PENDAHULUAN
1
1.3.1 Dapat memahamai pengertian dari kepemimpinan
1.3.2 Dapat memahami teori munculnya/lahirnya pemimpin/kepemimpinan
1.3.3 Dapat memahami teori teori kepemimpinan
1.3.4 Dapat memahami tipologi kepemimpinan
1.3.5 Dapat membedakan pemimpin dengan manajer
1.3.6 Dapat mengetahui peran dari pemimpin
1.3.7 Dapat memahami bagaimana cara menjadi pemimpin yang efektif
1.3.8 Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi fungsi kepemimpinan
1.3.9 Dapat mengetahui isu-isu kontemporer dalam kepemimpinan
1.3.10 Dapat mengetahui implikasi manajerial dalam kepemimpinan
BAB II
PEMBAHASAN
2
Kepemimpinan merupakan intisari dari manajemen organisasi, sumber daya pokok,
dan titik sentran dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi. Jadi kepemimpinan
merupakan faktor yang sangat penting dalam menggiring dan mempengaruhi prestasi
organisasi.
Ada beberapa definisi tentang kepemimpinan itu
1. Proses mempengaruhi aktivitas dari individu atau kelompok untuk mencapai tujuan
dalam situasi tertentu (Indriyo Gitosudarmo, 1997)
2. Proses mempengaruhi perilaku orang lain agar orang tersebut berperilaku seperti yang
dikehendakinya (Nimran,1999)
3. Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok menuju tercapainya tujuan tujuan
(Robbins dan Coutler, 2004)
4. Proses memanfaatkan kekuasaan untuk mendapatkan pengaruh pribadi ( Sukanto
Reksohadiprojo dalam Djatmiko, 2002)
3
c) Inteligensia
d) Kepribadian (waspada , percaya diri, integritas pribadi)
e) Karakteristik hubungan tugas (kebutuhan prestasi tinggi, inisiatif , orientasi
tugas
f) Karakteristik social
2. Teori Perilaku
Dari aspek ini ada dua dimensi yang menonjol pada persepsi seorang pemimpin yaitu,
pertama inisiatifnya dalam menentukan dan mengorganiasikan struktur tugas yang
harus dilaksanakan oleh anak buah. Disini gaya yang ditampilkannya adalah gaya
kepemimpinan berorientasi pada tugas. Kedua, tingkat atensi, apresiasi, dukungannya
terhadap kesejahteraan anak buah. Disini gaya kepemimpinan berorientasi karyawan.
4
l) Mempunyai kemampuan menentukan skala prioritas.
m) Mempunyai kemampuan membedakan yang urgen dan yang penting.
n) Tepat waktu.
o) Mempunyai rasa kohensi yang tinggi.
p) Mempunyai naluri relevansi.
q) Keteladanan.
r) Kesediaan menjadi pendengar yang baik.
s) Adaptibilitas. Sejauh makna seorang pemimpin mampu melakukan penyesuaian
tertentu yang dituntut oleh suatu perubahan dalam lingkungan organisasi.
t) Fleksibilitas. Dalam diri seorang pemimpin, diharapkan sikap yang luwes, mampu
membaca situasi secara tepat.
u) Ketegasan.
v) Orientasi masa depan.
w) Sikap yang antisipatif.
a) Hubungan pemimpin dengan anak buah. Bila pemimpin punya hubungan baik
dengan anak buahnya atau anak buah hormat kepada pemimpin karena alasan
tertentu seperti kepribadiannya yang menarik, maka pemimpin perlu memakai
wewenang formal untuk menggerakkan karyawan. Sebaliknya jika pemimpin
itu tidak disenangi maka ia perlu memakai perintah resmi atau kekuatan legal.
b) Struktur Tugas. Bila suatu tugas terstruktur para karyawan dapat mengerjakan
tugas dengan baik. Manajer disini punya wewenang besar. Kalau tugas tidak
terselesaikan terstrukturdengan baik, maka tidak ada pedoman kerja, sehingga
hal ini akan mengurangi kekuasaan manajer dan juga karyawan akan mudah
untuk tidak setuju terhadap pemerintah.
5. Teori Alur-Tujuan
Menurut teori ini tingkah laku seorang pemimpin itu dapat diterima bawahan sejauh
mereka menganggapnya sebagai sumber kepuasan, entah kepuasan langsung atau
5
kepuasan masa depan. Artinya perilaku seorang pemimpin itu termotivasi sejauh
mana kelakuan itu:
Teori ini oleh J.A Conger dan R.N Kanungo mengemukakan bahwa para pengikut
menemukan penjelasan tentang kemampuan kepemimpinan-kepemimpinan yang luar
biasa manakala mereka mengamati perilaku tersebut. Beberapa karakteristik kunci
pemimpin karismatik menurut J.A Conger dan R.N Kanungo yang dikutif oleh
Robbins dan Coulter yaitu; keyakinan diri, visioner, kemampuan dalam
mengartikulasi visi, keyakinan yang kuat akan visi, perilaku yang lain dari biasanya,
penampilan sebagai agen-agen perubahan, dan kepekaan terhadap lingkungan.
6
8. Teori Kepemimpinan Visioner
Pimpinan-pimpinan yang visioner oeh Sashkin yang dikutif oleh Robbins dan Coulter
dikatakan mempunyai tiga sifat yang berkaitan dengan efektivitas dalam peran-peran
visioner mereka yaitu:
1. Kemampuan untuk menjelaskan visi itu kepada orang-orang lain.
2. Kemampuan untuk mengungkapkan visi itu bukan hanya secara verbal melainkan
juga melalui prilaku.
3. Kemampuan memperluas atau menerapkan visi pada berbagai konteks
kepemipinan.
2. Tipe Paternalistik
Dengan ciri-ciri antara lain;
Mengambil keputusan cenderung menggunakan cara sendiri tanpa melibatkan
bawahan
Hubungan dengan bawahan bersifat bapak-anak
Berusaha memenuhi kebutuhan fisik anak buah untuk mencuri perhatian dan
tanggung jawab mereka
Orientasinya menjaga hubungan baik dengan anak buahnya
3. Tipe Karismatis
Dengan ciri-ciri;
Memelihara hubungan dengan bawahan agar pelaksanaan tugas dapat
terselenggara dengan baik sekaligus memberi kesan bahwa hubungan tersebut
berbasis pada relasionalitas bukan kekuasaan.
7
Efektif bila di lingkungan profesional yang bermotivasi tinggi
5. Tipe Demokratis
Yang ciri-cirinya antara lain:
Membagi tanggung jawab kelompok untuk menyelesaikan tugas
Memakai pujian dan kritik
Meski pengambilan keputusan dilimpahkan, namun tanggung jawab tetap
pada pimpinan
Ada juga yang membagi tipe kepemimpinan itu menjadi dua yaitu;
1. Kepemimpinan yang positif, disini pemimpin memotivasi bawahannya untuk
bekerja dengan menambah kepuasan mereka, yakni dengan memberi penjelasan
pada perintah-perintahnya hingga bwahannya secara rasional dan emosional juga
merasa tersangkut dengan tugas tersebut.
2. Kepemimpinan yang negatif, memotivasi orang dengan menciptakan rasa takut. Ia
bersikap dan bertindak dominan mendorong bawahannya dengan ancaman-
ancaman.
Adapun pendapat lainnya tentang tipologi kepemimpinan yaitu;
a. Visionary atau kepemimpinan dengan visi, yang mampu membawa orang ke
tujuan impian bersama.
b. Coaching atau kepemimpinan dengan gaya pembinaan, yang lebih mengutamakan
hubungan interpersonal untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Affiliate atau kepemimpinan kerjasama, yang lebih mengutamakan harmoni
sangat tepat digunakan saat-saat susah, dan memotivasi tim dengan kritis.
d. Democratic atau kepemimpinan demokrasi, yang mengedepankan pendapat dari
pandangan semua orang, onsensus dan keinginan adalah pendapat tertinggi.
e. Pacesetting atau kepemimpinan memacu kemajuan, sangat dibutuhkan untuk
memotivasi tim mengejar ketertinggalan.
f. Commanding atau kepemimpinan otoriter, yang lebih umum dipakai untuk
mengatasi kemelut internal.
8
5) Manajer bergantung pada pengendalian , pemimpin membengkitkan kepercayaan.
6) Manajer memiliki pandangan jangka pendek, pemimpin memiliki perspektif jangka
panjang.
7) Manajer bertanya bagaimana dan kapan, pemimpin bertanya apa yang berikutnya
dikerjakan dan bagaimana.
8) Manajer lebih memperhatikan pada hasil akhir, pemimpin memberi perhatian pada
masa depan.
9) Manajer meniru, pemimpin memulai.
10) Manajer menerima status quo , pemimpin menentangnya.
2) Agen perubahan
Seorang pemimpin berperabn sebagai katalisator perubahan pada lingkungan internal.
Untuk itu, pemimpin harus mampu mengantisipasi perkkmbangan di dunia luar , serta
menganalisis implikasinya terhadap organisasi/ perusahannya , menetapkan visi yang tepat
untuk menjawab hal yang utama dari prioritas atas perubahan tersebut, mempromosikan
penelitian, serta memberdaykan karyawan menciptakan perubahan-perubahan penting.
3) Pembicara ( spokesperson )
Pemimpin sebagai pembicara ahli , pendengar yang baik, dan penentu visi organisasi
merupakan penasihat dan negosiator organisasi dengan pihak luar. Untuk menjaadi pembicara
yang efektif , pemimpin harus membangun jejaring ( networks ) dengan dunia luar, agar
9
memperoleh informasi , dukungan , ide dan sumberdaya yang bermanfaat bagi perkembangan
organisasi.
4) Pembina ( coach )
1) Kualitas Pribadi
Kualitas Pribadi meliputi nilai nilai pribadi, keterampilan, keyakinan, sikap, dan
perilaku perilaku pimpinan suatu profesi atau organisasi. Peringkat kualitas pribadi yang
dimiliki seorang manajer / pimpinan adalah sebagai berikut :
a. Jujur
b. Berbicara Jelas dan Lugas
c. Tenang
d. Inisiator bukan pengikut
e. Konsisten
f. Bertanggung jawab atas kegagalan
g. Menghargai orang lain
h. Praktis
i. Saling bergantung dan percaya
j. Menulis jelas dan lugas
k. Memiliki rasa humor
l. Dapat menerima kesalahan orang lain
m. Memperlakukan orang lain secara jujur dan penuh kepercayaan
n. Berlaku informal pada karyawan di luar pekerjaan
o. Mentaati hal yang benar secara moral
p. Bertindak sesuai kepercayaan / religi yang dianutnya
10
q. Memuaskan
r. Mengikuti kata hati
s. Bekerja sepanjang waktu
2) Perilaku Manajerial
Perilaku manajerial meliputi nilai nilai, sikap, tindakan, dan gaya memimpin yang
dituntut dalam tugas manajemen. Peringkat perilaku manajerial yang dimiliki seorang
manajer / pimpinan adalah sebagai berikut :
a. Memotivasi bawahan
b. Memberi penghargaan pada hasil kerja yang baik
c. Mendengarkan ketika bawahan ingin mengatakan sesuatu
d. Mengembangkan orientasi pada tujuan dan antusiasme dalam lingkungan kerja
e. Konsisten dalam penetapan keputusan
f. Logis dalam memecahkan permasalahan
g. Obyektif dalam menangani politik
h. Tegas dalam menilai kompetensi karyawan
i. Mendengarkan dan memahami kesulitan orang lain
j. Berinisiatif dan berani berisiko
k. Mendukung keputusan yang ditetapkan bersama pihak lain
l. Mendelegasikan
m. Mempertimbangkan masukan / saran bawahan
n. Mempercayai orang yang diberi delegasi
o. Mengambil keputusan lebih awal daripada terlambat
p. Mencoba berbagai pendekatan dalam manajemen
q. Mempengaruhi orang lain dalam melakukan sesuatau
r. Mengambil keputusan dengan cepat
s. Memfokuskan pada tugas yang sedang ditangani
t. Menseleksi pekerjaan dengan bijak, mengindari overload
u. Berbagi kekuasaan (share power)
v. Menghargai wewenang dan otonomi bawahan
w. Menjagan kemuthakiran sesuai perkembangan manajemen terbaru
x. Memikirka detail spesifik atas setiap permasalahan khusus
y. Mengambil keputusan tanpa ketergantungan yang berlebihan pada pihak lain
z. Menyatakan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya kepada bawahan
serta berlaku formal dalam menangani karyawan dalam pekerjaan.
3) Tuntutan Organisasional
11
d. Berdaya adaptasi
e. Menjual citra profesional atau perusahaan kepada public
Menjadi manajer sekaligus pemimpin seperti yang dipaparkan diatas bukanlah hal yang
mustahil. Untuk itu, para manajer perlu mengembangkan diri agar memiliki ciri pribadi
pemimpin yang efektif dalam menjawab tantangan dan lingkungan yang berubah. Ada juga
yang berpendapat bahwa efektivitas atau keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung
pada :
1) Keputusan yang diambil apakah sering, tepat dan berdimensi besar bagi organisasi
2) Kemampuannya menjual ide ide dalam bentuk komunikasi yang persuasif
3) Gaya atau stil kepemimpinannya terutama dalam mempengaruhi orang lain. Gaya yang
ideal adalah demokratif, delegatif, dan menyesuaikan dengan situasi anak buah
4) Sifat sifat yang dimiliki dan mampu dikembangkan dengan mahir
5) Kemampuan menghimpun kekuatan dalam bentuk wibawa (power), baik yang bersmber
pada position power atau personal power
6) Teknik memotivasi anak buah. Di sini ia harus mampu tampil sebagai motivator yang
tangguh
7) Teknik dalam memecahkan masalah atau konflik / menajemen konflik
12
Karakteristik lainnya adalah kedewasaan sosial dan skup yang luas. Pemimpin
yang sukses umumnya mempunyai interes dan aktivitas yang luas. Emosional stabil
dan tidak banyak punya sikap-sikap yang negatif. Serta mempunyai rasa percaya diri
yang cukup.
Yang lainnya adalah mempunyai motivasi dari dalam yang mendorongnya
untuk tetap berusaha. Tetap mengejar sukses. Hal lain yang menyangkut karakteristik
pribadi adalah pengertian dan sikap yang positif tentang orang lain dan menghargai
antar insani, karena melalui orang-orang lainlah ia dapat menggapai hasil.
2) Kelompok Yang Dipimpin
Kumpulan daripada karakteristik pribadi seorang pemimpin seperti yang
diuraikan di atas itu belum berarti apa-apa,sebelum ia menggunakannya sebagai alat
untuk menginterpretasi tujuan yang harus dicapai olehnya.
3) Situasi
Setiap pemimpin akan berfungsi pada suatu situasi, yang berupa situasi
manusia, fisik dan waktu. Tiap-tiap perubahan situasi membutuhkan perubahan dalam
macam kemampuan memimpin. Dengan pengertian bahwa tiap situasi adalah unik,
maka untuk tiap situasi dibutuhkan pemimpin yang spesifik. Jadi seorang pemimpim
harus fleksibel serta punya kemampuan yang dahsyat untuk menghadapi diri.
13
Bahwa disamping mempunyai pemimpin yang efektif organisasi yang inget sukses
juga membutuhkan pengikut yang baik (efektif) seperti mau mengelola diri dengan
baik, berkomitmen, berkompeten, berani, jujur, terpercaya.
5) Isu Budaya Nasional.
Bahwa pemimpin yang berhasil (efektif) tidak memakai gaya tunggal tetapi
situasional, dan budaya nasional merupakan faktor cukup penting untuk
mengefektifkan gaya melalui para pengikut.
6) Isu Kepemimpinan Yang Memiliki Agar Biologis
Bahwa kini ada saran bahwa pemimpin yang baik tidak perlu yang tercerdik, terkuat,
atau teragresif dan suatu kelompok tetapi mereka yang paling cakap berinteraksi
sosial. Dua zat seretonin dan testosteron dapat meningkatkan kemampuan sosialisasi.
7) Isu Moral/Etika
Bahwa etika menjadi kian penting dalam kepemimpinan sehingga tidak terjadi
penyalahgunaan kekuasaan. Banyak pemimpin karena saking bersemangatnya dan
ambisinya untuk mempertahankan kekuasaan yang digenggamnya sering menabrak
etika sehingga citra dan reputasinya menjadi hancur.
14
4. Melangkah melalui pelatihan, pemikiran, penajaman perasaan, dan
penyempurnaan diri.
5. Mencari orang yang dapat diajak membantu memperlancar dan mengawasi
perubahan dirinya menuju perbaikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan merupakan intisari dari manajemen organisasi, sumber daya
pokok, dan titik sentran dari setiap aktivitas yang terjadi dalam suatu organisasi.
Jadi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menggiring dan
mempengaruhi prestasi organisasi
Dalam suatu organisasi tidak dapat dilepaskan dengan seorang pemimpin.
Seorang pemimpin pasti memiliki suatu hal yang istimewa dibandingkan dengan
anggota yang lain yang ada pada organisasi itu. Kelebihan-kelebihan inilah yang
kemudian menjadi suatu penilaian dari para anggotanya. Tidak semua orang
memiliki kelebihan-kelebihan itu karena ia tidak dapat dibeli melainkan dari
pendidikan dan pengalamam.
Seorang pemimpin harus mampu menjalankan tugasnya secara baik. Semua
anggota merasa diperdayakan dan diberikan haknya secara maksimal. Semua
rencana dijalankan dengan prosedur yang baik. Itulah beratnya menjadi seorang
pemimpin dimana semua tumpuan dan harapan berada di tanganya.
Seorang pemimpin dapat saja memiliki dan memakai beberapa tipe
kepemimpinan yang berbeda pada situasi atau keadaan tertentu.
15
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati, Anak Agung Ayu Sriathi.2009. Perilaku Keorganisasian. Edisi 2.
Graha Ilmu : Yogyakarta
https://www.scribd.com/doc/264935901/Makalah-Pentingnya-Kepemimpinan
16
LAMPIRAN KASUS
Hal ini disampaikan oleh Pakar Hukum Tata Negara dari UGM Zainal Arifin Mochtar
dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Transperancy International Indonesia (TII) di
Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, pada Kamis (2/10).
Diskusi yang bertemakan Perppu SBY: Solusi atau Jebakan dihadiri juga oleh pakar
hukum tata negara lain, yakni Refly Harun dan Saldi Isra serta pengamat politik dari Lingkar
Madani Indonesia Ray Rangkuti. Diskusi ini dipandu oleh pengamat dari LIPI Jaleswari
Pramodhawardani.
17
Dalam konteks sistem presidensial di Indonesia, sangat dibutuh kepemimpinan yang
kuat dan parlemen yang kuat. Jika tidak terpenuhi salah satunya, kita akan menderita
penyakit seperti yang kita dialami di era pemerintahan SBY atau di masa transisi ke Jokowi
atau pemerintahan Jokowi nanti,ujar Zainal Arifin.
SBY membangun parlemen yang kuat dengan koalisi yang gemuk. Namun,
pemerintahan juga toh tidak berjalan, tetapi dipenuhi transaksi kepentingan partai,tuturnya.
Menurutnya, hal ini akan berbeda dengan pemerintahan Jokowi-JK yang akan datang.
Zainal menilai Jokowi memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat untuk menjalankan roda
pemerintahan dalam sistem presidensial. Namun, Jokowi belum memiliki parlemen yang
kuat. Konsekuensinya, pemerintahan Jokowi kemungkinan besar tidak stabil dan program-
programnya akan dijegal di parlemen.
Realitas politik yang terjadi akhir-akhir ini, mulai dari UU MD3, UU Pilkada,
pemilihan ketua dan alat kelengkapan DPR, sudah menunjukkan upaya-upaya dari parlemen
menjegal pemerintahan Jokowi-JK,ungkapnya.
Dalam kasus ini sosok seorang pemimpin sangat berperan penting dalam
menjalankan pemerintahan. Seorang pemimpin juga harus kuat dalam menghadapi
permasalahan apapun agar pemerintahan tetap berjalan dengan baik dan dapat mewujudkan
tujuan yang ingin dicapai. didalam kasus ini juga terlihat perbedaan cara kepemimpinan
antara SBY dengan Jokowi untuk menjalankan pemerintahan yang dipimpin oleh kedua
tokoh nomer satu di Indonesia.
Seorang pemimpin juga harus bisa menuntun dan membawa para bawahannya untuk
lebih maju dan membawa parlemnnya agar lebih kuat lagi agar tidak mudah terhasut. Seorang
pemimpin harus tegas kepada anggotanya. Jika pemimpin dalam organisasi tersebut memiliki
18
sifat yang lemah dan mudah terhasut maka anggotanya yang berbuat salah tersebut akan
deberikan sanksi yang tidak sepadan dengan perbuatannya yang sudah mencoreng nama baik
partai/organisasi tersebut.
Maka dari itu dibutuhkan seorang pemimpin yang bertanggung jawab, jujur, ulet,
tegas, pintar dalam mengambil keputusan, dan harus kuat dalam menghadapi permasalahan
apapun, dapat menemukan solusi yang efektif dan cepat dari permasalahan yang sedang
dihadapi, serta dapat membawa parlemen nya menjadi parlemen yang lebih kuat lagi agar
tidak mudah goyah pemerintahannya.
19