyakit berlangsung lama

d. Sulit untuk didiagnosa

e. Biaya pencegahan dan pengobatannya yang cukup tinggi

f. Mempunyai variasi yang cukup luas

g. Multifaktor

Dibawah ini adalah beberapa penyakit tidak menular yang bersifat


kronis, yaitu :

1. Penyakit yang dapat menyebabkan kematian, yaitu :

a. Penyakit jantung iskemik

b. Kanker

c. CHF
d. DM

e. Cerebrovasculer disease

f. Chronic obstructive pulmonary disease

g. cirrhosis

2. Penyakit yang termasuk dalam special-interest, banyak menyebabkan


masalah kesehatan tetapi frekuensinya kurang, antara lain :

a. Osteoporosis

b. Gagal ginjal kronis

c. Mental retardasi

d. Epilepsi

e. Lupus erithematosus

f. Collitis ulcerative

3. Penyakit yang akan menjadi perhatian di masa yang akan datang,


antara lain :

a. Defesiensi nutrisi

b. Alkoholisme

c. Ketagihan obat

d. Penyakit penyakit mental

e. Penyakit yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan

Faktor resiko yang dapat menimbulkan penyakit tidak menular, antara


lain :
1. Faktor resiko untuk timbulnya penyakit tidak menular yang belum
kronis belum ditemukan secara keseluruhan :

a. Untuk setiap penyakit, faktor resiko dapat berbeda beda (merokok,


hipertensi, hiperkolesterolemia)

b. Satu faktor resiko dapat menyebabkan penyakit yang berbeda beda,


missal : merokok dapat menimbulkan kanker paru, penyakit jantung
koroner, kanker laring.

c. Untuk kebanyakan penyakit, faktor faktor resiko yang telah


diketahui hanya dapat menerangkan sebagian kecil kejadian penyakit,
tetapi etiologinya secara pasti belum diketahui.

2. Faktor resiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan penyakit


tidak menular yang bersifat kronis, antara lain :

a. Tembakau

b. Alkohol

c. Kolesterol

d. Hipertensi

e. Diet

f. Obesitas

g. Aktivitas

h. Stress

i. Pekerjaan

j. Lingkungan

k. Gaya hidup
2.3 Cara Penularan Penyakit

Terdapat tiga aspek sifat utama penularan penyakit dari orang ke orang, antara
lain :

1. Waktu generasi (Generation Time)

Yaitu masa antara masuknya penyakit pada penjamu tertentu sampai masa
kemampuan maksimal penjamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit.
Perbedaan masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai
timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan
gejala yang terselubung, sedangkan waktu generasi untuk waktu masuknya usur
penyebab penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk
menularkan kepada penjamu lain.

2. Kekebalan kelompok (Herd Immunity)

Yaitu kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu terhadap
serangan/penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu didasarkan pada
tingkat kekebalan tubuh suatu anggota kelompok tersebut. Herd Immunity adalah
faktor utama dalam proses kejadian wabah di masyarakat serta kelangsungan
penyakit tersebut.

3. Angka serangan (Attack Rate)

Yaitu sejumlah kasus yang berkembang dan muncul dalam satu satuan waktu
tertentu dikalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki
resiko/kerentanan terhadap penyakit tersebut. Angka serangan ini bertujuan untuk
menganalisis tingkat penularan dan tingkat keterancaman dalam keluarga, dimana
tata cara dan konsep keluarga, sistem hubungan keluarga dengan masyarakat serta
hubungan individu dalam kehidupan sehari hari pada kelompok populasi tertentu
merupakan unit epidemiologi tempat penularan penyakit berlangsung.

2.4 Tindakan Pencegahan


Pencegahan penyakit dating dari diri sendiri, individu dapat
meminimalkan pola hidup yang tidak sehat dan memaksimalkan pola
hidup sehat. Dibawah ini beberapa tindakan pencegahan untuk
penyakit menular dan penyakit tidak menular, diantaranya :

a. Menjaga kebersihan lingkungan

Di lingkungan kita banyak sekali hal hal yang bias kita lihat dan
evaluasi, seperti, sampah dan kotoran yang menumpuk, drainase yang
kotor serta ventilasi/lubang untuk pertukaran udara didalam rumah
yang buruk bias menjadi sebab timbulnya berbagai macam penyakit,
khususnya penyakit saluran pernapasan.

b. Cuci tangan dengan sabun

Kita tahu bahwa tangan adalah organ yang digunakan untuk berbagai
aktivitas, dan tangan beresiko sebagai perantara virus untuk masuk ke
tubuh. Tangan menjadi media perantara kuman maupun
mikroorganisme yang lain. Saat kita tanpa sengaja memegang bekas
ludah atau kotoran, maka penyakit mudah sekali masuk kedalam
tubuh.

c. Olahraga yang teratur dan istirahat yang cukup

Membiasakan diri untuk melakukan kegiatan rutin dengan berolahraga


dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Istirahat yang
cukup membantu tubuh agar tetap bugar. Pola makan yang seimbang,
perlunya mengatur pola makan, terutama menu makanan sehat,
hindari makanan yang bersesiko terhadap kesehatan seperti, minuman
bersoda dan beralkohol, makanan ringan/snack, makanan
olahan/makanan yang mengandung pengawet, makanan yang
,mengandung Na, makanan tinggi kolesterol, dsb.

d. Pola hidup yang sehat


Selalu berpikir positip membantu kita terhindar dari stress. Mulai
melakukan pendekatan terhadap agama dapat menenangkan emosi,
menghindari pergaulan bebas dan setia pada satu pasangan.

e. Pemberian Imunisasi

Pemberian imunisasi lebih baik diberkan mulai sejak Balita untuk


mencegah penularan penyakit.

f. Nutrisi yang baik

Perkuat fungsi tubuh dengan pola makanan yang bergizi yang


mengandung tinggi protein, tinggi serat, tinggi mineral, dan sebisa
mungkin hindari konsumsi makanan/minuman yang dapat merugikan
tubuh.

g. Melakukan promkes

Misalnya : - kampanye kesadaran kesehatan

- Promkes

- Pendidikan kesehatan masyarakat


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari hal hal yang berhubungan dengan masyarakat. Di dalam kesehatan
ilmu Epidemiologi sangatlah penting karena didalamnya terdapat peran dan
tindakan yang harus dilakukan untuk pencegahan masalah kesehatan tersebut.
Contohnya saja penanaganan dalam masalah penyakit menular dan penyakit tidak
menular.

Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, parasit, ataupun
bakteri. Sedangkan penyakit tidak menular bikan disebabkan dari virus, parasit
ataupun bakteri melainkan disebabkan karena adanya masalah fsiologis. Penyakit
tersebut dapat dihindari dari diri sendiri yaitu dengan menjaga gaya hidup, dan pola
makanan.

3.2 Saran
Setelah memahami tentang Epidemiologi diharapkan mahasiswa mampu
menerapkan Ilmu Epidemiologi dalam kehidupan sehari hari. Dikarenakan
bahayanya penyakit menular dan penyakit tidak menular diharapkan masyarakat
mampu menceganya.

Data Epidemiologi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Masalah kesehatan pada dasarnya tersebar mengikuti pola distribusi epidemiologis.
Artinya, sering tidaknya suatu penyakit tersebar pada suatu tempat adalah sesuai dengan
besarnya keberadaan faktor-faktor epidemiologis didaerah atau komuniti bersangkutan. Karena
itu, secara umum penyakit tersebar menurut faktor-faktor penjamu, agen dan lingkungan. Dan
untuk menjelaskan distribusi itu dipergunakanlah model PPT (person, place dan time).
Pengutaraan distribusi penyakit dilakukan dengan menyatakan karakteristik penderita, tempat
kejadian dan waktu kejadiannya. Dengan memperhatikan hal ini, data epidemologis yang
dibutuhkan adalah data mengenai karakteristik epidemiologis yang berkaitan distribusi penyakit
yang diamati.
Data merupakan komponen penting dalam epidemologi, sebagai napas epidemiologi. Data
adalah sumber informasi, sumber inspirasi yang amat diperlukan oleh epidemiologi dalam
melakukan perannya. Tanpa data epidemiologi akan buta , tidak mampu melihat masalah
kesehatan yang sedang terjadi. Mengingat pentingnya data, bukan hanya keberadaan dan
ketersediaannya yang diperlukan, tetapi diperlukan data yang berkualitas. Dengan
memperhatikan hal ini, data epidemologis yang dibutuhkan adalah data mengenai karakteristik
epidemiologis yang berkaitan distribusi penyakit yang diamati.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang di ambil adalah:
1.2.1. Apa saja sumber data epidemiologi
1.2.2. Bagaimana cara pengumpulan data
1.2.3. Masalah yang terdapat dalam proses pengumpulan data

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1. Untuk mengetahui sumber data epidemiologi
1.3.2. Untuk mengetahui cara pengumpulan data
1.3.3. Untuk mengetahui masalah yang terdapat dalam proses pengumpulan data

1.4. Metode Penulisan


Dalam membuat makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan di mana penulis
mencari data lewat internet dan buku sumber.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sumber Data

Berbagai jenis data dapat diperoleh dari berbagai sumber.


1. Sumber data dari populasi
Sumber data populasi yang cukup lengkap yaitu data sensus penduduk, baik yang bersifat
nasional maupun lokal. Data ini biasanya dikumpulkan setiap sepuluh tahun dan diadakan
pembaruan data melalui ensus antara (supas) atau pembaruan data yang biasanya dilakukan oleh
Biro Pusat Statistik (BPS).
2. Catatan peristiwa vital (vital records)
Sistem pencatatan peristiwa vital meliputi:
a. Akta kelahiran
Akta kelahiran merupakan salah satu catatan peristiwa vital yang sangat berguna dalam
analisis epidemiologi. Kegunaannyauntuk mendapatkan besarnya penyebut (kelahiran hidup)
dalam menghitung rate kejadian penyakit pada bayi dan untuk menghitung angka kematian
bayi.untuk suatu pencatatan yang lengkap maka selain kejadian kelahiran jugasering
dicantumkan bebagai hal yang bertalian dengan kejadian kelahiran tersebut seperti kelainan pada
bayi, berat badan lahir, umur kehamilan, serta berbagai informasi yang bertalian dengan keadaan
ibu waktu hamil dan melahirkan (bila memungkinkan)
b. Sertifikat kematian
Sertifikat kematian merupakan salah satu bentuk pencacatan vital yang sangat berperan
dalam epidemiologi. Melalui sistem sertifikat kematian yang lengkap, kita dapat memperoleh
berbagai keterangan penyakit dan penyebarannya menurut berbagai variabel. Di samping itu,
dengan diketahuinya rate kematian penyakit tertentu, memungkinkan kita melakukan analisis
yang lebih luas tentang keganasan, insiden, pengobatan dan perawatan. Bahkan berbagai
keterangan juga dapat dianalisis tentang perilaku sehat masyarakat dan tingkat kesehatan
masyarakat.
Dalam sertifikat kematian, selain dicantumkan secara lengkap variabel orang (umur, jenis
kelamin, ras, status perkawinan, dan sebagainya), waktu kejadian dan tempat kejadian, juga yang
tidak kalah pentingnya adalah sebab kematian. Adapun penyabab kematian yang tercantum pada
sertifikat kematian harus diteliti cara penentuannya. Hal ini disebabkan karena penentuan
penyebab kematian merupakan salinan antara konsep penyebab, ketepatan diagnosis, sistem
klasifikasi penyakit yang digunakan, dan beberapa hal lain yang sangat bervariasi sesuai dengan
perkembangan waktu.
Pda sertifikat kematian, tersedia lebih dari satu kolom untuk sebab kematian. Hal ini
memungkinkan dokter mengisi berbagai kondisi penderita sebelum meninggalatau berbagai
penyakit yang dideritanya pada saat-saat terakhir khidupan penderita tersebut seperti pneumonia,
hipertensi, perdarahan otak dan diabetes.
Dalam hal penyebab ganda seperti ini, sistem tabulasi penyebab kematian kadang-kadang
mengalami kesulitan tergantung pendapat mereka yang menggunakannya. Umpamanya
seseorang yang menderita diabetes dan meninggal karena serangan jantung, kemungkinan besar
digolongkan dalam sebab kematian karena diabetes. Yang lebih parah lagi, bila dalam sertifikat
tersebut tidak dicantumkan nama penyakit sesuai dengan klasifikasi internasional ataupun
klasifikasi yang berlaku.
Khusus untuk kejadian kematian bayi dalam kandungan (fetal death) pelaporannya sama
dengan pelaporan kematian bila usia kehamilan mencapai lebih dari 28 minggu. Namun
demikian, sebagian besar kematian maupun kelahiran bayi seperti tersebut di atas, di Indonesia,
sangat jarang dilaporkan sehingga memberikan angka yang sangat rendah dari seharusnya.
3. Pelaporan dan pencatatan penyakit
Pelaporan dan pencatatan penyakit dilakukan dalam beberapa bentuk antara lain:
Pencatatan dan pelaporan rutin melalui berbagai sarana pelayanan kesehatan (puskesmas, rumah
sakit, dsb)
Sistem pencatatan dan pelaporan khusus antara lain: berbagai jenis penyakit menular tertentu
melalui sistem surveilans epidemiologi serta survei kesehatan pada berbagai tingkatan.

Pelaporan penyakit menular tertentu dilakukan secara teratur setiap minggu melalui
surveilans penyakit menular. Sedangkan penyakit lainnya yang belum masuk dalam sistem
surveilans dilaporkan secara teratur melalui laporan bulanan. Pencatatan dan pelaporan penyakit
emnular tertentu terutama penyakit yang mempunyai potensi mewabah dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi terus menerus dalam usaha mencegah terjadinya wabah, selain
digunakan untuk penyusunan dan evaluasi program. Pencatatan dan pelaporan penyakit tidak
menular, umumnya, dilakukan melalui laporan bulanan yang dilakukan melalui berbagai pusat
pelayanan kesehatan. Demikian pula dengan penyakitgangguan jiwa, dibuatkan sistem
pencatatan dan pelaporan tersendiri.
Keseluruhan laporan tesebut di atas selain dianalisis pada tingkat pelayanan kesehatan di
Puskesmas, Rumah Sakit dan pada tingkat kabupaten serta dinas kesehatan provinsi, juga
dilakukan analisis terpusat pada Pusat Pengolahan Data di Departemen Kesehatan. Hasil dari
masing-masing analisis data tersebut digunakan untuk kepentingan perencanaan dan evaluasi
program kesehatan masyarakat.
4. Survei kesehatan
Tujuan dari survei kesehatan yaitu:
a) Untuk menjadi salah satu pedoman perencanaan dan evaluasi program kesehatan masyarakat dan
peranan swadaya masyarakat dalam bidang kesehatan.
b) Untuk memperkirakan kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat termasuk fasilitas dan
tenaga.
c) Untuk menyediakan data bagi kebutuhan pendididkan dan penelitian kesehatan masyarakat.

2.2. Cara Pengumpulan Data

Karena perlunya mendapatkan data yang akurat, diperlukan desain dan metode
pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara atau sumber pengumpulan data, seperti
:
1. Menurut cara pengumpulannya :
a. Langsung : dengan wawancara person dengan person, pengumpulan
data berhadapan langsung dengan sumber informasi.
b. Tidak langsung : melalui telfon atau surat, jadi melalui media atau
alat/cara tertentu untuk mencapai responden.

2. Menurut sumber pengumpulannya :


a. Data primer : Data yang dikumpulkan langsung oleh pihak yang memerlukannya dari tangan
pertama (responden) atau subjek penelitian. Seperti hasil wawancara, pengisian kuesioner
(angket), observasi dan lain-lain.
Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan
tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber
data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan
pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya
penelitian kualitatif). Wawancara dapat dilakukan dengan tatap muka maupun melalui telpon.
Wawancara Tatap Muka
Beberapa kelebihan wawancara tatap muka antara lain :
Bisa membangun hubungan dan memotivasi responden
Bisa mengklarifikasi pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah pertanyaan baru
Bisa membaca isyarat non verbal
Bisa memperoleh data yang banyak
Sementara kekurangannya adalah :
Membutuhkan waktu yang lama
Biaya besar jika responden yang akan diwawancara berada di beberapa daerah terpisah
Responden mungkin meragukan kerahasiaan informasi yang diberikan
Pewawancara perlu dilatih
Bisa menimbulkan bias pewawancara
Responden bias menghentikan wawancara kapanpun
Wawancara via phone
Kelebihan
Biaya lebih sedikit dan lebih cepat dari warancara tatap muka
Bisa menjangkau daerah geografis yang luas
Anomalitas lebih besar dibanding wawancara pribadi (tatap muka)
Kelemahan
Isyarat non verbal tidak bisa dibaca
Wawancara harus diusahakan singkat
Nomor telpon yang tidak terpakai bisa dihubungi, dan nomor yang tidak terdaftar pun
dihilangkan dari sampel.
Angket
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan
responden untuk dijawabnya.Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket
cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah.Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran terkait dengan
prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik. Prinsip Penulisan angket
menyangkut beberapa faktor antara lain :
Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka harus ada
skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak mungkin
menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak
mengerti bahasa Inggris, dsb.
Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban yang
diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk
memilih jawaban yang disediakan.
Observasi
Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur
sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan
untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada
responden yang tidak terlalu besar.
Participant Observation
Dalam observasi ini, peneliti secara langsung terlibat dalam kegiatam sehari-hari orang atau
situasi yang diamati sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat melakukan observasi
mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa, kemampuan manajerial kepala sekolah,
hubungan antar guru, dsb.
Non participant Observation
Berlawanan dengan participant Observation, Non Participant merupakan observasi yang
penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati..
Kelemahan dari metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam karena
hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di dalam
peristiwa.
Alat yang digunakan dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan,
kamera photo, dan lain lain.

b. Data sekunder: Data diperoleh dari pihak yang sudah mengumpulkan data itu sebelumnya
dimana pembaca data tinggal langsung membaca atau memperolehnya secara tertulis dari
pengumpul data pertama. Misalnya untuk membaca jumlah penduduk Indonesia, datanya tidak
perlu dikumpul oleh orang per orang atau instansi tetapi langsung dapat diperoleh dan dibaca
dari Biro Pusat Statistik (BPS) berdasarkan data sensus penduduk yang diperolehnya.

2.3. Masalah Dalam Pengumpulan Data

Masalah data tidak hanya menyangkut bagaimana mendapatkan data. Data yang
diperoleh belum tentu selalu sesuai dengan keinginan pihak yang memerlukannya. Masalah data
dapat mencakup, selain masalah memperolehnya, juga membaca, menginterpretasi dan
menyebar-luaskannya. Untuk mendapatkan, membaca maupun menginterpretasikan suatu data
tidak jarang ditemukan berbagai macam kendala.
Kemungkinan kesulitan dalam menghadapi data dapat berupa :
a. Tidak tersedianya atau kesulitan memperoleh data yang diinginkan
b. Ketidak-lengkapan data. Antara data yang sudah tersedia dengan informasi yang dibutuhkan
sangat sering terjadi kesennjangan. Karena itu mungkin diperlukan usaha tambahan untuk
menjajaki berbagai sumber data atau bahkan terkadang mengharuskan pengumpulan data sendiri.
c. Ketidakserasian data yang diperoleh dari berbagai sumber. Bahkan mungkin saja terjadi
semacam kontroversi mengenai suatu data yang diperoleh dari berbagai sumber.
d. Kemungkinan bias/kesalahan. Diperlukan teknik pengambilan dan proses pengambilan yang
tepat untuk menghindari kemungkinan kesalahan, baik karena keasalahan sumber atau
pengambilannya.
e. Pola penyakit yang memungkinkan sulitnya mendapatkan kasus, karena banyaknya kasus yang
sebenarnya tersembunyi. Yang tampak hanya sebagian saja, yang sebenarnya lebih banyak yang
tersembunyi. Keadaan ini biasa disebut sebagai fenomena gunung es (iceberg phenomen).
Contoh yang baik menggambarkan fenomena gunung es ini adalah yang terjadi pada
data HIV/AIDS. Jumlah kasus yang tampak, diketahui, dilaporkan dan tercatat hanya sekitar
500.000 kasus tahun (tahun 1990-an). Padahal jumlah kasus AIDS yang tidak terlaporkan lebih
dari 1 juta. Belum lagi besarnya jumlah sebenarnya yang terinfeksi HIV yang belum menderita
AIDS, yang jumlahnya diperkirakan berlipat ganda, mencapai lebih 10 jutaan. Penyakit dengan
fenomena gunung es ini merupakan tantangan epidemologis yang sangat sering ditemukan pada
berbagai penyakit infeksi, terlebih di kalangan penyakit tidak menular yang perlangsungannya
kronik.
BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
Data merupakan komponen penting dalam epidemologi, sebagai napas epidemiologi.
Mengingat pentingnya data, bukan hanya keberadaan dan ketersediaannya yang diperlukan,
tetapi diperlukan data yang berkualitas. Karena itu untuk mendapatkan data yang berkualitas
maka kita harus mengetahui sumber data epidemiologi seperti Sumber data dari populasi,
Catatan peristiwa vital (vital records), pelaporan dan pencatatan penyakit dan survey kesehatan.
Selain itu cara pengumpulan data menurut caranya terdiri dari pengumpulan langsung dan tidak
langsung, menurut sumber pengumpulannya terbagi menjadi data primer dan sekunder. Dalam
pengumpulan data pun tidak terlepas dari masalah masalah seperti tidak tersedianya data,
ketidaklengkapan data, ketidakselarasian data, kemungkinan adanya kesalahan dan pola penyakit
yang memungkinkan sulitmya mendapatkan kasus.

3.2. SARAN
Ketersediaan dan keakuratan data sangat penting dalam epidemiologi dimana dapat
digunakan untuk menanggulangi masalah-masalah serta membantu dalam perencanaan
pembangunan di bidang kesehatan. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama dalam pengumpulan
data yang baik dan berkualitas agar dapat meminimalisir masalah yang dapat muncul saat
pengumpulan data.

Anda mungkin juga menyukai