Anda di halaman 1dari 12

MATERI PENYULUHAN

DEFINISI MEROKOK

Merokok adalah membakar tembakau kemudian dihisap asapnya baik menggunakan rokok maupun
menggunakan pipa. Asap rokok yang dihisap atau asap rokok yang dihirup melalui dua komponen.
Pertama, komponen yang lekas menguap berbentuk gas. Kedua, komponen yang bersama gas
terkondensasi menjadi komponen partikulat. Dengan demikian, asap rokok yang dihisap dapat berupa
gas sejumlah 85 persen dan sisanya berupa partikel (Sitepoe, 2000).

Merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya
kembali keluar (Armstrong, 1990). Danusantoso memaparkan bahwa asap rokok selain merugikan diri
sendiri juga dapat berakibat bagi orang lain yang berada di sekitarnya. Pendapat lain menyatakan bahwa
perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta
dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya (Levy, 1984)

ALASAN KEBIASAAN MEROKOK

Menurut Komasari dan Helmi (2000), terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok :

Tahap prepatory

Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai rokok dengan cara mendengar,
melihat atau hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok.

Tahap initiation

Perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku
merokok.

Tahap becoming a smoker

Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka mempunyai
kecenderungan menjadi perokok
Tahap maintenance of smoking

Tahap ini sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan
untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

Menurut Sadikin dan Melva (2008), banyak alasan yang mendorong orang untuk merokok, diantaranya
adalah :

Social acceptance merupakan alasan yang penting. Seseorang khawatir tidak diterima di lingkungannya
kalau tidak merokok. Ini terlihat pada kalangan remaja atau dewasa muda. Sebagian menyadari bahwa
mereka merokok apabila sedang bersama lingkungannya.

Rasa ingin tahu merupakan alasan yang juga banyak ditemukan oleh kalangan muda terutama wanita

Untuk kesenangan merupakan alasan yang banyak dijumpai pada laki-laki tetapi alasan ini juga didukung
oleh alasan pertama.

Mengatasi ketegangan atau stres merupakan alasan yang paling sering dikemukakan dan sama
seringnya untuk laki-laki dan perempuan, yang muda maupun tua.

Demi pergaulan. Alasan ini biasanya dikemukakan oleh mereka yang sesekali merokok yaitu karena ingin
menyenangkan teman atau membuat suasana menyenangkan, misalnya dalam pertemuan bisnis.

Tradisi. Hanya berlaku untuk etnis tertentu.

ZAT-ZAT DALAM ROKOK

Rokok merupakan gabungan dari bahan-bahan kimia. Satu batang rokok yang dibakar akan
mengeluarkan 4000 bahan kimia. Rokok menghasilkan suatu pembakaran yang tidak sempurna yang
dapat diendapkan dalam tubuh ketika dihisap. Secara umum komponen rokok dapat dibagi menjadi dua
golongan besar, yaitu gas (92%) dan komponen padat atau partikel (8%).

Komponen gas asap rokok terdiri dari karbonmonoksida, karbondioksida, hidrogen sianida, amoniak,
oksida dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Partikel rokok terdiri dari tar, nikotin, benzantraccne,
benzopiren, fenol, cadmium, indol, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi dan
menimbulkan kanker (karsinogen). Nikotin merupakan komponen paling banyak dijumpai di dalam
rokok.
Tar, nikotin dan karbonmonoksida merupakan tiga macam bahan kimia yang paling berbahaya dalam
asap rokok. Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan
bersifat karsinogenik. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat yang
setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi,
saluran nafas, dan paru-paru. Komponen tar mengandung radikal bebas yang berhubungan dengan
risiko timbulnya kanker.

Nikotin merupakan bahan yang bersifat toksik dan dapat menimbulkan ketergantungan psikis. Nikotin
merupakan alkaloid alam yang bersifat toksis berbentuk cairan tidak berwarna , dan mudah menguap.
Zat ini dapat berubah menjadi coklat dan berbau seperti tembakau jika bersentuhan dengan udara.
Nikotin berperan dalam menghambat perlekatan dan pertumbuhan sel fibroblast ligamen periodontal,
menurunkan isi protein fibroblast, serta dapat merusak sel membran.

Gas karbonmonoksida dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah yang akan berpengaruh pada
sistem pertukaran haemoglobin. Karbonmonoksida memiliki afinitas dengan haemoglobin sekitar dua
ratus kali lebih kuat dari pada afinitas oksigen terhadap haemoglobin. Timah hitam (Pb) merupakan
komponen rokok yang sangat berbahaya. Partikel ini terkandung dalam rokok sebanya 0,5 g. batas
ambang timah hitam di dalam tubuh adalah 20 miligram per hari. Efek merokok yang timbul dipengaruhi
oleh banyaknya jumlah rokok yang dihisap, lamanya merokok, jenis rokok yang dihisap, bahkan
berhubungan dengan dalamnya hisapan rokok yang dilakukan.

DAMPAK MEROKOK

Dampak terhadap paru-paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru.
Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak
(hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya
sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan
kerusakan alveoli.

Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru
dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru
menahun (PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk
emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma. Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah
diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama
sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok
sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren,
dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko
terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada
perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.

Dampak terhadap jantung

Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan Penyakit Jantung Koroner
(PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6
juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta
adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat
penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).

Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya
menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan
perifer. Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan
asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh
perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang
akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.

Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap
samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping
daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai
beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.

Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain
meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga
merugikan kerja miokard. Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya
kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang
pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen
jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan
banyak bagian tubuh lainnya.
Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding
pembuluh darah. Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung
persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen
di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis
(pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan
fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah.

Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh
darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi
profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida
darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah.

Penyakit jantung koroner

Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Risiko terjadinya penyakit
jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini
meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan bahwa
faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak atau
gula darah yang tinggi, terhadap tercetusnya PJK.

Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner berkurang dengan 50 persen
pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan. Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran
(aterosklerosis) dinding pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer. PPDP
yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah atau tangan sering ditemukan pada
dewasa muda perokok berat, sering akan berakhir dengan amputasi.

Penyakit stroke

Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke banyak dikaitkan dengan
merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan
perokok. Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, didapatkan kebiasaan merokok
memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul
rata-rata dalam 8,17 bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan.
Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya terkena AIDS sehingga
berhenti merokok penting sekali dalam langkah pertahanan melawan AIDS.
Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada ibu hamil, impotensi,
menurunnya kekebalan individu, termasuk pada pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-
lain. Dari sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok jelas akan menambah
biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu, keluarga, perusahaan, bahkan negara.

Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok memengaruhi penyediaan tenaga kerja, terutama tenaga
terampil atau tenaga eksekutif, dengan kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas
menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan
penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit bagi individu dan keluarga.
Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat, bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.

Dampak terhadap terjadinya kanker

Kanker yang dapat diderita seorang perokok. Kanker mulut dan kanker bibir lebih banyak diderita
perokok dibanding mereka yang tidak merokok. Ini adalah disebabkan panas dari asap rokok itu
terutama kalau perokok itu menggunakan pipa. Perokok juga dapat menderita penyakit kanker
kerongkongan dan usus lima sampai sepuluh kali lebih cenderung dari yang bukan perokok. Faktor
utama penyebab ini adalah karena unsur kimia seperti carsinogen, arsenic dan bengopyrene yang
terdapat pada rokok tersebut, yang merupakan zat-zat penyebab kanker (Nainggolan, 2006).

Dampak terjadi Impotensi

Pada laki-laki berusia 30-40 tahunan, merokok dapat meningkatkan disfungsi ereksi sekitar 50%. Ereksi
tidak dapat terajadi bila darah tidak mengalir bebas ke penis. Oleh karena itu pembuluh darah harus
dalam keadaan baik. Merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin menyempitkan arteri yang
menuju penis, mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuu penis. Efek ini meningkat bersamaan
dengan waktu. Masalah ereksi ini merupakan peringatan awal bahwa tembakau telah merusak area lain
dari tubuh.

Dampak terhadap otak dan daya ingat

Akibat proses aterosklerosis yaitu penyempitan dan penyumbatan aliran darah ke otak yang dapat
merusak jaringan otak karena kekurangan oksigen. Kelainan tersebut dibagi menjadi 4 bentuk:

Tingkat I : penyempitan kurang dari 75% tanpa disertai keluhan.

Tingkat II : defisit neurologis sementara

Tingkat III : defisit neurologis yang menghilang disekitar 3 hari atau frekuensinya meningkat.
Tingkat VI : terjadi infark otak yang lengkap dan menyebabkan defisit neurologis yang menetap.

Tukak lambung dan tukak usus 12 jari

Di dalam perut dan usus 12 jari terjadi keseimbangan antara pengeluaran asam yang dapat mengganggu
lambung dengan daya perlindungan. Tembakau meningkatkan asam lambung sehingga terjadilah tukak
lambung dan usus 12 jari. perokok menderita gangguan 4 kali lebih tinggi dari bukan perokok.

KEMATIAN AKIBAT MEROKOK

Jumlah perokok di seluruh dunia kini mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta di antaranya berada di
negara berkembang seperti Indonesia. Menurut data WHO, Indonesia merupakan negara ketiga dengan
jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Peningkatan konsumsi rokok berdampak pada
semakin tingginya beban penyakit dan angka kematian akibat rokok. Tahun 2030 diperkirakan angka
kematian akibat rokok adalah mencapai 10 juta jiwa, dan 70% di antaranya berasal dari negara
berkembang. Saat ini 50% kematian akibat rokok berada di negara berkembang. Bila kecenderungan ini
terus berlanjut, sekitar 650 juta orang akan terbunuh oleh rokok, dan setengahnya adalah usia produktif
dan akan kehilangan usia hidup (lost life) sebesar 20 sampai 25 tahun (Infodatin, 2015)

Menurut Effendi, M (2007), Kebiasaan merokok telah menyebabkan 1 dari 10 kematian orang dewasa di
seluruh dunia dan telah mengakibatkan 5,4 juta kematian. Fakta memperlihatkan, bahwa 1 kematian
untuk setiap 6,5 detik fakta tersebut tentu sangat mengejutkan. Tingginya angka kematian akibat
merokok mungkin akan semakin meningkat lagi dalam setiap tahunnya, mengingat kebiasaan merokok
kini telah merambah hingga ke kalangan anak-anak dan remaja.

Pada tahun 2005 diperkirakan 399.500 orang meninggal akibat penyakit terkait dengan tembakau. Total
tahun produktif yang hilang akibat kematian prematur karena tembakau di Indonesia adalah 3.846.373
DALYs (Disability Adjusted Life Years/Tahun Hidup Produktif). Total tahun produktif yang hilang karena
sakit atau cacat terkait dengan tembakai adalah 1.502.900 DALYs. Jumlah tahun produktif yang hilang
karena penyakit terkait tembakau adalah 5.144 DALYs.
Tabel. 1 Jumlah Kematian Karena Penyakit yang Disebabkan Tembakau
Nama Penyakit Jumlah kasus meninggal

Neoplasma

1 Kanker mulut dan oropharynx 37.872

2 Kanker lambung 49.000

3 Kanker hati 59.191

4 Kanker pankreas 5.790

5 Kanker trachea, bronkus, dan paru 45.583

Penyakit jantung dan pembuluh darah

1 Penyakit jantung koroner 26.815

2 Stroke 136.707

Penyakit saluran pernafasan

1 PPOK 34.995

2 Bronchitis 3.847

Total 399.800
MANFAAT BERHENTI MEROKOK

Tabel 2. Efek Berhenti Merokok bagi Tubuh

Waktu berhenti merokok Manfaat

20 menit Tekanan darah, denyut jantung dan aliran darah tepi membaik

Hampir semua nikotin dalam tubuh sudah di metabolisme tingkat CO di dalam


12 jam
darah kembali normal

Nikotin mulai tereliminasi dari sistem indera pengecap dan penciuman mulai
24-48 jam
membaik. Sistem kardiovaskular meningkat baik

Sebagian besar fungsi metabolit nikotin dalam tubuh sudah hilang. Fungsi
5 hari perasa/pengecap dan pembau jauh lebih membaik. Sistem kardiovaskular
terus meningkat baik.

2 minggu

Risiko infeksi pada luka setelah pembedahan berkurang secara bermakna.


6 minggu Fungsi silia mulai recovery dan fungsi paru membaik, nafas pendek dan batuk
berkurang.

3 bulan

Risiko penyakit jantung koroner setengah setelah 1 tahun berhenti


1 tahun
dibandingkan tetap merokok

Risiko stroke menurun pada level yang sama seperti orang tidak pernah
5 tahun
merokok

10 tahun
Risiko kanker paru berkurang dari setengahnya. Semua penyebab mortalitas
dan risiko penyakit jantung koroner menurun pada level yang sama seperti
orang tidak pernah merokok
15 tahun

CARA BERHENTI MEROKOK

Kumpulkan niat untuk berhenti merokok

Zat-zat yang terkandung dalam rokok memberikan efek adiksi atau ketagihan sehingga memerlukan
sebuah tekad dan niat yang kuat untuk berhenti merokok. Tumbuhkan pikiran-pikiran positif yang dapat
meningkatkan semangat dan motivasi untuk berhenti merokok, misal tentang apakah hidup menjadi
lebih baik tanpa merokok, pertimbangkan pengaruh rokok pada aspek-aspek hidup seperti kesehatan,
penampilan, gaya hidup, dan orang-orang terdekat. Bila perlu, buatlah daftar alasan mengapa harus
berhenti merokok, misal aku ingin berhenti merokok supaya aku sanggup berlari dan mengejar anakku
ketika latihan sepak bola, memiliki lebih banyak energi, panjang umur dan melihat cicitku yang paling
kecil menikah, atau berhemat.

Memilih metode yang sesuai

Ada beberapa metode yang dapat diterapkan dalam upaya untuk menghentikan kebiasaan merokok :

Cara berhenti seketika

Hari ini masih merokok, besok berhenti sama sekali. Metode ini adalah metode yang paling efektif untuk
kebanyakan orang. Untuk perokok berat, mungkin dibutuhkan bantuan medis untuk mengatasi efek
adiksi.

Cara penundaan

Menunda saat menghisap rokok pertama, 2 jam setiap hari dari hari sebelumnya. Jumlah rokok yang
dihisap tidak dihitung. Misalnya kebiasaan menghisap rokok pertama rata-rata adalah jam 07.00 pagi,
maka rokok pertama ditunda waktunya, yaitu: hari ke-1 : pukul 09.00, hari ke-2 : pukul 11, hari ke-3 :
pukul 13.00, hari ke-4 : pukul 15.00, dan seterusnya.

Cara pengurangan

Jumlah rokok yang dihisap setiap hari dikurangi secara berangsur-angsur dengan jumlah yang sama
sampai 0 batang rokok pada hari yang telah ditetapkan. Misalkan rata-rata dalam sehari menghisap 28
batang rokok. Berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari, maka hari ke-1 : 24 batang, hari ke-2 : 20
batang, hari ke-3 : 16 batang, hari ke-4 : 12 batang, dan seterusnya.

Menyibukkan diri dan beraktivitas

Mencari kesibukan dengan hal-hal yang disukai dan usahakan untuk tidak meninggalkan banyak waktu
untuk menyendiri sehingga terpikir keinginan untuk merokok. Cobalah untuk mengalihkan keinginan
tersebut dalam kegiatan yang intens, misalnya dengan melakukan beberapa kegiatan olahraga, berjalan
atau bersepeda.
Minum banyak air putih

Air membantu dalam menghilangkan racun dari merokok yang telah terakumulasi dalam tubuh menjadi
lebih cepat, sekaligus mengurangi keinginan untuk merokok.

Tingkatkan istirahat

Tubuh dan jiwa menjadi lebih lelah karena upaya untuk berhenti merokok sehingga membutuhkan
istirahat lebih banyak. Disamping itu, jam tidur adalah saat dimana otak tidak berpikir untuk merokok.

Hindari faktor pemicu

Hasrat ingin merokok biasanya muncul ketika mencium bau rokok atau asap rokok. Maka sebisa
mungkin buatlah lingkungan terbebas dari bau rokok. Cuci baju, sprei, dan barang-barang lainnya yang
masih terdapat bau rokok, dan menghindari asap rokok orang lain. Seseorang merokok umumnya juga
karena stress atau setelah makan, maka cobalah mengganti kebiasaan itu dengan kebiasaan yang lain.
Misalkan saat stress cobalah mengganti rokok dengan memakan permen atau makanan yang lainnya.
Setelah makan, cobalah mengganti rokok dengan misal minum teh atau camilan.

Minta dukungan orang-orang terdekat

Orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman bisa menjadi pendukung ekstra dalam upaya
berhenti merokok. Mereka dapat menjadi pengingat alasan untuk tidak merokok dan sumber motivasi
serta proteksi agar hasrat untuk merokok dapat ditekan.
Daftar Pustaka

Armstrong, M. (1990). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gramedia

Dwijayanti, Fifi, dkk. (2012). Analisis Proporsi Perokok Tingkat SMK di Kota Semarang. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa. Vo. 2. No. 2

Effendi, I. (2008). Menilai Fatwa MUI Tantang Merokok.


http://www.analisadaily.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6638:menilai-fatwa-
mui-tentang-larangan-merokok-&catid=205:13-September-2014&Item=207 (diakses 14 Januari 2017)

Infodatin. 2015. Prilakiu Merokok Masyarakat Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI

Kosen, Soewarto. (2008). Dampak Kesehatan dan Ekonomi Perilaku Merokok di Indonesia. Buletin
Penelitian Sistem Kesehatan. Vol. 11. No. 3

Komasari, D. dan Helmi AF. (2000). Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja. Jurnal
Psikologi Universitas Gajah Mada

Levy, M.R. (1984). Life and Health. New York: Random Haouse

Nainggilan, R, A. (2006). Anda Mau Berhenti Merokok? Pasti Bisa. Bandung: Indonesia Publishing House

Sadikin, Zunilda D dan Melva L. (2008). Program Berhenti Merokok. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol.
58. No. 4

Sitepoe, Mangku. (2000). Kekhususan Rokok di Indonesia. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Medan: Universitas Sumatera Utara

WHO. (2007) Profil Tembakau di Indonesia. TCSC-IAKMI

- See more at: http://sakinahkreatif.blogspot.co.id/2017/02/materi-penyuluhan-bahaya-


merokok.html#sthash.YOtJ9iXp.dpuf

Anda mungkin juga menyukai