Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

Obstetri dan Ginekologi


RS Islam Garam Kalianget
2017

KETUBAN PECAH DINI

1. Pengertian (Definisi) Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput


ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini
terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan prematur.
Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil
aterm akan mengalami ketuban pecah dini. Ketuban
pecah dini prematur terjadi pada 1% kehamilan.
Ketuban pecah dini pada kehamilan prematur
disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal,
misalnya infeksi yang menjalar dari vagina. Ketuban
pecah dini prematur sering terjadi pada
polihidramnion, inkompeten serviks, dan solusio
plasenta.
2. Anamnesis Keluhan dan gejala utama
Adanya riwayat keluarnya air ketuban berupa cairan
jernih keluar dari vagina yang kadang-kadang disertai
tanda-tanda lain dari persalinan.
Pada anamnesis, hal-hal yang perlu digali adalah
menentukan usia kehamilan, adanya cairan yang
keluar dari vagina, warna cairan yang keluar dari
vagina, dan adanya demam.
3. Pemeriksaan Fisik a. Menentukan pecahnya selaput ketuban dengan
adanya cairan ketuban di vagina. Pastikan bahwa
cairan tersebut adalah cairan amnion dengan
memperhatikan bau cairan ketuban yang khas.
b. Jika tidak ada cairan amnion, dapat dicoba dengan
menggerakkan sedikit bagian terbawah janin atau
meminta pasien batuk atau mengejan
c. Tidak ada tanda inpartu
d. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menilai adanya
tanda-tanda infeksi pada ibu dengan mengukur suhu
tubuh (suhu 38 oC).
4. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan penunjang.


5. Diagnosis Ketuban pecah dini
6. Diagnosis Banding a. Infeksi
b. Vaginitis
c. Perdarahan antepartum
7. Pemeriksaan a. Pemeriksaan pH vagina (cairan ketuban) dengan
Penunjang kertas lakmus (Nitrazin test) dari merah menjadi biru.
b. Pemeriksaan mikroskopis tampak gambaran pakis
yang mengering pada sekret serviko vaginal.
c. Pemeriksaan darah rutin, leukosit > 15.000/mm3.
8. Terapi A. Konservatif
- Rawat di Rumah Sakit
- Antibiotika kalau ketuban pecah > 6 jam
(Cephalosporin)
- Umur kehamilan <32-34 minggu, dirawat
selama air ketuban masih keluar atau sampai
air ketuban tidak keluar lagi
- Bila sudah 32-34 minggu masih keluar, maka
pada usia kehamilan 35 minggu
dipertimbangkan untuk terminasi kehamilan
(sangat tergantung pada kemampuan
perawatan bayi premature)
- Nilai tanda-tanda infeksi (uhu, lekosit, tanda-
tanda infeksi intra uterin
- Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan
steroid 4 x 6mlgr Dexa.
B. Aktif
- Kehamilan > 36 minggu, kontra indikasi
oksitosidrip
- Pada keadaan CPD, letak lintang seksio sesarea
- Bila ada tanda tanda infeksi berikan
antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri:
a. Bila pelvic skor < 5 , akhiri persalinan
dengan seksio sesaria
b. Bila pelvic skor > induksi persalinan partus
c. Bila infeksi berat, seksio sesarea
9. Edukasi 1. Masuk RS
2. Persalinan vaginal jika memungkinkan.
Jika tidak, operasi.
10.Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fumgsionam : dubia ad bonam
11.Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi C
13. Penelaah Kritis dr. Rahmi Utami, Sp.OG
14.Indikator Medis Setelah persalinan (Pervaginam / SC) ibu dan bayi
dalam keadaan baik dan stabil.
15.Kepustakaan 1. Pedoman Diagnosis dan Terapi, 2008, Rumah
Sakit Umum Dokter Soetomo, Surabaya
2. Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi
komprehensif (PONEK), 2008.

Sumenep, 15 April 2017

Ketua Komite Medik DPJP Obsgyn

dr. Utomo, Sp.KJ. dr. Rahmi Utami, Sp.OG


NIP NIP

Direktur Rumah Sakit


Islam Garam Kalianget

dr. Budi Herlambang


NIP

Anda mungkin juga menyukai