Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Bangsa Belanda pernah menguasai Indonesia lebih dari 300 tahun. Dalam kurun waktu itu, berkali-kali
rakyat Indonesia mengadakan perlawanan. Pada bagian ini kita akan membahas tentang kedatangan
Bangsa Belanda ke Indonesia, bentuk-bentuk penindasan Bangsa Belanda, dan perjuangan menentang
penjajahan Bangsa Belanda.
1. Pada tahun 1830, Van Der Capellen diganti Van Den Bosch. Bosch mendapat tugas mengisi kas
Belanda yang kosong. Ia memberlakukan tanam paksa atau cultuur stelsel untuk mengisi kas pemerintah
yang kosong. Van Den Bosch membuat aturanaturan untuk tanam paksa sebagai berikut.Rakyat wajib
menyediakan 1/5 dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasaran Eropa.
2. Tanah yang dipakai untuk tanamam paksa bebas dari pajak.
3. Hasil tanaman diserahkan kepada Belanda.
4. Pekerjaan untuk tanam paksa tidak melebihi pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi.
5. Kerusakan-kerusakan yang tidak dapat dicegah oleh petani menjadi tanggungan Belanda.
6. Rakyat Indonesia yang bukan petani harus bekerja 66 hari tiap tahun bagi pemerintah Hindia
Belanda.
Kenyataannya, ada banyak penyelewengan dari ketentuan itu. Misalnya, tanah yang harus disediakan
oleh petani melebihi luas tanah yang telah ditentukan, rakyat harus menanggung kerusakan hasil panen,
rakya harus bekerja lebih dari 66 hari, dan lain-lain. Akhirnya ketentuanketentuan yang diatur dalam
tanam paksa tidak berlaku sama sekali.
Pemerintah Belanda semakin bertindak sewenang-wenang. Tanam paksa mengakibatkan penderitaan
luar biasa bagi rakyat Indonesia. Hasil pertanian menurun. Rakyat mengalami kelaparan. Akibat
kelaparan banyak rakyat yang mati. Sebaliknya, tanam paksa ini memberikan
keuntungan yang melimpah bagi Belanda. Namun, masih ada orang Belanda yang peduli terhadap nasib
rakyat Indonesia. Di antaranya adalah Douwes Dekker. Ia mengecam tanam paksa melalui bukunya yang
berjudul Max Havelaar, dengan nama samaran Multatuli. Max Havelaar menceritakan penderitaan
bangsa Indonesia sewaktu dilaksanakan tanam paksa.
Max Havelaar menggegerkan seluruh warga Belanda. Timbul perdebatan hebat tentang tanam paksa di
negeri Belanda. Akhirnya, Parlemen Belanda me-mutuskan untuk menghapus tanam paksa secepatnya.
Dari beberapa perlawanan yang dilakukan oleh rakyat di berbagai daerah pada awalnya mengalami
kemenangan tetapi pada akhirnya mengalami kekalahan. Hal itu disebabkan karena beberapa hal antara
lain :
1. Rakyat tidak bersatu, tetapi berjuang secara kedaerahan.
2. Rakyat mudah diadu domba, ingat politik devide et impera (politik adu domba).
3. Kurangnya persenjataan.
http://asagenerasiku.blogspot.co.id/2012/05/perjuangan-rakyat-melawan-
penjajah.html
7. Perang Banjarmasin
Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda melakukan monopoli perdagangan dan mencampuri
urusan kerajaan. Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari. Beliau didukung oleh
Pangeran Hidayatullah. Pada tahun 1862 Hidayatullah ditahan Belanda dan dibuang ke
Cianjur. Pangeran Antasari diangkat rakyat menjadi Sultan. Pangeran Antasari berusaha
mempertahankan wilayah Banjar dengan cara membakar stiap kapal Belanda yang masuk wilayah
Banjar. Tahun 1863 Belanda melancarkan serangan ke seluruh wilayah Banjar hingga akhirnya
Pangeran Antasari gugur.
https://mastugino.blogspot.co.id/2012/11/perjuangan-melawan-penjajahan-
belanda.html
Pembelajaran mengenai sejarah kali ini juga akan berkaitan dengan beberapa term
yang sering kita cari yang semuanya merujuk pada satu muara yaitu bagaimana
reaksi perlawanan atas penjajahan yang terjadi di Indonesia kala itu. Beberapa
informasi terkait yang juga sering kita butuhkan misalnya:
Penggantinya ialah Letkol Groot yang berpolitik licik serta berusaha memecah
belah. Banyak pemimpin yang ditangkapnya sehingga kekuatan semakin lemah.
Maka dalam pertempuran selanjutnya, Pattimura beserta kawan-kawannya
tertangkap dan pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dijatuhi hukuman mati
dengan cara digantung di benteng New Victoria. Perjuangannya dibantu Christina
Martha Tiahahu.
Perlawanan Padri
Gerakan padri didirikan oleh tiga orang ulama, yakni Haji Miskin, Haji Piambang, dan
Haji Sumanik sepulang dari Tanah Suci. Ketiga ulama tersebut sangat kecewa
melihat kebiasaan masyarakat Minangkabau yang telah sangat jauh dari ajaran
Islam. Usaha mereka untuk memengaruhi masyarakat mendapat perlawanan keras
kaum adat hingga timbullah peperangan. Berikut sebab-sebab timbulnya perang.
Adanya perbedaan pendapat antara kaum ulama/padri dengan kaum adat. Kaum
ulama terpengaruh gerakan wahabi menghendaki ajaran agama Islam berdasarkan
alquran dan Hadis.
Kaum ulama ingin memberantas kebiasan buruk yang dilakukan kaum adat, seperti
berjudi, menyabung ayam, dan mabuk.
Pertempuran semula terjadi pada tahun 1825 di Minangkabau antara kaum adat
dan kaum ulama. Kaum ulama dipimpin oleh Imam Bonjol. Kaum adat kemudian
minta bantuan Belanda. Namun Belanda sedang terdesak, akibat perang
menghadapi Pangeran Diponegoro. Maka, Belanda mengajak berunding saja dan
mengakui batas wilayah kekuasaan kaum padri.
Sesudah tahun 1830, Belanda mengobarkan perang antara kaum adat melawan
kaum padri, dalam hal ini Belanda membantu kaum adat. Semula pertempuran itu
terjadi, tetapi setelah kaum adat sadar akan bahaya Belanda, mereka bergabung
dengan kaum padri melawan Belanda sejak tahun 1832. Belanda di bawah Van den
Bosch menggunakan Sistem Benteng Stelsel dan dikirimlah bantuan di bawah
pimpinan Sentot Ali Basa Prawirodirjo yang kemudian memihak kepada kaum padri.
Sentotpun dibuang ke Cianjur.
Dengan siasat Benteng Stelsel, Belanda mengepung benteng Bonjol pada tanggal
25 Oktober 1937 sehingga Imam Bonjol tertangkap dan dibuang ke Cianjur. Pada
tahun1854, Imam Bonjol wafat di Manado.
Sejak awal abad ke-18 Belanda memperluas daerah kekuasaannya dan berhasil
menguasai sebagian besar wilayah Mataram pada tahun 1812. Pengaruh Belanda
mulai menyebar di kalangan istana dan mengancam kehidupan agama Islam.
Sebagai salah seorang pemimpin negara dan pemuka agama, Pangeran Diponegoro
tergerak untuk melakukan perlawanan. (Sejarah Perlawanan Terhadap Belanda di
Indonesia)
Sebab umum:
Jalanya Perang
siasat Benteng Stelsel, di setiap daerah yang dikuasai didirikan benteng yang
mempersempit gerilya Pangeran Diponegoro sehingga pasukannya terpecah-pecah;
mengangkat kembali Sultan Sepuh agar tidak dibenci oleh rakyat Mataram;
Tahun 1838 Kiai Mojo mengadakan perundingan dengan Belanda di Mangi, tetapi
gagal. Kiai Mojo ditangkap dan diasingkan ke Minahasa dan tahun 1849 wafat lalu
dimakamkan di Tondano.
Perang Aceh
Perang Aceh meletus pada tahun 1873 ketika terjadi pertentangan kepentingan
politik dan ekonomi antara Kesultanan Aceh dan pemerintah kolonial Belanda.
Belanda sudah memiliki keinginan untuk menguasai Aceh sejak tahun 1824, saat itu
Aceh terkenal sebagai penghasil separuh persediaan lada di dunia. Kesempatan
diperoleh ketika Inggris membiarkan Belanda menguasai Aceh daripada jatuh ke
tangan Amerika Serikat atau Prancis.
Sebab umum
2) Aceh merupakan daerah yang strategis bagi pelayaran dan perdagangan yang
menolak campur tangan Belanda.
Sebab khusus
Jalanya perang
Belanda menyerang di bawah Kohler, tetapi Kohler sendiri tewas sehingga Belanda
menarik pasukannya. Pimpinan pasukan diganti oleh Van Swietten yang berusaha
membentuk pasukan jalan kaki (infateri), pasukan berkuda (kavaleri), dan pem-
bangunan militer (genie). Semangat rakyat Aceh tidak kendor, bahkan Jenderal Van
der Heyden tertembak sehingga buta (jenderal buta).
Pada masa ini, Tengku Tjik Di Tiro gugur. Karena itu, Teuku Umar mengubah cara
dengan berpura-pura menyerah kepada Belanda (tahun 1893). Belanda memberi
penghargaan berupa uang $18.000, 800 senjata, 250 tentara, dan Teuku Umar
diberi gelar Teuku Johan Pahlawan. Hal itu hanya merupakan siasat saja, Teuku
Umar kembali menyerang Belanda bersama istrinya Tjoet Nja'Dien. Belanda merasa
sulit menundukkan Aceh sehingga memanggil Dr. C. Snouck Hurgronje untuk
meneliti budaya Aceh. Tersusunlah buku yang berjudul De Atjeher.
Foto: Perang Aceh/Wikipedia
(Panglima besar angkatan perang Belanda, Jenderal J.H.R. Kohler tewas ditembak
oleh penembak jitu Aceh pada tahun 1873)
Pada tahun 1899 di Meulaboh, Teuku Umar gugur. Perjuangannya dilanjutkan Tjoet
Nja' Dien yang terus bergerilya. Karena Aceh sudah tidak berdaya, Belanda
mengeluarkan Plakat Pendek yang isinya:
Pertempuran ini terjadi karena Belanda banyak campur tangan di istana, banyak
perkebunan yang dikuasai Belanda, Belanda berusaha menguasai Kalimantan, dan
disingkirkannya pewaris takhta, Pangeran Hidayatullah, membawa kemarahan
rakyat yang terus berusaha melawan Belanda di bawah pimpinan Pangeran
Antasari. Namun perlawanan ini tidak berlangsung lama, perjuangannya dilanjutkan
oleh putranya yang bernama Muhamad Seman.
Patih Jelantik adalah patih Kerajaan Buleleng yang melawan Belanda. Sebab-sebab
perlawanan sebagai berikut.
a. Hukum tawan karang adalah hak Raja Bali yang akan dihapus Belanda.
Adanya aturan-aturan yang ditetapkan Belanda tersebut membuat Raja Bali merasa
diinjak-injak kekuasaannya oleh Belanda. Maka, dikobarkanlah perang anti-Belanda.
Jalannya perang sebagai berikut.
Ini terjadi karena Raja Buleleng merampas kapal Belanda sehingga terjadi
pertempuran dan Buleleng jatuh ke tangan Belanda. Kemudian raja menyingkir ke
benteng Jagaraga bersama Patih Jelantik
Dalam pertempuran ini, Patih Jelantik bertahan di benteng tersebut. Tetapi, akhirnya
ada salah satu bagian yang berhasil dikuasai Belanda, namun Patih Jelantik tetap
bertahan.
3. perang jagaraga II
Ini terjadi karena Raja Buleleng merampas kapal Belanda sehingga terjadi
pertempuran dan Buleleng jatuh ke tangan Belanda. Kemudian raja menyingkir ke
benteng Jagaraga bersama Patih Jelantik
http://sejarah-indonesia-lengkap.blogspot.co.id/2015/09/perlawanan-terhadap-
kolonial-belanda.html