Anda di halaman 1dari 2

NAMA : FARIHT HANNA ANNISA

NPM : 16713251016

MATA KULIAH : PENDEKATAN-PENDEKATAN KONSELING

RESUME
GESTALT THERAPY

Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi
eksistensial yang berpijak pada premis bahwa individu-individu harus menemukan jalan
hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap mencapai
kematangan. Asumsi dasar terapi Gestalt adalah bahwa individu-individu mampu menangani
sendiri masalah-masalah hidupnya secara efektif. Tugas utama terapis adalah membantu klien
agar mengalami sepenuhnya keberadaannya di sini dan sekarang dengan menyadarkannya
atas tindakannya mencegah diri sendiri merasakan dan mengalami saat sekarang. Oleh
karena itu. Terapi Gestalt sedapat mungkin klien menyelenggarakan terapi sendiri. Mereka
membuat penafsiran-penafsirannya sendiri, menciptakan pertanyaan-pertanyaannya sendiri,
dan menemukan makna-maknannya sendiri. Akhirnya, klien didorong untuk langsung
mengalami perjuangan disini dan sekarang terhadap urusan yang tak selesai di masa lampau
(unfinish business). Dengan mengalami konflik-klonflik, meskipun hanya membicarakannya,
klien lambat laun bisa memperluas kesadarannya.

Konsep utama terapi Gestalt terletak pada pandangan tentang sifat manusia yang
menekankan konsep-konsep seperti perluasan kesadaran, penerimaan tanggung jawab
pribadi, kesatuan pribadi, dan mengalami cara-cara yang menghambat kesadaran. Dalam
terapinya, pendekatan Gestalt berfokus pada pemulihan kesadaran. Lalu salah satu
sumbangan utama dari terapi Gestalt adalah penekanannnya pada disini dan sekarang serta
pada belajar menghargai dan mengalami sepenuhnya saat sekarang. Berfokus pada masa
lampau dianggap sebagai suatu cara untuk menghindari tindakan mengalami saat sekarang
sepenuhnya. Tak kalah penting dalam sumbangannya terhadap terapi Gestalt yaitu urusan
yang tak terselesaikan (Unfinish Business) yakni mencakup perasaan-perasaan yang tak
terungkapkan. Karena tak terungkapkan di dalam kesadaran, perasaan-perasaan itu tetap
tinggal pada latar belakang dan dibawa kepada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang
menghambat hubungan yang efektif dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain.

Tujuan dilakukannya proses terapi gestalt yaitu untuk memperoleh kesadaran tentang
pengetahuan mengenai lingkungan, pribadi seseorang, menerima seseorang dan menjalin
hubungan. Sasaran uatam terapi Gestalt adalah pencapaian kesadaran.Kesadaran dengan dan
pada dirinya sendiri. Dengan kesadaran klien memiliki kesangguupan untuk menghadapi dan
menerima bagian-bagian keberadaan yang diingkarinya serta untuk berhubungan dengan
pengalaman-pengalaman subjektif dan dengan kenyataan. Fungsi dan peran terapi Gestalt
difokuskan pada perasaan-perasaan klien, kesadaran atas saat sekarang, pesan-pesan tubuh,
dan penghambat-pengahambat kesadaran. Plster dan Polster membahas konsep tentang
terapis sebagai instrumennya sendiri yang berarti para terapis dianjurkan untuk
menggunakan pengalamannya sendiri sebagai bahan yang esensial dalam proses terapi.
Teknik yang terkenal dalam terapi Gestalt yaitu Teknik Kursi Kosong (Empty Chair). Ada
beberapa intervensi teknik kursi kosong terdiri dari : Dialog dalam latihan, Membuat putaran,
Pemulihan latihan, Latihan-latihan, Latihan yang berlebihan, Meninggalkan perasaan, dan
Pendekatan Gestalt untuk pekerjaan impian.

Oleh kelompok 2 ini, teknik Kursi kosong disimulasikan berdasarkan 2 kasus yaitu
Seorang anak laki-laki yang tidak betah tinggal dipondok pesantren akibat dipaksa oleh orang
tuanya dan Seorang mahasiswa semester 2 yang tidak betah di tempat kerjaan sambilannya
karena sering diperintah dan di marahi oleh bosnya. Dalam proses simulasi kursi kosong yang
dilakukan oleh Dian (sebagai Konselor), Hara ( Klien di kasus 1), dan Adi (Klien di kasus 2)
menunjukkan bahwa konselor kurang menggali unfinish business klien dan lebih
mendominasi proses konseling sehingga solusi permasalahan klien bersal dari konselor bukan
dari klien. Seharusnya, dalam proses terapeutik, konselor hanya sebagai fasilitator dan
melakukan konfrontasi kepada klien jika terdapat kejanggalan antara ucapan dan bahasa
tubuh klien serta klien dibiarkan menemukan solusi atas kesadaran akan perasaannya sendiri.
Lalu, terdapat kelemahan yang timbul dalam simulasi kursi kosong yaitu secara fisik
membuat klien pusing berpindah-pindah tempat duduk, secara psikis membuat tidak nyaman.

Anda mungkin juga menyukai