Anda di halaman 1dari 5

PORTOFOLIO

NamaPeserta: dr. Redho Afriando Nama Pendamping: dr. Faradilla S.W


NamaWahana: RSUD Besuki Kabupaten Situbondo
Topik: Kejang Demam
Tanggal kasus: 2 November 2016
Nama pasien: An. D
Tanggal presentasi: 8 November 2016
Tempat presentasi: Aula RSUD Besuki
Objektif presentasi
KeilmuanKeterampilanPenyegaranTinjauanpustaka
Diagnostik ManajemenMasalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi
Tujuan
Bahanbahasan Tinjaua Riset Kasus Audit
nPustaka
Cara membahas Diskusi Presentasidan Email Pos
diskusi
Data Pasien Nama: An. D NomorRegistrasi 093522
NamaKlinik Telp TerdaftarSejak
Data UtamaUntukBahanDiskusi
1.Diagnosis / Gambaranklinis:
Kejang demam sederhana dan ISPA / Kejang 45 menit SMRS, sebelumnya didahului
keluhan demam dan batuk-pilek 2 hari SMRS. Kejang terjadi pada seluruh tubuhselama 2
menit.Sebelum kejang pasien sadar dan tidak ada kelumpuhan,selama kejang pasien tidak
sadar dan setelah kejang pasien sadar,langsung menangis serta tidak ada kelumpuhan.
2. Riwayat Pengobatan: Pasien belum pernah dibawa berobat kemanapun, baik untuk keluhan
kejang maupun demam dan batuk-pileknya. Ini adalah pertama kalinya kejang dialami
oleh pasien.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit:
Pasien tidak memiliki riwayat kejang saat demam,kejang tanpa demam maupun riwayat
trauma padakepala.
4. RiwayatKeluarga:Di keluarga pasien juga tidak ada yang memiliki riwayat kejang saat
demam, kejang tanpa demam maupun epilepsi.
5. RiwayatPekerjaan: -
6. Lain-lain
DaftarPustaka
1. Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Kejang Demam. Dalam Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI, 2002. Hal : 847-855.
2. Sastroasmoro, sudigdo.,dkk. Kejang Demam dalam Panduan Pelayanan Medis
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, cetakan pertama. Jakarta: RSUP Nasional Dr.Cipto
Mangunkusumo, 2007. Hal 249- 253.
3. Pusponegoro, Hardiono D.,dkk. Kejang Demam dalam Standar Pelayanan Medis
Kesehatan Anak, Edisi I. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2004. Hal 209-211.
4. Lumbantobing, SM. Kejang Demam (Febrile Convulsion). Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2002.
HasilPembelajaran :
1. Diagnosis Kejang Demam
2. Etiologi Kejang Demam
3. Faktor Risiko Kejang Demam
4. Klasifikasi Kejang Demam
5. Patofisiologi Kejang Demam
6. Penatalaksanaan Kejang Demam
7. Evaluasi Penatalaksanaan Kejang Demam
8. Edukasi Tentang Pencegahan Kejang Demam

Subjektif
Anak laki-laki berusia18 bulan dating diantar orangtuanya dengan keluhan kejang
sebanyak 1 kali selama 2 menit.Sebelum kejang pasien sadar dan tidak ada
kelumpuhan,selama kejang pasien tidak sadar dan setelah kejang pasien sadar,
langsungmenangissertatidakadakelumpuhan. Sebelumnya didahului keluhan demam
dan batuk-pilek 2 hari SMRS.
Pasien tidak memiliki riwayat kejang saat demam,kejang tanpa demam m aupun
riwayat trauma pada kepala.

Objektif
Keadaan umum/kesadaran: Tampak sakit sedang, rewel/compos mentis
Tanda-tanda vital:Nadi : 140x/menit Suhu : 38,80 C
RR : 34 x/menit
Status gizi : BB 11 kg, TB 81 cm. BB ideal 11,4 kg
Menurut kurva BB ideal 96,49% Normal
Hidung: Sekret kental warna putih kekuningan.
Mulut:Faringhiperemis.
Pemeriksaan neurologis: Tanda rangsang meningeal (-), Reflek fisiologis (+/normal),
refleks patologis (-)
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Leukosit 11.600/L

Assesment
Padakasusini diagnosis kerjanyaa dalah kejang demam sederhana dan
ISPA.Diagnosis kejang demam sederhana pada pasien ini ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang.Dari anamnesis didapatkan pasien ini
berusia 18bulan,dengan keluhan utama kejang 45 menit SMRS yang didahului demam
tinggi sampai pernah mencapai suhu 39oC sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit
dimana demam terjadi mendadak, tanpa disertai menggigil dan mengigau. Ketika diukur
suhu tubuh pasien saat kejang adalah 38,8oC.Tidak ada penurunan kesadaran baik
sebelum maupun sesudah kejang menunjukkan kejang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranial.
Hal-hal diatas tersebut mendukung ditegakkannya diagnosis kejang demam sesuai
dengan Konsensus penatalaksanaan kejang demam tahun 2006 IDAI, yaitu dikatakan
definisi kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh(suhurektaldiatas 38C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial.
Kepustakaan lain juga mengatakan biasanya kejang demam terjadi pada usia 6 bulan 5
tahun.
Pada anamnesis juga didapatkan pasien menderita batuk dan pilek sejak 2 hari
SMRS, dimana batuk berdahak sulit dikeluarkan dan pilek agak kental warna putih
kekuningan.Pada pasien mengarah pada diagnosis Infeksi Saluran Napas Akut bagian
atas. ISPA yang diderita oleh pasien sebagai proses ektrakranial yang memicu terjadinya
kejang demam pada pasien ini.
Pasien mengalami kejang sebanyak 1 kali, selama 2 menit, kejang berhenti
sendiri,kejang bersifat umum tonik, dengan gambaran kejang diawali dengan mulut yang
mengatup rapat dan mulut tidak mengeluarkan busa, mata mendelik keatas,
keduatangantegang (mengepal) kemudian diikuti dengan kedua kaki dan kaku seluruh
badan.
Hal tersebut diatas mendukung ditegakkannya diagnosis kejang demam sederhana
sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa kejang demam sederhana memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :

Kejang berlangsung singkat, < 15 menit dan umumnya berhenti sendiri,


Kejang umum tonik dan atau klonik tanpa gerakan fokal
Kejang hanya satu kali dalam 24 jam
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakits edang,
febris dengan suhu tubuh pasien pada saat diperiksa 38,8oC.Pada pemeriksaan hidung
ditemukan secret kental berwarna putih kekuningan dan pada pemeriksaan mulut
didapatkan faring hiperemis.Hal-hal tersebut mendukung ditegakkannya diagnosis ISPA
yang menjadi penyebab terjadinya kejang demam pada pasien ini. Pada pemeriksaan
neurologis tidak ditemukan adanya peningkatan refleksfisiologis, tidak ditemukan adanya
reflex patologis maupun rangsang meningeal. Hal ini membuktikan adanya proses
ekstrakranial yang memicu kejang demam.
Pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan laboratorium darah dengan hasil
leukositosis. Hasil ini hanya menunjukkan adanya proses infeksi oleh bakteri, dimana
pada pasien ini terjadi ISPA bagian atas yang kemungkinan besar akibat infeksi bakteri.
Berdasarkan kepustakaan disebutkan bahwa perlu pemeriksaan laboratorium darah
lengkap untuk membantu mengetahui etiologic demam.Pada pasien ini etiologic
demamnya adalah ISPA bagian atas oleh karena infeksi bakteri.Pemeriksaan kadar gula
dilakukan pada pasien ini dan hasilnya normal. Seharusnya dilakukan pula pemeriksaan
kadar elektrolit karena pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium tersebut dilakukan untuk
menyingkirkan penyebab kejang demam seperti gangguan elektrolit, hipoglikemia,
hiperglikemia atau pun penyebab lain.
Untuk pemeriksaan lumbal pungsi dan pencitraan kurang dibutuhkan pada pasien
ini, Karena indikasi pungsi lumbal adalah menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan
meningitis.Bila pasti bukan meningitis tidak perlu dilakukan pungsi lumbal.Pasien
berusia 1 tahun 6 bulan sehingga seharusnya dianjurkan melakukan pungsi lumbal,
namun karena pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan gejala yang mengarah pada
meningitis, maka lumbal pungsi tidak perlu dilakukan.
Pemeriksaan elektroensefalografi (EEG) pada pasien ini tidak perlu dilakukan
karena sesuai dengan kepustakaan, EEG dilakukan pada pasien dengan kejang demam
yang demamnya diragukan, apakah pasien mengalami demam pada saat kejang atau
tidak, pada pasien ini demamnya jelas dan kejang terjadi tepat pada saat demam..

Plan
Diagnosis : Kejang demam sederhana dan ISPA
Pengobatan :Penatalaksanaanawaldi Unit Gawat Darurat adalahmenghentikan kejang.
Dengan pemberian Diazepam suppositoria sebanyak 10 mg (BB pasien 11 kg)
kemudian disertai pemasangan oksigen dengan nasal kanul dan IV line.
Medikamentosa :
ASI-PASI dilanjutkan
IVFD D5 saline 500 cc/24 jam 15tetes/menit (makrotetes)
Ampicillin4x120 mg (IV)
Diazepam 3 x 1,1 mg (IV)
Paracetamol 3 x 1 cth(p.o.)
Ambroxol 3 x 5 mg (p.o)

Edukasi : Menjelaskan tentang penyakit kepada orang tua dan keluarga pasien,
pencegahan kekambuhan penyakit, menyarankan untuk menjaga daya tahan
tubuh agar tidak mudah terserang penyakit infeksi yang dapat memicu
kambuhnya penyakit.
Konsultasi : Menjelaskan pada pasien dan keluarga kemungkinan kekambuhan serta
penanganannya saat kambuh, serta kemungkinan komplikasi yang dapat
terjadi apabila penyakit tidak segera diatasi. Menjelaskan kapan
diperlukannya pengobatan jangka panjang serta efek samping pemakaian
obat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai