Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

CAD ( CORONARY ARTERY DISEASE )

A. PENGERTIAN
Penyakit arteri koroner adalah penyempitan atau penyumbatan arteri
koroner, arteri yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah
melambat, jantung tak mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya
mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih dari arteri
koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung (kerusakan pada
otot jantung).

B. ETIOLOGI
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian
paling tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan
merupakan bourgeois penting dalam gaya hidup seseorang. Secara spesifik, faktor-
faktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri koroner adalah :
1. Berusia lebih dari 45 tahun (bagi pria).
Sangat penting bagi kaum pria mengetahui usia rentan terkena penyakit jantung
koroner. Pria berusia lebih dari 45 tahun lebih banyak menderita serangan
jantung ketimbang pria yang berusia jauh di bawah 45 tahun.
2. Berusia lebih dari 55 tahun atau mengalami menopause dini sebagai akibat
operasi (bagi wanita).
Wanita yang telah berhenti mengalami menstruasi (menopause) secara fisiologis
ataupun secara dini (pascaoperasi) lebih kerap terkena penyakit janting koroner
apalagi ketika usia wanita itu telah menginjak usila (usia lanjut).
3. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil
kolesterol yang tidak normal, dalam artian terdapat kebiasaan yang "buruk"
dalam segi diet keluarga.
4. Diabetes.
Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level
gula darah, namun karena kondisi komplikasi ke jantung mereka.
5. Merokok.
Merokok telah disebut-sebut sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit
jantung koroner. Kandungan nikotin di dalam rokok dapat merusak dinding
(endotel) pembuluh darah sehingga mendukung terbentuknya timbunan lemak
yang akhirnya terjadi sumbatan pembuluh darah.
6. Tekanan darah tinggi (hipertensi).
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung
terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan
terjadinya arterosklerosis koroner (faktor koroner) yang merupakan penyebab
penyakit arteri/jantung koroner.
7. Kegemukan (obesitas).
Obesitas (kegemukan yang sangat) bisa merupakan manifestasi dari banyaknya
lemak yang terkandung di dalam tubuh. Seseorang yang obesitas lebih
menyimpan kecenderungan terbentuknya plak yang merupakan cikal bakal
terjadinya penyakit jantung koroner.
8. Gaya hidup buruk.
Gaya hidup yang buruk terutama dalam hal jarangnya olahraga ringan yang rutin
serta pola makan yang tidak dijaga akan mempercepat seseorang terkena
pneyakit jantung koroner.
9. Stress.
Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi situasi yang
tegang, dapat terjadi aritmia jantung yang membahayakan jiwa.

C. ANATOMI FISIOLOGI
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar
di percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung
dan menyediakan darah bagi jantung. Proses pembentukan ateroma ini disebut
aterosklerosis.
Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadi
sempit. Jika ateroma terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke
dalam aliran darah atau bisa terbentuk bekuan darah di permukaan ateroma
tersebut.
Supaya bisa berkontraksi dan memompa secara normal, otot jantung
(miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya akan oksigen dari arteri
koroner. Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa terjadi iskemi
(berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung, menyebabkan kerusakan jantung.
Penyebab utama dari iskemi miokardial adalah penyakit arteri koroner.
Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung
(infark miokardial).

D. PATOFISIOLOGI
Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri
besar. Timbunan ini, dinamakan ateroma atau plak akan mengganggu absorbsi
nutrient oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah
dan menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol ke lumen pembuluh
darah.
Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan
menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah
terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung
terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya
koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan
komplikasi tersering aterosklerosis.
Berbagai teori mengenai bagaimana lesi aterosklerosis terjadi telah
diajukan,tetapi tidak satu pun yang terbukti secara meyakinkan. Mekanisme yang
mungkin, adalah pembentukan thrombus pada permukaan plak dan penimbunan
lipid terus menerus. Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka febris lipid akan
terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler di sebelah distal
plak yang pecah.
Struktur anatomi arteri koroner membuatnya rentan terhadap mekanisme
aterosklerosis. Arteri tersebut terpilin dan berkelok-kelok saat memasuki jantung,
menimbulkan kondisi yang rentan untuk terbentuknya ateroma.
E. GAMBARAN KLINIS
Ada beberapa gejala yang lebih spesifik, antara lain:

1. Nyeri. Jika otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut
iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang
berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Angina merupakan perasaan sesak
di dada atau perasaan dada diremas-remas, yang timbul jika otot jantung tidak
mendapatkan darah yang cukup. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan
ini bervariasi pada setiap orang. Beberapa orang yang mengalami kekurangan
aliran darah bisa tidak merasakan nyeri sama sekali (suatu keadaan yang disebut
silent ischemia).
2. Sesak napas merupakan gejala yang biasa ditemukan pada gagal jantung. Sesak
merupakan akibat dari masuknya cairan ke dalam rongga udara di paru-paru
(kongesti pulmoner atau edema pulmoner).
3. Kelelahan atau kepenatan. Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran
darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan
penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk
mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau
mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan.
4. Palpitasi (jantung berdebar-debar).
5. Pusing & pingsan. Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung
yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa
menyebabkan pusing dan pingsan.

F. PEMERIKSAAN DIGNOSTIK
1. ECG menunjukan: adanya elevasi yang merupakan tanda dari iskemi,
gelombang T inversi atau hilang yang merupakan tanda dari injuri, dan
gelombang Q yang mencerminkan adanya nekrosis.
2. Enzym dan Isoenzym Pada Jantung: CPK-MB meningkat dalam 4-12 jam,
dan mencapai puncak pada 24 jam. Peningkatan SGOT dalam 6-12 jam dan
mencapai puncak pada 36 jam.
3. Elektrolit: ketidakseimbangan yang memungkinkan terjadinya penurunan
konduksi jantung dan kontraktilitas jantung seperti hipo atau hiperkalemia.
4. Whole Blood Cell: leukositosis mungkin timbul pada keesokan hari setelah
serangan.
5. Analisa Gas Darah: Menunjukan terjadinya hipoksia atau proses penyakit paru
yang kronis atau akut.
6 Kolesterol atau Trigliseid: mungkin mengalami peningkatan yang
mengakibatkan terjadinya arteriosklerosis.
7. Chest X-Ray: mungkin normal atau adanya cardiomegali, CHF, atau aneurisma
ventrikiler.
8. Echocardiogram: Mungkin harus di lakukan guna menggambarkan fungsi atau
kapasitas masing-masing ruang pada jantung.
9. Exercise Stress Test: Menunjukan kemampuan jantung beradaptasi terhadap
suatu stress/ aktivitas.

G. PENGOBATAN
Pengobatan penyakit jantung koroner tergantung jangkauan penyakit dan
gejala yang dialami pasien.
1. Perubahan Gaya Hidup.
Pola makan sehat dan seimbang, dengan lebih banyak sayuran atau buah-
buahan, penting untuk melindungi arteri jantung kita. Makanan yang kaya
lemak, khususnya lemak jenuh, dapat mengakibatkan kadar kolesterol tinggi,
yang merupakan komponen utama kumpulan yang berkontribusi terhadap
penyempitan arteri jantung.
Olah raga teratur berperan penting untuk menjaga kesehatan jantung.
Olah raga membantu kita untuk menjadi fit dan membangun system sirkulasi
yang kuat. Ini juga membantu kita menurunkan berat badan. Obesitas biasanya
tidak sehat, karena mengakibatkan insiden hipertensi, diabetes mellitus, dan
tingkat lemak tinggi menjadi lebih tinggi, semua yang dapat merusak arteri
jantung.

2. Pengendalian Faktor Resiko Utama Penyakit Jantung Koroner.


Diabetes melitus, merokok, tingkat kolesterol tinggi, dan tekanan darah
tinggi adalah empat faktor utama yang mengakibatkan resiko penyakit jantung
koroner lebih tinggi. Pengendalian keempat faktor resiko utama ini dengan
baik melalui perubahan gaya hidup dan/atau obat-obatan dapat membantu
menstabilkan progresi atherosklerosis, dan menurunkan resiko komplikasi
seperti serangan jantung.

3. Terapi Medis.
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung.
Yang paling umum diantaranya:
a. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin.
Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi kemungkinan
gumpalan darah terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka
dari itu mengurangi resiko serangan jantung.
b. Beta-bloker (e.g. Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).
Obatan-obatan ini membantu untuk mengurangi detak jantung dan
tekanan darah, sehingga menurunkan gejala angina juga melindungi
jantung.
c. Nitrates (e.g. Isosorbide Dinitrate).
Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian
meningkatkan aliran darah ke otot jantung dan mengurangi gejala nyeri
dada. Bentuk nitrat bereaksi cepat, Gliseril Trinitrat, umumnya diberikan
berupa tablet atau semprot di bawah lidah, biasa digunakan untuk
penghilang nyeri dada secara cepat.
d. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (e.g. Enalapril,
Perindopril) and Angiotensin Receptor Blockers (e.g. Losartan,
Valsartan).
Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih mudah,
dan juga membantu menurunkan tekanan darah.
e. Obatan-obatan penurun lemak (seperti Fenofibrat, Simvastatin,
Atorvastatin, Rosuvastatin).
Obatan-obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein
Densitas-Rendah), yang merupakan salah satu penyebab umum untuk
penyakit jantung koroner dini atau lanjut. Obat-obatan tersebut
merupakan andalan terapi penyakit jantung koroner.

4. Intervensi Jantung Perkutan.


Ini adalah metode invasif minimal untuk membuka arteri jantung yang
menyempit. Melalui selubung plastik ditempatkan dalam arteri baik selangkang
atau pergelangan, balon diantar ke segmen arteri jantung yang menyempit,
dimana itu kemudian dikembangkan untuk membuka penyempitan.
Kemudian, tube jala kabel kecil (cincin) disebarkan untuk membantu
menahan arteri terbuka. Cincin baik polos (logam sederhana) atau memiliki
selubung obat (berlapis obat).
Metode ini seringkali menyelamatkan jiwa pasien dengan serangan
jantung akut. Untuk penyakit jantung koroner stabil penyebab nyeri dada, ini
dapat meringankan gejala angina dengan sangat efektif. Umumnya, pasien
dengan penyakit pembuluh darah single atau double mendapat keuntungan dari
metode ini. Dengan penyakit pembuluh darah triple, atau keadaan fungsi jantung
buruk, prosedur bedah dikenal dengan Bedah Bypass Arteri Jantung sering
merupakan alternatif yang baik atau pilihan pengobatan yang lebih baik.

5. Operasi.
a. Bedah Bypass Arteri Jantung (CABG)
CABG melibatkan penanaman arteri atau vena lain dari dinding
dada, lengan, atau kaki untuk membangun rute baru untuk aliran darah
langsung ke otot jantung. Ini menyerupai membangun jalan tol parallel ke
jalan yang kecil dan sempit.
Ini adalah operasi yang aman, dengan rata-rata resiko kematian
sekitar 2%. Pasien tanpa serangan jantung sebelumnya dan melakukan
CABG sebagai prosedur elektif, resiko dapat serendah 1 persen.
Operasi biasanya dilakukan melalui sayatan di tengah dada, ahli
bedah memilih untuk melakukan prosedur dengan jantung masih berdetk,
menggunakan alat khusus yang dapat menstabilkan porsi jantung yang
dijahit.
b. Operasi Robotik.
Sebagai tambahan, NHCS juga mulai melakukan CABG melalui
program operasi robotic. Penggunaan instrument ini sekarang membolehkan
operasi untuk dilakukan menggunakan sayatan kecil keyhole di dinding
dada.
Metode ini menghasilkan pemulihan lebih cepat, mengurangi nyeri,
dan resiko infeksi luka lebih rendah. Namun, ini sesuai untuk bypass hanya
satu atau dua pembuluh darah.

c. Revaskularisasi Transmiokardia.
Untuk pasien dengan pembuluh darah yang terlalu kecil untuk
melakukan CABG, prosedur disebut Revaskularisasi Transmiokardia juga
tersedia di NHCS.
Pada prodesur ini, laser digunakan untuk membakar banyak lubang
kecil pada otot jantung. Beberapa lubang ini berkembang ke pembuluh
darah baru, dan ini membantu mengurangi angina.
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas dan Istirahat
Kelemahan, kelelahan, ketidakmampuan untuk tidur (mungkin di
dapatkan dan dispnea pada saat beristirahat atau pada saat beraktivitas).
2. Sirkulasi
Mempunyai riwayat IMA, penyakit jantung koroner, CHF, tekanan
darah tinggi, diabetes melitus. Tekanan darah mungkin normal atau meningkat,
nadi mungkin normal atau terlambatnya capilary refill time, disritmia. Suara
jantung, suara jantung tambahan mungkin mencerminkan terjadinya kegagalan
jantung/ ventrikel kehilangan kontraktilitasnya. Murmur jika ada merupakan
akibat dari insufisensi katub atau muskulus papilaris yang tidak berfungsi.
Heart rate mungkin meningkat atau menglami penurunan (tachy atau bradi
cardia).
Irama jantung mungkin ireguler atau juga normal. Edema: Jugular vena
distension, odema anasarka, crackles mungkin juga timbul dengan gagal
jantung. Warna kulit mungkin pucat baik di bibir dan di kuku.
3. Eliminasi
Bising usus mungkin meningkat atau juga normal.
4. Nutrisi
Mual, kehilangan nafsu makan, penurunan turgor kulit, berkeringat banyak,
muntah dan perubahan berat badan.
5. Neuro Sensori
Nyeri kepala yang hebat, Changes mentation.
6. Kenyamanan
Timbulnya nyeri dada yang tiba-tiba yang tidak hilang dengan beristirahat atau
dengan nitrogliserin. Lokasi nyeri dada bagian depan substerbnal yang
mungkin menyebar sampai ke lengan, rahang dan wajah. Karakteristik nyeri
dapat di katakan sebagai rasa nyeri yang sangat yang pernah di alami. Sebagai
akibat nyeri tersebut mungkin di dapatkan wajah yang menyeringai, perubahan
pustur tubuh, menangis, penurunan kontak mata, perubahan irama jantung,
ECG, tekanan darah, respirasi dan warna kulit serta tingkat kesadaran.
7. Respirasi
Dispnea dengan atau tanpa aktivitas, batuk produktif, riwayat perokok dengan
penyakit pernafasan kronis. Pada pemeriksaan mungkin di dapatkan
peningkatan respirasi, pucat atau cyanosis, suara nafas crakcles atau wheezes
atau juga vesikuler. Sputum jernih atau juga merah muda/ pink tinged.
8. Interaksi sosial.
Stress, kesulitan dalam beradaptasi dengan stresor, emosi yang tak terkontrol.
9. Pengetahuan.
Riwayat di dalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung, diabetes,
stroke, hipertensi, perokok.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d gangguan sirkulasi.


2. Nyeri b.d gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke jaringan
dan terpotongnya saraf akibat luka operasi.
3. Ansietas b.d rencana pembedahan yang kompleks.
4. Risiko infeksi b.d adanya port de entry (luka operasi).
5. Risiko kerusakan integritas kulit b.d luka operasi.
6. Kurang Pengetahuan tentang modifikasi gaya hidup b.d kurang informasi.

D. RENCANA KEPERAWATAN

Dx 1 : Gangguan perfusi jaringan perifer b.d gangguan sirkulasi.


Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan klien menunjukan perbaikan
perfusi dengan kriteria hasil: adanya nadi perifer / sama, warna kulit dan suhu
normal, peningkatan perilaku yang meningkatkan perfusi jaringan.
Intervensi Rasional
Observasi warna kulit bagian yang Warna kulit khas terjadi pada saat sianosis,
sakit. kulit dingin. Selama perubahan warna,
bagian yang sakit menjadi dingin kemudian
berdenyut dan sensasi kesemutan.
Catat penurunan nadi, perubahan trafik Perubahan ini menunjukkan kemajuan atau
kulit(tak berwarna, mengkilat/tegang). proses kronis.
Lihat dan kaji kulit untuk ulserasi, lesi, Lesi dapat terjadi dari ukuran jarum peniti
area gangren. sampai melibatkan seluruh ujung jari dan
dapat mengakibatkan infeksi atau
kerusakan/kehilangan jaringan serius.
Dorong nutrisi dan vitamin yang tepat. Keseimbangan diet yang baik meliputi
protein dan hidrasi adekuat, perlu untuk
penyembuhan.
Pantau tanda-tanda kecukupan perfusi Untuk mengetahui tanda-tanda dini dari
jaringan. gangguan perfusi.
Dorong pasien melakukan latihan jalan Untuk melancarkan sirkulasi.
atau latihan ekstremitas bertahap.

Dx 2 : Nyeri b.d gangguan kemampuan pembuluh darah menyuplai oksigen ke


jaringan dan terpotongnya saraf akibat luka operasi.
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang dengan
kriteria hasil pasien menyatakan nyeri dada hilang atau terkontrol, pasien tidak
tampak meringis, mendemonstrasikan teknik relaksasi.

Intervensi Rasional
Monitor karakteristik nyeri melalui respon Masing-masing pasien mempunyai
verbal dan hemodinamik (menangis, respon yang berbeda terhadap nyeri,
kesakitan, meringis, tidak bisa istirahat, perubahan respon verbal dan
irama pernafasan, tekanan darah dan hemodinamik dapat mendeteksi adanya
perubahan heat rate). perubahan kenyamanan.
Kaji adanya gambaran nyeri yang dialami Nyeri merupakan perasaan subyektif
pasien meliputi: skala, tempatnya, yang dialami dan digambarkaan sendiri
intensitas, durasi, kualitas dan oleh pasien dan harus dibandingkan
penyebarannya. dengan gejala penyakit lain sehingga
didapatkan data yang akurat.
Ciptakan lingkungan yang nyaman, Membantu mengurangi rangsangan dari
kurangi aktivitas, batasi pengunjung. luar yang dapat menambah ketenangan
sehingga pasien dapat beristirahat dengan
tenang dan daya kerja jantung tidak
terlalu keras.
Ajarkan teknik relaksasi dengan menarik Membantu mengurangi rasa nyeri yang
nafas panjang. dialami pasien secara psikologis dimana
dapat mengalihkan perhatian pasien
sehingga tidak terfokus pada nyeri yang
dialami.
Identifikasi atau tingkatkan posisi nyaman Bantal atau gulungan selimut berguna
menggunakan alat bantu bila perlu. untuk menurunkan tegangan otot atau
meningkatkan kenyamanan.
Observasi tanda-tanda vital sebelum dan Obat jenis narkotik dapat menyebabkan
sesudah pemberian obat narkotik. depresi pernafasan dan hipotensi.
14

Dx 3 : Ansietas b.d rencana pembedahakan yang kompleks.


Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kecemasan hilang atau berkurang
dengan kriteria hasil pasien dapat mengenal perasaannya, dapat mengidentifikasi
penyebab atau faktor yang memengaruhinya, menyatakan cemas berkurang.

Intervensi Rasional
Kaji dan pantau tanda ansietas yang terjadi. Untuk mengetahui intensitas nyeri.
Jelaskan prosedur pembedahan secara Untuk mengurangi tingkat ansietas
sederhana sesuai tingkat pemahaman pasien.
Diskusikan ketegangan dan harapan pasien. Untuk mendorong dan menambah
semangat pasien.
Dorong keluarga dan teman untuk Meyakinkan pasien bahwa peran dan
menganggap pasien seperi sebelumnya. kerja tidak berubah.
Beritahu pasien program medis yang telah Mendorong pasien untuk mengontrol
dibuat untuk menurunkan atau membatasi tes gejala, untuk meningkatkan
serangan akan dating dan meningkatkan kepercayaan pada program medis dan
stabilitas jantung. mengintegrasikan kemampuan dalam
persepsi diri.
Kolaborasi pemberian sedative, tranquilizer, Mungkin diperlukan untuk membantu
sesuai indikasi. pasien rileks sampai secara fisik
mampu untuk membuat strategi
koping adekuat.

Dx 4 : Risiko infeksi b.d adanya port de entry (luka operasi).


Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi tanda-tanda infeksi,
dengan kriteria hasil tidak ada kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolaesia, dan ttv
dalam batas normal.

Intervensi Rasional
Kaji dan pantau tanda-tanda infeksi. Untuk mengetahui perkembangan infeksi.
Jelaskan hal-hal yang harus dihindari Untuk menghindari terjadinya infeksi
agar luka tidak infeksi . lebih lanjut.
Rawat luka dengan teknik sepsis dan Mencegah kontaminasi.
asepsis.
Kolaborasi pemberian antibiotik. Untuk mencegah infeksi.
Tunjukkan atau dorong teknik Efektif untuk menurunkan penyebaran
mencuci tangan yang baik dan benar. infeksi.
Dx 5 : Risiko kerusakan integritas kulit b.d luka operasi.
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi kerusakan integritas
kulit, dengan kriteri hasil : menunjukkan penyembuhan luka tepat waktu

Intervensi Rasional
Lihat semua insisi. Evaluasi proses Penyembuhan mulai dengan segera, tetapi
penyembuhan. Kaji ulang harapan penyembuhan lengkap memerlukan waktu.
terhadap penyembuhan dengan pasien
Perhatikan atau laporkan pada dokter : Tanda atau gejala yang menandakan
insisi yang tidak sembuh; pembukaan kegagalan penyembuhan terjadinya
kembali insisi yang telah sembuh, adanya komplikasi yang memerlukan evaluasi
drainase, area lokal yang bengkak dengan atau intervensi lanjut.
kemerahan, rasa nyeri meningkat dan
panas pada sentuhan.
Tingkatkan nutrisi dan masukkan cairan Membantu untuk mempertahankan volume
adekuat. sirkulasi yang baik untuk perfusi jaringan
dan memenuhi kebutuhan energy seluler
untuk memudahkan proses regenerasi atau
penyembuhan jaringan

Dx 6 : Kurang Pengetahuan tentang modifikasi gaya hidup b.d


kurang informasi.
Setelah diberikan asuhan keperawaan diharapkan pasien menyaakan pemahaman
penyakinya, rencana pengobaan, tujuan pengobatan dan efek samping pengobatan.
Kriteria hasil : pasien menyebutkan gejala yang memerlukan perhatian cepat mampu
mengidentifikasi perubahan pola hidup yang perlu.

Intervensi Rasional
Tetapkan dan nyatakan tekanan darah Memberikan dasar untuk pemahaman
normal. Jelaskan tentang hipertensi dan tentang peningkatan tekanan darah dan
efek penyakitnya pada pembuluh darah, mengklarifikasi istilah medis yang sering di
ginjal dan mata ( pada organ tubuh gunakan. Pemahaman tentang penyakitnya
lainnya ). memungkinkan pasien untuk melanjutkan
pengobatan meskipun ketika masih sehat.
Bantu pasien dalam mengidentifikasi Faktor-faktor resiko ini telah menunjukkan
faktor-faktor resiko yang dapat di ubah, hubungan dalam menunjang timbulnya
misal : Obesitas, merokok, pola hidup arteriosklorosis.
monoton.
Atasi masalah dengan pasien untuk Faktor-faktor resiko dapat meningkatkan
mengidentifikasi cara di mana proses penyakit atau memperburuk gejala.
perubahan gaya hidup yang tepat dapat Dengan mengubah pola prilaku yang biasa
dibuat untuk mengurangi faktor-faktor atau memberikan rasa aman dapat sangat
di atas. menyusahkan, dukungan, petunjuk dan
empati dapat meningkatkan keberhasilan
pasien dalam menyelesaikan masalah ini.
Anjurkan pasien untuk memantau Keterlibatan pasien dalam memantau
respon fisiologi sendiri terhadap toleransi aktivitasnya sendiri penting untuk
aktivitas, laporkan penurunan toleransi keamanan dan atau memodifikasi aktivitas
terhadap aktivitas. kehidupan sehari-hari.

E. EVALUASI
Evaluasi dari diagnosa diatas antara lain :
1. Suplai darah arteri ke akstremitas meningkat (teraba hangat, warna
kemerahan/tidak pucat).
2. Klien mengatakan nyerinya berkurang, pasien tampak rileks, skala nyeri 0.
3. Ansietas pasien berkurang.
4. Tidak terjadi tanda-tanda infeksi, seperti tidak ada kalor, dolor, rubor, tumor,
fungsiolaesia, TTV dalam batas normal.
5. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.
6. Pasien sudah dapat memahami tentang penyakitnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakatra :

Salemba Medika

Doengoes, Marylin E. 2000. Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi

3. Jakarta : EGC.

http://akperbhayangkaraaskep.blogspot.com/2012/01/cad-coronary-artery-disease.html
www.cardiaccenter.com.sg

www.gizi.net.

www.medicastore.com

www.singhealth.com.sg

Anda mungkin juga menyukai