Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap makhluk hidup sangat membutuhkan makanan, tidak terkecuali

manusia. Manusia memperoleh berbagai macam zat gizi dari makanan yang

kemudian digunakan dalam proses metabolisme di dalam tubuhnya. Manusia

membutuhkan zat gizi seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral

dalam jumlah yang cukup agar proses metabolisme dalam tubuhnya dapat

berjalan optimal. Zat-zat gizi tersebut dapat diperoleh dari bahan makanan

seperti nasi, sayur, buah-buahan dan ikan (Lehningger, 1994).

Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang

memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi

buah-buahan sangat penting bagi proses metabolisme tubuh karena

mengandung banyak vitamin dan mineral, salah satunya buah apel.

Apel merupakan salah satu buah yang paling banyak di konsumsi di

seluruh dunia. Pada awalnya apel di tanam di daerah Asia tengah kemudian

menyebar keseluruh dunia. Tanaman apel sangat cocok ditanam didaerah yang

memiliki udara dingin. Apel sendiri sangat disukai karena memiliki rasa manis

dan segar serta memiliki kandungan nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Berbagai kandungan yang terdapat dalam buah apel antara lain adalah protein,

1
2

karbohidrat, lemak, energi, kalsium, fosfor serat, vitamin A, zat besi, vitamin

B1, vitamin B2, vitamin C, niacin serta berbagai kandungan nutrisi lainya.

Apel mengandung banyak sekali nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan,

konsumsi apel secara rutin tentu saja akan sangat membantu organ serta bagian

tubuh bekerja secara maksimal karena kebutuhan nutrisinya tercukupi.

Seiring dengan tuntutan pasar yang menghendaki bahan pangan yang

berkualitas serta terjamin keamanannya (food safety), maka pengadaan

prasarana dan sarana yang baik semakin dibutuhkan. Keamanan pangan

ditentukan oleh ada tidaknya komponen yang berbahaya baik secara fisik,

kimia maupun mikrobiologi. Jika di tinjau aman dari cemaran kimia maka

salah satunya adalah penggunaan bahan pengawet kimia.

Menurut (Sitiopan, 2012), bahan pengawet secara kimiawi dapat berasal

dari zat-zat kimia berbahaya yang tidak boleh digunakan sebagai bahan pangan

seperti formalin, boraks, dan insektisida serta bahan tambahan makanan yang

dibatasi penggunaanya seperti asam benzoat, askorbat, laktat sitrat, dan bahan

tambahan pangan lainnya sesuai dengan SNI 01-0222-1995.

Penggunaan formalin pada produk makanan adalah melanggar peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang Bahan Tambahan

Makanan. Peraturan tersebut secara jelas mengatakan bahwa formalin sebagai

bahan kimia yang dilarang di gunakan dalam makanan. Formalin sangat

berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, dan tertelan. Akibat yang bisa

ditimbulkan seperti luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernapasan,

reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia.


3

Berdasarkan hasil pemantauan makanan yang dijual dipasaran 75,8 %

mengandung formalin (Yuliarti, 2007).

Menurut International programme on Chemiacal Safety (IPCS), ambang

batas aman formalin di dalam tubuh adalah 1 mg/L atau dalam satu hari asupan

yang dibolehkan adalah 0,2 mg.

Dilihat dari banyaknya pasokan buah yang dijual di berbagai tempat

memungkinkan seseorang bertindak curang dalam melakukan jual beli salah

satunya pada buah apel yaitu dengan menggunakan bahan pengawet berbahaya

(formalin).

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti memandang perlu dilakukannya

penelitian ada atau tidaknya formalin pada buah apel yang diperjual belikan di

jalan poros Gowa.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah Apakah terdapat zat pengawet formalin pada buah apel yang di perjual

belikan di jalan poros Gowa ?


C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui zat formalin pada buah apel yang di perjual belikan

di jalan poros Gowa.


2. Tujuan khusus
Untuk menentukan jumlah buah apel yang mengandung formalin yang

di perjual belikan di jalan poros Gowa

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi
4

Sebagai bahan bacaan dan referensi tentang bahaya formalin pada

bahan pangan bagi mahasiswa DIII analis kesehatan universitas Indonesia

timur.
2. Bagi peneliti
Sebagai sarana dalam menambah wawasan serta ilmu pengetahuan

tentang bahaya formalin serta mengaplikasikan ilmu yang telah didapat

selama masa perkuliahan.


3. Bagi masyarakat
Sebagai sumber imformasi bagi masyarakat dalam rangka mengurangi

resiko mengkomsumsi buah apel yang mengandung bahan pengawet yang

berbahaya bagi tubuh.

Anda mungkin juga menyukai