David Hermawan*
* Jurusan Perikanan Fakultas Peternakan Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang
The Prospective of Sendang Biru Coastal Zone Development For Integrated Fisheries Industry
ABSTRACT
Background: The coast line of Malang regency has 14 coasts with coast length 77 Km. Sendang Biru Coastal Zone is
the biggest of fisheries activity at Malang, therefore it will be prospective to develop to be a maritime industry zone
which was based on integrated fisheries Industry. The advantage of the Sendang Biru Coastal was its barrier by Sempu
Island, so make a safe harbour. The fish production were about 6.569,411 ton per year, meanwhile the stock assesment
of pelagic at Hindia ocean were 22.000 ton per year, so it still under fishing (19%).
Base on the stock assesment of fish resources potentially and topography, geography and oceanography condition, the
Sendang Biru Coastal Zone has been planned as Intregated Coastal Management to suistainable development. The
project could be implemented if stakeholder were involved.
Key words: Intregated Coastal Management, Suistainable Development, Intregated Fisheries Industry
ABSTRAK
Latar Belakang : Kabupaten Malang memiliki 14 pantai dengan panjang garis pantai 77 Km. Kawasan Pesisir Sendang
Biru Merupakan salah satu pantai yang prospektif untuk dikembangkan menjadi kawasan Industri Maritim yang
berbasis pada Industri Perikanan Terpadu. Keuggulan dari pantai Sendang Biru adalah memiliki selat dengan barier P.
Sempu, sehingga memberikan keamanan kepada armada tangkap yang berlabuh di Pusat Pendaratan Ikan Pondokdadap
dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Produksi Ikan yang di daratkan oleh nelayan Sendang Biru adalah
sebesar 6.569,411/tahun, sedangkan potensi stok ikan pelagis besar yang ada di Selatan Jawa 22.000 ton/tahun,
sehingga baru dimanfaatkan sebesar 19%.
Berdasarkan potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki dan kondisi tofografis, geografis dan oceanografis, maka
Kawasan Pesisir Sendang Biru perlu direncanakan pengembangan kawasan yang terpadu dan terencana, sehingga
pembangunan tersebut dapat berkelanjutan. Untuk merealisasikan pembangunan tersebut, maka pemerintah Kabupaten
Malang dalam penyusunan perencanaan tersebut, semestinya melibatkan seluruh stakeholder dan merespons aspirasi
masyarakat.
Kata kunci: Kawasan Pesisir Terpadu, pembangunan berkelanjutan, Industri Perikanan Terpad u.
203
Mahela Dan Sutanto Jurnal Protein
204
Vol.13.No.2.Th.2006 Prospektif Pengembangan Kawasan Pesisir Sendang Biru
Bisnis
Wisata
Industri
Dari Gambar 3 di atas nampak bahwa tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dan
kawasan pesisir Sendang Biru akan diarahkan dapat berlangsung secara berkesinambungan
untuki pusat kegiatan ekonomi yan mampu maka dalam pengelolaan kawasan tersebut harus
menggerakkan perekonomian Malang Selatan direncanakan secara terpadu. Untuk kepentingan
dalam bentuk Kawasan Industri Maritim berbasis tersebut, maka dalam perencanaan
industri perikanan. Berdasarkan arahan tersebut, pembangunannya harus betul-betul melibatkan
maka kegiatan penangkapan yang dilakukan semua stakeholder. Hal ini penting diperhatikan
nelayan Sendang Biru, baik yang tetap maupun mengingat sumber daya ikan yang tertangkap di
yang andon dari Bugis dan Kalimantan terus Pusat Pendaratan Pondokdadap Sendang Biru
mengalami kenaikan. Apabila ditilik dari potensi memiliki komoditi ekspor, seperti tuna dan
dan peluang yang ada agar potensi yang dimiliki cakalang. Komoditas ini merupakan komoditas
205
Mahela Dan Sutanto Jurnal Protein
ekspor yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan Potensi ikan yang tertangkap di perairan
berorientasi bisnis. Dengan demikian, guna Malang Selatan dan yang teridentifikasi di pusat
meningkatkan produksi hasil tangkapan yang pendaratan ikan Pondokdadap dan catatan laporan
memiliki kualitas dan kualitas tinggi perlu disusun statistik perikanan Kabupaten Malang terdapat 15
suatu model pengelolaan yang berkelanjutan jenis ikan yang terklasifikasikan kedalam ikan
sehingga dapat bermafaat untuk semua pelagis besar dan kecil, demersal dan ikan karang.
stakeholder. Nilai produksi dan nilai ekonomis dari produksi
hasil tangkapan ikan oleh nelayan Sendang Biru
POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN dapat di lihat pada Tabel 1. sedangkan jumlah
TANGKAP DI KABUPATEN MALANG nelayan yang terlibat dalam aktivitas tersebut
dapat di lihat pada Tabel 2 dan jumlah armada
pada Tabel 3.
Tabel 1 . Produksi Ikan, Nilai Produksi Dan Retribusi Lelang di PPI Pondokdadap
Periode Januari S/D Desember 2005
PRODUKS
NO BULAN NILAI (Rp) RETRIBUSI (Rp)
I (Kg)
1 JANUARI 158.890 1.028.005.510 30.840.165
2 PEBRUARI 207.845 1.300.104.790 38.955.815
3 MARET 295.511 1.830.173.343 54.905.200
4 APRIL 494.300 3.251.843.069 97.555.292
5 MEI 515.419 2.904.209.729 87.126.292
6 JUNI 677.348 4.403.210.650 132.096.320
7 JULI 809.340 5947.691.165 178.430.734
8 AGUSTUS 1.011.871 7.519.902.544 225.597.076
9 SEPTEMBER 1.125.965 8.438.707.824 253.161.235
10 OKTOBER 670.346 4.985.863.325 149.575.898
11 NOPEMBER 504.750 3.604.635.659 108.139.070
12 DESEMBER 97.826 770.989.670 23.129.691
JUMLAH 6.569.411 45.985.337.278 1.379.512.788
Sumber: Laporan Tahunan PPI (2006)
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah oleh Nelayan Sendang Biru, jumlahnya masih
ikan yang di daratkan di PPI Pondokdadap sebesar sedikit dan kapasitasnya baik teknologi maupun
6.569 ton/tahun. Apabila dibandingkan dengan ukuran masih relatif rendah. Adapun jumlah
potensi yang ada maka nelayan Sendang Biru baru armada yang beroperasi pada tahun 2005 dapat di
dapat memanfaatkan sumberdaya ikan tersebut lihat pada Tabel 2 sedangkan alat tangkapnya
sebesar 29%. Hal ini tidak mengherankan tersaji pada Tabel 3 dan jumlah nelayan yang
mengingat armada tangkap yang beraoperasikan terlibat dapat di lihat pada Tabel 4.
Tabel 2. Armada Perikanan Yang Berlabuh Di PPI Pondokdadap Periode Januari - Desember 2005
NO JENIS ARMADA JAN PEB MART APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOP DES
1 KAPAL MOTOR
a. 5 GT - - - - - - - - - - - -
b. 5 GT - 10 GT 158 158 165 165 323 338 338 338 322 192 182 174
c. 10 GT - 30 GT 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
PERAHU
2 MOTOR 163 163 201 201 359 374 374 374 358 228 218 210
TEMPEL
PERAHU TANPA
3 72 72 69 69 76 73 73 73 76 73 73 73
MOTOR
Sumber: Laporan Tahunan PPI Pondokdadap, 2005
206
Vol.13.No.2.Th.2006 Prospektif Pengembangan Kawasan Pesisir Sendang Biru
Tabel 3. Alat Tangkap Yang Digunakan Di TPI Pondokdadap Periode Januari- Desember 2005
JENIS ALAT
NO JAN PEB MRT APRL MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOP DES
TANGKAP
1 Payang 27 27 25 25 27 27 27 27 27 27 27 27
2 Pancing Tonda 131 131 140 140 296 311 311 311 295 165 155 147
3 Pancing Tetel 72 72 69 69 76 76 76 76 76 73 73 73
4 Purse Saine 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
Sumber: Laporan Tahunan PPI Pondokdadap, 2005
Tabel 4. Jumlah Nelayan Yang Beroperasi di Sendang Biru Periode Januari - Desember 2005
NO Nelayan JAN PEB MART APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOP DES
1 Jumlah 1.377 1.377 1.377 1.376 2.208 2.283 2.283 2.283 2.181 1.528 1.478 1.438
207
Mahela Dan Sutanto Jurnal Protein
kontinuitas, kuantitas dan kualitas komoditas ikan 3) Menentukan target ikan yang akan ditangkap
yang tertangkap di Pusat Pendaratan Ikan di dan armada tangkap yang perlu
Sendang Biru, karena apabila tidak diperhatikan, dikembangkan untuk memenuhi kuota sesuai
maka tidak menutup kemungkinan industri yang tujuan dan sasaran progam serta pasar yang
dibangun tidak akan berlangsung secara akan dituju dan meningkatkan produktivitas
berkelanjutan dan produknya tidak dapat nelayan dengan jalan memperbaiki teknologi
diperdagangkan secara luas sebagai akibat ketidak penangkapan, pengolahan/ penanganan
sesuaian kualitas produk yang dihasilkan dengan setelah panen dan unit penunjang industri
pasar atau tidak bisa berkompetisi akibat biaya perikanan lainnya, meningkatkan kualitas
tinggi. hasil tangkapan dan memperluas daerah
Untuk mengatasi fenomena tersebut, maka fishing ground di wilayah ZEEI. Kemampuan
agar pembangunan industri perikanan di kawasan tangkap nelayan ditentukan oleh tiga faktor,
Sendang Biru tersebut dapat di implentasikan dan yaitu: (i) jenis armada; (ii) alat tangkap; (iii)
berkelanjutan, maka perlu di intregasikan antara ketrampilan dan manajemen.
jenis kegiatan dan antara sektor yang 4) Menginventarisasi jenis kegiatan Industri
berkepentingan, sehingga dapat disusun skala yang dapat diimplentasikan dan fasilitas
prioritas dan kebijakan yang perlu di laksanakan penunjang yang diperlukan dalam kawasan
di kawasan tersebut. Perencanaan pembangunan tersebut.
kawasan pesisir untuk kegiatan industri perikanan, 5) Menghitung kelayakan dari masing-masing
perlu dilakukan tahapan sebagai berikut kegiatan tersebut, ini penting untuk
(Hermawan, D., Wahono, Handajani, 2001): menetapkan prioritas pembangunan yang
1) Menghitung dan menentukan potensi ikan layak
yang dapat dimanfaatkan baik kualitas, 6) Menentukan kebutuhan ruang dan fasilitas
kuantitas maupun kontuinitasnya, penunjang seperti infrastruktur dari kegiatann
2) Menentukan tujuan dan sasaran program. Hal tersebut
ini penting dilakukan, apabila tujuan dari 7) Menetapkan zona peruntukan yang dilengkapi
program adalah dalam rangka pemberdayaan dengan titik koordinat dari tiap peruntkan
dan meningkatkan serapan tenaga kerja maka tersebut yang dilengkapi dengan ketetapan
pemerintah lebih dominan untuk berperan hukum atau peraturan yang kondusif yang
aktif dalam implementasi program tersebut, dapat menarik investasi .
tetapi apabila tujuan ari program tersebut 8) Implentasi.
meningkatkan devisa negara dan erapan
tenaga sekaligus maka sektor swasta yang Berdasarkan potensi dan peluang yang ada
lebih dominan sedangkan peran pemerintah di kawasan Sendang Biru, maka apabila urutan
sebatas mediator dan fasilitator saja dari perencanaan pengembangan tersebut bisa
((Hermawan, D., Wahono, Handajani, 2001). dipenuhi, niscaya pembangunan dari
Namun yogyanya secara umum, tujuan dan pengembangan kawasan pesisir secara terpadu
sasaran yang ingin dicapai dalam program tersebut dapat direalisasikan. Namun demikian
pengembangan sebaiknya dalam rangka dalam perencanaannya agar dapat berkelanjutan
Pemberdayaan Masyarakat Nelayan dengan maka harus mempertimbangkan dimensi ekonomi,
pola keterpaduan antar stakeholder, atas dasar sosial dan lingkungan8 dan kebijakan
dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan pembangunan tersebut harus bersifat parsipatif
sehingga pembangunan dan pengembangan dari semua stakeholder. Sehingga terdapat
kawasan serasi dan berkelanjutan. Sedangkan keterpaduan yang harmonis. Adapun yang
tujuan dan sasaran secara khusus dalam dimaksud dengan keterpaduan tersebut adalah: (1)
pembuatan rencana program, dilakukan keterpaduan intersektoral (Intersectoral
sebagai langkah awal yang ditujukan kepada integration), dalam pengembangan sektor
pemerintah, perusahaan swasta nasional atau kelautan dan pesisir harus terpadu antara
pihak pengusaha asing, masyarakat, pihak pengembangan perikanan, pariwisata, pelabuhan,
perbankan, koperasi dan UKM, LSM dan dan antara pembangunan sektor daratan lautan,
stakeholders untuk berpartisipasi dalam seperti pertanian, kehutanan dan pertambangan
pemberdayaan nelayan dan ikut serta yang mempengaruhi lingkungan pesisir dan lautan
didalamnya sebagai perusahaan mitra, tersebut, juga keterpaduan antara pemrintah
208
Vol.13.No.2.Th.2006 Prospektif Pengembangan Kawasan Pesisir Sendang Biru
dengan lembaga swasta dan masyarakat lainnya memadukannya dalam perhitingan pembangunan
yang sering menimbulkan konflik, (2) di kawasan laut.
Keterpaduan antar Pemerintahan Apabila keterpaduan tersebut
(Intergovernmental integration), baik antara dipertimbangkan dalam penyusunan perencanaan
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten, pengembangan kawasan pesisir Sendang Biru,
biasanya kebijakan yang di buat antara pusat, maka niscaya kawasan tersebut dapat dijadikan
provinsi dan daerah sering tidak sinergis dan ini andalan sebagai pusat pertumbuhan perekonomian
akan menimbulkan konflik, (3) Keterpaduan antar baru di Kabupaten Malang. Sehingga kendala
Ruang (Spatial integration), oleh karena derah ketersediaan lahan yang dimiliki oleh pemerintah
pesisir merupakan daerah yang subur dan Kabupaten Malang apabila bersinergi dengan PT.
merupakan pusat ekonomi, maka sering terjadi Perhutani, niscaya akan teratasi sehingga
konflik penggunaan ruang, oleh karena itu dalam perencanaan pengembangan kawasan pesisir
menentukan ruang harus menghubungkan dengan Sendang Biru (Gambar 4) yang direncanakan
kegiatan yang ada di daratan , aliran sungai memerlukan lahan seluas 262.1685 Ha segera
(Basin River), dan lautan, (4) Keterpaduan antara dapat diimplentasikan (Hermawan, D.,
Ilmu dan Manajemen (Science-management H.Sufianto, Sutawi, Zaenal, 2002). Sedangkan
integration), keterpaduan disiplin ilmu penting peruntukannya adalah untuk fasilitas produsi,
untuk dilakukan, karena di kawasan pesisir sangat yang meliputi : Dermaga, TPI, Cold storage,
komplek, sehingga ilmu alam yang berhubungan Bengkel , Pengolahan Ikan, Pengeringan Ikan,
dengan laut dan pesisir seperti oceanografi, ilmu pabrik Es, Dok kapal dan Pasar., sedangkan
perikanan, ilmu kelautan, , ilmu sosial, ekonomi, fasilitas lainnya adalah fasilitas administrasi dan
eksakta yang memahami struktur laut dan fasilitas umum dan sosial.
KESIMPULAN DAN SARAN menerima nelayan dari luar daeah yang andon.
Namun demikian, walaupun potensi sumberdaya
Kesimpulan alam kelautan tersebut melimpah, akan tetapi
Potensi pengembangan dan pembangunan tingkat pemnafaatannya masih rendah. Hal ini
sektor kelautan di kawasan Pesisir Sendang Biru tidak terlepas dari kebijakan pemerintah
Kabupaten Malang sangat prospektif apabila Kabupaten Malang yang belum maksimal dalam
diimplentasikan, karena secara geografis, meyusun perencanaan pengembangan kawasan
tofografis dan oceanografis pantainya memiliki tersebut. Kebijakannya masih bersifat top down,
selat yang dalam, lebar dan tenang karena belum menyerap aspirasi semua staholder,
terlindung oleh pulau Sempu dan berhadapan sehingga keterpaduaan sulit untuk dilakukan.
langsung dengan Samudera Hindia (WPP IX) Agar proses pembangunan dapat berjalan
yang kaya akan sumberdaya ikan pelagis besar dengan baik, maka seyogyanya pemerintah
seperti tuna dan cakalang. Selain memiliki sumber Kabupaten Malang dalam implentasinya
daya alam yang besar, nelayan Sendang Biru juga seyogyanya tidak bersifat top down, tetapi harus
adaptif terhadap perubahan teknologi dan mudah mengikutsertakan peran masyarakat, swasta, dan
209
Mahela Dan Sutanto Jurnal Protein
stakeholder lainnya, segingga dalam Hermawan, D., H.Sufianto, Sutawi, Zaenal. 2002.
pembangunannya dapat berkelanjutan. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Pantai
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan Selatan Malang:Sebagai Model Panduan RDTR.
yang dapat memenuhi kebutuhan generasi saat ini Direktorat P3K.Departemen Kelautan dan
tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan Perikanan. Jakarta.
datang. Konsep pembangunan berkelanjutan
adalah pembangunan yang mengintegrasikan Hermawan, D., 2004.Manajemen Plan Kawasan
masalah ekologi, ekonomi, dan sosial Teluk Pacitan. Dinas Perikanan dan Kelautan
(Munasinghe. 2002). Provinsi Jawa Timur.
210