Anda di halaman 1dari 12

IV.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pemetaan Kemajuan Tambang

Pemetaan merupakan kegiatan yang akan menghasilkan suatu gambaran di

suatu wilayah, baik itu di bidang Sudut, Jarak, Azimuth. Dalam dunia

pertambangan pemetaan digunakan sebagai peta kemajuan tambang.

Peta kemajuan tambang di ukur untuk melihat kemajuan tambang baik itu

kemajuan perhari, perbulan, maupun pertahun, gunanya adalah melihat

perbandingan kemajuan tambang dan umur tambang serta mendesign perencanaan

tambang. Arah kemajuan tambang dapat menentukan besarnya volume

material tertambang yang sesuai, dan juga kondisi geologi yang memungkinkan

untuk di lakukannya kegiatan penambangan.

Peta topografi adalah representasi garis dari permukaan bumi yang ditarik

skala, menggunakan warna, simbol dan label untuk mewakili fitur yang

ditemukan pada permukaan bumi. Penggambaran peta topografi menggunakan

data koordinat yang diperoleh dari surveyor PT.Wijaya Karya Bitumen, kemudian

diolah menggunakan Program Autocad LD09 dan Surfer11

4.2 Kondisi Awal Area Penambangan Sebelum Aktivitas Penambangan


Pada Periode 23 Februari 2017

Elevasi awal area penambangan yang didapatkan dari hasil pengukuran

langsung di lapangan adalah 200 mdpl dengan luas 6,706.45 m2, sedangkan

volume area awal penambangan sebesar 65,265.09 m3. Berikut ini gambar elevasi

awal dari area penambangan :

4-1
Gambar.4.2 topografi Area yang akan tertambang periode 23 Februari 2017 - 23
Maret 2017

4.3 Target Produksi PT. Wijaya Karya Bitumen pada periode 23


Februari 2017 - 23 Maret 2017

Target produksi di PT. Wijaya Karya Bitumen sebesar 244.000 ton/tahun

sedangkan target produksi perbulan sebesar 20.333 ton, dan target produksi dalam

1 minggu sebesar 5.083 ton.

4.4 Kemajuan 2 minggu kegiatan Penambangan pada periode 24


Februari 2017 - 10 Maret 2017

Kegiatan penambangan yang terjadi selama 2 minggu pada periode 24

Februari 2017 - 10 Maret 2017 telah mengalami perubahan topografi dan elevasi

4-2
dari ketinggian 200 mdpl 195 mdpl dengan luasan 1,507.41 m2 total volume

yang tertambang 3,582.65 m3. Dan menggambarkannya dengan menggunakan

Autocad LD09 seperti pada gambar 2.

Gambar .2 topografi dan penampang pada periode 24 februari - 10 maret

4-3
4.5 Kemajuan 2 Minggu Berikutnya Pada Periode 10 Maret 2017 - 23
Maret 2017.

Perubahan yang terjadi pada periode 10 Maret 2017 - 23 Maret 2017 telah

mengalami penurunan elevasi dari ketinggian 200 mdpl - 195 mdpl dengan luasan

2,383.06 m2 dan total volume yang tertambang 4,876.60 m3.

Penggambaran topografi dan penampang menggunakan Autocad LD09

dengan metode cross section dan dari hasil penggambaran tersebut langsung

diketahui permukan atau elevasi yang telah mengalami perubahan seperti pada

gambar 3 berikut.

Gambar .3 topografi dan penampang pada periode 10 maret -23 maret

4-4
4.3 Luasan awal dan sesudah penambangan

Luasan awal pada area penambangan dari hasil pengukuran di dapatkan

sebesar 6,706.45 m2, kemudian mengalami perubahan luasan pada 2 minggu

kegiatan akibat penambangan aktif sebesar 2,383.06 m2 dari tanggal 24 Februari

2017 10 Maret 2017, dan mengalami perubahan luasan kembali pada 2 minggu

berikutnya pada periode 10 23 Maret 2017 sebesar 2,383.06 m2.

4.3 Perhitungan Volume Kemajuan Tambang

Perhitungan volume material tertambang ini menggunakan metode cross

section. Perhitungan volume material tertambang di PT.Wijaya Karya Bitumen

selama periode penambangan 23 Februari 2017 - 23 Maret 2017 yang di lakukan

pada area penambangan PT. Wijaya Karya Bitumen.

Pengertian dari metode cross setion adalah profil melintang dimana profil

melintang yang dimaksud adalah penampang pada arah lebar yang

menggambarkan turun naiknya permukaan suatu bentuk objek atau permukaan.

4-5
Cara mendapatkan nilai dari metode cross section adalah dengan menggunakan

alat ukur total station dengan metode pengukuran cross section sehingga dari

hasil metode pengukuran tersebut memperoleh nilai x,y,z dan luasan. Hingga dari

hasil tersebut bisa dihitung volume material yang tertambang kemudian

digambarkan dengan menggunakan apilikasi Autocad LD09, hingga dapat dilihat

gambaran permukaan yang terjadi dan diketahui seberapa ketebalan yang telah

tertambang. Metode cross section selalu digunakan pada saat menghitung volume

material yang tertambang karena metode tersebut lebih detail dan akurat. Berikut

adalah hasil dari pengukuran dilapangan dapat dilihat dibawah ini :

Volume kemajuan tambang Aspal yang tertambang selama 1 bulan

kegiatan di PT.Wijaya Karya Bitumen, maka diperoleh volume sebesar

8,459.24m3. Berdasarkan hasil perhitungan volume material tertambang

menggunakan rumus volume dapat dilihat dibawah ini :

1. Cross 0

1 +2
= .....(1)
2

0 m2 + 180.537 m2
= 15 m....(2)
2

= 1,354.03 m3.............(3)

2. Cross 1

1 +2
= (4)
2

180.537 m2 + 116.612 m2
= 15 m..(5)
2

= 2,228.62 m3(6)

4-6
3. Cross 2
1 +2
= ..(7)
2

116.612 m2 + 201.458 m2
= 15 m.(8)
2

= 2,385.53m3.(9)

4. Cross 3
1 +2
= ....(10)
2

201.458 m2 + 130.685m2
= 15 m(11)
2

= 2,491.07m3..(12)

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan di lapangan, volume

kemajuan penambangan Aspal PT. Wijaya karya bitumen pada kegiatan 2 minggu

pertama dari 24 Februari 2017 - 10 Maret 2017 diperoleh sebesar 3,582.65 m3

dengan luasan 1,507.41 m2 . Volume kemajuan tambang untuk 2 minggu

berikutnya dari 10 Maret 2017 - 23 Maret 2017 didapatkan sebesar 4,876.60 m3

dengan luasan 2,383.06 m2, sehingga volume tertambang selama 1 bulan kegiatan

yang didapatkan sebesar 8,459.24 m3 dengan luasan 3,890.46m2.

volume penambangan aspal yang di peroleh selama 2 minggu pertama

adalah 3,582.65 m3, dimana dari hasil yang didapatkan di lapangan tidak sesuai

target produksi yang ditentukan oleh perusahaan untuk 2 minggu pertama, yakni

target produksi adalah 6,777.73 m3. Hasil yang didapatkan tidak maksimal karena

faktor cuaca yang tidak mendukung, sehingga kelancaran dalam proses kegiatan

penambangan tidak memenuhi target. Penambangan yang dilakukan setelah 2

4-7
minggu pertama dari tangal 10 maret 23 maret 2017, volume penambangan

aspal yang di peroleh selama 2 minggu kedua adalah 4,876.60 m3, dimana dari

hasil yang didapatkan di lapangan tidak sesuai target produksi yang ditentukan

oleh perusahaan untuk 2 minggu, yakni target produksi adalah 6,777.73 m3,

namun dari hasil penelitian selama 2 minggu kedua dapat dilihat bahwa kegiatan

penambangan mengalami kemajuan dari 2 minggu pertama dengan selisih hasil

yang didapatkan yakni sebanyak 1,293.95 m3.

Hasil perhitungan volume material tertambang di atas dapat diliat pada

tabel berikut :

Tabel 1 :Tabel perhitungan volume material tertambang selama 1 Bulan kegiatan

menggunakan microsoft exel PT. Wijaya karya bitumen.

Cross
No Luas m2 Jarak Volume m3
saction
1 CROSS 0 0
15 1,354.03
2 CROSS 1 180.537
15 2,228.62
3 CROSS 2 116.612
15 2,385.53
4 CROSS 3 201.458
15 2,491.07
5 CROSS 4 130.685

Keterangan :
Warna Merah, Kegiatan Selama 24 Februari 2017 -10 Maret 2017

Warna Biru, Kegiatan Selama 10 Maret 2017 - 23 Maret 2017

4-8
4.4 Penampang Sebelum Dan Sesudah Penambangan dengan menggunakan
program Autocad LD 2009 dan Surfer11.

Pada awal penambangan aspal di PT.Wijaya Karya Bitumen periode 23

februari diperoleh hasil topografi dari pengukuran situasi menggunakan alat ukur

Total station dengan metode pengukuran Cross Section. Maka diperoleh nilai

elevasi kordinat x,y,z yang digambarkan dengan menggunakan software Autocad

land desktop 2009 dan menghasilkan gambaran topografi dan penampang dari

ketinggian 200 mdpl sampai dengan 195 mdpl. Target produksi 244.000 Ton

selama periode 1 tahun dapat dilihat pada gambar 1 berikut. Elevasi awal

penambangan aspal dengan luas 6,706.45m2 dan elevasi 200 mdpl dapat dilihat

pada gambar 1 berikut :

Gambar 1. Penampang 3D elevasi awal periode 23 Februari 2017

Kemajuan 2 minggu penambangan aspal dengan luasan 1,507.41 m2 dan

total volume yang tertambang 3,582.65 m3, 2017 dapat dilihat pada gambar 2

berikut :

4-9
Gambar 2. Penampang 3D Kemajuan 2 minggu 24 Februari 10 Maret 2017

Gambar diatas menunjukan perubahan elevasi yang terjadi akibat aktifitas

penambangan dari ketinggian 200 mdpl 195 mdpl namun tidak memenuhui

target produksi diakibatkan cuaca yang kurang mendukung. Penambangan aspal

dengan luasan 2,383.06 m2 dan total volume yang tertambang 4,876.60 m3, dapat

dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3. Penampang 3D Kemajuan 2 minggu berikutnya 10 Maret 23 Maret


2017

Gambar 3 diatas menunjukan perubahan elevasi yang terjadi akibat

aktifitas penambangan dari ketinggian 200 mdpl 195 mdpl.

4-10
Proses penambangan aspal yang telah terjadi di PT. Wijaya Karya

Bitumen dari periode 24 Februari 23 Maret dengan perubahan elevasi 200 mdpl

195 mdpl dan total volume material yang tertambang adalah 8,459.24 m3, dapat

dilihat pada gambar 4 berikut :

Gambar 4. Penampang 3D Kemajuan 1 bulan penambangan aspal 24 Februari


23 Maret 2017.

4-11
4-12

Anda mungkin juga menyukai