Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pajak merupakan salah satu sumber terbesar pendapatan suatu daerah atau

biasa disebut Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan saat ini sudah banyak hal yang

dilakukan oleh pemerintah guna meningkatkan pendapatan daerah dari bidang

pajak tersebut.Pajak sangat penting untuk menunjang pembangunan di setiap

daerah yang ada di seluruh Indonesia tak terkecuali Kalimantan Barat (Kalbar).

Kabupaten Kubu Raya merupakan salah satu kabupaten yang ada di

Kalbar, dan di Kabupaten ini juga memiliki presentasi penunggakan pajak yang

cukup besar jika dilihat dari segi nominalnya. Padahal seperti yang kita tau bahwa

Kabupaten Kubu Raya merupakan Kabupaten paling muda di Kalbar, yaitu

diresmikan sejak 2007 yang lalu, oleh sebab itu, Kabupaten Kubu Raya tentunya

membutuhkan banyak dana guna memebangun Kabupaten Kubu Raya agar tidak

tertinggal dengan pembangunan di daerah lain.

Wilayah Kubu Raya ini juga terhitung cukup luas yaitu 6.985,20 Km2, dan

terdapat 9 kecamatan dan beberapa kecamatan terletak cukup jauh dengan Ibu

Kota Kabupaten terutama untuk menjangkau Unit Pelayanan Pendapatan Daerah

(UPPD) Kabupaten Kubu Raya yang terletak di Jalan Adi Sucipto KM. 9,4 Sungai

Raya yang berwenang memberikan pelayanan pembayaran pajak kendaraan

bermotor.

1
Pihak UPPD juga telah memberi kemudahan kepada masyarakat untuk

membayar pajak kendaraan bermotor dengan menurunkan beberapa unit mobil

samsat keliling yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk memebayar pajak

kendaraan bermotor roda dua yang dimilikinya, namun program ini juga belum

mampu meningkatkan target pencapaian pembayaran kendaraan bermotor

dikarenakan mobil ini belum menjangkau daerah-daerah yang ada di pedalaman

Kubu Raya seperti Kecamatan Terentang, Kecamatan Batu Ampar, Teluk Pakedai,

dan lain-lain.Ketiga kecamatan tersebut merupakan contoh yang letak wilayahnya

cukup jauh dari UPPD Kubu Raya.

Kabupaten Kubu Raya juga berbatasan dengan Ibu Kota Provinsi

Kalimantan Barat, yaitu Kota Pontianak, sehingga banyak masayarakat Kubu

Raya yang sebenarnya dapat membayar pajak kendaraan bermotornya di beberapa

Bank Pembangunan Daerah yang telah di tunjuk atau dapat pula membayar pajak

di berbagai gerai samsat yang ada di Kota Pontianak, dikarenakan sistem online

yang telah diterapkan sehingga tentunya hal ini seharusnya mampu meningkatkan

realisasi pendapatan PAD dari sektor pembayaran kendaraan bermotor roda dua.

Berikut ini dapat kita lihat jumlah dan persentasi kendaraan bermotor roda

dua yang mebayar pajak, terlambat membayar pajak dan yang menunggak pajak

dari tahun 2012 sampai 2016 yang bersumber dari BPKPD ( Badan Pengelolaan

Keuangan dan Pendapatan Daerah) Provinsi Kalbar :

2
Tabel 1.1 : Jumlah realisasi pembayaran pajak Kendaraan bermotor

roda dua di Kabupaten Kubu Raya

Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah


wajib pajak kendaraan kendaraan kendaraan
kendaraan yang yang bermotor
bermotor membayar terkena yang
roda dua pajak denda memliki
pajak tunggakan
pajak

2012 26.981 21.691 3.404 (13%) 1.886 (7%)


(80%)

2013 35.441 26.576 6.351 (18%) 2.514 (7%)


(75%)

2014 67.208 46.863 13.688 6.657


(70%) (20%) (10%)

2015 72.554 48.890 15.109 8.555 (8%)


(74%) (18%)

2016 77. 128 48.384 14.561 14.183


( 63%) (19%) (18%)

Keterangan : Data 2016 merupakan data sementara

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah

(BPKPD) Kalimantan Barat

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa masih terdapat 7%- 18%

kendaraan yang menunggak pajak di Kabupaten Kubu Raya, meskipun dilihat

dari segi persentase terlihat namun dari segi jumlah terhitung cukup besar

ditambah lagi dengan pertumbuhan kendaraan bermotor roda dua yang semakin

3
hari semakin pesat, berikut ini merupakan target dan realisasi pendapatan daerah

dari sektor pajak kendaraan bermotor roda dua di Kabupaten Kubu Raya dalam

nominal rupiah :

Tabel 1.2 : Target dan realisasi pembayaran kendaraan bermotor roda

dua di Kabupaten Kubu Raya

Tahun Target Realisasi Belum Terealisasi

2012 Rp 3.785.664.700,- Rp 3.350.323.400,- Rp 435.432.500,-

(93%)
(7%)

2013 Rp 4.911.697.700,- Rp 4.282.832.600,- Rp 628.865.100,-

(93%)
(7%)

2014 Rp 9.743.299,700,- Rp 7.972.809.900,- Rp 1.770.498.800,-

(90%)
(10%)

2015 Rp 11.898.856.000,- Rp 10.495.835.000,- Rp 1.402.020.000,-

(92%)
(8%)

2016 Rp 12.795.494.144,- Rp 10.436.569.612 Rp 2.352.952.150


(88%) (18%)

Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah

(BPKPD) Kalimantan Barat

Melihat tabel 1.2 diatas, dapat kita lihat bahwa jumlah tunggakan pajak cukup

besar diamana seharusnya jumlah tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan

PAD Kabupaten Kubu Raya, meskipun sejauh ini sudah banyak upaya yang

4
dilakukan pihak UPPD untuk meningkatkan realisasi pembayran pajak kendaraan

bermotor roda dua.

Upaya yang dilakukan oleh UPPD Kubu Rayauntuk meningkatkan jumlah

pembayaran pajak beberapa diantaranyaadalah dikenakan denda sebesar 25% dari

wajib pajak yang harus dibayarkan namun hal ini nampaknya masih belum cukup

untuk menumbuhkan keinginan masayarakat untuk membayar pajak tepat pada

waktunya hal ini dapat dilihat dari presentasi pembayaran pajak pada table 1.1 dan

table 1.2 dimana pada tabel tersebut setiap tahunnya jumlah masyarakat yang

belum mambayar pajak tepat pada waktunya masaih pada jumlah kisaran tidak

jauh berbeda.

Upaya selanjutnya yaitu dikenakan sanksi tilang pada saat razia gabungan

yang biasa dilakukan UPPD, meskipun hal ini cukup sering dilakukan, namun

razia ini hanya dilakukan di tempat-tempat tertentu saja sehingga nampaknya

masih belum mampu memberiakan efek jera terhadap masyarakat, terutama

masyarakat yang tinggal diwilayah pedesaan, hal ini juga dapat dilihat dari

realisasi pembayaran pajak seperti yang digambarkan dalam tabel 1.2 dimana

realisasi belum memenuhi target yang ingin dicapai oleh UPPD Kubu Raya.

Pertengahan tahun 2016 masyarakat diberikan keringan dengan dihapuskanya

denda keterlambatan pembayaran pajak seperti yang dikemukakan oleh kepala

Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah(BPKPD) Kalbar dengan bukti

dikeluarkanya SK Gubernur Nomor 544/Dispenda/2016 tertanggal 13 juli 2016

berlaku sejak tanggal 18 juli 2016 sampai tanggal 31 Desembar 2016 ( Sumber :

5
m.bisnis.com),namun nampaknya keringanan ini juga belum dimanfaatkan oleh

masyarakat dengan baik untuk melunasi tunggakan pembayaran pajak kendaraan

bermotor roda dua yang mereka miliki.Oleh sebab itu penulis tertarik untuk

melakukan penelitian di Kabupaten Kubu Raya guna mencari tau sejauh mana

efektivitas pembayaran pajak di wilayah tersebut.

Efektivitas pembayaran pajak kendaraan bermotor roda dua ini menarik

dikaji sebab dengan mengkaji efektivitas, kita dapat melihat sejauh mana upaya-

upaya yang telah dilakukan pihak terkait, guna meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk membayar pajak, sehingga setiap tahunya PAD dapat terus

ditingkatkan.

1.2. Identifikasi Masalah

Melihat dari latar belakang masalah, maka penulis mengindikasi adanya

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Masih banyak masyarakat yang belum membayar pajak kendaraan

bermotor.
2. Realisasi pembayaran pajak kendaraan bermotor roda dua di

Kabupaten Kubu Raya masih belum efektif.


1.3. Fokus Penelitian

Melihat dari latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

fokus penelitian ini adalah sejauh mana efektivitas pembayaran pajak kendaraan

bermotor roda dua di Kabupaten Kubu Raya, yang sampai saat ini belum dapat

dikatakan efektif.

6
1.4. Rumusan Permasalahan

Melihat dari beberapa permasalahan yang muncul dalam proses

pembayaran pajak kendaraan bermotor roda dua, maka penulis ingin mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi belum efektifnya pembayaran pajak kendaraan

bermotor roda dua di Kabupaten Kubu Raya?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan/ mendeskripsikan

mengapa pembayaran pajak kendaraan bermotor roda dua di kabupaten Kubu raya

belum efektif?

1.6. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki dua manfaat yaitu manfaat secara teoritis dan

secara praktis :

1.6.1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah penelitian ini dapat

digunakan untuk menunjang ilmu pengetahuan, terutama tentang

manajemen pelayanan publik, dikarnakan kita dapat mengetahui sejauh

mana efektifitas pembayaran pajak kendaraan bermotor .

1.6.2. Manfaat Praktis

7
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah Unit Pelayana Pajak

Daerah Kabupaten Kubu Raya dapat mengetahui sejauh mana efektivitas

pembayaran pajak kendaraan bermotor roda dua di Kabupaten Kubu Raya

sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi agar semakin baik setiap

tahunnya.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori

2.1.1. Konsep Manajemen

Manajemen merupakan suatu ilmu yang sudah tidak asing lagi kita

dengar, dimanan manajemen merupakan suatu konsep pemikiran, tujuan

utamanya adalah bagaimanna melaksanakan suatu kegiatan yang dimotori

oleh manusia dengan menggunakan berbagai fasilitas yang tersedia untuk

mencapai suatu tujuan yang dapat memberikan manfaat dalam kehidupan

manusia.Dorongan konsep manajemen pada dasarnya berkembang dari

persoalan psikologi.

Winardi (2006) dalam makmur (2009: 9) berpendapat bahwa:

Keberhasilan dalam hal mencapai tujuan-tujuan keorganisasian


hingga tingkat tertentu tergantung faktor-faktor manusia, karna
hanya manusia yang dapat menciptakan, merubah, dan
mengembangkan suatu konsep manajemen yang lebih tepat dalam
pengimplementasian menuju pencapaian tujuan secara berdayaguna
dan berhasilguna.Dinamika manajemen sesungguhnya dapat
menunjang kinerja keorganisasian, demikian juga halnya dengan
seberapa besar stimulan yang dapat mendorong manajemen untuk
berdinamika dari berbagai aspek kegiatan manajemen.
Menurut R. Terry dalam Amirullah (2004: 7) menyatakan bahwa

manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-

tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian

yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang

9
telah ditentukan melalaui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

sumber lainnya. Sedangkan menurut James F. Stoner dalam Amirullah

(2004: 7) menyatakan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya- sumber daya organisasi

lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Amirullah, (2004: 7-8) menyimpulkan bahwa:

Istilah manajemen mengacu pada suatu proses mengkoordinasi dan


mengintegrasikankegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara
efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain. Proses
mengambarkan fungsi-fungsi yang berjalan terus atau kegiatan-
kegiatan utama yang dilakukan oleh para manajer. Fungsi-fungsi
tersebut biasanya sidebut sebagai merencanakan, mengorganisasi,
memimpin, dan mengendalikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen memeggang perananan

penting dalam sebuah organisasi termasuk berkaitan dengan efektivitas

sebuah organisasi dalam mencapai tujuan masing-masing

organisasi.Efektivitas merupakan salah satu tujuan adanya manajemen

terutama didalam manajemen publik, dimana organisasi publik haruslah

berorientasi pada kepuasan publik sehingga setiap program yang dibuat

oleh pemerintah diharapkan memiliki efektivitas sesuai yang ditargetka

agar program tersebut dapat memebrikan manfaat bagi masyarakat luas.

2.1.2. Efektivitas Organisasi

Efektivitas organisasi merupakan akhir baik atau buruknya suatu

manajemen.Para ahli manajemen sependapat, bahwa efektivitas

merupakan tugas utama suatu manajemen.Terdapat berbagai ukuran

10
tentang efektif tidaknya suatu organisasi.Ada yang megemukakan

efektivitas itu sebagai mendapat keuntungan yang banyak, tapi juga

efektivitas itu diukur dengan jumlah barang itu diukur dengan jumlah

barang atau kualitas pelayanan yang dihasilkan.(Steers, 1985: 70) dalam

(Waluyo,2007: 85)

Konsep efektivitas organisasi telah banyak digunakan dalam

beberapa konteks. Beberapa diantaranya adalah menyamakan istilah

efektivitas dengan keuntungan atau produktivitas, sementara yang lain

melihat sebagai kegiatan kerja atau karakter kerja. (Steers, 1985: 720)

dalam (Waluyo, 2007: 87)

2.1.3. Teori Efektivitas Organisasi

Steers (1985: 73) dalam Waluyo, (2007: 87) mengemukakan lebih

lanjut bahwa efektivitas suatu organisasi sebagai kemampuan organisasi

tersebut memeperoleh dan menggunakan secara efesien sumber-sumber

yang tersedia untuk mencapai tujuanya.

Indrawijaya (1986: 226) dalam Waluyo, (2007: 84) mengemukakan bahwa

teori efektivitas yang paling sederhana ialah teori yang berpendapat


bahwa efektivitas organisasi sama dengan prestasi organisasi
secara keseluruhan. Menurut pandangan ini, efektivitas organisasi
diukur berdasarkan seberapa besar keuntungan yang diperolehnya,
dalam hal ini, misalnya keuntungan lebih besar, maka berarti
organisasi makin efektif, dari sisi lain, organisasi dapat dikatakan
efektif bila jumlah pengeluaran makin lama makin menurun,
dengan kata lain,menurut teori ini, efektivitas organisasi ditentukan
oleh efesiensinya.

11
Etzioni dalam Indrawijaya (1986: 227), dalam Waluyo (2007: 84)

mengemukakan pendaekatan pengukuran efektifitas organisasi yang

disebutnya system model dan mencakup empat kriteria sebagai berikut:

1. Kriteria adaptasi, yaitu kemampuan organisasi untuk

menyesuaikan diri dengan lingkunganya.


2. Kriteria Integrasi, yaitu pengukuran terhadap kemampuan

suatu organisasi untuk menjadikan sosialisasi

pengembangan consensus dan komunikasi dengan beberapa

macam organisasi lainnya.


3. Kriteria Motivasi anggota, dalam kriteria ini dilakukan

pengukuran mengenai keterkaitan dan hubungan antara

prilaku organisasi dengan organisasinnya dan kelengkapan

sarana bagi pelakanaan tugas pokok dan fungsi organisasi.


4. Kriteria produksi, yaitu usaha pengukuran efektivitas

organisasi dihubungkan dengan jumlah organisasi dan mutu

keluaran organisasi serta intensitas.

2.1.4.Karakteristik Evektivitas

Jhon M. Ivancevich, ( Ghania, 2006:23) mengemukakan organisasi

yang sangat efektif dan produktif diberbagai industri yang berbeda tampak

memeiliki dan menumpuk beberapa karakteristik yang sama. Manajer

dapat memimpin jalan untuk menuju tingkat efektivitas yang lebih tinggi

dengan :

12
1. Menyediakan tempat untuk pelatihan dan pembelajaran yang

berkisenambungan.
2. Menyebarkan informasi dengan karyawan.
3. Mendorong kemitraan antar departemen.
4. Menghubungkan kompensasi dengan kinerja.
5. Menghindari pemberhentian karyawan.
6. Menjadi teladan yang seportif.
7. Menghormati perbedaan antar karyawan.
8. Menjadi pendengar yang baik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan hal-hal diatas,

maka efektivitas sebuah organisasi dapat ditingkatkan dalam proses

pencapaian tujuan atau cita-cita organisasi tersebut, dalam hal ini

tercapainya efektivitas pembayaran pajak kendaraan bermotor roda dua.

2.1.5. Pengertian Pajak

Pajak itu sendiri menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam

bukunya Dasa-Dasar Pajak dan Pajak Pendapatan (dalam Brotodiharjo,

2003: 6) menyatakan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

berdasarka Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak

mendapat jasa-jasa timbal balik (kontra-prestasi), yang langsung dapat

ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Pajak menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan nomor 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat 1, menyebutkan bahwa

pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

13
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Fitriandi

dkk, 2011:4)

2.1.6. Asas Pemungutan Pajak

Dalam melakukan pemungutan pajak harus dilandasi dengan asas-

asas yang merupakan ukuran untuk menentukan adil tidaknya suatu

pemungutan pajak. Negara dalam melaksanakan penagihan pajak, menurut

Adam Smith dalam Fidel ( 2010: 7) mengemukakan ajaran yang

mengatakan bahwa penagihan pajak harus dilakukan berdasarkan asas-

asas:

1. Equality( Asas Persamaan), yaitu menekankan bahwa warga

negara atau wajib pajak seharusnya memeberikan sumbangan

kepada negara sebanding dengan kemamapuan mereka masin-

masing, yaitu sehubungan dengan keuntungan yang mereka

terima dalam perlindungan negara.


2. Certainty (asas kepastian), yaitu bahwa penekananya kepastian

hukum sangat dipentingkan dalam hal subjek dan objek

pajaknya, dengan demikian, bagi wajib pajak harus jelas dan

pasti tentang waktu, jumlah, dan cara pembayaran pajaknya.


3. Economy (Asas efesiensi) yaitu menekankan bahwa biaya

pemungutan pajak tidak boleh lebih dari hasil pajak yang akan

diterima, misalnya pemungutan pajak harus disesuaikan dengan

kebutuhan Anggaran Belanja Negara.

14
4. Convenience (asas menyenangkan), yaitu ketika dilakukan

pemungutan pajak seharusnya dilakukan saat menyenangkan

bagi wajib pajak.


2.1.7. Jenis-Jenis Pajak di Indonesia
Pajak-pajak yang berlaku di Indonesia saat ini adalah:
1. Pajak yang dipajaki oleh pemerintah pusat
a. Pajak Penghasilan (PPh)
b. Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (PPN)
c. Pajak Penjualan atas Barag Mewah (PPnBM)
d. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
e. Bea Matrai
f. Bea Perolehan Ha katas Tanah dan Bangunan
g. Cukai
h. Bea Masuk
2. Pajak yang dipakai oleh Pemerintah Daerah Tingkat I
a. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Kendaraan di Atas

Air.
b. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB)
c. Bea Balik Nama Kendaraan Nermotor (BBNKB) dan

Kendaraan Atas Air.


d. Pajak Pegambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan

Air Permukaan.
3. Pajak yang dipajaki oleh Pemerintah Daerah Tingkat II
a. Pajak Hotel
b. Pajak Restoran
c. Pajak Reklame
d. Pajak Hiburan
e. Pajak Penerangan Jalan
f. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
g. Pajak Parkir
h. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
i. Pajak Kendaraan Bermotor
2.1.8. Pajak Kendaraan Bermotor Roda Dua

Pajak kendaraan bermotor roda dua termasuk dalam pajak

daerah dan retribusi daerah dimana pajak kendaraan bermotor

adalah pajak atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan

15
bermotor. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda

beserta gandenganya yang digunakan disemua jenis jalam dan

darat dan digerakan oleh peralatan teknik berupa motor atau

peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber

daya energy tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor

yang bersangkutan termasuk alat-alat besar yang dalam oprasinya

menggunakan roda dan motor tidak melekat secara permanen, serta

kendaraan bermotor yang dioprasikan di air.

Peraturan daerah Kubu Raya juga memasukan peraturan

tentang pembayaran pajak ini dalam Peraturan Daerah Kabupaten

Kubu Raya Nomor 9 Tahun 2010 tentang pengujian kendaraan

bermotor, dimana pajak ini wajib dibayarkan oleh orang pribadi

atau badan yang menggunakan kedaraan tersebut.

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan penulis adalah tentang efektivitas pembayaran

pajak kendaraan bermotor roda dua di Kabupaten Kubu Raya.Penelitian tentang

efektivitas ini tentunya pernah dilakukanpenulis lain namun dengan berbagai

perbedaan, mulai dari subjek dan objek penelitian, teori yang digunakan untuk

menganalisis, jenis penelitian, dan lain-lain.

Penelitan mengenai efektivitas juga pernah dilakukan oleh beberapa orang

sebelumnya seperti yang dilakukan oleh Januar Bayu Adi Nugroho tahun 2016

dengan judul penelitian Efektivitas Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

16
pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak. Penelitian yang dilakukan

Januar dalam skripsinya ini menggunakan teori efektivitas milik Charles

OJones yang digunakan untuk menilai efektivitas tidaknya penerimaa pajak

Bumi dan Bangunan di Kota Pontianak khusunya di Kecamatan Pontianak

Timur pada tahun 2014, sedangakan penulis menggunakan teori Etzioni dengan

empat indicator yang untuk menganalisis dan mendeskripsikan sejauh mana

efektivitas pembayaran pajak kendaraan bermotor di Kabupaten Kubu Raya.

Penelitian tentang efektivitas juga dilakukan oleh Gregorius Mario dengan

judul penelitian Efektivitas Kepemimpinan Camat di Kantor Kecamatan Tujuh

Belas Kabupaten Begkayang, dalam penelitian ini Mario menggunakan teori

yang dikemukakan oleh Steers yaitu meliputi kemampuan menyesuaikan diri,

kemampuan meningkatkan produktivitas, dan kemampuan menciptakan

kepuasan kerja. Penelitian Mario befokus pada gaya kepemimpinan Camat

Tujuh Belas dan dengan tujuan penelitian untuk meningkatkan fungsi

kepemimpinan Camat Tujuh Belas dalam melaksanakan tugasnya sedangkan

dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk meningkatkan presentase

pembayaran pajak kendaraan bermotor roda dua di Kabupaten Kubu Raya.

2.3. Kerangka Fikir

Pajak kendaraan bermotor menjadi salah satu sumber PAD suatu daerah

tertentu sehingga sangat penting mengetahui sejauh mana efektivitas pembayaran

pajak kendaraan bermotor roda dua guna meningkatkan realisasi pembayaran

pajak kendaraan bermotor didaerah tersebut.

17
Efektivitas adalah kemampuan untuk memilih tujuan-tujuan atau sasaran-

sasaran yang tepat dan mencapainya. Karna itu efektivitas menunjuk pada kaitan

antara outputatau apa yang sudah dicapai atau hasil yang sesungguhnya dicapai

dengan tujuan atau apa yang sudah ditetapkan dalam rencana atau hasil yang

diharapkan. ( Silalahi, 2011:416)

Etzioni dalam Indrawijaya (1986: 227), dalam Waluyo (2007: 84)

mengemukakan pendaekatan pengukuran efektifitas organisasi yang disebutnya

system model dan mencakup empat kriteria sebagai berikut

1. Kriteria Adaptasi, yaitu kemampuan organisasi untuk menyesuaikan

diri dengan lingkunganya. Dalam hal ini, penulis ingin melihat sejauh

mana kepekaan pihak yang berwenang yaitu Unit Pelayanan

Pendapatan Daerah (UPPD) Kubu Raya untuk melihat hal-hal apa

sajakah yang menjadi hambatan masyarakat Kubu Raya untuk

membayar pajak tepat pada waktunya.


2. Kriteria Integrasi, yaitu pengukuran terhadap kemampuan suatu

organisasi untuk menjadikan sosialisasi pengembangan consensus dan

komunikasi dengan beberapa macam organisasi lainnya. Dapat

dikatakan bahwa Integrasi adalah sejauh mana kemampuan UPPD

Kubu Raya menjalin relasi dengan berbagai instansi guna

meningkatkan jumlah pembayaran pajak kendaraan bermotor roda dua

agar lebih efektif.


3. Kriteria Motivasi anggota, dalam kriteria ini dilakukan pengukuran

mengenai keterkaitan dan hubungan antara prilaku organisasi dengan

18
organisasinnya dan kelengkapan sarana bagi pelaksanaan tugas pokok

dan fungsi organisasi.dapat disimpulkan bahwa motivasi anggota

dalam hal ini adalah berkaitan dengan sejauh mana kualitas pelayanan

dan sarana penunjang atau fasilitas yang meningkatkan ketertarikan

masyarakat untuk membayar pajak tepat waktu.


4. Kriteria produksi, yaitu usaha pengukuran efektivitas organisasi

dihubungkan dengan jumlah organisasi dan mutu keluaran organisasi

serta intensitas. Jadi dapat disimpulkan bahwa kriteria produksi

berkaitan dengan sejauh mana hasil atau outputdari sebuah pelayanan

publik dalam hal ini berkaitan pula dengan jumlah realisasi

pembayaran pajak kendaraan bermotor roda dua.

Melihat dari empat kriteria diatas, penulis merasa bahwa teori diatas tepat

digunakan untuk mendeskripsikan dan mengemukakan sejauh mana efektivitas

pembayaran pajak kendaraan bermotor roda dua yang ada di Kabupten Kubu

Raya.

19
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Peraturan Daerah Kabupaten Kubu Raya Nomor 9 Tahun


2010

Efektivitas Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor Roda


Dua di Kabupaten Kubu Raya

Belum tercapainya target pembayaran pajak kendaraan


bermotor roda dua di Kabupaten Kubu Raya.

Etzioni dalam Indrawijaya (1986: 227), dalam Waluyo


( 2007: 84) mengemukakan pendaekatan pengukuran
efektivitas organisasi :

1. Adaptasi
2. Integrasi
3. Motivasi Anggota
4. Produksi

Output dari penelitan ini adalah diharapkan meningkatnya


kesadaran masyarakat 20 dalam hal pembayaran pajak
kendaraan bermotor roda dua sehingga PAD Kabupaten
Kubu Raya dapat meningkat dan pembayaran pajak
kendaraan bermotor roda dua lebih efektif
21
2.4. Pertanyaan Penelitiana

1. Sejauh Mana pihak UPPD Kabupaten Kubu Raya memahami dan mencari

tau berbagai hambatan yang menyebabkan masyarakat tidak membayar

pajak kendaraan bermotor roda dua yang dimilikinya?


2. Sejauh mana upaya UPPD menjalin kerjasama dengan berbagi instansi

lainuntuk meningkatkan efektivitas pembayara pajak kendaraan bermotor

roda dua di Kabupaten Kubu Raya?


3. Sejauh mana motivasi masyarakat untuk membayar pajak kendaraan

bermotor roda dua yang dimilikinya secara tepat waktu?


4. Seberapa efektif output yang dikeluarkan oleh pihak UPPD Kabupaten

Kubu Raya?

22
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian memiliki berbagai jenis yang disesuaikan dengan tujuan penelitian

yang ingin dicapai oleh masing-masing penulis, dan dalam penelitian ini penulis

menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian

penelitian deskriptif menurut Travers(1978) dalam Umar ( 2005: 81) adalah jenis

penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah

berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu

gejala tertentu.

Penulis merasa jenis penelitian ini cocok digunakan dalam penelitian

efektivitas pembayaran pajak kendaraan bermotor roda dua yanga ada di

Kabupaten Kubu Raya, karna melihat persentase pembayaran pajak yang

menunggak masih dapat dikatakan tinggi, maka penulis ingin mendeskripsikan

sejauh mana efektivitas pembayaran pajak kendaraan bermotor roda dua di

Kabupaten Kubu Raya.

Penulis ingin mengambarkan sejauh mana upaya UPPD Kabupaten Kubu

Raya selaku pihak yang berwenang memungut pembayaran pajak kendaraan

bermotor roda dua dan bagaimana motivasi atau kesadaran masyarakat dalam

membayar pajak kendaraan bermotor roda dua yang dimilikinya dengan tepat

waktu sehingga target yang ingin dicapai oleh pemerintah daerah dapat terealisasi

23
dengan baik dan tepat waktu, sehingga berbagai rencana pembangunan di

Kabupaten Kubu Raya juga segera dapat direalisasikan.

3.2. Langkah- Langkah Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian

dengan judul efektivitas pembayaran pajak kendaraan bermotor roda dua di

Kabupaten Kubu Raya, adalah sebagai berikut :

1. Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah studi kepustakaan

guna menunjang pengetahuan penulis untuk menemukan masalah yang

layak untuk dikaji sesuai kajian yang diambil oleh penulis, yaitu

manajemen publik.
2. Setelah memperoleh permasalahan yang sesaui, maka penulis

melakukan penelitian pra lapangan, dimana hal ini meliputi

menentukan lapangan penelitian, mencari tau informasi awal,

menyusun rancangan proposal penelitian, mengurus surat izin

penelitian, menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk

penelitian seperti pedoman wawancara, dan alat-alat dokumentasi dll.


3. Tahapan yang selanjutnya adalah penelitian langsung ke lapangan,

dalam tahap ini, penulis berupaya mengali berbagai macam sumber

informasi berkaitan dengan sejauh mana efektivitas pembayaran pajak

kendaraan bermotor roda dua yang ada di Kabupaten Kubu Raya.

Informasi digali penulis melalui berbagai cara yaitu pengamatan secara

langsung, wawancara, dan tak lupa mendokumantasikan setiap proses

memperoleh informasi.

24
4. Langkah terakhir adalah menganalisis data yang telah diperoleh

dengan mereduksi data guna memfokuskan penelitian, kemudian

penyajian data hasil reduksi diaman data tersebut sudah sudah benar-

benar fokus dengan masalah yang akan dikaji, dan kemudian yang

terakhir adalah menarik kesimpulan dari penelitian yang telah

dilakukan.

3.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk melakukan penelitian ini, penulis memilih lokasi di Kabupaten Kubu

Raya khususnya di kantorUnit Pelayanan Pendapatan Daerah (UPPD) dan

beberapa masyarakat pemilik kendaraan roda dua yang menunggak pembayaran

pajak. Pemilihan Kubu Raya sebagai tempat penelitian berdasarkan data awal

yang diperoleh bahwa di Kabupaten Kubu Raya, masih sekitar 8% - 18%

masyarakat pemilik kendaraan bermotor roda dua yang belum membayar tepat

waktu atau dalah arti lain menunggak pembayarannya.

Waktu untuk melaksanakan penelitian ini direncanakan akan dimulai pada

pertengahan bulan April 2017 hingga selesai, namun sebelum melakukan

penelitian, penulis telah terlebih dahulu melakuakan pra survey guna mencari dan

memperkuat data awal yang diperoleh oleh penulis. Pra survey dilakukan pada

bulan januari hingga data yang diperoleh penulis dirasa sudah cukup untuk

mengajukan usulan proposal penelitian, dan berikut ini merupakan gambar

perkiraan proses peneliitian.

25
No Jenis Waktu Penelitian
Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
20 2017 2017 2017 2017 2017 2017 2017
17
1. Pra Survei

2. Pembuatan
desain
penelitian

3. Seminar
usulan
penelitian

4. Penelitian
lapangan

5. Penulisan
hasil
penelitian
6. Ujian
skripsi

3.4. Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis ini tentunya memiliki subjek dan objek

penelitian agar memepermudah peneliti mencari dan menemukan data sesuai yang

dibutuhkan.Sesuai dengan hakikatnya, objek adalah keseluruhan permasalahan

yang dibicarakan dalam peneitian, sebagai betuk pasif, sedangkan yang

membicarakan, sebagai bentuk aktif adalah subjek.Singkatnya, objek adalah

segala sesuatu yang diteliti, sedangkan subjek adalah peneliti. Ratna, ( 2010: 135)

26
Pada penelitian ini yang pertama penulis memilih beberapa Subjek penelitian

sebagai berikut:

1. Kepala UPPD Kabupaten Kubu Raya


2. Kasi Penagihan UPPD Kabupaten Kubu Raya
3. Masyarakat Kabupaten Kubu Raya yang tidak membayar pajak

kendaraan bermotor roda dua.

Objek yang ingin diteliti penulis pada penelitian ini adalah efektivitas

pembayaran pajak kendaraan bermotor roda dua yang ada di Kabupaten Kubu

Raya dengan mengkaji sejauh mana upaya-upaya yang dilakukan pihak UPPD

untuk meningkatkan efektivitas pembayaran pajak serta mencari tau sejauh mana

kesadaran masyarakat untuk membayar pajak kendaraan bermotor miliknya.

3.5. Instrumen Penelitian

Sebuah penelitian harus memiliki instrumen penelitian, Instrumen penelitian

merupakan alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data. Pada penelitian

kalitatif, peneliti merupakan instrumen utama dalam penelitiannya dan dalam

penelitian ini penulis juga menjadikan dirinya sebagai instrument utama dalam

proses pengumpulan data yang diperlukan selama penelitian, sehingga menurut

Moloeng, (2013: 169) peneliti harus responsive, dapat menyesuaikan diri,

menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan, memproses dan

mengikhtisarkan, dan memanfaatkan kesempatan mencari respons yang tidak

lazim atau indiosinkratik.

Instrument penunjang yang digunakan penulis untuk memeproleh data

penelitian ada berbagai macam yang meliputi pedomana wawancara yang

27
berkaitan dengan sejauh mana upaya yang dilakukan UPPD, dan sejauh mana

motivasi masyarakat memiliki kesadaran untuk membayar pajak tepat waktu,

kemudian pedoman observasi berupa teori agar setiap informasi yang diperolah

sesuai yang diperlukan peneliti, kemudian instrumen yang lain adalah instruman

dokumentasi menggunakan berbagai alat elektronik, seperti HP yang digunakan

untuk mengambil gambar dan merekam percakapan wawancara yang dilakukan

oleh peneliti saat menggali informasi dari informan, kemudian digunakan juga

pulpen dan block note untuk mencatat poin-poin penting yang diungkapkan oleh

informan.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian, penulis membutuhkan beberapa teknik dalam

memperoleh data yang dibutuhkan, Sugiyono (2015: 137) mengemukakan bahwa

teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu dengan

wawancara langsung, kuesioner (angket), observasi (pengamatan), atau bahkan

gabungan ketiganya.

Pada penelitian ini, penulis memilih menggunakan teknik wawancara

langsung dengan pihak UPPD Kabupaten Kubu Raya dan masyarakat pemilik

kendaraan bermotor roda dua dan melakukan observasi langsung di lapangan, baik

di instansi terkait maupun terhadap masyarakat langsung.

3.7. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan pengumpulan data, maka penulis perlu melakukan analisis

data guna menafsirkan data yang telah diperoleh agar dapat diolah sesuai yang

28
penulis butuhkan dalam penelitiaanya. Analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen,

1982) dalam Moloeng, ( 2013: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data memilih-milihnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, menistesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dana apa yang dipelajari, dan memutuskan apa

yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis sebelum di lapangan dan

analisis data di lapangan.Analisis sebelum dilapangan dilakukan dengan mencari

tau literatur tentang efektivitas, dan menganalisis penelitian-penelitian yang

pernah dilakukan sebelumnya.Sedangkan analisis data dilapangan dilakukan

dengan mereduksi data yang telah diperoleh dilapangan dengan mencatat secara

rinci dan teliti poin-poin dari hasil penelitian yang benar-benar diperlukan dalam

penelitian tersebut.

3.8. Teknik Keabsahan Data (Uji Validitas)

Semua data yang diperoleh perlu dilakukan uji validitas data guna menjamin

kebenaran/ keaslian data.Teknik keabsahan (uji validitas) data dalam penelitian ini

penulis menggunakan teknik trianggulasi, yang mana meliputi triangulasi sumber,

triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.

Teknik triangulasi sumber merupakan teknik dimana penulis menguji

kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber, dalah penelitian ini penulis akan menggali informasi

29
dari pihak UPPD dan masyarakat tentang efektivitas pembayaran pajak kendaraan

bermotor roda dua.

Teknik yang selanjutnya adalah menguji kreadibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda,

contohnya adalah data yang diperoleh melalui observasi kemudian di cek kembali

menggunakan teknik wawancara.Kemudian teknik yang terakhir adalah teknik

triangulasi waktu mengecek kembali data yang diperoleh namun dengan waktu

yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Amirrullah. Haris, Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

30
Brotodiharjo, Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung : Rafika

Aditama.

Fitriandi, Primandita dkk. 2011. Kompilasi Undang-Undang Perpajakan

Terlengkap.Jakarta: Salemba Empat.

Fidel.2010. Cara Mudah dan Praktis Memahami Masalah-Masalah Perpajakan.

Jakarta: Murai Kencana.

Ivancevich, M, Jhondkk. 2006. Prilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta:

Erlangga.

Makmur. 2009. Teori Manajemen Stratejik dalam Pemerintahan dan

Pembangunan.Bandung: Rafika Aditama.

Moleong, J, Lexy. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Ratna, Kutha, Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Buadaya dan Ilmu

Sosial Humanoria pada Umumnya. Denpasar: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dab R&D. Bandung:

Alfabeta

Umar, Husein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Silalahi, Ulber. 2011. Asas-Asas Manajemen. Bandung: Refika Aditama

Waluyo. 2007. Manajemen Publik. Bandung: Mandar maju

Rujukan Elektronik :

31
http://kalbar.antaranews.com/berita/340951/sekda--40-persen-pemilik-ranmor-

tunggak-pajak?

utm_source=related_news&utm_medium=related&utm_campaign=news di

akses pada tanggal 23 Desember 2016

http://thetanjungpuratimes.com/2016/07/21/dispenda-kalbar-targetkan-pad-

rp50-miliar/ di akses pada tanggal 3 januari 2017

http://www.pontianakpost.co.id/razia-gabungan diakses pada tanggal 3 januari

2017

Skripsi :

Mario, Gregorius. 2015. Efektivitas Kepemimpinan Camat di Kantor Kecamatan

Tujuh Belas Kabupaten Bengkayang. Pontianak: Universitas Tanjungpura

Nugroho, Januar. 2016. Efektivitas Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan pada

Dinas Pendapatan Daerah Kota Pontianak. Pontianak: Universitas

Tanjungpura.

32

Anda mungkin juga menyukai