Anda di halaman 1dari 4

1. Aturan minum obat : sebelum, pada saat atau setelah makan?

Posted on July 24, 2011by Febryana Larasanty


Dalam dunia kefarmasian diistilahkan dengan ac, dc atau pc. Istilah latin
yang kepanjangannya ante coenam, durante coenam dan post coenam.
Indonesianya sebelum makan, pada saat makan dan setelah makan. Pada
saat seorang pasien mendapatkan resep kemudian ditebus di apotek, maka
akan diberi tahu aturan minum obat, termasuk apakah diminum sebelum
makan, pada saat makan atau setelah makan. Aduh Kok ribet amat sih?!

Kenapa yang satu harus sebelum makan, yang satu lagi sesudah makan?
Bikin pusing aja Udah sakit, malah dibikin ribet dengan aturan minum
obat! Jangan ngedumel dulu, kenapa minum obat ada aturannya ada sebab
musababnya lho Bukan sembarangan aja nentuinnya.

Obat diminum sebelum, pada saat atau sesudah makan tergantung pada
sifat penyerapan obat pada lambung atau usus. Proses penyerapan ini akan
mempengaruhi kadar/konsentrasi obat dalam tubuh. Kalau kadarnya
kurang tentu saja efek obat nggak akan didapat. Sakitnya nggak akan
sembuh-sembuh dong jadinya
penyerapan obat dari usus masuk ke pembuluh darah

(http://www.superstock.co.uk/stock-photos-images/1832R-11015)
Obat diminum sebelum makan artinya obat harus diminum dalam keadaan
perut kosong yaitu 30 60 menit sebelum makan. Obat obat yang
diminum sebelum makan karena obat obat ini bisa terganggu proses
penyerapannya ke dalam tubuh jika ada makanan di dalam lambung atau
usus. Jika ada makanan dalam lambung atau usus, penyerapan obat tidak
akan optimal, akibatnya jumlah obat yang masuk dalam tubuh akan
berkurang sehingga efeknya tidak akan optimal. Nah, kalau udah terlanjur
makan, boleh nggak minum obat? Boleh aja sebenernya, tapi tunggu dulu 2
atau 3 jam sesudah makan. Saat ini lambung udah mulai kosong karena
makanan udah mulai tercerna. Jadi penyerapan obat nggak akan
terganggu.

Obat obat yang diminum pada saat makan tujuannya adalah agar
penyerapan obat menjadi lebih baik. Karena obat-obat golongan ini
penyerapannya dibantu dengan adanya makanan, utamanya adanya lemak
pada makanan. Misalnya griseofulvin.

Obat obat yang diminum setelah makan biasanya adalah obat-obat yang
bersifat asam sehingga dapat mengganggu saluran cerna. Dengan adanya
makanan, maka dinding lambung akan terlapisi sehingga nggak akan
dipengaruhi oleh obat. Obat diminum setelah makan juga untuk
mengurangi efek samping obat. Karena ada beberapa obat yang dapat
menyebabkan efek mual kalo diminum dengan perut kosong. Selain itu,
untuk pasien-pasien yang memiliki riwayat maag, tukak lambung, obat
obat diminum setelah makan agar tidak menyebabkan kambuhnya
penyakit tersebut. Setelah makan artinya bisa segera setelah makan sampai
dengan 1 1,5 jam setelah makan
Jadi Selamat minum obat, semoga lekas sembuh ya

2. Apa itu Celiac Disease? Celiac disease merupakan salah satu


gangguan autoimun yang menimbulkan kerusakan villi (tonjolan
seperti rambut di permukaan dalam usus yang berperan dalam
penyerapan nutrisi dari makanan) usus halus sehingga terjadi
gangguan penyerapan. Penyakit ini juga dikenal sebagai celiac
sprue, nontropical sprue, gluten-sensitive enteropathy. Celiac disease
banyak ditemukan di daerah Eropa dan Amerika. Setidaknya 1 dari
133 orang Amerika memiliki celiac disease. Meski demikian, celiac
disease ini dapat mengenai setiap orang dari berbagai ras. Celiac
disease juga seringkali ditemukan pada orang dengan gangguan
genetik lainnya seperti sindroma Down, sindroma Turner. Apa
Penyebabnya? Meski penyebab dari celiac disease ini belum dapat
dipahami secara jelas akan tetapi paparan terhadap gluten sudah
diketahui sebagai pencetus dari penyakit ini. Faktor genetik dan
imunitas juga memiliki peran dalam perkembangan celiac disease.
Gluten merupakan protein yang terkandung dalam berbagai jenis
gandum (wheat, rye), barley (tanaman berupa rumput yang bijinya
dapat dibuat bir, wiski). Selain itu gluten juga dapat ditemukan dalam
produk lainnya seperti vitamin, obat, lip balm, cuka, beberapa
makanan olahan. Bila seseorang dengan celiac disease ini memakan
gluten maka gliadin yang terkandung dalam gluten ini akan
mencetuskan serangkaian proses yang diperantarai oleh sistem
imunitas tubuhnya menimbulkan proses peradangan dan kerusakan
pada villi-villi usus halus. Kerusakan ini akan menghambat proses
penyerapan berbagai jenis nutrisi berupa karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, air dan garam empedu. Faktor genetik juga
berperan dalam perkembangan celiac disease. Dari seluruh s
3. penderita celiac disease 5-15% anggota keluarganya (saudara
kandung, anak) memiliki resiko menderita penyakit ini. Selain itu
ditemukan juga sekitar 70% dari kembar identik dengan celiac
disease, keduanya sama sama menderita penyakit ini. Anggota
keluarga dari penderita autoimun lainnya juga cenderung memiliki
resiko terjadinya celiac disease sekitar 25%. Penderita celiac disease
juga memiliki kemungkinan menderita penyakit autoimun lain seperti
diabetes tipe 1, penyakit tiroid autoimun, penyakit liver autoimun,
rheumatoid arthritis, lupus (SLE), penyakit Addison. Pages: 1 2 3

Jawaban TanyaDok.com di : https://www.tanyadok.com/artikel-


kesehatan/penyakit-celiac-adalah

Anda mungkin juga menyukai