Anda di halaman 1dari 4

1.

Patofisiologi, Etiologi dan Sign Symptoms dari Diabetes Melitus Tipe 2


Patofisiologi

Disfungsi Sel Pankreas

Terhambatnya sekresi insulin di Pankreas

Peningkatan produksi glukosa diPeningkatan


liver Memicu kerusakan reseptor insulin
glukosa darah

Dalam patofisiologi DM tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang berperan


yaitu :
1. Resistensi insulin
2. Disfungsi sel B pankreas Resistensi
Diabetes mellitus type 2 insulin pada jaringan perifer
Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi
insulin, namun karena sel-sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu
merespon insulin secara normal. Keadaan ini lazim disebut sebagai
resistensi insulin. Resistensi insulin banyak terjadi akibat dari obesitas
dan kurangnya aktivitas fisik serta penuaan. Pada penderita diabetes
mellitus tipe 2 dapat juga terjadi produksi glukosa hepatik yang
berlebihan namun tidak terjadi perusakan sel-sel B langerhans secara
autoimun seperti pada diabetes melitus tipe 1. Defisiensi fungsi insulin
pada penderita diabetes melitus tipe 2 hanya bersifat relatif dan tidak
absolut.
Pada awal perkembangan diabetes melitus tipe 2, sel B
menunjukkan gangguan pada sekresi insulin fase pertama,artinya sekresi
insulin gagal mengompensasi resistensi insulin. Apabila tidak ditangani
dengan baik,pada perkembangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-
sel B pankreas. Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara
progresif seringkali akan menyebabkan defisiensi insulin,sehingga
akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen. Pada penderita diabetes
melitus tipe 2 memang umumnya ditemukan kedua faktor tersebut, yaitu
resistensi insulin dan defisiensi relatif insulin.(Fatimah, 2015)
Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin
tidak bisa membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi
resistensi insulin yang merupakan turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh karena terjadinya
resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif karena dianggap
kadarnya masih tinggi dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi
relatif insulin. Hal tersebut dapat mengakibatkan berkurangnya sekresi
insulin pada adanya glukosa bersama bahan sekresi insulin lain sehingga
sel beta pankreas akan mengalami desensitisasi terhadap adanya
glukosa.Onset DM tipe ini terjadi perlahan-lahan karena itu gejalanya
asimtomatik. Adanya resistensi yangterjadi perlahan-lahan akan
mengakibatkan sensitivitas reseptor akan glukosa berkurang. DM tipeini
sering terdiagnosis setelah terjadi komplikasi. (Ndraha, 2015)

Etiologi
Peningkatan jumlah penderita DM yang sebagian besar DM tipe 2,
berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor risiko yang tidak dapat
diubah, faktor risiko yang dapat diubah dan faktor lain. Menurut
American DiabetesAssociation (ADA) bahwa DM berkaitan dengan faktor
risiko yang tidak dapat diubah meliputi:
1) Riwayat Keluarga Diabetes Melitus
Seorang yang menderita Diabetes Melitus diduga mempunyai gen
diabetes yang merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat
homozigot dengan gen resesif tersebut yang menderita Diabetes
Melitus.
2) Umur
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes
Melitus adalah 45 tahun. Dimana pada orang dengan usia diatas
40 tahun terjadi penurunan fungsi organ tubuh dimana hal ini
sejalan dengan terjadinya penurunan mitokondria dalam sel.
3) Riwayat persalinan
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat badan
bayi > 4000gram
4) Faktor Genetik
DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental
Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi
familial. Risiko empiris dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan
meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau saudara
kandung mengalami penyakit ini.

Faktor risiko yang dapat diubah meliputi:


1) Obesitas (kegemukan)
Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa
darah, pada derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat
menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah menjadi 200mg.
2) Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat
dengan tidak tepatnya penyimpanan garam dan air, atau
meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi pembuluh
darah perifer.
3) Dislipidemia
Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah
(Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan
plasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat
pada pasien Diabetes.
4) Alkohol dan Rokok
Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan
peningkatan frekuensi DM tipe 2. Walaupun kebanyakan
peningkatan ini dihubungkan dengan peningkatan obesitas dan
pengurangan ketidakaktifan fisik, faktor-faktor lain yang
berhubungan dengan perubahan dari lingkungan tradisional ke
lingkungan kebarat-baratan yang meliputi perubahan-perubahan
dalam konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan dalam
peningkatan DM tipe 2. Alkohol akan mengganggu metabolisme
gula darah terutama pada penderita DM, sehingga akan
mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan tekanan darah.
Seseorang akan meningkat tekanan darah apabila mengonsumsi etil
alkohol lebih dari 60ml/hari yang setara dengan 100 ml proof wiski,
240ml atau 720 mlwine.
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah penderita
polycystic ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom metabolik memiliki
riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa
terganggu (GDPT) sebelumnya, memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler
seperti stroke, PJK, atau peripheral arterial Diseases (PAD), konsumsi
alkohol,faktor stres, kebiasaan merokok, jenis kelamin,konsumsi kopi dan
kafein. (Fatimah, 2015)
Sign Symptoms
Gejala diabetes melitus dibedakan menjadi akut dan kronik
1) Gejala akut diabetes melitus yaitu : Poliphagia (banyak makan),
polidipsia (banyak minum), Poliuria (banyak kencing/sering kencing
di malam hari), nafsu makan bertambah namu berat badan turun
dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah.
2) Gejala kronik diabetes melitus yaitu: Kesemutan, kulit terasa panas
atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram,
kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah
goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun bahkan
pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu hamil sering terjadi
keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi
berat lahir lebih dari 4kg. (Fatimah, 2015)

Daftar Pustaka

Fatimah, Restyana Noor. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. J MAJORITY, Volume 4,


Nomor 5.

Ndraha, Suzanna. 2014. Diabetes Melitus Tipe 2 Dan Tatalaksana Terkini.


MEDICINUS, Vol. 27, No.2.

Anda mungkin juga menyukai