Setelah saluran akar dipreparasi, saluran akar harus diobturasi dengan bahan yang mampu
membatasi hubungan antara rongga mulut dan jaringan periapikal. Material obturasi yang
dimasukkan ke dalam saluran akar bisa dalam bentuk dan cara manipulasi yang berbeda.
Karaskteristik ideal bahan pengisi saluran akar adalah sebagai berikut :
Material obturasi yang paling sering digunakan sebagai pengisi saluran akar adalah gutta
percha
GUTTA PERCHA
Gutta percha awalnya digunakan sebagai bahan restorasi yang kemudian dikembangkan
menjadi bahan pengisi dalam prosedur endodontik. Gutta percha berasal dari turunan dari dua
kata yaitu getah (gum) dan pertja (name of the tree). Gutta percha merupakan ekstrak
kering yang berasal dari tumbuhan Brazillian tree (Palaquium), famili dari Sapotaceae.
Komposisi gutta percha terdiri dari bahan organik (gutta percha dan wax) sebanyak 33% dan
bahan inorganik sebanyak 77 % yaitu zink oxside sebagai filler dan metal sulfat sebagai
radioopacifier. Gutta percha memiliki ketahanan yang terbatas, dapat menjadi rapuh akibat
proses oksidasi. Gutta percha tidak bisa disterilkan menggunakan panas namun dapat
didisinfeksi dengan cara merendam ke dalam 5,25% larutan sodium hipoklirit selama 1 menit
kemudian dibersihkan menggunakan hydrogen peroksida atau etil alkohol untuk
menghilangkan kristal naocl pada gutta percha sebelum digunakan untuk obturasi. Gutta
percha memiliki sifat menutup yang tidak baik sehingga selalu diperlukan siler atau semen
saluran akar untuk mengisi saluran akar dan menjamin pengisian serta penutupan saluran akar
yang tepat.
SILVER POINT
Silver point digunakan sejak tahun 1930 sebagai pengisi saluran akar namun saat ini sudah
ditinggalkan akibat korosi yang ditimbulkan dari bahan tersebut. Silver point mengandung
logam seperti cooper dan nikel yang dapat menyebabkan korosi. Korosi tersebut dapat
menyebabkan toksik dan iritasi jaringan. Silver point diindikasikan untuk saluran akar yang
bulat, lurus, dan sempit karena sifat bahan yang kaku. Silver point tidak bisa sesuai dengan
bentuk saluran akar karena sifatnya yang kurang plastis sehingga tidak diindikasikan untuk
saluran akar yang besar seperti pada saluran akar gigi anterior maksila. Silver point tidak
memiliki adesi yang baik sehingga diperlukan siler yang adekuat untuk mengisi saluaran
akar.
NEWER SEALERS
Sebuah material baru yaitu Resilon (Ephiphany, Pentron Clinical Technologies; Wallingford,
CT; RealSeal, SybronEndo; Orange, CA) dikebangkan untuk mengganti gutta percha dan
siler konvensional sebagai pengisi saluran akar. Material baru ini memberikan solusi terhadap
masalah yang dihadapi ketika menggunakan gutta percha yaitu pengerutan gutta percha
setelah aplikasi panas sehingga timbul ruang antara siler dan gutta percha.
Resilon memiliki pengkerutan hanya sebesar 0,5% dan berikatan dengan siler melalui
polimerisasi. Resilon sistem terdiri dari :
1. Primer, merupakan self etch primer yang mengandung asam sulfonik, HEMA, air dan
inisiator polimerisasi.
2. Siler resilon, merupakan siler berbasis resinkomposit yang memiliki sifat dual-cure.
Matrik resin terdiri dari Bis-GMA, UDMA dan hydrophilic difunctional
methacrylates. Filer mengandung kalsium hidroksid, barium sulfat, barium glass,
bismuth oxyklorida dan silica.
3. Resilon core material, merupakan material pengisi saluran akar berbasis polimer
sintetis yang mengandung bioactive glass, bismuth oxyklorida dan barium sulfat.
Material ini memiliki kelebihan yaitu biokompatibel, tidak toksik, non-mutagenic, memiliki
kemampuan mengisi saluran akar dengan baik dan membuat ikatan yang adekuat antara
resilon cone dengan Epiphany siler sehingga ikatan tersebut terpenetrasi ke dalam tubulus
dentin di sepanjang saluran akar. Kondisi ini dapat membentuk sistem monoblok.
SEALER ENDODONTIC
Guta perca sebagai bahan obturasi sal akar tidak dapat beradaptasi dg dinding sal akar,
sehingga memerlukan siler (sealer) atau semen saluran akar. Tujuan dari menutup (seal)
saluran akar adalah untuk mencegah eksudat periapikal menyebar ke bagian saluran akar
yang terisi, menghindari masuknya kembali kolonisasi bakteri dan untuk memeriksa residu
bakteri mencapai jaringan periapikal. Oleh karena itu, untuk membuat saluran akar tersegel
dan kedap, diperlukan sebuah sealer saluran akar.
Sealer sangat vital dalam fungsi pengisian saluran akar, yaitu untuk penutupan akhir sistem
saluran akar, penguburan sisa bakteri, dan pengisi ketidakteraturan bentuk akar yang telah
dipreparasi.(Tanomaru, 2009)
Sealer digunakan diantara permukaan dentin dan bahan inti untuk mengisi ruang yang
tercipta karena ketidakmampuan fisik bahan inti untuk mengisi seluruh akar. Karakteristik
utama yang paling diharapkan dari sealer adalah menempel pada dentin dan bahan inti
bersamaan dengan adanya ikatan kohesi yang kuat.(Coltene, 2012)
Sealer dikategorikan menjadi lima tipe utama berdasarkan kandungan kimia utamanya,
yaitu Zinc Oxide-Eugenol-Based Sealers, resin, kalsium hidroksida (Ca(OH)2), glass
ionomer, dan silicone based sealer/sealer berbasis Bioceramic.
1. Menyatu dengan baik ketika dicampur agar memiliki sifat adhesi yang baik dengan
dinding saluran akar. Polikarboksilat, glass ionomer dan resin sealer
direkomendasikan untuk mendapatkan adhesi yang baik dengan dentin
4. Manipulasi mudah.
11. Dapat larut dalam cairan tertentu apabila dibutuhkan untuk mengeluarkan isi saluran
akar.
b. Non-eugenol
Sealers ini tidak mengandung eugenol dan terdiri dari berbagai macam bahan kimia
Contoh:
Diaket
AH-26
Chloropercha dan Eucapercha
Nogenol
Hydron
Endofil
Kaca ionomer
Polikarboksilat
Kalsium fosfat semen
c. Obat
Ini termasuk kelompok sealer saluran akar yang memiliki Sifat terapeutik. Bahan ini
biasanya digunakan tanpa Bahan inti
Contoh:
Diaket-A
N2
Endometason
SPAD
Iodoform paste
Pasta Riebler
Semen Mynol
Pasta Ca (OH) 2
Menurut Clark
o Absorbable
o Tidak mudah terserap
Menurut Ingle
o Semen
o Pastes
o Plastik
o Sealers eksperimental
Keuntungan
1. Sifat pelumas yang sangat baik..
2. Memungkinkan waktu kerja lebih dari 30 menit, jika dicampur dalam rasio
1: 1.
3. Germicidal action dan biocompatibility.
4. Menmbentuk gumpalan yang besar dari sealer lainnya d engan demikian
membuatnya ideal untuk teknik kondensasi untuk mengisi voids, saluran akar
bengkok dan irregularities lateral pada gutta-percha.
Kekurangan
Kekurangannya adalah warna sealer yang cenderung perak of sehingga
memberikan staining pada gigi jika masuk dalam tubuli dentinalis. Untuk
mencegah hal tersebut selaer perlu dihilangkan pada rongga pulpa dengan
xylol
Manipulasi
Powder berbentuk pellet dan liquid berada dalam botol. Satu Tetes liquid
ditambahkan pada satu pellet dari powder dan dicampur dengan menggunakan
spatula sampai relatif homogen didapat. Kerr pulp canal sealer setting dalam
kurun waktu 15-30 menit, sehingga mengurangi respons inflamasi
4. Grossmans Sealer
Properti
1. Memiliki plastisitas dan pengaturan waktu yang lambat karena adanya
Sodiashatat anhidrat.
2. Memiliki potensi penyegelan yang baik.
3. Seng eugenolat didekomposisi oleh air secara kontinyu yang
mengakibatkan hilangnya eugenol, yang membuat oksida pada seng
eugenol lemah dan membuat senyawa yang tidak stabil.
Kekurangan
o Resin memiliki ukuran partikel kasar, sehingga bahannya diaduk dengan kuat
selama pencampuran. Jika tidak dilakukan, sepotong resin bisa menempel di
dinding saluran akar.
Setting Time
Semen mengeras kurang lebih selama 2 jam pada suhu 37C.
Proses setting dipengaruhi oleh :
1. Kualitas dari ZnO dan pH resin yang digunakan.
2. Teknik saat mengaduk semen.
3. Kelembaban dan suhu ruangan
4. Temperatur dan keringnya mixing slab dan spatula
2. Chloropercha
3. Hydron
- Hydron adalah hidrofilik dengan setting cepat, material plastik yang digunakan
sebagai sealer saluran akar tanpa menggunakan inti. Polimer : hydroxy-ethyl-
methacrylate
- Diperkenalkan oleh Wichterle dan Lim pada tahun 1960. Tersedia dalam
kemasan injeksi.
- Keuntungan
1. Bahan biokompatibel.
2. Menyesuaikan bentuk saluran akar karena bentuknya yang plastis.
- Kekurangan
1. Waktu kerja singkat.
2. Radiopasitas sangat rendah.
3. Iritan ke jaringan periapikal.
4. Sulit dikeluarkan dari kanal saat sudah mengeras menggunakan drill
bur/peesoreamers.
4. Nogenol
Type II:
Powder : Tricalcium phosphate 52 percent
Hydroxyapatite 14 percent
Iodoform 30 percent
Liquid : Polyacrylic acid 25 percent
Water 75 percent
Type III:
Powder : Tricalcium phosphate 80 percent
Hydroxyapatite 14 percent
Iodoform 5 percent
Bismuth subcarbonate 1 percent
Liquid : Polyacrylic acid 25 percent
Water 75 percent
2. AH-26
3. Thermaseal
4. AH Plus
5. Fiberfill
Kalsium hidroksida pertama kali diperkenalkan dalam bidang endodontik sebagai agen
dalam perawatan pulp capping oleh Hermann pada tahun 1920. Ca(OH) merupakan bubuk
2
berwarna putih tanpa bau, berat molekul 74,08, dengan pH 12,5 - 12,8. Memiliki tingkat
kelarutan yang rendah pada air (sekitar 1,2 g/L pada suhu 25C) dan akan menurun apabila
suhu meningkat.
Karakteristik sealer kalsium hidroksida (Ca(OH)2):
a. Biokompatibilitas lebih dapat diterima dibandingkan dengan jenis sealer lainnya.
b. Aktivitas antibakteri lebih rendah dibandingkan dengan bahan sejenisnya seperti
sealer ZOE dan resin based sealer.
c. Toksisitas lebih rendah dibandingkan dengan jenis sealer lainnya.
Karakteristik GuttaFlow2:
1. Polydimethylsiloxane particles
2. Silicone
3. Paraffin oil
4. Platinum catalyst
5. Zirconium dioxide
6. Nano-silver
7. Gutta percha powder
DAFTAR PUSTAKA
Orstavik D. Materials used for root canal obturation: technical, biological, and
clinicaltesting. Endodontic Topics. 2005, 12:25-38
Roberts HW, Toth JM, Berzins DW, Charlton DG. Mineral trioxide aggregate material use in
endodontic treatment: A review of the literature. Dental Material. 2008, 24:149-64.
Glickman GE, Walton RE. Obturation. Dalam Endodontics Principles and Practice.
Torabinejad M dan Walton RE (editor-editor). Ed. Ke-4. St. Louis: Saunders Elsevier.2009:
298-319
Agrawal N, Kanodia S, Parmar G. Effect of calcium hydroxide as an intracanal dressing on
apical seal an in vitro study. Endodontology original research. 59
Tanomaru JMG, Duarte MAH, Goncalves M, Tonomaru-Filho M. Radiopacity evaluation of
root canal sealers containing calcium hydroxide and MTA. Braz Oral Res 2009;23(2):121
Expansion meets Adhesion. GuttaFlow2. The New GuttaFlow Generation. Coltene endo
Coltne/Whaledent GmbH + Co. KG. 2012