Anda di halaman 1dari 8

Vol.13.No.2.Th.

2006 Prospektif Pengembangan Kawasan Pesisir Sendang Biru

Prospektif Pengembangan Kawasan Pesisir Sendang Biru Untuk Industri


Perikanan Terpadu

David Hermawan*
* Jurusan Perikanan Fakultas Peternakan Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang

The Prospective of Sendang Biru Coastal Zone Development For Integrated Fisheries Industry

ABSTRACT

Background: The coast line of Malang regency has 14 coasts with coast length 77 Km. Sendang Biru Coastal Zone is
the biggest of fisheries activity at Malang, therefore it will be prospective to develop to be a maritime industry zone
which was based on integrated fisheries Industry. The advantage of the Sendang Biru Coastal was its barrier by Sempu
Island, so make a safe harbour. The fish production were about 6.569,411 ton per year, meanwhile the stock assesment
of pelagic at Hindia ocean were 22.000 ton per year, so it still under fishing (19%).
Base on the stock assesment of fish resources potentially and topography, geography and oceanography condition, the
Sendang Biru Coastal Zone has been planned as Intregated Coastal Management to suistainable development. The
project could be implemented if stakeholder were involved.

Key words: Intregated Coastal Management, Suistainable Development, Intregated Fisheries Industry

ABSTRAK

Latar Belakang : Kabupaten Malang memiliki 14 pantai dengan panjang garis pantai 77 Km. Kawasan Pesisir Sendang
Biru Merupakan salah satu pantai yang prospektif untuk dikembangkan menjadi kawasan Industri Maritim yang
berbasis pada Industri Perikanan Terpadu. Keuggulan dari pantai Sendang Biru adalah memiliki selat dengan barier P.
Sempu, sehingga memberikan keamanan kepada armada tangkap yang berlabuh di Pusat Pendaratan Ikan Pondokdadap
dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Produksi Ikan yang di daratkan oleh nelayan Sendang Biru adalah
sebesar 6.569,411/tahun, sedangkan potensi stok ikan pelagis besar yang ada di Selatan Jawa 22.000 ton/tahun,
sehingga baru dimanfaatkan sebesar 19%.
Berdasarkan potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki dan kondisi tofografis, geografis dan oceanografis, maka
Kawasan Pesisir Sendang Biru perlu direncanakan pengembangan kawasan yang terpadu dan terencana, sehingga
pembangunan tersebut dapat berkelanjutan. Untuk merealisasikan pembangunan tersebut, maka pemerintah Kabupaten
Malang dalam penyusunan perencanaan tersebut, semestinya melibatkan seluruh stakeholder dan merespons aspirasi
masyarakat.

Kata kunci: Kawasan Pesisir Terpadu, pembangunan berkelanjutan, Industri Perikanan Terpad u.

203
Mahela Dan Sutanto Jurnal Protein

PENDAHULUAN (Thunnus macoyii), dan tuna abu-abu (Thunnus


tonggol) dan cakalang (Katsuwonus pelamis).7
Pembangunan sektor kelautan dan Berdasarkan hasil pengkajian stok ikan di
perikanan pada saat ini menjadi salah satu Samudera Hindia yang dilakukan oleh Komisi
prioritas pembangunan yang dicanangkan oleh Nasional Pengkajian Stok Sumber daya Ikan Laut
pemerintah Kabupaten Malang. Kebijakan pada tahun 19981, dilaporkan potensi sumber daya
tersebut ditempuh mengingat Kabupaten Malang ikan tuna di Selatan Jawa diestimasi sebesar
memiliki 14 pantai dengan panjang garis pantai 77 22.000 ton/tahun dengan tingkat produksi 10.000
km (Gambar 1) dan berada di perairan Samudera ton/tahun, berarti tingkat pemanfaatannya baru
Hindia yang kaya akan sumber daya ikan pelagis mencapai 45%. Dengan demikian, prospek
besar, seperti madidihang (Thunnus albacares), pengembangannya masih terbuka lebar, yaitu
tuna mata besar (Thunnus obesus), albakora sebesar 55%.
(Thunnus allalunga), tuna sirip biru selatan

Gambar 1. Pantai di Wilayah Kabupaten Malang

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KELAUTAN menjadikan kawasan pesisir Sendang Biru


PEMERINTAH KABUPATEN MALANG diarahkan untuk pengembangan kawasan
perikanan terpadu yang populer dengan program
Perubahan paradigma pembangunan Fishery towni (Rubianto, I., 2001). Apabila
nasional dari land-based economic delelopment kebijakan tersebut bisa direaliasikan dan sinergis
menjadi ocean-based economic development. dengan kebijakan provinsi Jawa Timur dan
Pembangunan kelautan dijadikan platform Pemerintah Pusat, maka Pusat Pendaratan Ikan
pembangunan ekonomi pemerintah Kabupaten Pondokdadap Sendang Biru, niscaya akan
Malang, khususnya di Malang Selatan. Sehingga menjadi pelabuhan ikan terbesar setelah Cilacap
hampir semua variable politik-ekonomi diarahkan di Selatan Jawa, karena berdasarkan pertimbangan
terhadap kinerja ekonomi kelautan. Diharapkan geografis, topografis dan oceanografis pantai
dari tujuh program unggulan yang dicanangkan Sendang Biru merupakan pantai terbaik di Selatan
oleh pemerintah Kabupaten Malang (Rubianto, I., Jawa setelah Cilacap, karena: (1) berhadapan
2001), pembangunan sektor kelautan dapat langsung dengan Samudera Indonesia yang
dijadikan prime mover economic yang memiliki merupakan Wilayah Pengelolan Perikanan IX;
keterpaduan antar sektor, sehingga setiap sektor yang menjadi alur migrasi ikan pelagis besar,
mampu menghasilkan barang (goods) dan jasa terutama ikan tuna; (2) memiliki barier P.Sempu:
(services) yang berdaya saing tinggi secara panjang selat 4 km, lebar 400-1500 m, kedalaman
berkeadilan dan berkelanjutan dan dapat dijadikan rataan 20 m, sehingga perairan di wilayah tersebut
sumber kemakmuran masyarakat, khususnya relatif tenang; (3) mudah terjangkau oleh
masyarakat Malang . transportasi; dan (4) secara topografis kedalaman
Salah satu kawasan pesisir yang dijadikan sesuai untuk berlabuhnya armada penangkapan
prioritas tersebut adalah kawasan Pesisir Sendang domestik maupun luar daerah (Hermawan, D.,
Biru, karena pada saat ini memiliki Pusat Wahono, Handajani, 2001). Untuk lebih jelasnya
Pendaratan Ikan Pondokdadap dan merupakan keunggulan dari Pusat Pendaratan Ikan
pusat kegiatan perikanan tangkap terbesar di Pondokdadap Sendang Biru dapat di lihat pada
Kabupaten Malang. Kebijakan yang dicanangkan Gambar 2.
oleh pemerintah Kabupaten Malang tersebut

204
Vol.13.No.2.Th.2006 Prospektif Pengembangan Kawasan Pesisir Sendang Biru

Gambar 2. Pusat Pendaratan Ikan Pondokdadap Sendang Biru

Untuk merealisasikan kebijakan tersebut, kawasan Industri Perikanan Terpadu, yaitu


maka pada saat ini telah dilakukan rencana bagaimana potensi sumber daya alam kelautan
penataan ruang pesisir dan lautan (Dinas yang meliputi perikanan, pertambangan,
Pemukiman, Kebersihan dan Pertamanan pariwisata dan perhubungan dapat dimanfaatkan
Kabupaten Malang, 2005). Adapun arahan dari untuk kesejahteraan masyarakat Malang,
kebijakan tersebut, khususnya untuk kawasan khususnya Malang Selatan (Gambar 3).
pesisir Sendang Biru direncanakan untuk menjadi

Bisnis

Wisata

Industri

Gambar 3. Rencana Pemenfaatan Sumberdaya Alam Kelautan di Sendang Biru

Gambar 3. Kawasan Pesisir Sendang Biru

Dari Gambar 3 di atas nampak bahwa tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dan
kawasan pesisir Sendang Biru akan diarahkan dapat berlangsung secara berkesinambungan
untuki pusat kegiatan ekonomi yan mampu maka dalam pengelolaan kawasan tersebut harus
menggerakkan perekonomian Malang Selatan direncanakan secara terpadu. Untuk kepentingan
dalam bentuk Kawasan Industri Maritim berbasis tersebut, maka dalam perencanaan
industri perikanan. Berdasarkan arahan tersebut, pembangunannya harus betul-betul melibatkan
maka kegiatan penangkapan yang dilakukan semua stakeholder. Hal ini penting diperhatikan
nelayan Sendang Biru, baik yang tetap maupun mengingat sumber daya ikan yang tertangkap di
yang andon dari Bugis dan Kalimantan terus Pusat Pendaratan Pondokdadap Sendang Biru
mengalami kenaikan. Apabila ditilik dari potensi memiliki komoditi ekspor, seperti tuna dan
dan peluang yang ada agar potensi yang dimiliki cakalang. Komoditas ini merupakan komoditas

205
Mahela Dan Sutanto Jurnal Protein

ekspor yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan Potensi ikan yang tertangkap di perairan
berorientasi bisnis. Dengan demikian, guna Malang Selatan dan yang teridentifikasi di pusat
meningkatkan produksi hasil tangkapan yang pendaratan ikan Pondokdadap dan catatan laporan
memiliki kualitas dan kualitas tinggi perlu disusun statistik perikanan Kabupaten Malang terdapat 15
suatu model pengelolaan yang berkelanjutan jenis ikan yang terklasifikasikan kedalam ikan
sehingga dapat bermafaat untuk semua pelagis besar dan kecil, demersal dan ikan karang.
stakeholder. Nilai produksi dan nilai ekonomis dari produksi
hasil tangkapan ikan oleh nelayan Sendang Biru
POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN dapat di lihat pada Tabel 1. sedangkan jumlah
TANGKAP DI KABUPATEN MALANG nelayan yang terlibat dalam aktivitas tersebut
dapat di lihat pada Tabel 2 dan jumlah armada
pada Tabel 3.

Tabel 1 . Produksi Ikan, Nilai Produksi Dan Retribusi Lelang di PPI Pondokdadap
Periode Januari S/D Desember 2005
PRODUKS
NO BULAN NILAI (Rp) RETRIBUSI (Rp)
I (Kg)
1 JANUARI 158.890 1.028.005.510 30.840.165
2 PEBRUARI 207.845 1.300.104.790 38.955.815
3 MARET 295.511 1.830.173.343 54.905.200
4 APRIL 494.300 3.251.843.069 97.555.292
5 MEI 515.419 2.904.209.729 87.126.292
6 JUNI 677.348 4.403.210.650 132.096.320
7 JULI 809.340 5947.691.165 178.430.734
8 AGUSTUS 1.011.871 7.519.902.544 225.597.076
9 SEPTEMBER 1.125.965 8.438.707.824 253.161.235
10 OKTOBER 670.346 4.985.863.325 149.575.898
11 NOPEMBER 504.750 3.604.635.659 108.139.070
12 DESEMBER 97.826 770.989.670 23.129.691
JUMLAH 6.569.411 45.985.337.278 1.379.512.788
Sumber: Laporan Tahunan PPI (2006)

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah oleh Nelayan Sendang Biru, jumlahnya masih
ikan yang di daratkan di PPI Pondokdadap sebesar sedikit dan kapasitasnya baik teknologi maupun
6.569 ton/tahun. Apabila dibandingkan dengan ukuran masih relatif rendah. Adapun jumlah
potensi yang ada maka nelayan Sendang Biru baru armada yang beroperasi pada tahun 2005 dapat di
dapat memanfaatkan sumberdaya ikan tersebut lihat pada Tabel 2 sedangkan alat tangkapnya
sebesar 29%. Hal ini tidak mengherankan tersaji pada Tabel 3 dan jumlah nelayan yang
mengingat armada tangkap yang beraoperasikan terlibat dapat di lihat pada Tabel 4.

Tabel 2. Armada Perikanan Yang Berlabuh Di PPI Pondokdadap Periode Januari - Desember 2005
NO JENIS ARMADA JAN PEB MART APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOP DES
1 KAPAL MOTOR
a. 5 GT - - - - - - - - - - - -
b. 5 GT - 10 GT 158 158 165 165 323 338 338 338 322 192 182 174
c. 10 GT - 30 GT 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
PERAHU
2 MOTOR 163 163 201 201 359 374 374 374 358 228 218 210
TEMPEL
PERAHU TANPA
3 72 72 69 69 76 73 73 73 76 73 73 73
MOTOR
Sumber: Laporan Tahunan PPI Pondokdadap, 2005

206
Vol.13.No.2.Th.2006 Prospektif Pengembangan Kawasan Pesisir Sendang Biru

Tabel 3. Alat Tangkap Yang Digunakan Di TPI Pondokdadap Periode Januari- Desember 2005
JENIS ALAT
NO JAN PEB MRT APRL MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOP DES
TANGKAP
1 Payang 27 27 25 25 27 27 27 27 27 27 27 27
2 Pancing Tonda 131 131 140 140 296 311 311 311 295 165 155 147
3 Pancing Tetel 72 72 69 69 76 76 76 76 76 73 73 73
4 Purse Saine 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
Sumber: Laporan Tahunan PPI Pondokdadap, 2005

Tabel 4. Jumlah Nelayan Yang Beroperasi di Sendang Biru Periode Januari - Desember 2005
NO Nelayan JAN PEB MART APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOP DES
1 Jumlah 1.377 1.377 1.377 1.376 2.208 2.283 2.283 2.283 2.181 1.528 1.478 1.438

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN sesuaikan dengan komoditas yang ada baik


SENDANG BIRU UNTUK INDUSTRI kuantitas, kualitas dan kuantitasnya sehingga
PERIKANAN TERPADU produk yang dihasilkan dapat dipasarkan baik di
tingkat internasional maupun domestik. Hal ini
Pembangunan di kawasan pesisir perlu penting diperhatikan, mengingat perdagangan
direncakan dengan baik , karena kawasan pesisir international produk perikanan dewasa ini tidak
merupakan kawasan peralihan (interface area) lagi hanya dipengaruhi faktor permintaan dan
antara ekosistem laut dan darat. Sehingga dalam penawaran, akan tetapi juga sangat ditentukan
melakukan suatu perencannaan harus memahami oleh ketentuan hasil-hasil konvensi perjanjian
batas wilayah perencanaan (bounderis) dan international perikanan. Adapun perjanjian
kawasan tersebut. Batasan wilayah pesisir yang international yang berpengaruh langsung bahkan
dimaksud harus di lihat ke erah darat maupun ke mengatur perdagangan komoditas perikanan di
arah lau. Untuk memahami batasan tersebut, maka pasar international antara lain :1) perjanjian
definisi dari wilayah pesisir bisa di lihat international yang bernuansa menjaga kelestarian
berdasarkan:1) Ekologis, yaitu kawasan daratan sumberdaya ikan, seperti Code of Conduct for
yang masih dipengaruhi oleh proses-proses Responsible Fisheries, International
kelautan, seperti pasang surut, interusi air laut, dll. Conventional for the Conservation of Atlantic
2) Administratif, yaitu batas terluar sebelah hulu Tuna (ICCAT), Indian Ocean Tuna Commision
dari desa pantai atau jarak definitif secara arbitrer dan Agreement on Straddling Stocks.,b) perjanjian
(2 km, 20 km, dst. dari garis pantai dan 3). international tentang perdagangan seperti
Perencanaan : bergantung pada permasalahan atau GATT/WTO, termasuk di dalamnya perjanjian
substansi yang menjadi fokus pengelolaan Sanitary dan Phytosanitary Measures (SPS) dan
wilayah pesisir. Demikian juga ke arah laut, yaitu: Agreement on Tecchnical Barriers to trade
1. Ekologis : kawasan laut yang masih termasuk di dalamnya pengendalian mutu hasil
dipengaruhi oleh proses-proses alamiah di darat perikanan dan laboratorium serta tempat
(aliran air sungai, run off, aliran air tanah, dll.), pelelangan ikan Adanya aturan perdagangan
atau dampak kegiatan manusia di darat (bahan international tersebut, pada saat ini menjadi
pencemar, sedimen, dll); atau kawasan laut yang kendala pengembangan industri pengolahan
merupakan paparan benua (continental shelf), 2) produk perikanan di Indonesia (Najikh, 2006).
Administratif : 4 mil, 12 mil, dst., dari garis pantai Berdasarkan peluang dan kendala tersebut,
ke arah laut dan 3)Perencanaan : bergantung pada maka dalam implementasi pembangunan industri
permasalahan atau substansi yang menjadi fokus perikanan di kawasan pesisir Sendang Biru harus
pengelolaan wilayah pesisir.2 di rencanakan dengan baik dan harus disusun atas
Demikian pula halnya dengan perencanaan dasar pertimbangan kesesuaian wilayah,
pembangunan Industri pengolahannya, agar dapat keserasian jenis industri yang dapat
berlangsung secara berkelanjutan perlu di dikembangkan yang disesuaikan dengan

207
Mahela Dan Sutanto Jurnal Protein

kontinuitas, kuantitas dan kualitas komoditas ikan 3) Menentukan target ikan yang akan ditangkap
yang tertangkap di Pusat Pendaratan Ikan di dan armada tangkap yang perlu
Sendang Biru, karena apabila tidak diperhatikan, dikembangkan untuk memenuhi kuota sesuai
maka tidak menutup kemungkinan industri yang tujuan dan sasaran progam serta pasar yang
dibangun tidak akan berlangsung secara akan dituju dan meningkatkan produktivitas
berkelanjutan dan produknya tidak dapat nelayan dengan jalan memperbaiki teknologi
diperdagangkan secara luas sebagai akibat ketidak penangkapan, pengolahan/ penanganan
sesuaian kualitas produk yang dihasilkan dengan setelah panen dan unit penunjang industri
pasar atau tidak bisa berkompetisi akibat biaya perikanan lainnya, meningkatkan kualitas
tinggi. hasil tangkapan dan memperluas daerah
Untuk mengatasi fenomena tersebut, maka fishing ground di wilayah ZEEI. Kemampuan
agar pembangunan industri perikanan di kawasan tangkap nelayan ditentukan oleh tiga faktor,
Sendang Biru tersebut dapat di implentasikan dan yaitu: (i) jenis armada; (ii) alat tangkap; (iii)
berkelanjutan, maka perlu di intregasikan antara ketrampilan dan manajemen.
jenis kegiatan dan antara sektor yang 4) Menginventarisasi jenis kegiatan Industri
berkepentingan, sehingga dapat disusun skala yang dapat diimplentasikan dan fasilitas
prioritas dan kebijakan yang perlu di laksanakan penunjang yang diperlukan dalam kawasan
di kawasan tersebut. Perencanaan pembangunan tersebut.
kawasan pesisir untuk kegiatan industri perikanan, 5) Menghitung kelayakan dari masing-masing
perlu dilakukan tahapan sebagai berikut kegiatan tersebut, ini penting untuk
(Hermawan, D., Wahono, Handajani, 2001): menetapkan prioritas pembangunan yang
1) Menghitung dan menentukan potensi ikan layak
yang dapat dimanfaatkan baik kualitas, 6) Menentukan kebutuhan ruang dan fasilitas
kuantitas maupun kontuinitasnya, penunjang seperti infrastruktur dari kegiatann
2) Menentukan tujuan dan sasaran program. Hal tersebut
ini penting dilakukan, apabila tujuan dari 7) Menetapkan zona peruntukan yang dilengkapi
program adalah dalam rangka pemberdayaan dengan titik koordinat dari tiap peruntkan
dan meningkatkan serapan tenaga kerja maka tersebut yang dilengkapi dengan ketetapan
pemerintah lebih dominan untuk berperan hukum atau peraturan yang kondusif yang
aktif dalam implementasi program tersebut, dapat menarik investasi .
tetapi apabila tujuan ari program tersebut 8) Implentasi.
meningkatkan devisa negara dan erapan
tenaga sekaligus maka sektor swasta yang Berdasarkan potensi dan peluang yang ada
lebih dominan sedangkan peran pemerintah di kawasan Sendang Biru, maka apabila urutan
sebatas mediator dan fasilitator saja dari perencanaan pengembangan tersebut bisa
((Hermawan, D., Wahono, Handajani, 2001). dipenuhi, niscaya pembangunan dari
Namun yogyanya secara umum, tujuan dan pengembangan kawasan pesisir secara terpadu
sasaran yang ingin dicapai dalam program tersebut dapat direalisasikan. Namun demikian
pengembangan sebaiknya dalam rangka dalam perencanaannya agar dapat berkelanjutan
Pemberdayaan Masyarakat Nelayan dengan maka harus mempertimbangkan dimensi ekonomi,
pola keterpaduan antar stakeholder, atas dasar sosial dan lingkungan8 dan kebijakan
dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan pembangunan tersebut harus bersifat parsipatif
sehingga pembangunan dan pengembangan dari semua stakeholder. Sehingga terdapat
kawasan serasi dan berkelanjutan. Sedangkan keterpaduan yang harmonis. Adapun yang
tujuan dan sasaran secara khusus dalam dimaksud dengan keterpaduan tersebut adalah: (1)
pembuatan rencana program, dilakukan keterpaduan intersektoral (Intersectoral
sebagai langkah awal yang ditujukan kepada integration), dalam pengembangan sektor
pemerintah, perusahaan swasta nasional atau kelautan dan pesisir harus terpadu antara
pihak pengusaha asing, masyarakat, pihak pengembangan perikanan, pariwisata, pelabuhan,
perbankan, koperasi dan UKM, LSM dan dan antara pembangunan sektor daratan lautan,
stakeholders untuk berpartisipasi dalam seperti pertanian, kehutanan dan pertambangan
pemberdayaan nelayan dan ikut serta yang mempengaruhi lingkungan pesisir dan lautan
didalamnya sebagai perusahaan mitra, tersebut, juga keterpaduan antara pemrintah

208
Vol.13.No.2.Th.2006 Prospektif Pengembangan Kawasan Pesisir Sendang Biru

dengan lembaga swasta dan masyarakat lainnya memadukannya dalam perhitingan pembangunan
yang sering menimbulkan konflik, (2) di kawasan laut.
Keterpaduan antar Pemerintahan Apabila keterpaduan tersebut
(Intergovernmental integration), baik antara dipertimbangkan dalam penyusunan perencanaan
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, pengembangan kawasan pesisir Sendang Biru,
biasanya kebijakan yang di buat antara pusat, maka niscaya kawasan tersebut dapat dijadikan
provinsi dan daerah sering tidak sinergis dan ini andalan sebagai pusat pertumbuhan perekonomian
akan menimbulkan konflik, (3) Keterpaduan antar baru di Kabupaten Malang. Sehingga kendala
Ruang (Spatial integration), oleh karena derah ketersediaan lahan yang dimiliki oleh pemerintah
pesisir merupakan daerah yang subur dan Kabupaten Malang apabila bersinergi dengan PT.
merupakan pusat ekonomi, maka sering terjadi Perhutani, niscaya akan teratasi sehingga
konflik penggunaan ruang, oleh karena itu dalam perencanaan pengembangan kawasan pesisir
menentukan ruang harus menghubungkan dengan Sendang Biru (Gambar 4) yang direncanakan
kegiatan yang ada di daratan , aliran sungai memerlukan lahan seluas 262.1685 Ha segera
(Basin River), dan lautan, (4) Keterpaduan antara dapat diimplentasikan (Hermawan, D.,
Ilmu dan Manajemen (Science-management H.Sufianto, Sutawi, Zaenal, 2002). Sedangkan
integration), keterpaduan disiplin ilmu penting peruntukannya adalah untuk fasilitas produsi,
untuk dilakukan, karena di kawasan pesisir sangat yang meliputi : Dermaga, TPI, Cold storage,
komplek, sehingga ilmu alam yang berhubungan Bengkel , Pengolahan Ikan, Pengeringan Ikan,
dengan laut dan pesisir seperti oceanografi, ilmu pabrik Es, Dok kapal dan Pasar., sedangkan
perikanan, ilmu kelautan, , ilmu sosial, ekonomi, fasilitas lainnya adalah fasilitas administrasi dan
eksakta yang memahami struktur laut dan fasilitas umum dan sosial.

Gambar 4. Rencana Pengembangan Kawasan Pesisir Sendang Biru

KESIMPULAN DAN SARAN menerima nelayan dari luar daeah yang andon.
Namun demikian, walaupun potensi sumberdaya
Kesimpulan alam kelautan tersebut melimpah, akan tetapi
Potensi pengembangan dan pembangunan tingkat pemnafaatannya masih rendah. Hal ini
sektor kelautan di kawasan Pesisir Sendang Biru tidak terlepas dari kebijakan pemerintah
Kabupaten Malang sangat prospektif apabila Kabupaten Malang yang belum maksimal dalam
diimplentasikan, karena secara geografis, meyusun perencanaan pengembangan kawasan
tofografis dan oceanografis pantainya memiliki tersebut. Kebijakannya masih bersifat top down,
selat yang dalam, lebar dan tenang karena belum menyerap aspirasi semua staholder,
terlindung oleh pulau Sempu dan berhadapan sehingga keterpaduaan sulit untuk dilakukan.
langsung dengan Samudera Hindia (WPP IX) Agar proses pembangunan dapat berjalan
yang kaya akan sumberdaya ikan pelagis besar dengan baik, maka seyogyanya pemerintah
seperti tuna dan cakalang. Selain memiliki sumber Kabupaten Malang dalam implentasinya
daya alam yang besar, nelayan Sendang Biru juga seyogyanya tidak bersifat top down, tetapi harus
adaptif terhadap perubahan teknologi dan mudah mengikutsertakan peran masyarakat, swasta, dan

209
Mahela Dan Sutanto Jurnal Protein

stakeholder lainnya, segingga dalam Hermawan, D., H.Sufianto, Sutawi, Zaenal. 2002.
pembangunannya dapat berkelanjutan. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Pantai
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan Selatan Malang:Sebagai Model Panduan RDTR.
yang dapat memenuhi kebutuhan generasi saat ini Direktorat P3K.Departemen Kelautan dan
tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan Perikanan. Jakarta.
datang. Konsep pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan yang mengintegrasikan Hermawan, D., 2004.Manajemen Plan Kawasan
masalah ekologi, ekonomi, dan sosial Teluk Pacitan. Dinas Perikanan dan Kelautan
(Munasinghe. 2002). Provinsi Jawa Timur.

DAFTAR PUSTAKA Merta, I.G.S., Kusno Susanto, dan B.I.


Prisantoso,2003. Prosiding Forum Pengkajian
DKP, 1998. Potensi dan Penyebaran Sumber Daya Stok Ikan Laut 2003 (WPP:Samudera Hindia,
Ikan Laut di Perairan Indonesia. Komisi Nasional Laut Arafura, Laut Cina Selatan, dan Laut Jawa.
Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan Laut. Pusat Riset Perikanan Tangkap Badan Riset
Kelautan dan Perikanan. Departemen Kelautan
Dahuri, R., 2006. Perencanaan pembangunan dan Perikanan. Jakarta.
wilayah pesisir: Mengharmoniskan pertumbuhan
ekonomi, pemerataan kesejahteraan, dan Munasinghe, 2002. Analysing the Nexus of
kelestarian lingkungan. Makalah .Program Studi Sustainable and Climate Change: An Overview.
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan France: OECD.
Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan IPB,
Bogor. Pangkalan Pendaratan Ikan Pondokdadap, 2006.
Laporan Tahunan. Badan pengelola pangkalan
Dinas Pemukiman, Kebersihan dan Pertamanan pendaratan ikan pondokdadap desa Tambakrejo
Kabupaten Malang, 2005. Rencana Tata Ruang Sumbermanjing Wetan. Dinas Perikanan dan
Pesisir dan Kelautan Kabupaten Malang dengan Kelautan Provinsi Jawa Timur.
Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Sendang
Biru. Pemerintah Kabupaten Malang. Najikh, M., 2006. Pembangunan Industri
Perikanan Terpadu. Teleconfrence. PT. Kelola
Hermawan, D., Wahono, Handajani, 2001. Mina Laut Gresik.
Analisis Potensi Perikanan di Perairan Kabupaten
Malang. Balitbangda Kabupaten Malang. Rubianto, I., 2001. Rencana Strategis
Pembangunan Kabupaten Malang. Makalah.
Pemerintah Kabupaten Malang.

210

Anda mungkin juga menyukai