Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebakaran merupakan bencana yang sering terjadi di tengah masyarakat
khususnya daerah pemukiman , tempat kerja dan perkotaan. Dari
serangkaian bencana kebakaran ini menimbulkan kerugian yang besar,
cedera, dan kerugian material. Kebanyakan kebakaran terjadi karena api
yang tidak terkendali, atau rumah berdekatan dengan bahan mudah terbakar
sehingga mudah menjalar.
Kebakaran bisa disebabkan oleh beberapa faktor, ada 3 point yang dapat
menimbulkan api/kebakaran yang disebut dengan segitiga api. Segitiga api
ini terjadi dari bahan bakar (fuel), sumber penyalaan (ignition source), dan
oksigen. Cara singkat untuk menghambat terjadinya kebakaran yaitu dengan
menghilangkan salah satu komponen dalam segitiga api tersebut.
Untuk meminimalisasi terjadinya kebakaran maka perlu penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai upaya pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan termasuk kebakaran. Pencegahan dan
penanggulangan kebakaran adalah semua tindakan yang berhubungan
dengan pencegahan, pengamatan dan pemadaman kebakaran dan meliputi
perlindungan jiwa dan keselamatan manusia serta perlindungan harta
kekayaan (Sumamur, 1989). Salah satu cara sebagai upaya pencegahan
dan penanggulangan kebakaran adalah dengan menyediakan instalasi
Hydrant. Hydrant merupakan sebuah alat yang telah terpasang di beberapa
lokasi yang berfungsi untuk menyalurkan air ke lokasi terjadinya kebakaran.
Hydrant dapat memadamkan api yang berukuran besar.
Pada praktikum SPPK dengan judul Hydrant System ini mahasiswa
dapat mengetahui bagaimana cara memadamkan api dengan media Hydrant
System.

1.2 Tujuan
TIU : Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan teori pemadaman
kebakaran.
TIK : Mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang prosedur
pemakaian Hydrant system dan dapat memadamkan kebakaran dengan
Hysrant system

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat menjaddi pengetahuan tambahan dalam memadamkan api
menggunakan Hydrant system
2. Membantu kita memahami prosedur pemakaian Hydrant system dan
pengaplikasiannya.

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Hydrant


Hydrant system adalah suatu alat yang dilengkapi dengan slang (fire
hose) dan mulut pancar ( nozzle ) untuk mengalirkan air bertekanan yang
digunakan untuk keperluan pemadaman kebakaran. ( Kep. Men. PU No.12/
KPTS/1985.)
Menurut Depnaker, 1995 yang dimaksud dengan instalasi hydrant
kebakaran adalah suatu system pemadam kebakaran tetap yang
menggunakan media pemadam air bertekanan, yang dialirkan melalui pipa-
pipa dan slang kebakaran. System ini terdiri dari system penyediaan air
pompa, pemipaan, kopling outlet dan inlet serta slang dan nozzle.
Sistem instalasi hydrant dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1) Sistem instalasi hydrant kering ialah suatu sistem hydrant yang
pipa- pipanya tidak berisi air, dan akan berisi air manakala hydrant
tersebutdigunakan.
2) Sistem instalasi hydrant basah ialah suatu sistem hydrant tang
pipa- pipanya selalu berisi air.

2.2 Macam-macam Hydrant


Berdasarkan tempat/lokasinya sistem hydrant kebakaran dapat dibagi
menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
1. Sistem Hydrant Gedung
Hydrant gedung ialah hydrant yang terletak atau dipasang didalam
bangunan dan sistem serta peralatannya disediakan / dipasang oleh
pihak pengelola bangunan / gedung tersebut. Berdasarkan
penggunaannya hydrant jenis ini diklasifikasikan kedalam 3 ( tiga )
kelompok sebagai berikut (menurut NFPA) :
a) Hydrant Kelas I
Hydrant yang dilengkapi dengan selang berdiameter 2,5 yang
penggunaannya diperuntukan secara khusus bagi petugas
Pemadam Kebakaran atau orang yang telah terlatih.
b) Hydrant Kelas II
Hydrant yang dilengkapi dengan selang berdiameter 1,5 yang
penggunaannya diperuntukan bagi penghuni gedung atau para
petugas yang belum terlatih.
c) Hydrant Kelas III
Hydrant yang dilengkapi dengan selang berdiameter gabungan
antara Hydrant Kelas I dan Hydrant Kelas II.

2. Sistem Hydrant Halaman


Hydrant Halaman ialah hydrant yang terletak diluar / lingkungan
bangunan instalasi dan peralatan serta sumber air disediakan oleh
pihak pemilik / pengelola bangunan / gedung. Hydrant ini biasanya
digunakan oleh mobil PMK untuk mengambil air jika kekurangan dalam
tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang jalan akses
mobil PMK.
3. Sistem Hydrant Kota
Hydrant Kota ialah hydrant yang terpasang ditepi/sepanjang jalan
pada daerah perkotaan yang dipersiapkan sebagai prasarana kota
oleh Pemerintah Daerah setempat guna menanggulangi bahaya
kebakaran. Persediaan air untuk hydrant jenis ini dipasok oleh
Perusahaan Air Minum setempat (PAM).

2.3 Komponen-komponen Hydrant System


Berikut adalah komponen-komponen yang terdapat pada hydrant system:
1. Hydrant pilar
Hydrant pilar ialah suatu sistem pencegah kebakaran yang membutuhkan
pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant ini biasanya
digunakan oleh mobil Pemadam Kebakaran untuk mengambil air jika
kekurangan dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di
sepanjang jalan akses mobil Pemadam Kebakaran.
2. Hydrant Box
Hydrant box ialah adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang
menggunakan pasokan air dan dipasang di dalam bangunan atau
gedung. Hydrant box biasanya dipasang menempel di dinding dan
menggunakan pipa tegak (stand pipe) untuk menghubungkan dengan
pipa dalam tanah khusus kebakaran.
3. Siamese Connection
Siamese connection ialah merupakan masukan (inlet) bercabang dua
yang berfungsi untuk memasukkan air kedalam jaringan sistem hydrant
apabila pompa kebakaran mengalami kerusakan atau air didalam resevoir
telah habis.
4. Nozzle
Nozzle ialah suatu alat penyemprot yang terletak pada bagian ujung dari
selang yang digunakan untuk pengaturan pengeluaran air.
5. Selang Hydrant
Selang hydrant ialah alat yang digunakan untuk mengalirkan air atau
tahan api lainnya (seperti busa ) ke api untuk memadamkannya, yang
bersifat flexible

2.4 Peletakan Hydrant System


Berdasarkan luas lantai, klasifikasi bangunan dan jumlah lantai
bangunan, peletakan hidran dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1. Peletakan hydrant berdasarkan luas lantai, klasifikasi bangunan


dan jumlah lantai bangunan berdasarkan NFPA

Klasifikasi Ruang Tertutup Ruang Tertutup dan


Bangunan Jumlah / luas lantai Terpisah jumlah / luas
lantai

A 1 Buah per 1000m2 2 Buah per 1000m2


B 1 Buah per 1000m2 2 Buah per 1000m2

C 1 Buah per 1000m2 2 Buah per 1000m2

D 1 Buah per 800m2 2 Buah per 800m2

E 1 Buah per 800m2 2 Buah per 800m2

2.5 Teknik Penggunaan Air Sebagai Media Pemadam Kebakaran


1. Pancaran Jet
a. Pancaran jet utuh (solid stream) adalah pancaran yang berasal
dari nozzle-nozzle yang dari masukan sampai moncongnya tidak
ada penghalang kecuali penyempitan diameter (play-pipe nozzle).
b. Pancaran jet lurus (straight stream) adalah pancaran yang
berasal dari nozzle yang antara lubang masukan dengan
keluarannya terdapat penghalang, umumnya pancaran ini berasal
dari nozzle yang bisa diatur dari spray sampai dengan jet.
Ciri dari semprotan jet :
Jumlah air besar.
Jangkauan semprotan jauh.
Untuk kebakaran kelas A, seperti pada pemadaman kebakaran,
rumah, hutan atau padang rumput dan lain-lain.
Untuk kebakaran kelas B, secara idak langsung untuk pendingin
tangki.
Pancaran utuh mempunyai jumlah air yang lebih banyak
dibanding dengan pancaran lurus.
2. Pancaran Tirai (Spray)
Jumlah air besar.
Jangkauan semprotan dekat/pendek.
Untuk kebakaran kelas A, (seperti untuk sprinkler).
Kelas B (untuk pendinginan wadahnya dan dilusi).
Juga dipakai sebagai perisai air untuk radiasi panas dari api
dalam usaha menutup kerangan, menutup bocoran maupun
tugas-tugas penyelamatan.
3. Pancaran Kabut (Fog)
Jumlah air relatif sedikit.
Jangkauan semprotan dekat/pendek.
Untuk kebakaran kelas A, B dan C (dengan teknik khusus),
juga bisa dipakai sebagai perisai air pecahan/pengurang
radiasi panas dari api walaupun tidak sebaik pancaran tirai.

2.6 Sistem Persediaan Air


Sistem persediaan air untuk sistem hydrant ( hydrant system ) adalah
sebagai berikut :
1. Sumber air untuk memasok kebutuhan sistem hydrant kebakaran
dapat berasal dari PAM, sumur dalam ( artesis ) atau kedua-
duanya.
2. Bak Penampungan ( reservoir ) untuk persediaan air pada sistem
hydrant dapat berupa reservoir bawah tanah ( ground tank ),
tangki bertekanan ( presure tank ) atau reservoir atas ( gravity
tank ). Reservoir mempunyai daya tampung 30.000liter
3. Berdasarkan ancaman bahaya kebakaran, maka banyaknya dapat
digunakan untuk lama waktu seperti ditentukan sebagai berikut :
Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Ringan : 45 menit
Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Sedang : 60 menit
Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Berat : 90 menit
4. Bak Penampungan ( reservoir ) untuk persediaan air pada sistem
hydrant dapat berupa reservoir bawah tanah ( ground tank ),
tangki bertekanan ( presure tank ) atau reservoir atas ( gravity
tank ).

2.7 Sistem Pompa


Pompa-pompa yang terpasang dalam sistem hydrant kebakaran
merupakan perangkat alat yang berfungsi untuk memindahkan air dari bak
penampungan ( reservoir ) ke ujung pengeluaran ( pipa pemancar / nozzle ).
Pompa-pompa pada sistem hydrant ini sekurang-kurangnya terdiri atas 1
unit Pompa Jockey, 1 unit Pompa Utama dengan sumber daya listrik dan
generator serta 1 unit Pompa Cadangan dengan sumber daya motor diesel.
1. Pompa Jockey
Pompa Jockey berfungsi untuk mempertahankan tekanan statis
didalam jaringan sistem hydrant. Pada saat terjadi pengeluaran kecil
sejumlah air didalam jaringan pompa jockey ini akan bekerja guna
mengembalikan tekanan keposisi semula. Karenanya sekaligus
pompa jockey juga akan berfungsi untuk memantau kebocoran -
kebocoran pada jaringan sistem hydrant. Operasi kerja pompa jockey
didisain untuk hidup ( start ) secara otomatis pada saat salah satu
katup pengeluaran dibuka atau terjadi kebocoran pada jaringan dan
akan berhenti bekerja ( stop ) secara otomatis pada saat katup
bukaan ditutup.
2. Pompa Utama
Pompa utama ini berfungsi sebagai penggerak utama bekerjanya
sistem hydrant. Pompa Utama akan bekerja setelah kapasitas
maksimal pompa jockey terlampaui. Operasi kerja pompa utama
didisain untuk hidup ( start ) secara otomatis dan berhenti bekerja (
stop ) secara manual, melalui tombol reset pada panel pompa
kebakaran.
3. Pompa Cadangan
Pompa cadangan berfungsi sebagai penggerak cadangan dari sistem
hydrant, yang titik start bekerjanya setelah pompa utama. Pompa ini
meskipun berfungsi sebagai cadangan, namun tetap dalam kondisi
siaga operasi. Dalam kondisi seperti ini pompa cadangan akan
bekerja secara otomatis pada saat kapasitas maksimal pompa utama
terlampaui, mengalami kerusakan atau pada saat sumber daya utama
( PLN ) padam. Sama halnya dengan pompa utama, operasi kerja
pompa cadangan didisain untuk hidup ( start ) secara otomatis dan
berhenti bekerja ( stop ) secara manual.

2.8 Sistem Pemipaan


Dalam merencanakan sistem perpipaan harus memperhatikan hal hal
sebagai berikut :
1. Diameter pipa induk minimum 15 cm (6 inch) dan diameter pipa
cabang minimum 10 cm (4 inch).
2. Tidak boleh digabungkan dengan instalasi lainnya.
3. Pipa berdiameter sampai 6,25 (2,5 inch) harus menggunakan
sambungan ulir.
4. Pipa berdiameter lebih besar dari 6,25 cm (2,5 inch) harus
menggunakan sambungan las.
5. Memasang pipa horizontal
Diberi penggantung dengan kemampuan 5 x berat piap
berisi air
Harus terpisah dengan penggantung lain
Jarak antara penggantung maximum 3,5 m;
6. Pipa yang menembus beton bangunan harus disediakan
selongsong dari besi tuang / pipa baja dengan kelonggaran
minimum 25 mm diluar pipa
7. Pipa yang dipasang didalam tanah harus memenuhi persyaratan
Kedalaman minimal 75 cm dari permukaan tanah
Pipa harus diberi tumpuan pada jarak setiap 3 m
Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata
Pipa harus dicat ( flincoote ) minimum 3 ( tiga ) lapis
Pemasangan pipa didaerah korosi nperlu dilindungi dengan
cara yang tepat.

2.9 Petunjuk Penggunaan Hydrant


1. Menggelar Selang (Fire Hose)
Panggul selang dan lemparkan gulungan selang ke arah api.
Bila kurang panjang, tambah lagi dan sambungkan satu dengan yang
lainnya.
Sambungkan pangkal selang (sisi betina) dengan hydrant pillar.
2. Pegang Nozzle
Ambil posisi dengan benar (kuda-kuda), setelah siap beri kode agar air
segera dialirkan.
Tangan kiri pegang ujung Nozzle, tangan kanan pada pangkal Nozzle
sambil dijepit dengan ketiak.
3. Mengalirkan air
Beri kode operator dengan tangan lurus ke atas.
Untuk menghentikan aliran air, tangan ditekuk dengan membuat
gerakan melipat sebatas siku berulang-ulang.

2.10 Perawatan Hydrant


1. Kunci Hydrant (wrench), Nozzle, dan Selang (Hose) harus dirawat
dan disimpan dalam Hydrant Box.
2. Selang pemadam harus diperiksa secara visual minimal sekali dalam
sebulan.
3. Nozzle harus diperiksa untuk mengetahui apakah mudah
dioperasikan, retak atau korosi.
4. Selesai digunakan selang harus dikosongkan dan dikeringkan
sebelum disimpan dalam box.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Instalasi hydrant kebakaran.
2. Selang pemadam kebakaran.
3. Nozzle.

3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :
1. Air yang cukup untuk instalasi hydrant

3.3 Cara Kerja Pemadaman Kebakaran dengan Hydrant System


Cara kerja pemadaman kebakaran dengan hydrant system dibagi
menjadi tiga langkah utama, yaitu langkah persiapan, langkah pemadaman
dan posisi pemadaman.
Langkah Persiapan

Start

Setiap regu dipanggil oleh dosen untuk tampil di


lapangan melakukan persiapan pemadaman
kebakaran dengan berbaris sesuai aba-aba pada
tabel 3.1

Setelah selesai penghormatan kepada instruktur


maka kepala regu segera laporan

Kemudian instruktur memberikan aba-aba


kerjakan

Begitu aba-aba dari instruktur selesai, semua


anggota regu secara serempak mengulangi
perintah instruktur kerjakan dan langsung
bertindak

Finish

Langkah Pemadaman

Start

Susunan dan tugas anggota regu tertera pada


tabel 3.2

Setelah api berhasil dipadamkan, setiap anggota


Selesaimelakukan
pembenahanpembenahan peralatan
regu pemadam kebakaran
segera berbaris
Instruktur seperti aba-aba
memberikan semula dan kepala regu
bubarkan dan
pasukan penanggulangan kebakaran
kepala regu menjawab segera lapor
sebagai berikut
bubarkan : regu(dengan
diteruskan memimpinmenyebut nama
penghormatan
atau nomor regu) telah selesai memadamkan
kepada instruktur dan selesai instruktur membalas
kebakaran,
maka regu anggota
pasukan selamat,
pemadamapi padam, peralatan
kebakaran bisa
Finish
lengkap,dibubarkan
laporan selesai.
Posisi Pemadaman

Start

Posisi memegang selang, pada saat mulai


memegang nozzle bertekanan, kuda-kuda dan cara
memegang nozzle harus mantap

Membuka dan menutup nozzle, dengan kuda-kuda


yang baik

Jika tidak kuat menahan tarikan selang, janganlah


nozzle itu dilepaskan, tetapi rendahkan badan
(untuk mengurangi tarikan tersebut)
Finish

Tabel 3.1 Aba-aba dalam pelaksanaan pemadaman kebakaran

Aba-aba
No. Aba-aba Peringatan Tindakan
Pelaksanaan
1 Satu baris bersap Kumpul Semua berkumpul membentuk
satu baris bersap.
2 Siap Gerak Bersikap tegak (sikap sempurna).
3 Setengah lengan, Gerak Dengan tangan kanan disikukan
lencang kanan kekanan dan tengok ke kanan
guna meluruskan barisan.
4 Tegak Gerak Semua kembali bersikap siap.
5 Hitung Mulai Berhitung dari nomor satu sampai
habis.
6 Kepada instruktur Gerak Semua anggota hormat.
hormat

Tabel 3.2 Pembagian regu dan tugas

Tugas
No
Jabatan Persiapan Pemadaman
. Pembenahan
Pemadaman Kebakaran
1 Kepala regu Membawa Memimpin Membawa/meng
nozzle dan regunya. umpulkan
connection Mengecek nozzle dan
cabang. persiapan connection
pemadaman. cabang.
Memerintahkan Membantu
membuka dan membenahi
menutup peralatan.
hydrant.
Membawa Memasang Melepaskan
kunci hydrant selang ke selang dari
dan hydrant atau hydrant atau
Operator membuka pompa. pompa.
2 pompa / tutup Membuka atau Mengumpulkan
hydrant hydrant. menutup kunci hydrant
kerangan dan menutup
hydrant atau kembali tutup
fire pump. hydrant.
Membawa Menggelar Melepaskan
selang 1,5 in. selang 1,5 m. nozzle.
Memasang Mengosongan
3 Nozzleman
nozzle. selang.
Melaksanakan Menggulung
pemadaman. selang.
Membawa Menggelar Melepaskan
selang 2,5 in. selang 2,5 m. sambungan 2,5
Menyambung in.
selang dengan Mengosongan
4 Helper
selang selang 2,5 in.
berkutnya. Menggulung
selang 2,5 in.

Membawa Menggelar Melepaskan


selang 1,5 in. selang 1,5 in. nozzle.
Memasang Mengosongan
nozzle. selang.
5 Nozzleman
Melaksanakan Menggulung
pemadaman. selang.

Membawa Menggelar Melepas


selang 2,5 in. selang 2,5 in. connection
Menyambung cabang.
selang 2,5 in Mengosongan
dan 1,5 in selang 2,5 in.
6 Helper dengan Menggulung
connection selang 2,5 in.
cabang.
Meneruskan
perintah kepala
regu.
TUGAS PENDAHULUAN

1. Apa yang dimaksud dengan siamese connection, nozzle,hose reel


,hydrant pilar ,hydrant box ?
Siamese connection
Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari mobil Pemadam
Kebakaran untuk disalurkan ke dalam sistem instalasi pipa
pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang terpasang di dalam
gedung selanjutnya dipancarkan melalui sprinkler sprinkler dan
hydrant box di dalam gedung. Alat ini diletakan pada bagian luar
gedung yang jumlahnya serta peletakannya disesuaikan dengan luas
dan kebutuhan gedung itu sendiri.
Nozzle
Nozzle adalah alat untuk mengekspansikan fluida sehingga
kecepatannya bertambah
Hose reel
Alat penggulung Selang
Hydrant Pillar
Hydrant Pillar adalah alat pemadam kebakaran berupa sistem terminal
air yang terhubung dengan saluran air bertekanan. Hydrant pillar
termasuk perlengkapan alat pemadam kebakaran untuk pemakaian
outdoor. Karena terhubung dengan sumber air, pemakaian alat ini
sebagai pemadam api tidak perlu khawatir akan kekurangan pasokan
air.
Hydrant Box
Hydrant Box ini dapat dibagi menjadi dua yaitu berupa Indoor Hydrant
(terletak di dalam gedung) atau Outdoor Hydrant (terletak di luar
gedung). Untuk pemasangan Hydrant Box di dalam ruangan pada
bagian atasnya (menempel pada dinding) harus disertai pemasangan
alarm bell. Pada Hydrant Box terdapat gulungan selang atau lebih
dikenal dengan istilah Hose Reel

2. Sebutkan macam-macam pompa yang digunakan dalam instalasi hydrant


system dan apa fungsi masing-masing
Pompa Generator. Digunakan sebagai sumber tenaga cadangan pada
saat listrik mati.
Pompa Utama. Digunakan sebagai penggerak utama untuk menyedot
air dari sumber ke titik hydrant.
Pompa Jockey. Digunakan untuk mempertahankan tekanan air pada
sistem hydrant.

Anda mungkin juga menyukai