PENDAHULUAN
didapat, serta cita rasa yang enak dan cocok dengan selera kebanyakan
oleh hampir separuh rumah tangga di Indonesia (49%). Jajanan lain yang
makanan ringan anak (39%). Makanan jajanan yang sehat, aman, dan
bergizi adalah makanan yang halal, mengandung zat gizi yang dibutuhkan
jumlah yang berlebihan serta tidak basi, atau rusak secara fisik (Sari,
2003).
1
(murah meriah). Agar supaya dapat menjual makanan jajanan yang mereka
buat, para pengusaha harus dapat memenuhi kebutuhan para pembeli atau
Minyak selain memberikan nilai kalori paling besar diantara zat gizi
lainnya juga dapat memberikan rasa gurih, tekstur dan penampakan bahan
pangan menjadi lebih menarik, serta permukaan yang kering (Dewi dan
Hidajati, 2012).
banyak dikonsumsi masyarakat luas. Kurang lebih 290 juta ton minyak
akan tetapi jika minyak goreng digunakan secara berulang kali akan
penambah rasa gurih dan penambah nilai kalori pada bahan pangan yang
2
digoreng. Minyak goreng dapat diproduksi dari berbagai macam bahan
mentah, misalnya kelapa, kopra, kelapa sawit, kacang kedelai, biji jagung
darah, sedangkan asam lemak tak jenuh dapat menurunkan kolestrol darah.
trigliserida pada minyak lalu membentuk gliserol dan asam lemak bebas.
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang menjadi pusat penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan minyak goreng berulang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar asam lemak bebas dalam
4
Adapun manfaat penyusunan karya ilmiah ini yaitu:
1. Manfaat Ilmiah
Memberikan informasi ilmiah mengenai kadar asam lemak bebas dalam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Minyak sawit yang digunakan sebagai produk pangan dihasilkan
dari minyak kelapa sawit maupun minyak inti sawit yang melalui proses
cair dan fraksi stearin padat. Fraksi olein tersebut digunakan untuk
yang terbuat dari minyak kelapa sawit sebagai minyak goreng yang
bersifat awet dan makanan yang digoreng dengan minyak sawit tidak cepat
dipengaruhi oleh kandungan FFA yang ada didalam buah sawit dan telah
berkembang yang berhubungan dengan suhu dan waktu. Free fatty acid
(asam lemak bebas) dalam minyak produksi adalah untuk menilai kadar
6
asam lemak bebas dalam minyak dengan melarutkan lemak tersebut dalam
sawit terdiri dari sekitar 40% asam oleat (asam lemak tidak jenuh tunggal),
10% asam linoleat (asam lemak tidak jenuh ganda), 44% asam palmitat
(asam lemak jenuh) dan 4,5% asam stearat (asam lemak jenuh). Jadi secara
umum, minyak sawit mempunyai komposisi asam lemak jenuh dan tidak
jenuh dengan proporsi yang seimbang. Karena kondisi inilah (Tabel 15)
maka minyak sawit tidak menempati posisi yang spesial (khusus) dan
tidak bisa dikaregorisasikan sebanyak minyak jenuh atau pun minyak tidak
jenuh. Secara fisik, minyak sawit bersifat semi-solid, dan bisa difraksinasi
untuk mendapatkan berbagai jenis minyak; baik minyak yang lebih jenuh
maupun minyak yang lebih tidak jenuh, yang secara ideal bisa
7
Asam palmitat (C16:0) 41.8 45.8 44.0
Asam palmitoleat C16:1 0.1 0.3 0.1
Asam stearate (C18:0) 4.2 5.1 4.5
Asam oleat (C18:1) 37.3 40.8 39.2
Asam linoleiat (C18:2) 9.1 11.0 10.1
Asam linolenat (C18:3) 0.0 0.6 0.4
Asam arakidonat (C20:0) 0.2 0.7 0.4
SNI menetapkan bahwa standar mutu minyak goreng sawit adalah sebagai
berikut:
Tabel 17. SNI 7709:2012 tentang Standar Mutu Minyak Goreng Sawit
8
722/Menkes/Per/IX/88
Cemaran Logam :
- besi (Fe) Mg/kg Maks 1.5
- tembaga (Cu) Mg/kg Maks 0.1
- raksa (Hg) Mg/kg Maks 0.1
- timbal (Pb) Mg/kg Maks 0,1
- timah (Sn) Mg/kg Maks 40.0/250.0)*
Arsen (As) % b/b Maks 0.1
Angka Peroksida % mg 02/gr Maks 1
*pengambilan contoh di pabrik
Sumber : Badan Standar Nasional Indonesia, 2012.
Minyak curah berasal dari bahan baku CPO (Crude Palm Oil) yang
goreng ini biasanya ditujukan untuk konsumsi rakyat biasa dengan harga
ini biasanya dari pabrik dijual dengan ukuran tangki dengan kapasitas 10
goreng curah umumnya mengandung asam lemak jenuh yang lebih tinggi.
Asam lemak jenuh akan meningkatkan kolesterol dalam darah yang dapat
9
membahayakan kesehatan. Minyak goreng curah akan mengalami
proses penyaringan dua bahkan sampai tiga kali, sehingga harganya jauh
Selain itu minyak goreng yang sering digunakan secara berkali-kali sampai
Secara garis besar proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng sawit,
terdiri dari dua tahap yaitu tahap pemurnian (refinery) dan pemisahan
cair (olein) dari minyak sawit. Tahap pemurnian terdiri dari penghilangan
10
Setelah itu penghilangan bau. Sehingga sebagai produk akhirnya minyak
kelapa sawit kemasan memiliki warna yang lebih bening dari minyak
Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam
bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh
Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan Asam Lemak
panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini
Tolak ukur kualitasnya ini termasuk angka asam lemak bebas (Free Fatty
Acid atau FFA), bilangan peroksida, tingkat ketengikan, dan kadar air.
fosfolipid, sterol, asam lemak bebas, karotenoid dan pigmen yang lain.
Karena itu hasil analisanya disebut lemak kasar (crude fat). (Whitaker,
M.C. 1915).
menjadi tiga golongan, yakni asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh
tunggal, dan asam lemak tak jenuh ganda. Asam lemak dalam minyak
11
dengan minyak nabati lainnya, minyak kelapa memiliki kandungan asam
lemak jenuh yang paling tinggi. Tingginya asam lemak jenuh yang
lemak atau trigliserida oleh molekul air yang menghasilkan gliserol dan
asam lemak bebas. Kerusakan minyak atau lemak dapat juga diakibatkan
lemak bebas. Asam lemak bebas yang dihasilkan oleh proses hidrolisa dan
dengan kadar asam lemak bebas lebih dari 1%, jika dicicipi akan terasa
membentuk film pada permukaan lidah dan tidak berbau tengik, namun
12
intensitasnya tidak bertambah dengan bertambahnya jumlah asam lemak
kualitas dari minyak atau lemak, hal ini dikarenakan bilangan asam
lemak bebas dalam suatu bahan atau sampel. Semakin besar angka asam
peningkatan kadar ALB yang relatif tinggi dalam minyak sawit antara lain:
pabrik. Pada proses tersebut terjadi penguraian kimiawi yang dibantu oleh
air dan berlangsung pada kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap air pada
samping yang tidak diinginkan, mutu minyak menurun sebab air pada
13
standar mutu dalam perdagangan untuk ALB ditetapkan sebesar 5%
(Darnoko D. S, 2003)
berbeda beda. Hal ini dapat terjadi karena proses dari pembuatan masing-
netral. Tujuanya adalah agar asam lemak bebas dapat terikat pada etanol
sehingga lebih mudah terdeteksi oleh NaOH saat titrasi. Etanol bersifat
(Qurrota, 2013).
titrasi asam basa. Prinsip dari titrasi asam basa yaitu Analisis jumlah asam
lemak bebas dalam suatu sampel ekuivalen dengan jumlah basa (NaOH)
2.4 Ekstraksi
14
rantai karbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati umumnya larut
ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan
diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi
senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan
senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau
ini, maka cara yang terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah
sokletasi
pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan
15
tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi
diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat
ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan
2.5 Alkohol
minyak dalam sampel agar dapat bereaksi dengan basa alkali. Alkohol
percobaan adalah agar reaksi antara alkohol dan minyak tersebut bereaksi
dengan cepat, sehingga pada saat titrasi diharapkan alkohol (etanol) larut
16
Alkohol netral panas digunakan sebagai pelarut netral supaya tidak
melarutkan asam lemak yang bersifat asam agar dapat bereaksi dengan
larutan KOH yang bersifat basa sehingga terjadi reaksi sesuai dengan
hanya asam lemak bebas yang dapat terlarut dalam pelarut atau dengan
kata lain asam lemak bebas yang terekstrak merupakan asam lemak bebas
(Firmansyah, 2014).
digunakan dan fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain.
Pada kasus ini, asam lemah tidak berwarna dan ion-nya berwarna merah
17
menghasilkan warna merah muda yang pucat, hal ini sulit untuk
terutama sebagai basa kuat kimia dasar dalam pembuatan pulp dan kertas,
tekstil, air minum, sabun dan deterjen dan sebagai pembersih drain (Faiz,
2011).
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Post Test Only Control Design. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap
19
lemak bebas sebagai variabel independen.
gorengan. Sampel dalam penelitian ini adalah minyak dan pisang goreng.
mengenai kadar asam lemak bebas diperoleh melalui hasil analisis yang
dilakukan di laboratorium.
sebagai berikut :
20
16. Seperangkat peralatan 18. Timbangan analitik
19. Rotavapor
ekstraksi soxhlet 20. Eksikator
17. Tabung reaksi
21
21. Adapun bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Sampel (Minyak goreng penggunaan berulang dan pisang goreng)
2. Alkohol 95 %
3. Aquadest
4. Asam klorida 0,1 N
5. Etil asetat
6. Indikator Phenolptalein
7. Kalium hidroksida 0,5 N
8. Natrium hidroksida 0,1 N
A. Ekstraksi
analitik (A gram)
5. Dipanaskan penangas pada suhu yang sesuai dengan titik didih pelarut.
8. Minyak yang ada di dalam labu dasar bulat yang masih mengandung
gram).
warna merah muda yang tetap. Ulangi penentuan ini sebanyak 2 kali.
26. BAB IV
27. HASIL DAN PEMBAHASAN
65. (% w/w)
64. 66. 67.
109.
110. 112. 113.
115.
114. 116. 111. (% w/w) 118. 119.
dan 2,49 (B5). Sedangkan sampel yang paling rendah kadar asam lemak
0,69 % dan minyak hasil ekstraksi pisang goreng pada penggorengan pertama
bebasnya adalah sampel A1 yaitu sebesar 0,69%. Hasil asam lemak bebas
yaitu 1,20%, ALB turun pada penggorengan ke lima (A 3) sebesar 0,90% dan
kembali naik pada penggorengan ke- tujuh (A4) 1,00% (Tabel 2). Begitu pula
Asam lemak bebas minyak hasil ekstraksi pisang goreng, diketahui bahwa
sampel yang paling tinggi asam lemak bebasnya tetap pada penggoreangan ke
sembilan (sampel B5) yaitu sebesar 2,49 % dan sampel yang paling rendah
asam lemak bebasnya pada penggorengan pertama (sampel B1) sebesar 1,28
%. Data yang diperoleh dari minyak hasil ekstraksi pisang goreng ini, juga
asam lemak bebas meningkat tinggi sebesar 2,09%, turun pada penggorengan
ke lima (B3) sebesar 1,70%, penggorengan ke tujuh (B4) sebesar 1,49% dan
2,45%. (Tabel 3)
gorengan berpengaruh nyata terhadap kadar asam lemak bebas dari makanan
yang digoreng. Kadar asam lemak bebas hasil ekstraksi dari pisang goreng
lebih tinggi dibandingkan dengan kadar asam lemak bebas dari minyak bekas
hasil penggorengan. Peningkatan persentase asam lemak bebas ini disebabkan
adanya pertukaran komponen air pada bahan pangan yang digoreng dengan
disebabkan adanya reaksi kompleks yang terjadi pada saat bahan pangan
dianalisa dengan menghitung kadar asam lemak bebas dari minyak tersebut.
kandungan asam lemak bebas yang terbentuk. Hal ini sesuai dengan hasil
dapat dipercepat oleh adanya air, protein, karbohidrat dan bahan lain
(Dewandari, 2001).
proses menggoreng akan memengaruhi mutu dan nilai gizi dari bahan pangan
yang digoreng. Minyak yang rusak akibat oksidasi dan polimerasi akan
menghasilkan bahan dengan rupa yang kurang menarik dan cita rasa yang
tidak enak, serta kerusakan sebagian vitamin dan asam lemak esensial yang
(A1) adalah 0,69% yang berarti telah melebihi ambang batas persentase asam
lemak bebas yang ditetapkan oleh SNI 01-3741-2002 yang berisi syarat
membentuk gliserol dan asam lemak bebas (Sutiah dkk., 2008). Pada tabel 3,
dapat kita lihat persentase asam lemak bebas sampel A dan B mengalami
tidak sama banyak dan jumlah pisang yang digoreng pada setiap frekuensi
berbeda.
pemakaian pertama (A1), hal tersebut dikarenakan minyak yang dipakai oleh
sudah dipakai oleh orang lain. Minyak tersebut sering disebut dalam
bebas, bilangan peroksida, bilangan iod, bilangan penyabunan dan kadar air
yang nilainya melebihi standar SNI. Kadar asam lemak bebas dalam minyak
dibenarkan pula oleh Anwar (2012) yang menyatakan bahwa Jumlah asam
Asam lemak yang terkandung dalam minyak goreng digunakan sebagai salah
satu indikasi kualitas minyak goreng. Reaksi hidrolisis lebih mudah terjadi
pada minyak yang mengandung komponen asam lemak rantai pendek dan tak
jenuh dari pada asam lemak rantai panjang dan jenuh karena asam lemak
rantai pendek dan tak jenuh bersifat lebih larut dalam air. Penambahan
hidrolisis.
lemak bebas yang dapat mempengaruhi cita-rasa dan bau dari pada bahan itu.
Hidrolisa dapat disebabkan oleh adanya air dalam lemak atau minyak atau
karena kegiatan enzim (Buckle dkk., 2010). Kadar air terbentuk dalam
goreng, bau dan rasa. Kadar air sangat menentukan kualitas dari minyak yang
lemak bebas ini membentuk lagi asam lemak trans dan radikal bebas. Jika
yang cukup tinggi maka akan berakibat kepada menaikkan kadar LDL dan 6
hormon insulin. Konsumsi asam lemak trans 5gr/hr saja dapat menaikkan
resiko penyakit jantung hingga 25% hanya dalam beberapa tahun saja. Dan
akibat radikal bebas juga bisa menyebabkan penyakit lever, jantung koroner,
terjadi pada asam lemak yang disebabkan adanya reaksi kompleks pada
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170. BAB V
171. PENUTUP
Workshop sudah mulai ada dan sudah melebihi syarat aman Asam Lemak
jelantah.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
184. Anwar, R. W. 2012. Studi Pengaruh Suhu Dan Jenis Bahan Pangan
Terhadap Stabilitas Minyak Kelapa Selama Proses Penggorengan. Under
Graduate, Universitas Hasanuddin.
185.
186. Buckle, K. A., Edwards, R. A., Fleet, G. H. & Wootton, M. 2010. Ilmu
Pangan, Jakarta, Universitas Indonesia (UI-Press).
187.
188. Cahanar, P. & Suhanda, I. 2006. Makan Sehat Hidup Sehat, Jakarta,
Kompas Media Utama.
189.
190. Dewandari, K. T. 2001. Studi Tingkat Kerusakan Minyak Goreng Belas
dari Perbedaan Jenis Bahan Pangan yang Digoreng. Undergraduate,
Universitas Brawijaya.
191.
192. Dewi, M. T. I. & Hidajati, N. 2012. Peningkatan Mutu Minyak Goreng
Curah Menggunakan Adsorben Bentonit Teraktivasi. UNESA Journal of
Chemistry, 1, 47-53.
193.
194. Gunawan, MA, M. T. & Rahayu, A. 2003. Analisis Pangan: Penentuan
Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas Pada Minyak Kedelai Dengan
Variasi Menggoreng. JSKA, VI.
195.
196. Hildayani, T. 2013. Kandungan Zat Gizi Makro Dan Pengaruh Bumbu
Terhadap Asam Lemak Bebas Per Porsi Coto Makassar. Undergraduate,
Universitas Hasanuddin.
197.
198. Ketaren, S. 2005. Pengantar Teknologi; Minyak dan Lemak Pangan
Jakarta, UI-Press.
199.
200. Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan,
Jakarta, Universitas Indonesia (UI-Press).
201.
202. Khomsan, A. 2010. Pangan Dan Gizi Untuk Kesehatan, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada.
203.
204. Mualifah, S. 2009. Penentuan Angka Asam Thiobarbiturat Dan Angka
Peroksida Pada Minyak Goreng Bekas Hasil Pemurnian Dengan Karbon
Aktif Dari Biji Kelor (Moringa Oleifera, Lamk). Under Graduate,
Universitas Islam Negeri (Uin) Maulana Malik Ibrahim.
205.
206. Muchtadi, D. 2009. Pengantar Ilmu Gizi, Bandung, CV. Alfabeta.
207.
208. Sari, D. M. 2003. Studi Keamanan Dan Cemaran Logam Berat (Pb dan
Cu) Makanan Jajanan Di Bursa Kue Subuh Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Under Graduate, Institut Pertanian Bogor.
209.
210. Suleeman, E. & Sulastri, E. 2006. Jajanan Favorit Separuh Rumah Tangga
Di Indonesia Mengandung Zat Berbahaya. Suara Pembaharuan.
211.
212. Sutiah, K., Sofjan firdausi & Budi, W. S. 2008. Studi Kualitas Minyak
Goreng Dengan Parameter Viskositas Dan Indeks Bias. Berkala Fisika,
11, 53-58.
213.
214. Widayat, Suherman & Haryani, K. 2006. Optimasi Proses Adsorbsi
Minyak Goreng Bekas Dengan Adsorbent Zeolit alam: Studi Pengurangan
Bilangan Asam. Jurnal Teknik Gelagar, 17, 77 82.
215.
216. Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama.
217.
218.
219.
220.
221.
222.
223.
224.
225.
227.
228.
229.
I. IDENTITAS
230.Nama : Jumriani S.
231.Tempat/Tgl Lahir : Maros, 15 Agustus 1997
232.Agama : Islam
233. Alamat : Jl.Poros Maros-
Pangkep
II. KETERANGAN KELUARGA
234.Nama Ayah : Syarifuddin
235.Tempat/Tgl Lahir : Maros, 04 April 1978
236.Nama Ibu : Hj.Rabiah
237.Tempat/Tgl Lahir : Maros, 01 Januari 1975
238.Agama : Islam
239. Alamat : Jl.Poros Maros-
Pangkep
III. PENDIDIKAN
- Tahun 2008 lulus dari Sekolah Dasar (SD) Negeri NO.1
Salenrang
- Tahun 2011 lulus Dari Sekolah Menengah Pertama (SMP)
240.
241.
242.
243.
244.