memenuhi tantangan dunia usaha dan industri terhadap persaingan global. Dalam
level ekonomi makro ekonomi, bank merupakan alat dalam menetapkan kebijakan
moneter. Sedangkan dalam level mikro ekonomi, bank merupakan sumber utama
undang No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan, dana yang dihimpun oleh perbankan berupa dana dari masyarakat
komponen aset atau neraca bank dan juga menjadi sumber risiko kredit terbesar
sumber risiko kredit juga dapat timbul dari seluruh aktivitas bank, baik di banking
1
book maupun trading book, serta on dan off balance sheet. Bank menghadapi
2
berbagai instrumen keuangan selain kredit, seperti surat berharga, tagihan
akseptasi, transaksi antar bank, trade financing, transaksi nilai tukar (foreign
Bank XYZ merupakan salah satu Bank Umum Swasta Nasional (BUSN)
Devisa yang memiliki aset sebesar Rp. 21.231.613 juta pada bulan laporan
Desember 2014. Pos kredit yang diberikan merupakan konsentrasi terbesar pada
sisi aset perusahaan dengan porsi sebesar 67,80% dari total aset Bank per
korporasi dengan porsi sebesar 58,03% dari total kredit dan kredit konsumsi
dengan porsi sebesar 23,17% dari total kredit. Portofolio kredit konsumsi Bank
XYZ terdiri dari fasilitas kredit yang diberikan dengan metoda Channeling, Kredit
Tanpa Agunan (KTA), Kredit Pemilikan Mobil (KPM), dan Kartu Kredit.
kredit Bank yang difokuskan pada kredit produktif MSME (Micro ,Small, &
Desember 2014, total kredit konsumsi adalah sebesar Rp.2.651.979 juta (tidak
termasuk Unit Usaha Syariah) atau setara dengan 21.09% dari total kredit Bank
XYZ. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar -9,57% (yoy) atau secara
tersebut juga mempengaruhi kualitas kredit konsumsi Bank XYZ yang cenderung
memburuk.
mengalami penurunan (memburuk). Hal tersebut tercermin dari tren rasio NPL
(Non Performing Loan/ kredit bermasalah) yang meningkat. Alasan utama
memburuknya kualitas kredit adalah tren penurunan total kredit konsumsi sejak
Komposisi dari kredit konsumsi Bank XYZ terdiri dari kredit yang
disalurkan dengan metode Channeling, dan kredit secara Direct (KTA, KPR,
KPM, dan Kartu Kredit). Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kredit dengan metode
default, maka dibutuhkan modal yang cukup untuk mengurangi potensi kerugian
yang dihadapi oleh bank. Pada umumnya bank memiliki cadangan dana yang
kredit untuk menutupi expected loss (Jorion, 2009). Perhitungan alokasi modal
yang tepat menjadi faktor terpenting dalam mengurangi potensi kerugian yang
dihadapi perbankan.
Komponen yang digunakan untuk mengantisipasi risiko kredit diatas
nilai adalah suatu kondisi dimana nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat
Loss) adalah jumlah yang diturunkan dari nilai tercatat hingga menjadi sebesar
nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset. Dalam Pedoman Akuntansi
adalah cadangan yang wajib dibentuk bank jika terdapat bukti obyektif mengenai
penurunan nilai atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan sebagai akibat
dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut
(peristiwa yang merugikan) dan berdampak pada estimasi arus kas masa depan.
Jumlah cadangan kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset
keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto
yang dapat digunakan, seperti Credit Metrics dari JP Morgan, Moodys KMV,
Credit Portofolio View dari Mckinsey, dan Credit Risk+ dari Credit Suisse
Financial Product (CSFP). Saat ini, Bank XYZ menentukan Probability of Default
(PD) dan Loss Given Default (LGD) dengan menggunakan roll rate analysis.
Dalam perhitungan roll rates analysis digunakan internal loan grading system.
Pendekatan ini dapat dilakukan dengan menganalisis tingkat kerugian kredit pada
yang dimiliki selama minimal 3 tahun dengan membagi untuk setiap skim per
sektor ekonomi
dari kredit. Bank membagi kriteria periode tunggakan sebanyak 8 kriteria, yaitu:
Tunggakan 0 hari/ Lancar, Tunggakan >1 s.d. 30 hari, Tunggakan > 31 s.d 60 hari,
Tunggakan >61 s.d 90 hari, Tunggakan >91 s.d 120 hari, Tunggakan >121 s.d 150
hari, Tunggakan >151 180 hari, dan Tunggakan >180 hari. Selanjutnya,
dihitung pada setiap skim per area, sehingga akan diperoleh nilai Probability of
Default-nya.
yang khusus untuk memperhitungkan CKPN kolektif. Hal ini menyebabkan bank
harus disediakan oleh Bank untuk mengantisipasi risiko kredit yang dihadapi
konsumsi Bank XYZ akan memicu peningkatan potensi gagal bayar (default)
debitur dalam melunasi kewajibannya. Saat ini risiko kredit yang diperhitungkan
berdasarkan CKPN dengan roll rate Analysis. Perhitungan risiko kredit yang
sebagai berikut:
XYZ?
Expected Loss, Unexpected Loss, dan Economic Capital pada Bank XYZ?
Sistematikan penulisan karya akhir ini dibagi ke dalam lima bab dengan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang konsep risiko, risiko kredit, CreditRisk+ Model,
Bab ini membahas tentang identitas perusahaan, visi dan misi perusahaan,
bidang usaha, kinerja tahun 2014, dan peristiwa penting perusahaan pada tahun
2014.
Bab ini membahas tentang tahapan penelitan mulai dari desain penelitian,
metode penelitian, tahapan penelitian, data dan alat penelitian yang digunakan
dengan
CreditRisk+, dan proses perbandingan Expected Loss antara CreditRisk+ Model