ARSITEKTURAL
Konrep Pencohoyoon Artifiriol podo Ruong [kderior
Pormonongon llonurung
Editor : Nikodemus WK
Setting : Alek
Desoin Cover : Dony
76e ?z lePht 7/ z"tz,
TAPAAN DAN,APUAi'| cAllAyA DALA,ll AR,lltlruR
Korektor : Amondo f Aktor Sodewo
Le Corbusier menunjukkan keterkaitan yang besar antara arsitektur
Hok Cipto dilindungi undong-undong. dengan cahaya. Bahkan jika tanpa cahaya, arsitektur tampaknya tidak
Dilorong memperbonyok otou memindohkon sebogion otou seluruh isi buku ini dolom
akan ada. Cahaya mempunyai pengaruh yang besar dalam membentuk
bentuk opopun. boik secoro elektronis moupun mekonis, termosuk memfotocopy,
merekom otou dengon sistem penyimponon loinnyo, tonpo izin tertulis dori Penulis. keberadaan arsitektur.
Penerbit: C.V ANDI OFFSET (Penerbit ANDI) Pada siang hari, cahaya dari sinar matahari tropis yang melimpah
Jl. Beo 38-40,Ielp.(O274) 56,l88,l (Hunting), Fox.(O2741 588282 Yogyokorto tampaknya membuat kita lebih menyukai keteduhan, bayang-bayang,
5528r
atau keremangan. Banyak variasi dan teknik penciptaan ruang dengan
Percetokon: ANDI OFFSET membuat bidang-bidang yang transparan seperti tirai atau dengan
Jl. Beo 38-40,Ielp.(O2741 56'l881 (Hunting), Fox.(0274) 588282 Yogyokorro menggunakan gradasi cahaya yang dihasilkan dari susunan sekuens ruang,
5528 I misalnya, dapat kita pelajari dari tradisi. Namun, bagaimana dengan
penerangan buatan? Tampaknya hal ini masih merupakan pengetahuan
Perpuslokoon Nosionol: Kotolog dolom Terbilon (KDT) "baru" bagi kita para arsitek.
Dengan ditemukannya jenis lampu listrik dengan berbagai jenis dan Prakata
karakteristik nyalanya, peluang pemanfaatan Penerangan buatan semakin
terbuka. Pada awalnya, penerangan buatan memang hanya digunakan
untuk tujuan fungsional yar,g basic saja, tetapi sejalan dengan majunya
pengetahuan, teknologi, dan meningkatnya kebutuhan, Penerangan
buatan digunakan untuk tujuan yang lebih Penting. Bahkan, penerangan
Seperti halnya perkembangan perangkat teknologi yang senantiasa
buatan telah berkemban!1 dengan pesat dan membentuk suatu bidang
berawal dari pemenuhan kebutuhan fungsional, pencahayaan pun had.ir
keahlian khusus. Keahlian untuk mewujudkan penerangan buatan yang
melalui fase yang sama. cahaya dibutuhkan oleh manusia dan makhluk
tepat tentulah sangat penting untuk menopang kehadiran karya arsitektur
hidup lainnya untuk membantu mengenali dan mengetahui kondisi
yang mampu menggugah Perasaan, mengartikulasikan detail, dan sekelilingnya dalam menunjang berbagai aktivitas keseharian. Kebutuhan
membangun suasana ruang. Ruang maupun sosok arsitektur dapat hadir
akan cahaya yang telah diberikan oleh alam melalui matahari, bintang,
dengan bentuk yang sangat berbeda dalam guyuran dan kilauan cahaya
dan pantulan benda-benda langit dalam gugus tata surya ternyata belum
yang tertata.
dapat menjangkau seluruh mang yang digunakan. Manusia pun berupaya
Buku Desain Pencahayaan Arsitekrural yang ditulis oleh Parmonangan mengembangkan keterbatasan tersebut dengan api, obor, lilin, dan, pada
Manurung ini merupakan wujud nyata dari kepedulian, keahlian, dan juga akhirnya, lampu.
kerja keras untuk mengantarkan apresiasi, membukakan minat, dan
Setelah kebutuhan secara fungsional terpenuhi, kebutuhan akan estetika
menginspirasi gagasan desain untuk arsitek, mahasiswa, pengajar, Penge-
dan kenyamanan pun menjadi tuntutan selanjutnya. Cahaya mulai
lola kota, konsultan, kontraktor, dan sebagainya.
digunakan untuk memberikan aksentuasi pada pencitraan visual ruang
Buku ini tentu akan membukakan peluang-peluang baru bagi petualangan dan massa. Perkembangan teknologi pun mulai mencoba untuk
kreatif untuk menghadirkan karya-karya arsitektut yarrg tersaji dengan memenuhi kebutuhan tersebut, baik secara kualitas maupun kuantitas.
baik dan mampu menyapa emosi. Cahaya memang bukan satu-satunya fokus pengembangan, annature
lampu juga hadir dengan variasi desainnya yang menarik dan berupaya
untuk memenuhi kebutuhan arsitektur.
Yogyakarta, 21 ]uli 2009 Kini, dengan perkembangan teknologi dan desain produk armaturelampt
yang representatif, kebutuhan akan terciptanya citra visual yang baik
melalui pencahayaan kembali ke tangan para tighting designer.
Eko Prawoto/Arsitek Kemampuan dalam menerjemahkan desain bangunan, membaca
kebutuhan fungsional ruang, sampai pada penciptaan kondisi visual yang
mampu memberikan persepsi yang positif dengan pertimbangan fakror
psikologi manusia.di dalamnya menjadi bagian penting dalam ck'sain
pencahayaan atau yang lebih dikenal dengan sebutan lighting desfiln.
Desain Pencahayaan Arsitektural Prakata vil
Namun, pemenuhan kebutuhan fungsional dan estetika saja tidaklah Kristen Duta wacana Yogyakarta, penulis mengucapkan terima kasih atas
cukup, pencahayaan harus mampu memenuhi tuntutan kenyamanan para berbagai diskusi yang selama ini dilakukan. Kepada Ir. wiyatiningsih,
"konsumennya". Melalui pencahayaan yang baik, orang dapat merasakan MT., (Ph.D. Cand.) di Karlsruhe University atas sumbangan foto-foto
suasana yang nyaman, yang membangkitkan mood, dan yang memenuhi yang turut melengkapi buku ini serta Sita Amijaya, ST., M.Eng atas
tuntutan psikologis dan fisiologis mereka. bantuannya.
Buku ini lebih difokuskan p_ada desain pencahayaan eksterior atau ruang Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis, istri
luar yang mempunyai kompleksitas yang sangat tinggi. Pencahayaan tercinta, Sari Irjayanti, dan juga kepada Rhein villareal dan crarence
ruang luar menjadi penting karena ruang luar akan diakses secara visual vincentio Davin yang telah kehilangan banyak waktu kebersamaan
oleh semua orang yang melaluinya dan, tentu saja, dapat menimbulkan karena proses penulisan buku ini.
beragam persepsi.
Penulis selalu berupaya untuk menelusuri semua pemegang hak cipta dari
seluruh materi yang digunakan dalam buku ini, namun apabila ada
kesalahan dan kelalaian yang terjadi tanpa disengaja, penulis memohon
maaf yang sebesar-besarnya dan akan berupaya untuk memperbaikinya,
Berbagai masukan bagi kesempurnaan buku ini sangat diharapkan demi
suatu kemajuan bersama.
Atas kehadiran buku ini, penulis tak lupa mengucapkan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak. Kepada Budi Sutedjo atas
motivasi, dukungan, serta dorongannya pada penulis untuk menghasilkan
buku ini. Kepada lemmy Hendra, Direktur PT.Citilite, serta Noel Casipit,
Lighting Designer ERCO Lighting Pte. Ltd., Singapore, atas berbagai
diskusi dan kesempatan kerja sama yang begitu besar dengan penulis.
]uga, kepada Prof. Ir. Prasasto Satwiko, Ph.D. atas masukan dan
dorongannya kepada penulis, serta Ir. |atmika Adi Suryabrata, M.Sc, Ph.D
karena darinyalah ketertarikan dan pemahaman penulis pada lighting
design berawal. Kepacla seluruh kolega di Prodi Arsitektur lJniversitas
vilt Desain Pencahayaan Arsitektu ral
Daftar lsi
PRAKATA Y
DAFTARISI ix
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTARTABEL )o(
BAB 3 SUMBER O{T,IAYA DAN ARMATUR LAMPU BAB 5 DOKUMENTASI TEKMK DAN TA}IAP INSTAI.A.SI .......... 151
EKSTERIOR 53 5.1 Teknik
Doktrmentasi ............. 152
3.1 Macam-Macam Sumber Cahaya 54 5.1.1 RencanaTitiklampu .... 152
3.1.1 Incandescent Lamp (Lampu Pijar) 54 5.1.2 SpesifikasiTeknis .......... 154
3.1.2 Fluorescent Lamp (Lampu Fluoresens) 57 5.1.3 PembuatanDetail .......... 157
3.1.3 High Intensiry Discharge 60 5.1.4 RencanaAnggaranBiaya ......... .......... 158
3.1.4 LED (Light Emmiting Diode) 64
5.2 Proses Instalasi ... 160
3.2 Tipe Armatur Lampu Eksterior 68 5.2.1 Tahap Konstruksi .......... 160
3.2.1 Berdasarkan Distribusi Cahaya 69 5.2.2 Pengaturan Arah Cahaya ................... 161
3.2.2 Berdasarkan Arah Cahaya 72 5.2.3 Perawatan ........... ........... 162
3.2.3 Berdasarkan Sudut Cahaya 77
3.2.4 Berdasarkan Peletakan Armatur 83
DAFTARPUSTAKA.. l6s
3.2.5 Pertimbangan Pemilihan Armatur Lampu 90 INDEKS,..... t67
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Kondisi nyata bangunan pada siang hari Gambar 3.11 Distribusi cahaya secara tidak langsung menuju
pukul 11.00 WIB dan pada malam hari 72
pukul 20.00 WIB............ 32
Gambar 3.12 Arah cahaya ke atas (upligh)...... 73
Gambar 2.2 Simulasi pencahayaan pada kawasan Kota Lama
Gambar 3.13 Armatur up I igh t re c c es e d b agi p encahayaan pohon
Semarang dengan soitware Lightscape 3.2 ................... 34 yang menyatu dengan desain lanskap 73
Gambar 2.3 Simulasi pencahayaan pada bangunan karya arsitek
Gambar 3.14 Arah cahaya ke bawah (downlight). 74
Belanda, Thomas Karsten, di kawasan Kota Lama
Semarang dengan s oltware Lightscape 3.2 ................... 35 Gambar 3.15 |ika dibandingkan dengan downlight reccesed,
arnatur downlight yang diletakkan pada permukaan
Gambar 2.4 Ilustrasi istilah dan satuan yang digunakan dalam
langit-langit lebih mudah untuk dipindahkan 75
pencahayaan 44
Gambar 3.16 Arah cahaya baur/menyebar (diffuse) 76
Gambar 2.5 Penggunaan metode kalkulasi kuantitas cahaya pada
desain pencahayaan eksterior. 48 Gambar 3.17 Pencahayaan baur dibutuhkan untuk memberikan
kesan yang datar, terutama bagi kebutuhan
dikenal sebagai lampu pijar atau bohlam........ 56 Gambar 3.18 Contoh armatur lampu spotlight.. 78
Gambar 3.2 Beberapa variasi bentuk lampu pijar ............ 56 Gambar 3.19 Aplikasi spotlightpada pencahayaan eksterior. 78
Gambar 3.3. Perbandingan dimensi lampu fluoresens T12, T8, T5, Gambar 3.20 Contoh lampu Iloodlight.. 79
dan T2......... 58
Gambar 3.21 Aplikasi lampu lloodlight pada pencahayaan
Gambar 3.4 Variasi bentuk fluoresens kompak (CFL). 60 eksterior.. 80
Gambar 3.5 Contoh varian lampu metal halida, keluarga lampu Gambar 3.22 Contoh lampu wallwasher.. 81
IIigh Intensi ty Dis charge.. 62
Perbandingan lampu floodlight dar, wallwasherdalam
Gambar 3.23
Gambar 3.6 Lampu merkuri. 63 menerangi bidang vertikal.. 81
Gambar 3.7 Lampu f{igh Pressure Sodium........ 64 Gambar 3.24 Lampu wa I I was h er re c ces ed, b aik pada permukaan
laratai (in-ground) mauptn pada permukaan
Gambar 3.8 Lampu Light Emmiting Diodedan aplikasinya pada
lampu orientasi
langit-langit 82
66
Gambar 3.25 Lampu wallwasher reccesed in-ground mampu
Gambar 3.9 Distribusi cahaya secara langsung dari sumber cahaya 70
menerangi dinding tanpa menyilaukan pejalan kaki... U')
Gambar 3.10 Distribusi cahaya semilangsung/tak langsung.. ............ 7l
Gambar 3.25 Armatur lampu wall lightyang diletakkan di
permukaan bidang vertikal. tl'l
Desain Pencahayaan Arsitektural Daftar Gambar xvii
Gambar 3.27 Armatur lampu step lightyang diletakkan di tangga .. 84 Gambar 4.6 ]alur pejalan kaki yang nyaman dan aman akan
menumbuhkan minat para pejalan kaki untuk
Gambar 3.28 Lampu gantung atau. suspension atau pendantyang
digunakan pada pencahayaiur. mang luar ..................... 85
menggunakannya.............. ... 102
Gambar 4.1 Fasad sebuah apartemen di Hong Kong Gambar 4.11 Komposisi air sebagai elemen cair dengan bidang masif
memperlihatkan garis-garis horizontal yang lebih mampu menghadirkan kesan visual yang menarik...... 108
dominan...... 94 Gambar 4.12 Air mancur yang dipancarkan secara tegak lurus akan
Gambar 4.2 Ornamen dan detail yang mendominasi fasad menciptakan suasana yang nyaman dan baik bagi
menciptakan karakter yang sangat kuat pada Katedral indra visual, pendengaran, maupun peraba.................. 1 09
Koeln, |erman 95 Gambar 4.13 Dalam kondisi tenang, air dapat berperan sebagai
Gambar 4.3 Material dan tekstur pada kulit bangunan turut reflektor...... ..... 109
membentuk karakter bangunan tersebut 97 Gambar 4.14 Ruang-ruangyang dibentuk dengan berbagai cara....... 119
Gambar 4.4 Permainan kedalaman pada fasad mampu mengurangi Gambar 4.15 Elemen-elemen vertikal pembentuk ruang dapat
kekakuan bangunan.... 98 didefinisikan dengan pencahayaan (simulasi dengan
Gambar 4.5 Plaza yang dibentuk oleh massa bangunan software Dialux 4.2 dan lampu Erco)............................ 122
menghadirkan ruang yang representatif ketika Gambar 4.16 Ruang-ruang yang dibentuk oleh elemen horizontal
dipadukan dengan elemen-elemen alam, seperti dapat dipertegas dengan berbagai pendekatan
vegetasi dan air 99 pegcahayaan (simulasi dengan software Dialux 4.2
dan lampu Erco)............ ....... l2')
xviii Desain Pencahayaan Arsitektural Daftar Gambar
Gambar 4.17 Cahaya yang dihasilkan oleh api unggun akan Gambar 4.29 Elemen garis yang dibentuk oleh rangka baja pada
mendefinisikan ruang dengan luas tertentu yang Menara Eiffel tetap dapat diakses secara yisual
sangat tergantung pada intensitas cahaya yang walau dari jarak yang cukup jauh. ............ 74].
dihasilkan. .....'.. 124
Gambar 4.30 Strulctur gantung gedung HSBC Hong Kong semakin
Gambar 4.18 Warna cahaya dapat digunakan untuk menciptakan dominan pada malam hari.............. 142
ruang dan mempertegas batasan-batasan ruang.. ......... 126
Gambar 4.31 Selain harus mampu mendefinisikan fungsi serta
Gambar 4.19 Ruang sirkulasi linear dibentuk dengan permainan aktivitas yang terjadi, sebuah plaza kota juga harus
pola cahaya (simulasi dengan software Dialux 4.2 mampu menciptakan kondisi visual yang menaril<...... t4s
dan lampu Erco)............ ....... 727
Gambar 4.32 Lampu jalan memiliki peran yang sangat vital dalam
Gambar 4.20 Penggunaan cahaya langsung (kiri), langsung dan baur mendefinisikan pergerakan dengan kecepatan tinggi.. 147
(tengah), dan cahaya baur (kanan) memberikan efek
visual yang berbeda. ............ I29
Gambar 4.33 Cahaya yang dihasilkan bollardmamptt
mendefinisikan pergerakan pejalan kaki pada
Gambar 4.21 Peletakan lampu uplightakan memengaruhi impresi jalur pejalan kaki............. t47
pada sebuah massa. .............. 131
Gambar 4.34 Dengan desain pencahayaan yang baik, pergerakan
Gambar 4.22 Pertemuan antarbidang dan garis yang jelas, serta air dapat menciptakan sajian visual yang menarik. ..... t49
latar belakangyar,ggelap membuat sebuah massa
dapat dipahami dengan baik.............. ....,.. 132
Gambar 4.35 Pergerakan air dengan kecepatan tinggi tetap dapat
dinikmati dengan aksentuasi pencahayaan 149
Gambar 4.23 Penambahan filter warna mampu membuat sebuah
massa mendominasi konteks. ................... 133
Gambar 5.1 Contoh simbol yang dapat digunakan pada rencana
Gambar 4.24 Pertemuan kolom dan balok menjadi semakin kuat titik lampu.. t54
melalui pencahayaan ........... 134
Gambar 5.2 Spesifikasi lampu menunjukkan secara lengkap
Gambar 4.25 Tingkat transparansi dan jenis material akan fotometri, sumber cahaya, sudut cahaya, daya,
memengaruhi arah dan sebaran cahaya..............,......... 1 35 intensitas cahaya serta material, dan dimensi armatur. 156
Gambar 4.26 Sumber cahaya yang diletakkan di dalam kaca Gambar 5.3 Spesifikasi lampu bollard lengkap dengan fotometri,
semitransparan mampu memberikan efek visual yang sumber cahaya, material, dan dimensi 157
menarik. .......... 137
Gambar 5.4 Contoh detail konstruksi pada lampu columndan
Gambat 4.27 Arah pantulan cahaya sangat ditentukan oleh tekstur reccesed l5rJ
permukaan. ..... 139
Gambar 5.5 Tiilgkat akurasi sudut cahaya sangat dipengaruhi
Gambar 4.28 Tekstur yang berbeda pada sebuah fasad akan oleh produk armatur lampu. I (;)
menghasilkan efek cahaya yang berbeda pula ............. 140
Daftar Tabcl BAB 1
Peran Pcncahayaan
dalam Arsitcktur
Tabel 2.7 Hasil persepsi visual terhadap kualitas pencahayaan...... 33
nyaris sama, misalnya pada desain bangunannya. ciptakan kondisi visual yang kondusif pada malam hari
bagi pengendara kendaraan bermotor dan pejalan kaki
Pemilihan elemen kota lainnya, seperti furnitur jalan,
sehingga tercipta kenyamanan, rasa aman, kgselamat-
papan reklame, lampu jalan, telepon umum, sampai
an, dan mobilitas kendaraan bermotor yang dapat
tempat sampah, yang merupakan produk buatan yang
berjalan dengan baik.
diproduksi secEra massal, turut berperan dalam ter-
ciptanya suatu keseragaman. Pada perkembangannya, sebagai bagian dari peran-
cangan kota, peran pencahayaan ruang kota tidak
Dalam menciptakan dan memperkuat karakter kota,
hanya terjadi dalam lingkup fungsional semata. Unsur
desain memainkan peranan sangat vital. Desain kota
estetika pun harus menjadi perhatian utama.
yang berangkat dari unsur-unsur yang terkandung
dalam budaya dan kearifan lokal memiliki karakter
yang sangat kuat dan mampu menciptakan identitas
kota. Gombor l.l
Podo siong hori,
elemen pentohoyoon
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk
horus memperkuol
memperkuat karakter kota adalah dengan melalui
korokter kowoson
desain pencahayaan kota (urban lighting) karena sekilornyo, seperli
desain tersebut mampu menciptakan suatu kesan desoin yong
.l..l.2
Pencohoyoon podo Bongunon
pengguna jalan, terutama untulc pengendara kendara- makro yang jelas. Desain pencahayaan kota harus
an bermotor berkecepatan tinggi. dapat terbaca sebagai pola besar yang jelas dalam
lingkungan perkotaan, elemen mana yang berperan
Tentu hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah, meng- sebagai titik awal dan elemen mana yErng merupakan
ingat adanya kepentingan ekonomi dan bisnis yang titik klimaksnya. Tentu saja setiap elemen peran-
melatarbelakangi kawasan tersebut. Perlu kebijakan cangan harus berangkat dari kearifan budaya lokal
yang kuat dan arahan rancangan yang telah diper- setiap kota. Tanpa itu semua, hanya akan ada satu
timbangkan dengan sangat matang, serta memper- identitas kota di seluruh dunia yang mengacu pada
hatikan tidak hanya sisi fungsional dan desain pen- satu kultur.
cahayaannya saja, tetapi j.rga pertimbangan sisi
ekonomi yang menguntungkan semua pihak.
.l.1.3
Penondo Koto
Penciptaan kesan visual yang dramatis pada tetenger 1.2..l (ebuluhon fungrionol
kota akan menghadirkan suatu kesan terhadap ruang
kota pada setiap orang yang melaluinya. Pengalaman Pencahayaan memainkan peranan yang sangat penting
ruang yang terus terbentuk akan menimbulkan atau dapat dikatakan sangat vital dalam arsitektur. Se-
orientasi terhadap ruang kota sehingga perar, tetenger cara umum, sebuah karya arsitektural membutuhkan
kota sebagai elemen penanda pun akan tercapai. cahaya dalam pemenuhan kebutuhan fungsional, yang
merupakan salah satu tujuan utama arsitektur. Peme-
Dalam mencapai tujuan terbentuknya karakter kota, nuhan kebutuhan fuigsional ini sangat terkait dengan
desain pencahayaan harus dipertimbangkan secara berjalannya berbagai aktivitas di dalam mang. Dengan
komprehensif dan mengacu pada sebuah konsep adanya cahaya, kita memiliki orientasi terhadap ruang
Desain Pencahayaan Arsitektural Peran Pencahayaan dalam Arsitektur
dan mampu mendefinisikan massa. Dengan mengenali berlangsung di dalamnya dapat berjalan dengan baik.
kondisi di sekitar kita, kita akan memiliki pemahaman Demikian pula halnya dengan kebutuhan pencahayaan
dan pemaknaan tentang kondisi sebuah ruang pada ruang luar, tanpa terpenuhinya kebutuhan
sehingga dapat memutuskan tindakan yang tePat saat pencahayaan, kita akan kehilangan orientasi terhadap
melakukan setiap aktivitas. ruang dan berbagai objek yang ada di sekitar kita.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa peranan Selain itu, elemen vegetasi yang berperan sebagai .fore-
pencahayaan, khususnya pencahayaan artifisial, dalam ground pw mendapat perlakuan khusus pencahayaan
pembentukan citra visual bangunan maupun kawasan sehingga seluruh elemen pada tapak menjadi satu
merupakan hal yang vital. Karakteristik bangunan kesatuan visual, penggunaan cahaya berwarna putih
yang kuat dapat ditonjolkan melalui suatu desain semakin mempertegas warna hijau daun. Di bawah
pencahayaan yang baik sehingga citra visual bangunan cahaya matahari, semua elemen arsitektur diperlaku-
tersebut akan mendominasi konteks. kan sama tanpa ada penekanan pada satu elemen,
seperti halnya pada warna cahaya yang diberikan.
Oleh sebab itu, dominasi elemen-elemen arsitektural
lebih mengarah pada perbedaan dimensi, garis-garis
tegas yang berirama, maupun pemilihan material,
Gombor I.5
tekstur, dan warna.
Pencohoyoon memiliki
kemompuon dolom
meningkolkon cilro
.l.2.3
foktor (enyomonon don (aomonon
visuol bongunon dengon
menoniolkon elemen- Pada masa-masa awal penemuan lampu, kebutuhan
elemen don deloil
fungsional lampu menjadi tujuan yang utama, sebuah
orsileklur moupun
lonskop, lerutomo podo
kebutuhan yang memungkinkan berbagai kegiatan
bongunon lomo yong pada malam hari dapat berlangsung. Meskipun demi-
memiliki koroklerislik kian, faktor kenyamanan, terlebih keamanan, juga
yong kuol
menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan.
Seperti yang terlihat pada gambar 1.5, sebuah ba- Faktor kenyamanan yang dihasilkan melalui penca-
ngunan lama yang terdapat di Kota Dussedorf, Jerman, hayaan artifisial sangat berkaitan dengan bagaimana
mampu menampilkan citra visual yang sangat baik kita dapat melakukan berbagai aktivitas dengan benar.
dengan adanya pencahayaan artifisial. Garis-garis Aktivitas kita di sebuah ruang terbuka, misalnya, akan
vertikal bangunan yang sekaligus berperan sebagai berjalan dengan baik apabila kita dapat menyusuri
sistem struktur menjadi semakin dominan dengan jalan, melintasi jembatan, menuruni tangga, maupun
penggunaan lampu sorot (uplighr) yang berwarna membaca di plaza tanpa mengalami kesulitan untuk
kekuningan, sedangkan elemen bidang horizontal di- mengakses objek-objek tersebut secara visual. Me-
tampilkan secara merata agar permainan bata ekspos nuruni tangga dalam kondisi kurang cahaya akan
dapat tampil dengan baik. Pencahayaan pada dinding menimbulkan rasa khawatir pada keselamatan kita
tersebut juga menghasilkan efek bayangan pada spasi karena adanya keterbatasan informasi visual yang
di antara batu bata sehingga mampu mempertegas diterima dari kegiatan yang kita lakukan. Kondisi
kesan tiga dimensi tekstur. cahaya yang berlebihan ketika kita sedang membaca
t4 Desain Pencahayaan Arsitektural Peran Pencahayaan dalam Arsitektur t5
juga akan rnenciptakan kondisi yang jauh dari ke- bangunan (pintu, jendela, dsb.) agar cahaya yang ma-
nyamanan karena pantulan cahaya yang ditimbulkan suk bukanlah cahaya langsung melainkan cahaya yang
justru menghalangi akses kita kepada tulisan yang kita telah dipantulkan oleh berbagai objek di sekitarnya.
baca. Pada pencahayaan artifisial, kap lampu sering kali
digunakan untuk menghalangi datangnya cahaya lang-
Seperti cahaya matahari, pencahayaan artifisial juga sung dari sebuah sumber cahaya. Cara lain yang biasa
memengaruhi tingkat kenyamanan kita tidak hanya digunakan adalah dengan memantulkan cahaya lang-
melalui pemenuhan intensitas cahaya terhadap tun- sung ke sebuah bidang permukaan (langit-langit,
tutan kebutuhan aktivitas yang dilakukan, tetapi juga dinding, atau lantai) sebelum mengenai mata. Namun,
melalui energi panas yang ditimbulkannya. Walaupun penggunaan elemen pemantul yang berbahan meng-
kebutuhan intensitas cahaya telah terpenuhi dengan kilat dapat membuat cahaya terkonsentrasi pada satu
baik, namun, jika lampu yang kita grlnakan menghasil- area sehingga elemen tersebut justru akan menyilau-
kan panas yang tinggi sehingga memengaruhi kondisi kan.
termal ruang tempat kita beraktivitas, maka tingkat
kenyamanan pun akan menurun. Namun, pada kondisi Perkembangan teknologi dan desain lampu yang ada
ruang dan aktivitas yang berbeda, kadang kita memang saat ini telah merespons kondisi tersebut. Berbagai
membutuhkan peningkatan suhu ruang sehingga lampu (sumber cahaya dan rumah lampu) yang meng-
lampu-lampu yang menghasilkan energi panas (seperti hasilkan cahaya tidak langsung dan dilengkapi dengan
lampu pijar, halogen, dsb.) dapat digunakan. Lampu- bidang reflektor telah diproduksi. Selain itu, lampu
lampu tersebut tidak hanya menciptakan kehangatan dengan sumber cahaya langsung pun sekarang sudah
ruang secara fisiologis, namun juga secara psikologis dilengkapi dengan filter anti-glare sehingga harga
melalui warna cahaya kekuningan (warm ligh) yar.lg lampu tersebut menjadi relatif lebih mahal.
dihasilkannya.
Dengan menggunakan prinsip-prinsip di atas, tingkat
Salah satu faktor penyebab ketidaknyamanan yang kesilauan akan dapat direduksi sehingga tingkat
dihasilkan oleh suatu sumber cahaya adalah kesilauan kenyamanan pun relatif lebih mudah dicapai. Hal ini
@1r*). Kesilauan terjadi akibat cahaya secara langsung sangat penting terutama bagi ruang-ruang dengan
atau tidak langsung mengenai mata dengan intensitas aktivitas yang membutuhkan konsentrasi dan tingkat
yang tinggi. Hal yang sama juga terjadi ketika kita keselamatan yang tinggi.
menghadap ke arah matahari tanpa menggunakan
pelindung mata.
BAB 2
l(ualitas dan Kuantitas
Pencahayaan
,Y
,{-": i: li.
"...t
irrtlrt
Kualitas dan Kuantitas Pencahayaan t9
Dalam desain pencahayaan, kedua tujuan tersebut menciptakan respons positif yang menyentuh sisi psi-
sering kali tidak dapat dipenuhi secara bersamaan kologis malusia.
sehingga orientasi hanya diberikan pada salah satu di
antaranya. Secara garis besar, kualitas pencahayaan Pada siang hari, dalam kondisi langit yang cerah, caha-
lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan psiko- ya matahari mampu menampilkan massa bangunan
logis manusia, sedangkan kuantitas pencahayaan lebih dengan jelas. Berbagai elemen eksterior bangunan,
ditujukan pada pemenuhan kebutuhan fungsional seperti fasad, taman, jalur sirkulasi, dan sebagainya
ruang agar pencahayaan mampu memenuhi tuntutan mampu memberikan informasi visual yang dibutuhkan
aktivitas terhadap intensitas cahaya. oleh indra perglihatan kita. Namun, sumber cahaya
tunggal dengan arah cahaya yang menyebar secara
Tanpa cahaya, kita tidak dapat mengenali kondisi di merata (baur) yang dihasilkan cahaya matahari, mem-
sekitar kita, tidak memiliki orientasi, dan tidak mampu berikan kesan yang datar tanpa adanya penekanan
menerjemahkan ruang dan massa. Tanpa cahaya, arsi- pada satu bagian tertentu. Bayangan-bayangan yang
tektur pun seakan tidak bernilai. Namun, pencahayaan tercipta pun menuju pada arah dan sudut yang sama.
tidak melulu persoalan fungsional dan estetika. Dengan kata lain, seluruh elemen arsitektur akan
Persoalan lain adalah mengenai pandangan, penca- memiliki porsi yang sama dalam memberikan infor-
hayaan merupakan bantuan bagi manusia untuk dapat masi visualnya.
melihat dengan nyaman dan efektif (Stef$2, 2002).
Untuk itu, teknologi pencahayaan yang telah berkem- Selain itu, kualitas cahaya alami yang baik dari cahaya
bang dengan sangat pesat harus dipadukan dengan matahari tidak dapat dipertahankan karena posisi
sentuhan desain untuk memenuhi kebutuhan psiko- bumi terhadap matahari akan selalu berubah dan me-
logis dan fisiologis pengguna ruang atau orang yang mengaruhi kualitas pencahayaan yang dihasilkannya.
"mengonsumsinya" secara visual. Faktor lain yang memengaruhi kualitas cahaya mata-
hari adalah kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi.
Kondisi langit yang berawan, mendung, maupun cerah
2.1 ruALIASPTNCAI]A}/AAI.I
pun akan memberikan kondisi visual yang berbeda
Sebagai elemen yang sangat berpengaruh pada kondisi terhadap sebuah karya arsitektur.
visual suatu lingkungan, pencahayaan sangat berperan
dalam menciptakan suatu perasaan tertentu pada Kondisi yang berbeda terjadi pada malam hari ketika
setiap orang mengenai kondisi visual di sekitarnya. perancang memiliki kesempatan yang besar dalam
Pencahayaan yang mampu menciptakan suasana nya- menyusun konsep pencahayaan. Kesempatan tersebut
man dan memuaskan perasaan orang pada sebuah muncul dalam pengelolaan informasi visual dengan
lingkungan merupakan pencahayaan yang memiliki menonjolkan elemegr tertentu melalui cahaya dan, di
kualitas yang baik. Kualitas pencahayaan sangat terkait sisi lain, "menyimpan" elemen lainnya dalam bayang-
dengan kemampuan pencahayaan tersebut dalam an, memainkan warna, serta membenfuk varian pola
20 Desain Pencahayaan Arsitektural Kualitas dan Kuantitas Pencahayaan 2l
cahaya. Pengelolaan cahaya dapat dilakukan peran- Kualitas pencahayaan memang sangat bersifat subjektif
cang untuk mendukung konsep arsitekfural bangunan karena sangat ditentukan oleh perasaan yang di-
dengan memainkan intensitas cahaya, arah cahaya, hasilkannya pada setiap individu. Untuk itu, dalam
dan warna cahaya sesuai dengan kualitas visual yang mengukur kualitas pencahayaan dari sebuah karya
diinginkan. arsitektur, seorang peranc:ulg dapat melakukan suatu
pendekatan pada respons visual melalui suatu Peng-
Secara sederhana, desain pencahayaan artifisial tidak
amatan maupun penelitian. Dengan adanya resPons
berbeda dengan tata rias wajah atau make-up yang
masyarakat pada sebuah desain pencahayaan, terutama
digunakan untuk memperindah penampilan dan citra
pencahayaan eksterior, PerancElng dapat mengetahui
visual dengan penonjolan pada satu bagian dan pe-
kualitas pencahayaan yang ada.
nyimpanan pada bagian lainnya dengan bayangan.
Dengan demikian, pencahayaan juga dapat digunakan
untuk meningkatkan kualitas visual sebuah karya 2.1.1 Penepri Viruol
arsitektur pada malam hari, bahkan jika karya tersebut
Sebagai bidang yang sangatterkait dengan penciptaan
memiliki kualitas visual yang biasa-biasa saja.
kondisi visual, dalam proses Perancangannya, para
Cahaya menjadikan segala sesuatu yang ada di sekitar perancang harus mengerti kebutuhan fisiologis dan
kita memiliki informasi visual sehingga otak mampu psikologis manusia akan pencahayaan. Dalam menca-
menerjemahkannya dan menghasilkan respons terten- pai tujuan tersebut, pemahaman mengenai persepsi
tu. Estetika yang melekat pada sebuah karya arsitektur visual merupakan langkah awal yang dapat dilakukan.
pun mampu ditangkap oleh mata karena kehadiran
Setiap orang akan memiliki persepsi atau penilaian
cahaya. Pencahayaan menjadi sangat penting karena
tertentu kepada setiap informasi visual yang diterima
sebagian besar informasi yang didapatkan manusia
oleh indra penglihatannya. Persepsi yang muncul pada
bersumber pada indra penglihatan.
setiap orang dapat berbeda-beda dan sering kali sangat
Penerangan lingkungan yang baik akan membantu dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu mereka'
kita mengerjakan pekerjaan dan membuat kita merasa
Di dalam desain pencahayaan, persepsi visual memain-
nyaman ketika mengerjakannya. Walaupun terkesan
kan peranan yang sangat penting. Menurut Lam
sederhana, pernyataan ini merupakan tujuan dari
(1977), "Untuk merancang pencahayaan yang baik,
lighting design, untuk menciptakan kenyamanan, sua-
perancang harus mengerti kejelasan prinsip-prinsip
sana yang menyenangkan, dan ruang yang fungsional
dan proses persepsi rrisual, serta kebutuhan manusia
bagi setiap orang di dalamnya (Lam,1977).
terhadap informasi visual. Kita tidak membutuhkan
Secara kualitatif, pencahayaan dapat berhasil apabila teknologi yang leb,ih atau lampu yang lebih. Yang kita
mampu memberikan respons yang positif dan meme- butuhkan adalah bagaimana cara mengaplikasikan
nuhi kebutuhan psikologis orang yang mengamatinya. teknologi untuk menyelesaikan masalah'" Persepsi
??______-___ Desain pencahayaan Arsitektural Kualitas dan Kuantitas Pencahayaan 23
visual pada suatu proses perancangan lebih bersifat ;-;; ;;;;-; .,,;,;",,"*n,u Ka,a.
kua li ta ti f daripada ku an ti ta ti f. Menurut Lam, penilaian kata tersebut merupakan pasangan kata sifat dengan
kita pada ruang tergErntung bagaimana ruang tersebut arti yang berlawanan. William Lam (1977) meng-
dapat memenuhi harapan*harapan kita. Kita menilai ungkapkan beberapa kata yang dapat digunakan, yaitu
sebuah ruarrg terang atau. gelap bukan karena tingkat
pencahayaan ruang secara aktual, tetapi karena ke-
Tidakfokus Fokus
terhadap kondisi visual tertentu. Mereka yang sedang spacious (luas) dengan lawan katanya, cramped
sedih, kecewa, marah, dan sakit hati cenderung akan (sempit).
memberikan respons yang negatif bahkan terhadap
kondisi visual yang baik sekali pun.
3. Preference
Preference mengacu pada evaluasi pengguna se-
Senada dengan Lam, Gary Steffy, seorang lighting cara keseluruhan terhadap pencahayaEln ruang'
designer, memiliki pendekatan yang sama dalam Skala diferensial yang bisa digunakan adalah 'Irte
mengukur persepsi visual terhadap sebuah karya (suka) dengan lawan katanya, d'rslrAe (tidak suka)'
desain pencahayaan. Menurut Stetry (2002), "Penem-
patan titik lampu @eripheral versus overhead) akan
4. Relaxatian
Relaxation mengacu pada derajat intensitas peker-
memengaruhi kenyamanan dan kelapangan mang.
jaan yang dirasakan Pengguna. Pencahayaan yang
Distribusi cahaya (uniform versus nonuniform)
tidak seragam (bervariasi) akan menciptakan pera-
berpengaruh pada keluasan. Intensitas cahaya (bright
saan santai. Sedangkan pencahayaan yang seragam
versus drm) berpengaruh pada kejelasan visual."
dan memusat akan menciptakan perasaan tegang'
Lebih jauh, Stef$, mengungkapkan adanya lima penga-
ruh yang terkait dengan pencahayaan, yaitu visual 5. Iatimacy
Intimacy mengacu pada persepsi pengguna ter-
clarig (kejelasan visual), spaciousness (keluasan),
hadap privasi atau keakraban sebuah ruang' Skala
preference (pilihan), relaxation (relaksasi), dan
d.iferensial yang bisa digunakan adalah privat
intimacy (keakraban).
(privat) dengan lawan katanya, public (umttrr.)'
1. Visual Clarity
Visual claity mengacu pada kemampuan Dari penelitian yang pernah dilakukan penulis2'
pengguna (users) untuk membedakan detail-detail didapatkan beberapa faktor penting dalam desain
arsitektur dan interior, perlengkapan, dan objek pencahayaan yang berpengaruh pada persepsi visual
Iainnya. Dalam pengujian, kita dapat mengguna- manusia. Penelitian yang dilakukan terhadap desain
kan kata clear (jelas) dengan lawan katanya, hazy pencahayaan pada fasad dengan menggunakan tiga
(kabur). p"."-"t"., yaitu arah cahaya (overhead difrtse'
uplight, dan downlighr), intensitas cahaya, dan warna
2. Spaciousness menunjukkan beberapa kesimpulan' Arah
Spaciousness mengacu pada persepsi pengguna ""nuyu yang paling disukai responden adalah arah
cahaya
terhadap volume ruang. Kurangnya pencahayaan
cahaya yang dihasilkan oleh lampu downlight darr
pada sebuah ruang akan menciptakan pembatasan
mang. Kata-kata yarlg bisa digunakan unflrk Pencahayaan Fmade Bangunan Pada
2 MaDurutr8, Psrmonangan.2g)2 "Fakor_Faktor Penentu Sistem
menguji kondisi visual sebuah mang adalah IGwun". taporan Tesis 52 Magiser Dsain Kawasan Binaan UGM' Yogyalam'
Kualitas dan Kuantitas Pencahayaan
uplight. Sementara itu, arah cahaya merata (diffuse) tersebut terlihat jelas bahwa suasana menarik dapat
yang dihasilkan oleh lampu overhead dif{use cen- diciptakan oleh pola cahaya lampu uplight darr
derung tidak disukai. Lampu overhead diffuse mampu downlightmelalui bayangan yang dihasilkan oleh arah
memberikan efek cahaya yang terang, namun men- cahaya lampu serta penekanan bentuk tiga dimensi
ciptakan suasana yang monoton dar. sederhana. bangunan.
Lampu downligh ting dan upligh ting lebih disukai oleh Penelitian dengan parameter intensitas cahaya dilaku-
responden dan menghasilkan persepsi visual yang di- kan pada tiga tipe ruang luar yang berbeda. Pada
tunjukkan pada kata-kata yang dipilih, yaittt kon- kondisi ruang luar yang pertama, bangunan hanya ada
pleks, uariatid menarik, dan menyenangkan. Hasll pada salah satu sisi ruas jalan, sedangkan pada kondisi
penelitian terhadap araVpola cahaya menyimpulkan ruang luar kedua, bangunan terdapat pada kedua sisi
bahwa lampu downlighting dan upltghting menghasil- ruas jalan. Pada kondisi ruang luar ketiga, bangunan
kan respons yang cenderung ke arah positif atau terdapat pada kedua sisi ruas jalan, namun dengan
mendapatkan respons yang lebih baik dibandingkan jalan yang lebih lebar. Dengan menggunakan inten-
dengan lampu overhead diffuse. Pola cahaya yang di- sitas yang sama (intensitas rendah dan tinggi) pada
hasilkan oleh lampu uplightdan downtighf mencipra- ketiga tipe ruang luar tersebut didapatkan kesimpulan
kan respons (persepsi) menarik karena arah cahaya bahwa tipe ruang eksterior yang berbeda akan mem-
kedua lampu tersebut mampu menghasilkan efek-efek berikan efek cahaya dan kesan yang berbeda. |ika
bayangan pada bangunan dan mampu menonjolkan elemen ruang jalannya semakin kompleks dan lebar
bentuk, tekstur, dan detail bangunan. Kondisi ini jalannya semakin kecil, kondisi visualnya akan men-
menciptakan suasana yang variatif dan tidak monoton, jadi semakin terang, jelas, ceia, dan mampu mencip-
yang berbeda dengan suasana yang dihasilkan oleh takan rasa aman. Demikian pula sebaliknya, jika
lampu overhead diffuse. elemen pembentuknya semakin sederhana dan ruas
jalannya semakin lebar, kondisi visualnya akan men-
Menurut Lam (1977), sebuah objek atau ruang yang
jadi semakin gelap dan jauh dari kejelasan, keceriaan,
memiliki perhatian yang baik jarang sekali digambar-
dan rasa aman. Merrurut Lam (1977), "Persepsi ter-
kan secara visual rzerz bosankan. Bagaimanapun juga
hadap kuat terang cahaya, seperti halnya pada warna,
sesuatu yang bersifat membosankan tidak dapat dibuat
dipengaruhi oleh kekontrasan. Objek-objek dengan
menarik jika perancang hanya mengandalkan pening-
tingkat pencahayaan yang sama akan terlihat terang
katan pencahayaan pennukaan. Lingkungan tersebut
atau gelap tergantung pada pencahayaan relatif pada
dapat diubah jika pencahayaan mendapatkan tambah-
konteksnya."
an warna yang lebih releyan dan tepat bagi perhatian
visual, dengan bayangan yang dihasilkan oleh arah Pada parameter terckhir, yaitu warna cahaya, empat
cahaya yang menekankan bentuk tiga dimensi, atau jenis warna akan digunakan sebagai filter warna pada
memakai cahaya yang dramatis. Dari pernyataan lampu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penam-
28 Desain Pencahayaan Arsitektural Kualitas dan Kuantitas Pencahayaan 29
bahan filter warna (color filter) pada lampu memiliki oleh pemakaian filter warna hijau adalah cende-
kecenderungan untuk menghasilkan respons negatif fi)ig sangat kabur sangat suram, sangat jelek,
dari para responden. Para responden cenderung tidak sangat tidak mengundang, saflgat tegang, dart
menyukai penambahan filter warna, hal ini diikuti sangat tidak menyenangkan Secara keseluruhan,
oleh respons lain yang menyerrainya, yaitu gelap, grafik filter warna hijau cenderung mengarah ke
kabut suram, membosankan, tegang, dan tidak aman. arah negatif dan sangat negatif.
Secara umum, respons yang diberikan terhadap pe-
nambahan filter warna dengan empat jenis warna yang 4. Warna Biru
berbeda memiliki kecenderungan dan pola yang sama, Secara keseluruhan, efek yang ditimbulkan oleh
yaitu ke arah negatif. Namun, secara spesifik respons penambahan filter warna biru hampir sama
yang dihasilkan oleh keempat warna tersebut cukup dengan efek yang ditimbulkan oleh warna merah.
bervariasi. Berikut adalah penjelasan mengenai pema- Hal ini terlihat dari pola grafik yang dibentuk oleh
kaian keempat warna tersebut sebagai filter warna. kedua filter warna tersebut, yaitu cenderung
kabur, suram, jelek, tidak mengundang, mem-
1. Warna Kuning bosankan, tegang, dan cenderur,g tidak disukai.
Penambahan filter warna kuning memiliki kecen-
derungan untuk menghasilkan kondisi visual yang I dealnya, tahap perancangan penc ahayaan arsitektural
Lebih terang, jelas, dar, lebih disukai jika diban- harus dilakukan bersama dengan proses perancangan
dingkan warna yang lainnya, akan tetapi warna arsitektur atau setidaknya dilakukan sebelum proses
kuning tidak mampu menciptakan rasa aman. konstruksi dimulai sehingga produk desain pencaha-
Secara umum, penambahan filter warna kuning yaan dapat terintegrasi dengan desain arsitektural dan
berada pada pilihan netral dan lebih baik daripada tahap instalasi dapat sejalan dengan pelaksanaan kon-
warna lainnya. struksi bangunan. Untuk iru, dibutuhkan kerja sama
antara pihak konsultan perencana (arsitek), konsultan
2. Warna Merah
lanskap, pihak mekanikal elektrikal (ME), kontraktor
Penambahan warna merah pada lampu cenderung
pelalsana, dan pihak terkait lainnya.
tidak disukai responden karena menghasilkan
kondisi visual yang cenderung kabur, suram, jelek, Pasalnya, konsep arsitektur yang telah dibuat oleh
tidak mengundang, membosankan, dar, tegang. arsitek perencana maupun arsitek lanskap harus dapat
ditunjang oleh pencahayaan pada malam hari. Demi
3. Warna Hijau
kian hatnya dengan pihak pelaksana, dengan menge-
Filter warna hijau menghasilkan grafik yang
tahui desain pencahayaan sejak awal, pihak pelaksana
sangat tegas yang mengarah ke arah negatif dan
dapat mengatur ploses pelaksanaan dan instalasi
merupakan filter warna yang paling tidak disukai
sehingga sanggup meminimalkan terjadinya kesalahan,
di antara semua filter warna yang digunakan maupun kesalahan peletakan kabel (cabling) yang
dalam simulasi. Efek visual lain yang ditimbulkan
30 Desain Pencahayaan Arsitektural Kualitas dan Kuantitas Pencahayaan 3t
mengganggu estetika bangunan. Namun, tidak sedikit dilakukan pada bangunan yang telah berdiri. Langkah
juga desain pencahayaan yang justru dibuat pada ba- ini dilakukan untuk mendapatkan data mengenai
ngunan yang telah berdiri, misalnya pada bangunan- kualitas visual bangunan sebelum proses perancErngErn
bangunan lama yang bersejarah. dilakukan. Tahapan ini
dapat dilakukan pada dua
kelompok waktu yang berbeda, yaitu
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa desain pen-
cahayaan arsitektural dapat dilakukan pada dua tahap- 1. siang hari (daytime)
an yang berbeda, yaitu Pengukuran persepsi visual pada siang hari sangat
1. dilakukan pada bangunan yang telah berdiri dan penting dilakukan untuk mendapatkan respons
masyarakat terhadap elemen-elemen arsitektural
2, terintegrasi dengan perancangan arsitektur.
bangunan. Cahaya matahari yang datar dan merata
akan menampilkan seluruh elemen bangunan se-
Walaupun memiliki kelemahan, karena proses yang
cara merata pula. Oleh karena itu, permainan
tidak terintegrasi dengan proses perancangan arsitek-
bentuk, dimensi, warna, maupun tekstur akan me-
tural dan tahap konstruksi, pengukuran persepsi visual
mainkan peran penting dalam membentuk karak-
terhadap bangunan yang telah berdiri memiliki ke-
untungan tersendiri. Pengukuran persepsi visual pada
ter bangunan. Selain itu, pengukuran perspesi
visuai terhadap kondisi visual bangunan pada siang
bangunan yang telah berdiri dapat dilakukan karena
hari dilakukan sebagai referensi dan perbandingan
bangunan tersebut telah memberikan informasi visual
untuk mengetahui elemen-elemen atau komposisi
yang telah membentuk persepsi tertentu pada setiap
yang menarik. Dengan demikian, perancang dapat
orang yang melaluinya maupun pada para pengguna-
menentukan konsep pencahayaan artifisial yang
nya. Kondisi ini akan memberikan berbagai informasi
paling tepat dan lebih objektif.
yang dibutuhkan perancang dalam memahami respons
visual terhadap kondisi nyata bangunan. Pengukuran 2. malam }l.ari (nightine)
persepsi visual, selain dapat dilakukan pada kondisi Untuk bangunan yang telah berdiri, sebelum
nyata bangunan, juga dapat dilakukan pada hasil membuat konsep pencahayaan, perancang dapat
perancangan dengan pendekatan yang berbeda. melakukan penilaian terhadap kondisi pencahaya-
an yang ada melalui persepsi visual. Hal ini
Dengan demikian, pengukuran persepsi visual dapat
penting untuk mengetahui kualitas pencahayaan
dilakukan pada dua tahapan, yaitu
bangunan maupun lanskap yang sesungguhnya
1. pada kondisinyata bangunan dan
sehingga dapat memberikan arah yang jelas pada
2. pada hasil perancangan. saat pembuatan konsep. Dengan mengetahui per-
sepsi visual terhadap kondisi pencahayaan bangun-
Pengukuran persepsi visual pada kondisi nyata ba- an yang sesungguhnya pada malam hari, peran-
ngunan dan elemen eksterior tentu saia hanya dapat cang akan mendapatkan informasi mengenai
32 Desain Pencahayaan Arsitektural Kualitas dan Kuantitas Pencahayaan 33
kekurangan dan kelebihan pencahayaan yang ada. Seperti yang tertulis dalam Tabe1 2.1, pada siang hari,
Hal ini sangat membantu dalam proses peran- gedung tersebut mampu terlihat dengan jelas, terang,
cangan. indah, dan mampu menghadirkan kesan mengundang,
tenang, dan aman. Sedangkan pada malam hari, tam-
Perbandingan kondisi siang hari, dengan cahaya mata-
pilan visual gedung tersebut terlihat suram, sederhana,
hari yang merata, terhadap kondisi pencahayaan pada
monoton, tidak dominan, dar, menimbulkan kesan
malam hari dapat dianalisis oleh perancang ketika
membosankan, tegang, dan tidak menyenangkan.
menentukan konsep perancangan dan efek-efek pen-
cahayaan sehingga pencahayaan mampu memenuhi Kondisi ini dapat diakibatkan karena penggunaan lam-
kualitas pencahayaan yang baik. Elemen-elemen yang pu yang tidak sesuai dengan kebutuhan visual bangun-
menimbulkan persepsi positif dapat lebih ditingkatkan an. Penggunaan lampu lloodlight yang sangat minim,
melalui pencahayaan pada malam hari. Demikian pula dengan warna warm light (kekuningan), menampilkan
halnya dengan elemen-elemen yang menimbulkan kesan suram pada bangunan, dan hilangnya detail dan
kesan negatif (baik pada kondisi nyata bangunan pada ornamen bangunan dalam bayangan.
siang hari maupun pada malam hari) dapat diting-
katkan kualitasnya melalui pengembangan konsep Penggunaan neonsign dart neonbox sebagai media
pencahayaan pada malam hari. identitas bangunan menjadi dominan secara visual
sehingga elemen-elemen arsitektural bangunan justru
menjadi tidak dominan.
Gcmbur 2.1
Kondisi nyoto bongunon
!5: ,,{r I { g -Z :3 i4 I!5
GElap T.rtng
podo siong hori pukul
11.00 WIB don podo
molom hori pukul 20.00
wt8
Jolo& lndah
Pengukuran persepsi visual pada hasil rancangan, baik perancangan yang sesungguhnya. Data tersebut dapat
pada desain yang terintegrasi dengan proses peran- berupa tingkat iluminasi rata-rata lingkungan, mate-
cangan arsitektur maupun pada desain pencahayaan rial yang ada, dan tingkat iluminasi. Semakin akurat
bagi bangunan yang telah berdiri, dapat dilakukan de- data yang dimasukkan, semakin akurat pula hasil
ngan beberapa metode, di antaranya adalah dengan simulasi yang dapat ditunjukkan kepada responden.
simulasi komputer dan pembuatan mock-up. Petg- Dengan menggunakan perangkat lunak komputer,
ukuran persepsi visual dapat dilakukan dengan mem- perancang dapat menghasilkan berbagai varian desain
buat simulasi pencahayaan pada model tiga dimensi sekaligus sehingga dapat memberikan berbagai alter-
yang dibuat dengan perangkat lunak komputer. natif desain dan memutuskan desain yang terbaik
Simulasi pencahayaan kemudian dapat digunakan berdasarkan hasil pengukuran persepsi visual.
untuk mengukur persepsi visual dan mendapatkan
masukan yang dibutuhkan dengan menunjukkannya
pada responden.
Gombur 2.3
5imulosi pencohoyoon
podo bongunon koryo
orsilek Belondo,
Ihomos Korslen, di
kowoson Kolo [omo
5emorong dengon sofl-
wore Iightsrope 3.2
(Sumber: Monurung,
20021
Gombor 2.2
Simulosi pencohoyoon Selain menggunakan simulasi komputer, perancang
podo kowoson Kolo juga dapat menggunakarr mock-up dan melakukan
[omo Semorong
simulasi dengan lampu yang sesungguhnya. Kualitas
dengon soflwore
[ighlscope 3.2r
simulasi pecahayaan pada mock-up tersebut kemudian
diukur melalui persepsi visual dengan cara yang sama
Namun, untuk mendapatkan hasil simulasi dengan seperti yang dilakukan pada bangunan yang telah
tingkat akurasi yang tinggi, perancang harus mema- berdiri. Hasil simulasi ini lebih akurat apabila di-
sukkan berbagai data yang terdapat pada kondisi lokasi bandingkan dengan simulasi komputer karena dilaku-
kan pada lokasi dan skala yang sesungguhnya sehingga
dapat dipahami den$n baik oleh indra yisual. Namun,
t Manurung, Parmonangan. "Kota Lama Semarang: Pudarnya proses ini tentu akan memakan waktu dan biaya yang
Sebuah Citra Visual Arsitektur". Rubrik Desain Harian lebih besar.
Kompx, Minggu, 13 April 2003.
36 Desain Pencahayaan Arsitektural Kualitas dan Kuantitas Pencahayaan 37
penciptaan penampilan visual (rrrsual performance), berasal dari sebuah desa kecil, misalnya, yang tingkat
kuantitas pencahayaan lebih tertuju pada pemenuhan pencahayaannya sangat terbatas, akan memiliki ke-
kebutuhan kerja visual (uisual task). tergantungan yang lebih kecil pada cahaya ketika
melakukan suatu aktivitas tertentu. Hal yang berbeda
Pada pencahayaan eksterior, kuantitas pencahayaan akan dialami oleh masyarakat perkotaan yang telah
akan dipengaruhi oleh aktivitas yang terjadi pada terbiasa mendapatkan kuantitas cahaya yang memadai
ruang tersebut. Misalnya, sebuah taman yang difungsi- sebagai penunjang aktivitas mereka.
kan sebagai ruang untuk bersantai dan hanya diguna-
kan untuk aktivitas duduk akan memiliki kebutuhan Namun, untuk mendapatkan suatu hasil perancangan
kuantitas cahaya yang berbeda dengan taman yang yang mampu mengakomodasi semua kebutuhan ma-
digunakan untuk kegiatan membaca. Dalam hal ini, nusia akan kuantitas cahaya, standar-standar penca-
fungsi ruang merupakan bagian dari proses perancang- hayaan yang telah dibuat berdasarkan beberapa hasil
an arsitektural. Pemenuhan kuantitas cahaya bagi penelitian perlu digunakan. Pada pencahayaan ekste-
fungsi tersebut adalah tugas perancang pencahayaan. rior, kebutuhan terhadap intensitas cahaya akan
berbeda dengan pencahayaan interior. Hal ini sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kom-
2.2.1 ltondor (ebutuhon Cohoyo
p1eks. Kondisi ruang luar, yang sangat dipengaruhi
Kebutuhan kuantitas cahaya bagi tiap orang akan oleh cahaya bulan, bintang, langit, kendaraan ber-
berbeda. Hal ini sangat terkait dengan kondisi dan motor, dan cahaya-cahaya pantulan dari bangunan
latar belakang orang tersebut. Faktor usia akan sangat sekitarnya, tidak memungkinkan adanya pengkalku-
berpengaruh pada kemampuan orang unruk melihat di lasian yang akurat. Selain itu, kemampuan manusia
dalam kondisi cahaya tertentu. Semakin tua usia se- untuk beradaptasi dengan kondisi pencahayaan di
seorang, semakin menurun pula kemampuan mata ruang luar lebih besar dibandingkan dengan kemam-
dalam merespons cahaya sehingga kebutuhan akan puan pada interior karena kondisi lingkungan akan
kuantitas cahaya menjadi semakin besar jika diban- menciptakan transisi dan tingkatan-tingkatan Penca-
dingkan dengan mereka yang berusia lebih muda. hayaan sebelum menuju area tertentu. Hal ini tidak
Pada ruang-ruang tertentu, kebutuhan kuantitas terjadi pada ruang dalam karena ketika kita memasuki
cahaya yang berbeda pada tiap-tiap usia dapat sebuah ruangan, kondisi pencahayaan ruangan ter-
dipenuhi. Namun, ketika berbicara mengenai ruang sebut bisa sangat berbeda dengan ruangan sebelumnya,
publik maupun ruang terbuka, perbedaan kebutuhan contoh paling nyata adalah ketika kita memasuki atau
tersebut sering kali tidak dapat diakomodasi. keluar dari sebuah studio di gedung bioskop.
Faktor lain yang turut memengaruhi kebutuhan sese- Kebutuhan kuantitqs cahaya yang berbeda bagi pen-
orang pada intensitas cahaya adalah latar belakang cahayaan interior dan eksterior telah menghasilkan
atau kondisi masa lalu orang tersebut. Seseorang yang standar pencahayaan yang berbeda, Tabel 2.2 - 2.4
40 Desain Pencahayaan Arsitektu ral Kualitas dan Kuantitas Pencahayaan 4t
lokol iolur pejolon koki yong Ialulinlos lokol yong melinlosi lx)
kungan, jenis kegiatan, tingkat kecepatan pergerakan, cukup podol (lESNA yong diluiukon fosilitos koto,
dan material yang digunakan. Oleh sebab itu, dalam men gklosilikosikonnyo sebogoi okses seperli
sebogoi kowoson longsung. Jolon perpuslokoon
desain pencahayaan eksterior, faktor-faktor tersebut "komersiol".) lokol lerhubung don pusol
6,1
harus menjadi pertimbangan, terutama dalam meme- dengon iolon- rekreosi,
ospol
0.7 lc(l
don/olou lr)
nuhi tuntutan kuantitas cahaya. iolon
penghubung me lolu i
Tobel 2.3 Slondor pencohoyoon jolur peiolon koki Walaupun buku ini lebih menekankan pada desain
pencahayaan arsitektural yang lebih berorientasi pada
Petuniuk lESl{A
Vertikol
pencahayaan eksterior bangunan, pengetahuan
Horizontol
Tipe
Totu Guno Diskusi Conloh Uniformity Unitormily
mengenai pencahayaan jalan tetaplah penting untuk
Trotoor
(rosio rolo" (rosio rolo- dipahami. Selain untuk pencahayaan jalur pejalan kaki
lluminon lluminon
rolo don rolo don
dan tempat parkir, standar IESNA untuk pencahayaan
minimum) minimum)
Troloor di Tingkol kepodolon Sebuoh Sebuoh trotoor jalan pun akan melengkapi pengetahuan mengenai
lepi jolon iolon don iolur lrolool yong dekol pencahayaan ruang Iuar secara keseluruhan.
pelolon koki yong dengon dengon iolon
linggi podo molom lingkol ulomo menuiu
Tobel 2.4 Stondor pencohoy00n lempol porkir lerbuk0
hori (ltSNA kepodolon kowoson
mengklosifikosikon linggi podo perbelonioon
Petuniuk 0psionol
kowoson ini sebogoi molom hori, di pusol kolo
kowoson y0ng
Tipe Horizonlol Vertikol
"komersiol".) berdekolon lfr (l 0lx) 4:l 2.21c(lllxl 4: l
Ruong Diskusi Uniformity Uniformity
dengon iolon
Porkir ftosio rolo- (rosio rolo-
dengon lluminon lluminon
rolo ke roto ke
lingkol
kepodolon
minimum) minimuml
kendoroon Iingkol Iempol porkir dengon
yong linggi kegiolon tingkot kegiolon yong
podo molom linggi linggi podo molom hori,
hori seperli kegiolon
Trotoor di Tingkol kepodolon Sebuoh Sebuoh troloor llc (l0lx) 4:l
olohrogo, budoyo olou
lepi loion peiolon koki relolil lroloor dekot dengon
kegiolon mosyorokol, don
tendoh. (lt5NA dengon jolon melolui
kegiolon perbelonioon di
mengklosifikosikon lingkol sebuoh
m0l
kowoson ini sebogoi kepodolon lingkungon
kowoson yong rendoh perumohon
0.zfr (2lx) 4:l 0.5fr (5lx) 5: I Iin gkol Iempol porkir dengon
"perumohon".) podo molom kegiolon lingkol kegiolon yong
hori don sedon g relolif rendoh podo
dekol dengon molom hori, seperli pusol
ir lnn perbelonioon mosyorokol,
0.21c (2lx) 4:l
Jroloor Tingkol kegiolon Sebuoh Sebuoh iolur porkir konlor, hondoro
don pejolon koki lidok lroloor don pejolon koki
don slosiun, pusol wisolo,
longgo lergonlung podo longgo yong podo lomon
don komoleks Derumohon
iouh dori iolon ulomo, nomun iouh dori kolo otou
jolur lelop Ti ngkol Tempot porkir dengon
lon iolon dengon kom pus
io
mengonlisipo5i lingkol
0.5fr (5lx) l0: I 0.5fc (5lx) 5:l kegiolon tingkol kegiolon yong
kegiolun yong kepodolon rendoh rendoh, seperli loko, 0.2fc (2lx) 4:l
lerjodi seponiong yong rendoh losililos induslri don
molo m. podo molom pendidikon, don oereio
hori
(Sumber: 5leffy,2000)
(Sumber: Sreffy, 2000)
I
I
i
2.2.2 rllengukur l(uontitor Cohoyo Beberapa istilah dan satuan yang terkait pada kuantitas
cahaya, antara lain adalah
Dalam proses desain pencahayaan, ketika perancang
telah membuat konsep pencahayaan, maka perancErng l. iluminan (illumiaaace)
harus mampu memenuhi kebutuhan kuantitas pen- |umlah satuan cahaya yang mengenai sebuah
cahayaan sesuai dengan standar yang telah ditentukan bidang permukaan per unit area (satuan: lux [x])
dan sesuai dengan perunfukan masing-masing ruang.
Pemenuhan standar tersebut merupakan suatu upaya 2. iluminan vertikal (vertical illuminance)
untuk mengakomodasi berbagai kegiatan di dalam |umlah satuan cahaya (lux) yang mengenai sebuah
ruang agar semua kegiatan dapat berjalan dengan baik bidang vertikal (dinding, kolom, dsb.)
dengan pencahayaan yang mampu memberikan ber-
3. iluminan horizonal (horizoaal illuminance)
bagai informasi visual yang dibutuhkan dan mampu
fumlah satuan cahaya (lux) yang mengenai sebuah
menjalankan kerja visual. Di dalam bidang pen-
bidang horizontal (lantai, trotoar, jalan, langit-
cahayaan, terdapat beberapa istilah dan satuan yang
Iangit, dsb.)
perlu diketahui agar proses perancangan dapat berjalan
dengan baik. Istilah-istilah tersebut mengacu pada 4. luminan (luminance)
prinsip-prinsip kerja sumber-sumber cahaya dan |umlah satuan cahaya yang dipantulkan kembali
pengaruhnya terhadap lingkungan visual. oleh sebuah bidang permukaan (satuan: cd/m2)
5. lumen (lm)
Satuan yang digunakan untuk mengukur jumlah
cahaya yang keluar dari sebuah sumber cahaya per
satuan waktu.
6. Iux (lx)
Satuan yang digunakan untuk mengukur jumlah
cahaya yang mengenai sebuah bidang permukaan
per satu unit area. lx = lm/m2.
Gombor 2.4
lluslrosi istiloh don 7. candela(cd)
soluon yong digunokon Satuan yang digunakan untuk mengukur intensitas
dolom penrohoyoon
cahaya dari sebuah sumber cahaya.
yail;l template, lumen method (metode l:urr;ren), point (terdapat pada katalog lampu yang dikeluarkan
method (metode point), dan computer calculation oleh pabrik lampu).
(kalkulasi komputer).
3. Poiat method atau metode titik biasanya diguna-
1. Template merupakan cEra yiurg sederhana dan
kan untuk mengukur pencahayaan pada titik-titik
cepat dalam mengukur kuantitas pencahayaan.
tertentu atau rangkaian titik-titik yang diterangi
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan data
lampu yang digunakan, yaitu fotometri yang di-
dengan menggunakan sumber cahaya titik (misal-
nya, lampu halogen atau HIR PAR atau lampu
hasilkan, intensitas cahaya (lux atau fc) yang
MR). Metode ini juga dapat digunakan untuk me-
dihasilkan pada ketinggian tertentu (dari bidang
nyempurnakan metode lumen pada sebuah desain
kerja), dan jarak masing-masing lampu. Namun,
pencahayaan yang menggunakan lampu down-
pengukuran kuantitas pencahayaan dengan cara
-14gir. Namun, metode titik memiliki kelemahan
ini memiliki tingkat akurasi yang sangat rendah.
karena tidak memperhitungkan pantulan cahaya
Oleh sebab itu., template lebih banyak digunakan
yang terjadi pada bidang permukaan. Oleh sebab
pada pencahayaan site (site lighting) dan pen-
itu, metode titik lebih tepat iika digunakan pada
cahayaan jalur Qtath lighting).
ruang luar atau sebuah ruang dalam dengan
2. Lumen method atau metode lumen merupakan dinding dan langit-langit berwarna hitam.
cara menghitung kuantitas cahaya yang cukup 4. Computer calculation atau kalkulasi komputer.
banyak digunakan. Penghitungan dengan metode Perkembangan teknologi komputer yang sangat
lumen biasanya lebih tepat jika digunakan pada pesat telah membawa kemudahan dan meningkat-
pencahayaan dengan sumber cahaya yang seragam kan akurasi penghitungan kuantitas cahaya. Pe-
(uniform) pada bidang pencahayaan horizontal. rangkat lunak komputer tidak hanya mampu
Steffy menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menghasilkan renderasi yang baik untuk menam-
berpengaruh pada metode Iumen adalah standar pilkan kualitas pencahayaan pada model tiga
pencahayaan, luas ruang, data lumen lampu (di- dimensi, namun juga mampu menghasilkan hasil
keluarkan oleh pabrik untuk tiap-tiap produksi yang akurat secara kuantitas. Perangkat lunak
lampu), faktor kehilangan cahaya yang dapat di- komputer untuk pencahayaan terbagi atas dua
pulihkan (menurunnya intensitas cahaya akibat teknik, yailrr flux transfer dan ray tracing, yang
memudarnya permukaan a-rmafur lampu, maupun mampu melakukan kalkulasi tidak hanya pada
permukaan ruang, baik akibat kotoran maupun metode titik dan metode lumen, namun juga dapat
akibat faktor usia, kondisi ini dapat dipulihkan digunakan untuk melakukan kalkulasi pada
dengan pengecatan, pembersihan, dan sebagainya), penggunaan berhagai jenis lampu yang berbeda
faktor kehilangan cahaya yang tidak dapat dipulih- (nonuniform).
kan (akibat tegangan listriVvoltase, ballast, serta
kondisi termal), dan koefisien penggunaan armatur
48 Desain Pencahayaan Arsitektural Kualitas dan Kuantitas Pencahayaan 49
Metode
femplotc Metode Titik Flux fonsfer fray frodng
lumen
a Buruk unluk o (ukup sompoi r Eoik o Boik sompoi r Boik sompoi
b9
IP
inlerior boik semp urn0 sempurn0
915 a (ukup boik
-=J
untuk
ek slerior
. (epol . (epol o lebih okurot o lebih okurol o Sempurno
o dolom
.tt meng ho sil-
o
o kon
Gombor 2.5
- vi suol
inoge
Yo Yo Yo Yo Yo
cE
Et
.=o
EH
=o
Tidok Tidok Yo Yo Yo
E-
EE
EJ
EL
-O
=>
50
----- -- -- -P_:'_":f_:l:tzg lTl!:glll! Kualitas dan Kuantitas Pencahayaan
Metode
femplole
Iumen
Meiode Titik Flax fonsfer Ray fracing plaza yang mengakomodasi kegiatan yang lebih spe-
o Aplikosi o Aplikosi o Aplikosi r Aplikosi o Aplikosi
sifik, seperti membaca, dapat menggunakan metode
ekslerior inlerior ekslerior ekslerior ekslerior lumen. Apabila perErncang ingin menghasilkan peng-
o Aplikosi o Aplikosi r Aplikosi o Aplikosi o Aplikosi hitungan yang lebih akurat sekaligus memproduksi
inlerior ser0g0m inlerior inlerior inlerior citra renderasi, penggunaan komputer merupakan me-
o Aplikosi o Membuol r Aplikosi o Aplikosi o Aplikosi
tode yang tepat karena hasilnya juga dapat digunakan
ser0g0m layoalowtl rer0g0m ser0g0m ser0g0m
o Membuol r Membuol o Aplikosi o r Aplikosi sebagai bahan presentasi.
Aplikosi
loyoat owol perkiroon berogom berogom berogom
g o Membuof bioyo cukup o Membuol o Membuol o Membuol
E unluk
E perkiroon loyoul loyoal loyout
D
D bioyo pencohoyoon oksenluosi
6 oksentuosi oksenluosi
o tok longsung o
G Membuol o Membuol o Membuol
o Boik unluk loyoul loyoul loyoul
penrohoyoon penrohoyoon pencohoyo- pencohoyo-
longsung UMUM 0n umum 0n umum
r Membuol r Membuol o Membuol
loyout layoul loyoul
pencohoyoon penrohoyo- pencohoyo-
kerjo on kerio on kerio
BAB 3
Sumbcr Cahaya dan
Armatur Lampu Ekstcrior
54
Desain pencahayaan Arsitektural
Sumber Cahaya dan Armatur Lampu Eksterior 55
reflektor dengan diameter 40/8 inchi atau 5 inchi (12,5 3..l.2 fluorerent Lomp (tompu fluorelenr)
cm). Contoh lain, MR16 merupakan lampu multi-
mirror reflector dengan diameter 2 inchi, PAR56 Lampu fluoresens di Indonesia lebih dikenal dengan
merupakan lampu parabolic aluminized reflector de- sebutan yang sesungguhnya keliru, yaitu lampu "neon"
ngan diameter 7 inchi, dan seterusnya. padahal pada hakikatnya' lampu neon ditujukan pada
sumber cahaya yang menggunakan gas neon' Sebutan
Pada tipe incandescenr, lampu halogen merupakan lain untuk lampu fluoresens adalah lampu TL (Tubular
sumber cahaya yang mampu menghasilkan cahaya de- Lamp) karena berbentuk tabung, walaupun variasi
ngan warna cahaya putih yang lebih seimbang di- bentuk lampu jenis ini sesungguhnya sangat banyak'
bandingkan dengan jenis konvensional. Selain itu,
lampu halogen memiliki bentuk dan konsumsi daya Lampu fluoresens merupakan bagian dari lampu LPD
yang bervariasi, dengan efficacy dan usia yang lebih (Low Pressure Discharge). Dalam Proses penyalaan
baik, sehingga banyak digunakan pada pencahayaan lampu, Iampu ini menggunakat ballast yang berperan
interior dan eksterior. Namun, tentu saja kelebihan- sebagai pengatur arus listrik ke lampu'
Penggunaan
kelebihan tersebut akan berdampak pada harga lampu ballast menyebabkan lampu fluoresens tidak dapat
yang lebih mahal. dinyalakan dengan seketika seperti yang dapat di-
lakukan pada lampu pijar. Lampu fluoresens merupa-
kan sumber cahaya berbentuk tabung yang diisi
dengan gas merkuri, argon' fosfor, dan gas lainnya
Gombor 3.1
Lompu in con de s re n I olou yang berperan membantu perpindahan elektron di
yong dl lndonesio lebih dalam tabung.
dikenol sebogoi lompu
piior olou bohlom Pada desain pencahayaan ruang luar, lampu fluoresens
banyak digunakan untuk menghasilkan cahaya yang
merata untuk memenuhi kebutuhan fungsional ber-
bagai aktivitas. Cahaya putih jernih yang merata yang
dihasilkan dengan kecenderungan untuk tidak meme-
Gomhor 3.2
? 6 0 ngaruhi warna benda, membuat lampu fluoresens
-r-pu menampilkan objek visual dengan sangat baik'
Namun, kinerja lampu fluoresens sangat dipengaruhi
oleh temperafur ruang sehingga lampu fluoresens
?
Beberopo voriosi benluk
lompu piior : (ol s troight tidak dapat bekerja secara maksimal pada ruang luar
side,(b) flone,(c) kecuali berada Plda armatur lampu mauPun di antara
lubulor,ldl porobolk elemen arsitektur yang melindunginya dari perubahan
oluninized refleclor, don
temperatur.
le) reflector
58 Desain Pencahayaan Arsitektural !v*::-9:!r-g{T*:-BrH!f:::13I--------- ----s-?
dihasilkan. CFL yang berbentuk u1ir, misalnya, di- intensitas tinggi. Lampu HID memiliki tiga jenis uta-
buat untuk memaksimalkan panjang tabung tanpa ma, yaitu metal halida, merkuri, dan sodium bertekan-
mengorbankan proporsi lampu. Semakin panjang an tinggi (High Pressure Sodiun/HPS). Lampu-lampu
tabung lampu, semakin banyak pula cahaya yang HID diaktifkan dengan ballast dan membutuhkan
akan dihasilkan. waktu yang lama dari saat mulai dinyalakan sampai
mencapai terang yang maksimum. Lampu-lampu HID
Agar dapat seefisien lampu pijar, selain mempertim- sangat baik dalam pencahayaan ruang luar. Selain
bangkan bentuk lampu, lampu fluoresens juga meng- karena mampu menghasilkan cahaya dengan intensitas
gunakan bentuk soket yang sama untuk memudahkan tinggi, lampu HID juga memiliki bentuk yang kompak
instalasi. Kemudahan instalasi, bentuk yang ringkas, dengan berbagai bentuk seperti lampu pijar. Berikut
dan kualitas cahaya yang baik menyebabkan lampu adalah uraian mengenai ketiga jenis lampu HID.
fluoresens kompak banyak digunakan sebagai lampu
downlight pada berbagai kebutuhan, baik pada ruang 1. Metal Halida
publik (pusat perbelanjaan, mal, dan lain-lain) maupun Lampu metal halida merupakan jenis lampu yang
pada fungsi lain, seperti perkantoran dan hunian. paling banyak digunakan pada pencahayaan ekste-
Peran lampu jenis ini mampu mengganti peran lampu rior. Selain karena kuat cahaya yang dihasilkan-
pijar, terutama pada renderasi warna yang dihasilkan nya, warna putih dari lampu ini juga sangat se-
dan kebutuhan daya yang jauh lebih kecil. imbang. Sebagai sumber cahaya yang menghasil-
kan cahaya berintensitas tinggi, metal halida sa-
ngat ideal jika digunakan sebagai lampu sorot
(floodlight), baik pada fasad bangunat, sculpture,
maupun elemen vegetasi. Cahaya putih yang
seimbang, yang ditunjang dengan renderasi warna
yang baik, sangat mendukung pencahayaan pada
objek-objek tersebut.
Gombor 3.4
Voriosi bentuk
fluoresens kompok ((f l-) wffiu? Kelebihan lain dari lampu metal halida adalah
tingkat efficacy-nya yang tinggi yang mencapai
85-125 lumens/watt sehingga panas yang dihasil-
kan sangat kecil dan umurnya mampu mencapai
10.000-20.000 jam. Variasi cahaya yang dihasilkan
3..|.3 lligh lntenrily Dirhorge metal halida memungkinkan para perancang
Seperti yang tergambar dari namanya, lampt High untuk menciptakan berbagai kesan visual yang
Intensity Discharge (HID) adalah lampu-lampt dis- berbeda. Metal halida mampu menghasilkan caha-
charge yang mampu menghasilkan cahaya dengan ya putih hangat (warm white), putih netral
(neutral white), dan putih cahaya siang hari
lr
ri
lt
ft
adanya kualitas visual yang baik. Lampu HPS juga LED sangat menunjang desain pencahayaan eksterior,
tidak mampu mempertahankan tampilan visual hal ini terkait dengan variasi warna yang dimilikinya,
objek-objek tertentu karena lampu ini akan meme- yaitu putih dingin (cool white), kekuningan, merah,
ngaruhi warna benda dan membuatnya menjadi hijau, dan biru. Variasi warna ini memungkinkan pen-
kekuningan. ciptaan suasana ruang maupun objek yang senantiasa
berubah (color changing) dengan memainkan warna-
warna yang berbeda pada waktu-waktu tertentu.
'Warna-warna
tersebut juga dapat digunakan sebagai
elemen pengarah pada jalur sirkulasi maupun sebagai
penanda ruang-ruang fungsional.
USIA
KATTG()RI DAYA
tfftctff TAMPU ruiltfqiltft $Afr\t^t{il
(lumens per PERGATIIIAT'I
LAMPU (wotl) (dolom RIIItrSI lilltfiaPI
wotl)
ioml
USIA
tfflcA(r Melol Holido 70-t.500 75-125 6.000- Kebuluhon tlott Podo dosor,
KATTGORI DAYA
(lumens per
TAMPU ntilsfafilff trAi4P0wft 20.000 bollost 2-5 menil vohose, don
PERGANIIAN
TAMPU (wotl) (dolom MUAST titnffaPr I lompu per woll yong somo
wott)
ioml bollost Xestrike.
l0-20 menil
lnrundesrent t-t.500 7-24, 750-2.000 120-135 volt Slortf nenydo Podo tipe dosor
Rolo-rolo l7 dengon segero yong s0m0 lligh Pressure 35-t.000 Slott
80-t 00, 24.000, Kebuluhon Podo dosor,
Iompu- Tidok odo. Sodian Woll rendoh w0rn0 bollon 3-4 menil vollose, don
lompu Semuo lompu Ionpo reslrike 'I
mencopoi 50 boik lompu per woll yong somo
lerlenlu: dengon vohose di I 0.000 ballosl leslrike
l0 iom bowoh I 20 l/2-l menil
m embutuhkon
lronslorner. low Pressure r8.t 80 Menropoi I 80 I 0.000- Kebuluhon ttorll Podo dolor,
Kuonlilos lompu Sodiun I 8.000 bollost 7-15 menil vohore, don
per lronsforner
I lompu per woll yon0 romo
lergontung podo I hollosl leslrike.
woll lompu. I menil
I
(Sumber: Moyer, I992)
I
I
I
I
68 Desain Pencahayaan Arsitektural Sumber Cahaya dan Armatur Lampu Eksterior 69
3.2 TIPI ARI1AIUR tA/ltPU II(tltRloR dikeluarkan oleh sumber cahaya menjadi berlipat
ganda.
Karakter, spesifikasi, kebutuhan daya, dan daya tahan
sumber cahaya yang satu dengan yang lainnya Untuk memudahkan identifikasi tipe-tipe annatur
memang berbeda. Namun, tanpa perlengkapan lampu, lampu, pada subbab ini armatur lampu akan dikelom-
atau yang sering disebut armatur lampu atau luminair, pokkan ke dalam beberapa kategori, yaitu
semua sumber cahaya hampir terlihat sama, kecuali 1. berdasarkan distribusi cahaya,
pada renderasi warna yang dihasilkan. Tanpa armatur
lampu (terdiri dari rumah lampu, soket, ballas6 peng- 2. berdasarkan arah cahaya,
atur kemiringan, dan lain-lain) sumber cahaya hanya 3. berdasarkan sudut cahaya, dan
terdiri dari dua klasifikasi, yaitu sumber cahaya titik
(yang terdiri dari sumber-sumber cahaya yang ber-
4. berdasarkan peletakan armafur.
i i
I
70 Desain Pencahayaan Arsitektural Sumber Cahaya dan Armatur Lampu Eksterior 7t
kaki, misalnya, dituntut untuk mampu memenuhi tetap memenuhi standar bagi aktivitas yang ber-
kuantitas cahaya bagi pergerakan yang terjadi. langsung.
Sementara pada taman, plaza, dan teras bangunan, Pencahayaan semilangsung/tak langsung juga se-
pencahayaan langsung harus mampu memenuhi ring diaplikasikan pada pencahayaan untuk men-
tuntutan kuantitas cahaya bagi kegiatan membaca, definisikan dinding, kolom, dan bidang vertikal
bermain, maupun hanya untuk sekadar duduk lainnya. Keluarnya cahaya dari sumber cahaya
santai. pada dua arah yang berbeda dapat menciptakan
kesan visual yang menarik apabila diaplikasikan
dalam desain pencahayaan. OIeh sebab itu, selain
dapat diaplikasikan untuk memenuhi kebutuhan
kuantitas cahaya, pencahayaan semilangsunfak
langsung juga dapat diaplikasikan untuk mencipta-
Gombor 3.9
kan kualitas visual suatu objek arsitektural.
Dislribusi cohoyo
secoro longsung dori
sumber rohoyo
li
77 Desain Pencahayaan Arsitektural Sumber Cahaya dan Armatur Lampu Ekterior 73
I
i
tl
74 Desain Pencahayaan Arsitekrural Sumber Cahaya dan Armatur Lampu Eksterior 75
Gombor 3.15
Jiko dibondingkon
dengon downlighl
reuesed, ormolur
downlighlyong
Gombor 3.14 Aroh dilelokkon podo
tohoyo ke bowoh permukoon longil-
(downlightt longil lebih mudoh
untuk dipindohkon
Seperti halnya uplighC lampu downlight juga da-
pat diletakkan di dinding dan kolom unruk men* 3. diffii s e (ar ah cahaya menyebar)
ciptakan aksentuasi maupun yariasi pola cahaya. Cahaya dengan arah menyebar atau diffitse me-
Untuk tujuan tersebut, berbagai variasi armatur rupakan pencahayaan yang paling sering diapli-
dapat digunakan dengan tetap memperhatikan kasikan, terutama pada hunian. Arah cahaya yang
kesatuan desain armatur lampu dengan desain menyebar secara merata atau baur sesungguhnya
arsitektur yang telah dibuat oleh arsitek yang ber- dapat dicapai tanpa menggunakan rumah lampu
tanggung jawab terhadap desain secara keseluruh- atau langsung dari sumber cahaya (kecuali untuk
an. tipe reflektor, seperti PAR, MR, dan R). Meskipun
begitu, rumah lampu tetap dibutuhkan untuk me-
Pada lampu downlight, sumber cahaya yang biasa
maksimalkan intensitas cahaya agar dapat menye-
digunakan adalah kelompok lampu incandescent,
bar dalam jangkauan yang lebih luas. Di samping
seperti lampu pijar, halogen, dan lampu fluoresens
kompak. Beberapa armatur lampu memang dide-
itu, rumah lampu juga dibutuhkan untuk me-
minimalkan efek silau yang dihasilkan oleh sum-
sain unfuk dapat menampung lebih dari satu sum-
ber cahaya agar intensitas cahaya yang dihasilkan
ber cahaya. Biasanya material yang digunakan
untuk mereduksi kesilauan sekaligus memproduksi
menjadi semakin besar.
I
il
78 Desain Pencahayaan Arsitektural Sumber Cahaya dan Armatur Lampu Eksterior 79
Gombor 3.20
Gombor 3.19
(onloh lompu floodlight
Aplikosi spoilightpodo
pencohoyoon ekslerior
(Sumber: Unilomp
Exterior Product
& (Sumber: ERCO
Progrom 2006107l,
3. armatur wallwasher
Sesuai dengan namanya, wallwasher atau "penyi-
ram dinding" digunakan untuk memberikan ak-
senruasi pada permukaan bidang vertikal (din- Gombor 3.22 (onloh
ding). Wallwasher memiliki sudut cahaya yang lompu wollwosher
(Sumber: ERC0
sangat lebar dan lebih besar jika dibandingkan
Progrom 2006107l.
dengan floodlight, namun mempunyai pola cahaya
yang sama, yairu segiempat.
(Gambar 3.24). Peletakan lampu di permukaan Selain memiliki jenis yang dapat diletakkan di
tanah juga membuat lampu dapat berperan sebagai permukaan tanah, lampu wallwasher juga dapat
elemen pengarah sirkulasi, baik pada malam hari diletakkan di langit-langit (ceiling) dan rata de-
melalui cahaya yang dihasilkan maupun pada siang ngan bidang permukaan seperti halnya lampu
hari melalui armatur lampu (Gambar 3.25). downlight. Dengan cahaya langsung yang meng-
arah ke permukaan dinding, ruang di sekitarnya
juga akan mendapatkan cahaya yang lembut mela-
lui pencahayaan tidak langsung yang dipantulkan
di dinding. Dengan penggunaan wallwasher yang
diletakkan pada langit-langit dan permukaan ta-
Gombor 3.24 naVlantai, aksentuasi pencahayaan dan pencaha-
Lompu vollwosher yaan fungsional dapat dicapai secara bersamaan.
rerrcsed boik podo
permukoon lontoi lin-
groundj moupun podo 3.2.4 Berdororkon Pelatokon Armotur
permukoon longit-longit
Pada pencahayaan arsitektural eksterior, tipe armatur
lampu dapat dikelompokkan berdasarkan tempat pele-
takan armatur lampu. Tempat peletakan lampu dapat
berupa bidang horizontal (lantai dan langit-langit),
bidang vertikal (dinding dan kolom), maupun elemen
arsitektural lainnya, baik secara langsung maupun
dengan berbagai alat bantu seperti tiang.
at
ll
.9_4_________ Desain pencahayaan Arsitektural
Sumber Cahaya dan Armatur Lampu Eksterior 85
Gombor 3.26
Armolur lompu wo// light
ih"q*--:tu
sain pencahayaan interior, baik sebagai pencaha-
yaan fungsional maupun sebagai pencahayaan
dekorasi. Pada ruang luar, lampu gantung lebih
yong diletokkon di
sering digunakan sebagai pencahayaan fungsional
%"
permukoon bidong
yang diletakkan pada bagian teras/beranda ba-
ffi
verti kol
(Sumber: lng. ngunan, maupun digantungkan pada balok-balok
Cosloldi kantilever.
lluminozione Generol
Colologue I /2005) 3p*; Pada perkembangannya, banyak variasi lampu
gantung yang digantung bukan pada langit-langit,
2. armatur step lighdlanpu tangga tetapi pada tiang. Beberapa produk mengelompok-
Step light atau lampu tangga digunakan untuk me- kan lampu gantung sebagai suspension dan yang
nerangi anak tangga dengan membentuk pola ca- Iainnya mengelompokkan lampu gantung sebagai
haya tertentu agar tangga dapat diakses dengan pendant (anting-anting), namun pada dasarnya
baik. Selain untuk menciptakan citra visual yang keduanya memiliki maknayang sama.
baik, lampu tersebut juga berfungsi unruk mening-
katkan keselamatan setiap orang yang melalui
II
anak-anak tangga tersebut. Karena dimensi anak
tangga relatif kecil (30-40 cm), sumber cahaya
yang digunakan untuk meneranginya merupakan
sumber cahaya dengan intensitas cahaya yang
kecil. Beberapa produsen telah menggunakan LED I
,,
\*3 I
-t
tils
sebagai sumber cahaya step light. I Gombor 3.28
Lompu gonlung olou
suspension olou
pendonlyong
digunokon podo
penrohoyoon ruong
luor
Gombor 3.29 :#
;!
n jtrrl
":.rirjs.
--s it',
Voriosi lompu liong olou T
lompu kolom v
I
Gombor 3.31
(Sumber: Unilomp I
I [ompu kolom
Exterior Produrt
menegoskon ortottlorl
Guide for lighr + I
Building) iolur sirkulori
I ;l
il
88 Desain Pencahayaan Arsitektural Sumber Cahaya dan Armatur Lampu Eksterior 89
5. armatur bollard
Pada dasarnya, bollard merupakan salah satu ben-
tuk dari lampu tiang atau lampu kolom, namun
dengan dimensi yang lebih kecil. Bollard lebih
Gombor 3.33
difungsikan pada pencahayaan jalur pejalan kaki
Rollorddopot
dan taman. Karena ukurannya yang pendek, seki- digunokon unluk
tar 20 cm - 1 meter dan berada di bawah garis pan- memperlegos iolur
dang manusia, bollard lebih banyak menghasilkan peiolon koki
Gombor 3.32
*V pada elemen Patung, air mancur, atau air terjun.
8ollordmerupokon
Gombur 3.34
ormotur khos lompu 'ffi Lompu bowoh oir horus
ekslerior
W
memiliki kelohonon
(Sumber: ERC0
yong kuol lerhodop
Progrom 2006107)
lekonon oir don elek
korosi
(Sumber: lng.
Cosloldi
lluminozlonc
Generol Colologur
r /200s)
.?9_________ Desain pencahayaan Arsitektural Sumber Cahaya dan Armatur Lampu Eksterior 9t
3.2.5 Perfimbongon Pamilihon Armotur lompu yang tertutup dengan raPat agar mampu mencegah
Armatur lampu dirancang sebagai tempat untuk setiap terjadinya pengembunan. Air atau embun yang ter-
sumber cahaya agar dapat berfungsi dengan baik. Oleh perangkap selain dapat menyebabkan korsleting dan
karena itu, bentuk dan ukuran armatur lampu sangat mempelpendek usia lampu, juga dapat merusak kuali-
ditentukan oleh jenis, tipe, dan ukuran sumber cahaya tas cahaya yang dihasilkan.
yang akan ditanggungnya. Beberapa pabrik lampu Beberapa lampu (sumber cahaya) telah dilengkapi
memproduksi armatur lampu yang dapat digunakan
dengan material yang tahan terhadap berbagai kondisi
pada berbagai jenis sumber cahaya secara bergantian.
cuaca dan lampu tersebut juga kedap air, contohnya
Produk semacam ini memungkinkan desainer pen-
lampu incandescenrtipe PAR 36 dan PAR 38' Dengan
cahayaan Qighting designer) untuk merancang ber-
demikian, lampu-lampu tersebut tidak membutuhkan
bagai efek cahaya dengan menggunakan armatur rumah lampu untuk melindunginya. Bahkan, kedua
lampu yang sama.
tipe PAR tersebut tidak lagi membutuhkan reflektor
Pemilihan armafur lampu, selain mempertimbangkan karena sudah dirancang sebagai lampu sorot dengan
distribusi cahaya, arah cahaya, dan sudut cahaya yang sudut cahaya tertentu. Kelebihan tersebut membuat
dihasilkan, juga harus memperhatikan kondisi fisik lampu PAR 36 dan PAR 38 sering digunakan sebagai
armatur lampu. Kondisi fisik armatur lampu terkait elemen pencahayaan eksterior yang praktis dan efi-
dengan bahan yang digunakan, kemudahan instalasi, sien. Kebutuhan utama bagi kedua lampu ini hanyalah
dan perlengkapan armatur yang menunjang keamanan soket untuk tempat peletakan untuk pengaturan sudut
dari berbagai tindakan pencurian dan perusakan yang kemiringan lampu.
mungkin terjadi.
Pemilihan lampu yang kedap air kadang kala memun-
Pada pencahayaan eksterior, armatur lampu harus culkan permasalahan lain. Armatur lampu yang serba
dapat bertahaa terhadap berbagai kondisi ruang luar, tertutup memang berguna untuk mencegah masuknya
baik hujan, panas, serta pada kead.aan yang meng- air ke dalam rumah lampu, namun di sisi lain kondisi
akibatkan terjadinya korosi. Untuk itu, pemilihan tersebut dapat mengakibatkan kurangnya sirkulasi
armatur juga harus mempertimbangkan material yang udara yang dibutuhkan untuk membuang udara panas
digunakan, misalnya apakah armatur tersebut terbuat yang dihasilkan oleh sumber cahaya. Panas yang ter-
dari aluminium atau stainless steel. jebak di dalam rumah lampu, terutama ketika meng-
gunakan lampu dengan daya listrik yang tinggi, akan
Air akan menjadi permasalahan dalam pengoperasian menyebabkan lampu cePat rusak.
dan perawatan lampu-lampu eksterior. Armatur yang
kedap air atau yang memiliki sistem pembuangan air Dalam desain aneatur lampu, pertimbangan kemudah-
di dalamnya harus menjadi pilihan utama unruk an proses instalasi dan keamanan lampu sering kali
masalah tersebut. Armatur lampu harus memiliki lensa bertolak belakang. Untuk mendapatkan armafur lam-
92 Desain pencahayaan Arsitektural
4.1 tLt/lttiltLt/'lttrlIl(llIRl0R
4..l.1 Iorod
Fasad merupakan bagian dari bangunan yang menam-
pilkan citra visual bangunan tersebut. Sebagai bagian
pembentuk kesan visual, fasad atau waiah bangunan
harus mendapatkan perhatian khusus dalam proses
perencanaan darf perancangannya. Penekanan desain
!t pada fasad pada umumnya dibentuk melalui beberapa
ll elemen, misalnya permainan elemen garis dan bidang,
permainan elemen dekoratif dan detail, penggunaan
.9_1_________ Desain pencahayaan Arsitektural Konsep Pencahayaan Eksterior 95
material, dan permainan maju-mundur (setback) ba- Seperti hatnya garis vertikal, garis horizontal juga
ngunan. Berikut adalah penjelasan mengenai elemen- sering kali dibentuk oleh struktur balok yang di-
elemen yang digunakan untuk desain pada fasad. rancang lebih menjorok ke arah luar dibandingkan
1. Elemen Gads dan Bidang dengan elemen dindingnya. Elemen jendela juga
Elemen garis pada fasad sangat sering digunakan sangat sering digunakan untuk mempertegas garis
dalam perancangan, baik pada bangunan komer- horizontal pada fasad.
sial, perkantoran, bahkan pada rumah tinggal.
Elemen garis memang mampu menciptakan karak-
2. Elemen Dekoratif dan Detail
Dalam upaya peningkatan nilai estetika bangunan,
ter yang kuat pada sebuah bangunan. Garis ver-
para arsitek sering kali "bermain-main" dengan
tikal, misalnya, mampu membuat sebuah bangun-
elemen dekoratif dan detail. Kedua elemen ter-
an terlihat lebih tinggi dari kondisi sebenarnya.
sebut sering hadir sebagai sebuah penekanan pada
Garis-garis vertikal biasanya dibentuk oleh deretan
berbagai pertemuan. Pertemuan kolom struktur
kolom struktur yang memang mengarah ke bagian
dengan balok struktur, misalnya, sering kali men-
luar bangunan, dengan elemen dinding yang ada di
dapatkan penekanan dengan elemen dekoratif dan
bagian dalam. Selain kolom struktur, garis-garis
ditampilkan dengan lebih jelas dengan detail ter-
vertikal juga biasa dibentuk oleh elemen bukaan
tentu. Batasan struktur vertikal dan horizontal pun
seperti jendela.
menjadi semakin jelas dengan adanya penekanan-
penekanan tersebut.
Demikian pula halnya dengan perremuan dinding fasad. Sedangkan secara biologis, pertumbuhan
dengan langit-langit, dinding dengan lantai, balok jamur, lumut, cendawan, dan sebagainya dapat
dengan dinding, kolom dengan lantai, kolom merusak tampilan visual yang telah terfuang dalam
dengan langit-Iangit, dan seterusnya. Pada konsep perancangan'
bangunan-bangunan lama, penggunaan elemen Material yang digunakan pada kulit bangunan juga
dekoratif dan permainan detail lebih banyak akan memengaruhi kenyamanan di dalam bangun-
ditemui. Seperti yang tampak pada Gambar 4.2, an tersebut. Kenyamanan termal, misalnya, sangat
seluruh fasad dihiasi oleh ornamen dan detail yang dipengaruhi oleh suhu dan pencahayaan ruang'
merupakan suatu rangkaian kisah masa lalu. Tanpa adanya pertimbangan yang baik dalam pe-
milihan material pada kulit bangunan, kemampu-
3. Material dan Tekstur
an material dalam menyeraP panas, memantulkan
Sebagai bagian dai finishing bangunan, pemilihan
panas, menyeraP cahaya, dan memantulkan caha-
material sangat menentukan dalam pembentukan
ya, bisa menjadi tidak sejalan dengan kebutuhan'
citra visual. Dengan demikian, pemilihan material
Sebagai contoh, kebutuhan akan ruang yang lebih
dan tekstur tertentu tidak dapat dilepaskan dari
dingin tentunya tidak akan terpenuhi jika material
konsep perancangan arsitektur secara keseluruhan.
yang digunakan justru material yang memiliki sifat
Bangunan dengan konsep natural, misalnya, sering
menyerap dan menyimPan Panas.
kali dihadirkan dengan berbagai material alam,
seperti batu kali, batu candi, kayu, bambu, dan
sebagainya. Berbeda dengan hal tersebut, konsep ffffi
[ry "$ Yd
futuristik lebih didominasi oleh material buatan &o
.t^ Y,
seperti stainless steel dar. aluminium. Kehadiran
material-material tersebut dapat memperkuat ka-
rakter bangunan atau bahkan memperlemah jika
komposisinya salah.
-i
I
Gombor 4.5
Ploro yong dihenluk oleh
mosso bongunon
menghodirkon ruong
yong rePresenlolif
keliko dipodukon dengon
elemen-elemen olom,
Gombor 4.4 seperli vegetosi don oir
Permoinon kedolomon (Foto: WiYotiningrlh)
podo fosod mompu
mengurongi kekokuon
bonguno n
:l
1i
{i
ll
t00 Desain Pencahayaan Arsitektural ST'_"_fI_"1._*yel!$!:I_"j____ __________l_91
4.1.3 lolur tirkulori pergerakan manusia dari satu ruang ke ruang lainnya
ini memiliki peran vital dalam menjamin kelang-
Secara fungsional, jalur sirkulasi digunakan untuk sungan aktivitas di dalam mang. Tanpa adanya jalur
menghubungkan satu ruang dengan ruang lainnya. sirkulasi, kita tidak dapat mencapai ruang untuk ber-
Dalam skala bangunan, ruang-ruang tersebut dapat aktivitas. Untuk itu, faktor keamanan, keselamatan,
berupa ruang-ruang yang berada di dalam suatu ba- dan kenyamanan menjadi Pertimbangan penting
ngunan, ruang-nrang di luar bangunan, dan ruang- dalam suatu desail.
ruang di antara dua bangunan atau lebih. Sedangkan
dalam skala kota, jalur sirkulasi berperan sebagai Dimensi ruang sirkulasi akan ditentukan oleh banyak-
penghubung satu area dengan area lainnya atau satu nya orang yang akan melalui jalur sirkulasi tersebut,
kawasan dengan kawasan lainnya. baik secara berdampingan maupun berpapasan. Hal ini
sangat terkait dengan kenyamanan dan tingkat kece-
Perbedaan skala tersebut akan berpengaruh pada tipe- patan pergerakan. Lebar minimal jalur pejalan kaki
tipe jalur sirkulasi dan alat transportasi yang akan di- adalah 120 cm. Lebar ini memungkinkan jalur untuk
gunakan. Untuk ruang-ruang kecil dengan jarak yang dilalui dua orang secara bersamaan. Keamanan peng-
relatif dekat, misalnya, dapat diberikan jalur sirkulasi guna jalur pejalan kaki, dalam kaitannya dengan tin-
bagi pejalan kaki, sebaliknya untuk tipe sirkulasi yang dak kriminal y*g mungkin terjadi, akan berpengaruh
lebih besar, kebutuhan alat transportasi bermotor pun pada kepercayaan terhadap jalur sirkulasi tersebut'
menjadi suatu tuntutan dalam pencapaian ruang. Tingkat keamanan yang rendah akan menyebabkan
intensitas penggunaan jalur peialan kaki menurun,
Dengan kata lain, jenis transportasi yang digunakan
demikian juga dengan hal sebaliknya'
akan memengaruhi pola sirkulasi, dimensi ruang sir-
kulasi, dan material yang akan digunakan bagi pe- Faktor keselamatan sangat terkait dengan keamanan
kerasan jalur sirkulasi tersebut. Secara umum, sesuai saat melakukan pergerakan, terutama pergerakan de-
peruntukannya, jalur sirkulasi dapat dibagi menjadi ngan kecepatan tinggi. Pemilihan material menjadi
tiga jalur, yaitu salah satu elemen yang akan memengaruhi tingkat
1. jalur pejalan kaki Qtedestrian walkwafi, keselamatan orang yang melaluinya. Material yang
2. jalur kendaraan tak bermotor, dan licin pada jalur pejalan kaki, misalnya, akan menye-
babkan orang mudah tergelincir. Desain ialur pejalan
3. jalur kendaraan bermotor. kaki, baik pola sirkulasi, ketinggian, lebar, dan
elemen-elemen pembatas mang sirkulasi, menjadi
Dalam bab ini, pembahasan akan lebih ditujukan pada bagian yang turut memengaruhi tingkat keselamatan.
jalur sirkulasi yang diperuntukkan bagi pejalan kaki.
]alur pejalan kaki merupakan bagian yang tak rer- Faktor kenyamanai sesungguhnya sangat dipengaruhi
pisahkan dalam desain lanskap atau eksterior ba- oleh bagaimana jalur sirkulasi tersebut mampu meme-
ngunall. Jalur yang disediakan bagi berlangsungnya
102
-D_:,_ll-tr:!:tgllr:::!grl
*"T:i: penggunan ya. Denga
.[:tfp Pencahayaan Eksterior
___j________
n demikia n, fak tor 103
,11T,akan
rnr lebih bersjfa,,ru;ur.,iri;;;,;.0 individu kan. Di sisi lain, material juga
akan mempunyai penilrr* akan berpengaruh pada
beberapa hal yang
dapat menjaai
,*r-i"ri"a".N*r.r, panas yang diketuarian
:Tgli,langsung o"t"*I_'ian secara
i".rr_U""gan tidak turut memengaruhi tingkat
menciptakan kenyan dalam kenyaman_
bagi pengguna aJal"h an.
,l-u""s*1";"'fl;I.1"': pe'-
* ;:'J rl#t
"*,f :tfl
psikorolis, ;,
"vu.,g n"fl :
ffff'l:H:hff il: lt p"t'"',,* i.,a"n,
w"*"r,giu,, ;;;"IY-111'* bagi penggunanva.
panjang aru, il;;
l. jiffi;} T:: ;TH:-
1+i
Pengguna saat mencapai tempar
d;;;;;.'"
Oombor 4.6
Jolur pejolon koki Gombar 4.7
yong nyomon don Tonggo memungkinkon
omon okon penggunonyo menropoi
menumbuhkon minol ruong-ruong dengon
poro pefolon koki perbedoon elevosi
untuk me-nghubungkanruang-ruang
menggunokonnyo ::lain
jalur
secara horizontal,
pejalan kaki juga b"rplr, ;rk;""ghubung_
kan ruang-nrang secara
secara fisiorogis, jalur
vertikal atau ruang_ruang
yang
tersebur akan memengaruhi memiliki perbedaan elevasi. puau
fisik urnri_nya, per_
ffiTl';.f,"i'o?o1.o"n r"' d d;'";" ;",1 p ", "d, h,
bedaan elevasi tersebut
diatasi ;";;;-;*rediaan
jalur sirkulasi vertikal,
,*ggu?"., Lmp galur
;:lur:*;#mLl!,tiijlt;ff :tr}:,f* le1eni
melandai). Datam menjaiankan
kulasi vertikat tersebut h"*,
ffigri;;": jatur sir_
diperunrukklY' 1*9'n PenSSunaan
rial yang mate-
keselamatan para penggunanya.
;;;;i, m"nyami,
Misalnya, dengan
p;,",:,*d";' ;q;i_ ::ffff ',1TI XTT:* penggunaan dimerrei yang
nyaman untuk dilalui,
rangi ketidaknyamanan penggunaan material yang
akibat ;il;; ;;;1r",ryl"u_ tidak licin, terutama pada
saat hujan, dan penggunaan
elemen penanda pada
t04 Desain Pencahayaan Arsitektural ["-T-"-qi-"r'3y::l-E!:::ry:--- ----------!-9:
tanjakan dan injakan agar setiap pengguna mengetahui tingan perancangan ruang luar. Perancang dapat
batasan dari tiap-tiap anak tangga. Secara visual, jalur menggunakan elemen vegetasi sebagai elemen pene-
sirkulasi vertikal juga dapat digunakan sebagai transisi duh pada sebuah ruang terbuka atau sebagai filter
antarruang antara ruang yang rendah dengan ruang kebisingan pada ruang eksterior yang dekat dengan
yang lebih tinggi. jalan. Di sisi lain, elemen vegetasi juga dapat diguna-
kan sebagai pelapis bidang horizontal dan vertikal'
baik sebagai ground cover dengan menggunakan rum-
4.1.4 Vegalori
put maupun tanaman semak pada permukaan tanah
Elemen vegetasi memiliki peran yang $angat besar bagi atau sebagai penutup dinding dengan menggunakan
kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Selain tanaman merambat.
berperan dalam proses fotosintesis, tanaman juga turut
melindungi manusia dari berbagai kondisi cuaca, baik
dari panas terik matahari, terpaan angin, dan derasnya
air hujan. Di sisi lain, tanaman atau vegetasi juga dapat
mengurangi tingkat kebisingan, dan polusi udara yang
ditimbulkan oleh asap kendaraan bermotor. Dalam Gombor 4.8
kaitannya dengan permasalahan lingkungan, elemen flemen vegelosi
vegetasi turut berperan dalam menjaga daerah resapan mompu menciplokon
air tanah dan mencegah terjadinya longsor pada per- keleduhon don
keseiukon yong
mukaan yang tinggi.
dibuluhkon bogi
kenyomonon pengguno
Selain berbagai peranan penting di atas, secara arsitek-
ruong lerbuko
tural, elemen vegetasi kerap digunakan untuk mencip-
takan ruang dan mempertegas jalur sirkulasi. Sebuah
pohon dengan tajuk yang lebar akan memiliki kemam-
puan untuk menciptakan ruang melalui bayangan
yang dihasilkannya. Ruang ini kemudian dimanfaat-
kan sebagai area parkir dan area bersantai. Penempat-
an elemen vegetasi dengan pola lingkaran, kotak,
segitiga, maupun linear akan menghasilkan ruang se- Gombor 4.9
suai dengan pola-pola tersebut. Elemen vegetosi dopol
berfungsi sebogoi
Beragamnya jenis elemen vegetasi, baik dalam ukuran, pembenluk ruong
bentuk, tekstur, serta warna, memungkinkan peran- moupun penegos ruoil(l
sirkulosi
cang untuk menggunakannya pada berbagai kepen-
r06 Desain Pencahayaan Arsitektural
[._l'_"_pl_T.{ygl_E$fryl___ ----------191
4.1.5 fleman Air Penempatan elemen air serta pemilihan material tentu
akan sangat memengaruhi penciptaan suasEma nrang
Air merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam se-
buah perancangan lanskap maupun eksterior. Sebagai
luar yang nyaman. Material-material yang mengan-
dung unsur alam, seperti batu candi, batu kali, dan
bagian dari unsur alam, air seolah menyatukan ling-
sebagainya dapat menciptakan kesan alami yang kuat
kungan buatan dengan alam. Di daerah perkotaan,
pada elemen air' Namun, material buatan pun kerap
kehadiran air pada ruang-ruang terbuka sangat mem-
mampu menghadirkEln suasana yang menarik, seperti
bantu penciptaan kenyamanan, baik yang dihasilkan
penggunaan material kaca sebagai wadah atau bidang
oleh tampilan visualnya yang mampu menggambarkan
vertikal bagi air terjun.
keadaan alam dengan suara-suaranya, atau oleh ke-
mampuannya untuk menyejukkan dan mendinginkan Namun, dalam perancangan lanskap dengan elemen
suasana. air, baik pada sebuah kolam, air mancur, maupun air
Karena mempunyai bentuk yang sangat tergantung
terjun, perancang juga perlu mempertimbangkan ke-
tersediaan cadangan air. Permasalahan lingkungan
pada keberadaan tempatnya, pada perancangan eks-
yang sedang dihadapi oleh dunia global memang me-
terior, pengolahan elemen air sering kali dikelompok-
nuntut kita untuk memanfaatkan air dengan bijaksana'
kan menjadi tiga bagian, yaitu
Oleh sebab itu, penggunaan air harus betul-betul
1. kolam (pool). Kolam merupakan wadah yang mempertimbangkan dampak yang timbul pada ling-
menampung air dalam berbagai bentuk dan fungsi,
kungan. Misalnya, penggunaan air untuk kolam dapat
contohnya adalah kolam hias atau kolam renang.
terintegrasi dengan perawatan elemen vegetasi sehing-
2. air mancur (fountain). Air mancur sering kali ga air tidak akan langsung terbuang, tetapi dapat di-
digunakan untuk menciptakan suatu pergerakan manfaatkan untuk kepentingan lainnya, atau air tidak
yang menarik secara visual dan untuk mencip- terbuang di permukaan, tetapi dapat disimpan sebagai
takan kenyamtrnan dan kesejukan. Di samping itu, cadangan air tanah.
suara yang dihasilkannya mampu membuat sese-
orang merasa dekat dengan alam.
t
I
Gombor 4.1I
Komposisi oir sebogoi
elemen roir dengon
bidong mosif mompu
menghodirkon keson
visuol yong menorik
Gombor 4.12
Pembersihan kolam secara teratur dapat menjaga ke-
Air montur yong
bersihan air sehingga pergantian air dapat dilakukan dipontorkon seroro
dalam jangka waktu yang lebih lama. Sebaliknya, ke- legok lurus okon
bersihan air yang tidak terjaga akan membuat air menciplokon suosono
yong nyomon don boik
menjadi lebih sering diganti. Kondisi ini jelas tidak
bogi indro visuol,
mendukung upaya penciptaan lingkungan yang ber- pendengoron, moupun
kelanjutan. perobo
Gombor 4.13
Dolom kondisi tenong,
oir dopol berperon
sebogoi refleklor
il0 Desain Pencahayaan Arsitektural ["_T_"_qI_T._ty_"31!$::g--- -----------l-ll
Kondisi nyata bangunan juga menjadi bagian yang
4.2 /lttNtUt,ttAHl(At{ l(0t'|ltP ARSlttlruRAL
sungguh-sungguh harus dipahami oleh perancang
Dalam menciptakan suatu sinergi antara desain pen- pencahayaan sebelum menyusun konsep pencahayaan'
cahayaan dengan desain arsitektural, desainer penca-
hayaan harus mampu menerjemahkan konsep arsi-
tektural yang telah dibuat oleh pihak arsitek peren-
4.3 I(ON'[P PT}ICAHA)/MN TKIITRIOR
mewaan utama, seperti pintu, jendela, garis atap Konsep pencahayaan bangunan sebenarnya adalah
dan detail-detail dekoratif). Pada siang hari, untuk menyoroti sebuah fasad (Moyer' 1992)'
elemen-elemen ini akan terlihat menonjol dengan Lebih lanjut Moyer mengatakan bahwa selama
adanya bayangan, tekstur permukaan, dan warna, pembuatan konsep perancangan, Para Perancang
namun pada malam hari elemen-elemen tersebut pencahayaan Qighting designe) perlu mengeva-
akan hilang dalam kegelapan (Phoenix). Penca- luasi pe.r"mpilan bangunan untuk menentukan
hayaan dapat digunakan untuk meningkatkan kua- kepentingan-kepentingannya dalam komposisi ca-
litas suatu bangunan dan menciptakan dekorasi haya (luminous) dan merencanakan bagaimana
warna yang berbeda dengan wtrna aslinya. Penca- pencahayaan harus me-rerzder bangunan' Penca-
hayaan juga dapat digunakan untuk menginter- h"y"* yang tidak baik pada fasad akan merusak
pretasikan hubungan massa, bidang, dan detail penampilan bangunan secara keseluruhan' Arma-
bangunan. Penggunaan pencahayaan pada masing- i., y*g terlalu banyak akan meninggalkan kele-
masing elemen tersebut dapat memperbaiki wajah mahan pada efek pencahayaan dan sering kali
bangunan (Moyer, 1992). mengabaikan detail-detail bangunan' Armatur
yang terlalu banyak juga dapat menciptakan ting-
Dalam perancangan pencahayaan, efek visual me-
rupakan hal yang harus dipertimbangkan karena
kat terang yang besar pada satu atau lebih area
bangunan atau membuat bangunan terlalu terang
berkaitan dengan citra yang akan dihasilkan pada
sehingga tidak dapat menyatu dengan lingkungan-
bangunan dalam skala mikro dan karakter kawa-
,tyr. P"rr"rr*an daya lampu atau warna yang salah
san secara keseluruhan pada skala makro. Dalam
dapat menimbulkan kelebihan cahaya yang akan
penciptaan efek visual pencahayaan bangunan,
menimbulkan ketidakserasian pencahayaan de-
Lumsden (1974) mengatakan bahwa di saat ba-
ngan material bangunan. Pada prinsipnya' bangun-
ngunan memiliki suatu bentuk arsitektural yang
an yang akan diberi pencahayaan memiliki suatu
menentukan, floodlighting (lampu sorot) harus
pengaruh yang kuat pada kawasan' Oleh karena
dirancang untuk dapat mendukung bentuknya.
Bangunan dengan penekanan pada unsur vertikal
ifu, perancang pencahayaan sebaiknya bisa meng-
hasilkan efek pencahayaan yang baik'
harus disinari dari satu sisi, saat garis-garis hori-
zontal pada desain lain mungkin menginginkan Menurut Moyer, ada tiga elemen pencahayaan
sebuah perlakuan frontal atau linear. Perencanaan yang menentukan keberhasilan efek pencahayaan
lloodlighting yang baik dapat memberikan kesan yang baik Pada fasad, Yaitu
yang lebih baik bagi sebuah bangunan biasa, atau
menciptakan hubungan pada sebuah fasad yang a. direction(arah)
berantakan. Arah cahEya akan memengaruhi penampilan
tekstur, bayangan, dan bagian-bagian penting
lainnya. Faktor tersebut juga dapat digunakan
|4 Desain pencahayaan Arsitektural
Konsep Pencahayaan Eksterior il5
untuk menekankan aspek tiga dimensi sebuah
bangunan atau menambahkan kedalaman pan_ Lighting Handbooh 1987). Untuk para pengendara
dangan terhadap bangunan. Arah cahaya yang motor, pencahayaan jalan yang baik akan mem-
berbeda akan menciptakan pola bantu mereka melihat detail-detail dengan lebih
yrr!
""h.y" jelas, menempatkan mereka pada posisi yang pasti,
berbeda pula.
dan menciptakan keselamatan di ja-lan. Sementara
b. intensity (Lrltensitas) bagi para pejalan kaki, pencahayaan harus dapat
Intensitas cahaya digunakan untuk menyeim_ membantu mereka melihat detail-detail fasilitas
bangkan variasi bagian_bagian penting ba_ pejalan kaki, mengetahui kehadiran para pejalan
ngunan terhadap letalnya pada site. para kaki lainnya maupun pengendara motor, dan
perancang perlu melakukan evaluasi terhadap mengenali objek-objek di sekitar mereka. Dengan
bagian-bagian bangunan maupun fasad, kemu_ demikian, setiap objek maupun detail-detail dalam
dian menyusunnya ke dalam suatu urutan suatu kawasan dapat diterima oleh objek pengli-
yang dimulai dari bagian_bagian yang rerpen_ hatan manusia sehingga terciptalah kenyamanan,
ting untuk memulai perencanaarr brightness. keamanan, keselamatan, kecepatan, dan aktivitas
pada kawasan tersebut dapat berjalan dengan baik.
c. color(warna)
Prinsip dasar pencahayaan jalan adalah untuk
Warna dapat digunakan membedakan suatu
menerangi bidang horizontal atau jalan itu sendiri
objek dengan objek lainnya. W.arna lampu da_ sehingga pencahayaan dapat memberikan orientasi
pat meningkatkan penampilan bangunan, me_
dan informasi visual kepada pengendara mengenai
nyeimbangkan, atau membedakannya (con_
kondisi yang ada pada jalan tersebut dan arah yang
trast) dengan elemen_elemen perancangan.
dituju oleh jalan tersebut.
Warna dapat dimasukkan melalui pergantian
tipe lampu dari satu armatur ke armatur lain_ Sementara itu, menurut Moyer (1992), pencaha-
nya, atau dengan menambahkan filter warna yaan jalan akan mencakup hal-hal berikut.
(color filter). Namun, pengaruh_pengaruh
warna yang terlalu kuat atau terlalu bervariasi
a. tingkat penerangan. HaI ini tergantung pada
dapat merusak tampilan bangunan maupun lokasi, jumlah pejalan kaki, lalu-lintas ken-
lokasi pencahayaan secara keseluruhan.
daraal, tingkat cahaya sekitar, dan peraturan
pemerintah.
2. Pencahayaan /alan (S*et lighting)
b. keselamatan. Orang akan merasa aman jika
Tujuan utama dari pencahayaan jalan bagi pengen_
bisa melihat dengan jelas lingkungan di seki-
dara dan pejalan kaki adalah unruk menciptakan
tarnya. Oleh karena itu, pencahayaan harus
lingkungan yang kondusif pada malam hari bagi
dapat menciptakan pandangan yang jelas bagi
kecepatan, keakuratan, dan kenyamanan (fES pengguna jalan.
il6 Desain pencahayaan Arsitektural Konsep Pencahayaan Eksterior |7
c. material, paving atau tempat berjalan dengan tanaman, atau kombinasinya. Keputusan ter-
berbagai jenis, bentuk, drn wa.na.
sebut memengaruhi bentuk, warna, detail, efek
d. pola lampu. pencahayaan di sepanjang jalur 3 dimensi, dan tekstur dari tanaman yang
jalan disebut baik jika pencahayaan disinari.
tersebut
tidak membingungkan para pengguna jalan. c. jumlah cahaya. Variabel ini menunjukkan pen-
e. pemilihan armatur. Hal ini mencakup dua hal, tingnya tanaman pada desain secara keseluruh-
yaitu sebagai bagian dari dekorasi dan sebagai an.
penyedia efek lampu dari lokasi yang
bunyi.
rersem_
)enis material tanaman turut memengaruhi desain
pencahayaan yang ada, elemen-elemen tersebut adalah
3. Pencahayaan Taman (parkhghdng) karakteristik fi,sik, penampilan fisik, dan pernrmbuh-
Pencahayaan taman meliputi p urr"-uhuy"an an.
pohon,
semak, bunga, dan jalur, bahkan bila
memung_
kinkan, pencahayaan kolam dan air mancur. Bagaimana tanaman dapat menjadi bagian dari kom-
Tuju_
an pencahayaan taman adalah untuk posisi tergantung dari seberapa besar cahaya yang
mendefinisi_
kan elemen-elemen yang terdapat di taman, mengenainya dan bagaimana tanaman diatur sede-
baik
elemen vegetasi, elemen air, maupun mikian rupa dengan pencahayaan. Apakah pohon
elemen
pendukung lainnya. menjadi titik fokus utama, sampingan, elemen transisi,
atau elemen latar belakang.
Untuk memilih teknik pencahayaan yang sesuai
unruk tanaman tertentu, perancang perlu Sebagai fokus utama, pohon harus diberi cahaya se-
mem-
perhatikan bagaimana tanaman membentuk hingga tampak lebih terang dari objek di sekitarnya.
kom_
posisi cahaya dan juga efek visual yang
ingin di_ Kemudian, perancang harus menentukan jumlah
tampilkan pada ranaman. Menurut Moye, cahaya yang diperlukan. Pohon dengan warna daun
(1992),
ada tiga variabel yang dipakai untuk yang lebih gelap akan memerlukan cahaya yang lebih
memper_
timbangkan pencahayaan tanaman, yaitu banyak untuk menjadi fokus utama.
a. arah cahaya. Variabel ini terdiri atas uplight, Frontlighting menciptakan bentuk, mengikat area ke
downlight, atau sidelighr pemilihan arah dalam kesaruan komposisi. Backlighting menimbulkan
ca_
haya berpengaruh pada penampilan tanaman. ketertarikan pada suasana dan dapat menambah ke-
Meskipun begitu, lokasi pemasangan lampu dalaman dengan memisahkan tanaman dari latar be-
sering kali tidak tersedia. Iakangnya. Sidelighting memberikan tekanan tekstur
pada tanaman dan menciptakan bayangan, baik ver-
b. lokasi pemasangan. Lokasi pemasangan
me_ tikal maupun hoizontal.
merlukan pertimbangan letak terhaduf ,unu-_
an, apakah di depan, di samping, di
telakang
.1]9________ Desain pencahayaan Arsitektural
Konsep Pencahayaan Eksterior il9
4.3.2 rllendefinirikon Ruong
dan pola lantai, walaupun ketinggian lantainya sama.
Sebuah ruang dapat terbenfuk apabila memiliki ba-
tasan-batasan yang jelas. Batasan ruang dapat terbaca
karena adanya perbedaan dengan lingkungan sekitar- IJ
^
nya. Perbedaan tersebut dapat berupa elemen fisik \[
maupun nonfisik. Ruang sosial, misalnya, dapat
terbentuk akibat adanya perbedaan status sosial dalam
masyarakat. Demikian halnya dengan ruang publik
dan privat yang dibedakan oleh status kepentingan (o) (b)
IW
lapangan terbuka, peserta pesta pasti akan me-
horizonlol dopot
ngelilingi api unggun pada area yang diterangi
diperlegos dengon
berbogoi pendekoton oleh cahaya api unggun tersebut. Area yang
rurruw
penrohoyoon dikenai cahaya akan membentuk sebuah ruang
(simulosi dengon dan para pesefia pesta akan berupaya untuk
soflwore Diolux 4.2
berada pada area tersebut. Namun, batasan
don lompu trro)
ruang yang terbentuk oleh cahaya api unggun
akan menjidi sangat fleksibel. Ketika intensitas
cahaya api unggun semakin mengecil karena
124 Desain pencahayaan Arsitektural Konsep Pencahayaan Eksterior t25
bahan bakarnya berkurang, ruang yang ter_ berlaku pada sebuah lingkungan tanpa perbe-
bentuk pun akan semakin mengecil.
daan elevasi yang batasannya ditentukan oleh
pertemuan antara gelap dengan terang.
Cahaya dapat digunakan untuk mendefinisikan
atau menciptakan ruang dengan menggunakan
intensitas cahaya tertentu. Penetapan inten-
sitas cahaya yang digunakan sangat dipenga-
Gombor 4.1 7 ruhi oleh fungsi mang. Fungsi ruang ditetap-
(ohoyo yong
kan berdasarkan kegiatan yang akan dilakukan
dihosilkon oleh opi
unggun okon
didalamnya. Setiap kegiatan pun masih memi-
mendefinisikon ruong liki kebutuhan intensitas cahaya yang berbeda,
dengon luos lerlenlu begitu juga dengan pengguna mang. Pengguna
yong songol
ruang akan memiliki kemampuan berbeda
lergonlung podo
inlensilos rohoyo dalam mendapatkan informasi visual. Hal ini
yong dihosilkon sangat terkait pada perbedaan usia yang di-
miliki masing-masing pengguna dan faktor
Hal yang sama juga terjadi pada sebuah ruang internal lainnya.
pertemuan dengan intensitas cahaya yang se_
suai standar dan digunakan untuk acara yang b. Warna Cahaya
dihadiri oleh banyak orang pada malam hari. Pada prinsipnya, penciptaan ruang dengan
Pada awalnya, mang pertemuan tersebut dapat warna cahaya sama seperti penciptaan ruang
didefinisikan dengan baik. Batasan-batasan dengan intensitas cahaya. Pada warna cahaya,
ruang yang terbentuk oleh dinding, kolom, batasan ruang dibentuk dengan kekontrasan
lantai, langit-langit, atau elemen furnitur dapat antara warna yang satu dengan warna lain.
diterima secara visual. Namun, ketika secra Semakin kontras warna-warna tersebut, sema-
tiba-tiba terjadi pemutusan aliran listrik yang kin kuat ruang yang terbentuk, misalnya pe-
mengakibatkan semua sumber cahaya padam, makaian warna merah dengan Drru dan seba-
orang-orang yang ada akan panik karena gainya. Demikian juga sebaliknya, semakin ti-
batasan ruangnya "hilang". pis perbedaan warna-warna tersebut, semakin
Dengan adanya kekontrasan pada sebuah ling- kabur batasan ruang yang ada, misalnya pema-
kungan, kita dapat membedakan sesuatu yang kaian warna merah dengan ungu, ata:u warna
berada di dalam atau di luar ruang tanpa harus birudengans.ngu.
menggunakan pembatas struktural. Hal ini pun Dalam menciptakan variasi warna, sumber-
sumber cahaya dapat ditambah dengan filter
1_T________ Desain pencahayaan Arsitektural
Konsep Pencahayaan Eksterior 127
Gombor 4.18
Gombor 4.19
Worno cohoyo dopol
Ruong sirkulosi lineor
digunokon unluk
dibenluk dengon
menriplokon ruong don
permoinon polo cohoyo
mempertegos boloson-
(simulosi dengon
boloson ruong
soflwore Diolux 4.2 don
(Sumber: ERCO
lompu [rco)
Progrom 2008109l,
c. Pola Cahaya
4.3.3 lilandafinirikon /froro
Ketika kita pada malam hari berada di sebuah
ruang terbuka yang sangat luas yang tidak Arsitekrur dapat disebut permainan massa dan ruang
berdinding pembatas, kita akan melihat bahwa untuk memenuhi kebutuhan fungsional atau konsumsi
sumber cahaya yang dihadirkan pada ruang estetika visual. Dalam menciptakan ruang fungsional
terbuka tersebut akan mengenai elemen yang mengakomodasi berbagai aktivitas, permainan
permukaan horizontal (lantai, tanah, rumput, dan pengolahan massa menjadi bagian di dalamnya.
dan sebagainya) dan menciptakan batasan Massa-massa yang membentuk ruang dapat berupa
ruang sesuai dengan pola cahaya yang terben_ elemen titik maupun bidang. Elemen titik kerap diim-
tuk. Dengan memainkan pola cahaya, perbeda- plementasikan melalui pengolahan dan pengaturan
an antara pola cahaya yang saru dengan yang kolom, sedangkan elemen bidang membentuk ruang
lainnya akan terbentuk. Pola-pola cahaya ter- melalui pengolahan dinding.
sebutlah yang akan menciptakan ruang. pola
Selain mewadahi aktivitas dalam perwujudan ruang,
cahaya dapat diciptakan dengan menggunakan
permainan massa diwujudkan dalam suatu produk
armatur lampu yang berbeda atau dengan me_
desain untuk memenuhi kebutuhan estetika, misalnya
sebuah sculpture yang sering kali Iebih ditujukan
128 Desain pencahayaan Arsitektural Konsep Pencahayaan Eksterior t29
untuk tujuan visualnya dibandingkan tujuan fungsi_ Pendekatan pencahayaan yang berbeda pada sebuah
onal atau kegunaannya. Ketika muncul kebutuhan massa yang sama akan menghasilkan impresi yang
akan suatu makna yang spesifik dari arsitektur sebagai berbeda pula. Intensitas cahaya, warna cahaya, arah
perwujudan identitas atau kekhasan lokal, maka cahaya, dan pola cahaya yang diberikan pada sebuah
elemen-elemen tersebut mendapat suatu perlakuan massa akan menghasilkan beragam variasi kesan
khusus dalam penyelesaian desainnya. Setiap pertemu_ visual. Gambar 4.20 menunjukkan efek visual yang
an kerap dianggap sebagai sesuatu yang penting. Massa dihasilkan oleh penggunaan cahaya langsung (kiri),
pun mengalami suatu transformasi dari bentuk geo_ kombinasi cahaya langsung dan baur (tengah), dan
metri aslinya. Proses transformasi tersebut yang di_ penggunaan cahaya baur (kanan). Dalam hal ini, ba-
padukan dengan pengoptimalan material dan tel$tur yangan nrrut memperkuat dan sekaligus melemahkan
menghasilkan banyak karya arsitektur yang sangar kesan visual sebuah massa sehingga konsep pen-
menarik. cahayaan harus mempertimbangkan kekuatan karak-
ter sebuah objek.
ffi ffi
Namun, berbagai sajian visual yang telah dihasilkan
tidaklah dapat dinikmati ranpa adanya cahaya. Hal ini
tentu saja sangar dipahami oleh setiap arsitek. Sebuah
massa berbenruk kotak akan dapat dipahami bentuk_
Ifl {-l
[,^sI
|'ry1
an persepsi pada sebuah massa karena banyak infor_ ["Fffi longsung don bour
ffi W
I (tengoh), don rohoyo
l-l
masi visual akan menghilang, baik informasi bentuk, bour (konon)
warna, tekstur, kedalaman, dan informasi fisik lainnya. memberikon efek
Namun, tingkat intensitas cahaya yang berlebihan pun visuol yong berbedo
(Sumber: Gonslondl
dapat menimbulkan dampak visual yang sama. Cahaya
yang berlebihan akan menyebabkan massa atau bidang
l'*'l & Hofmonn, 1992)
bukan hanya sebagai sebuah sajian visual untuk Seperti halnya sebuah ruang yang dapat dirasakan
kenikmatan indra visual kita. Tetapi bentuk me- keberadaannya apabila batasan-batasannya dapat
miliki tanggung jawab yang sangat besar terhadap dipahami dengan baik, sebuah bentuk massa ba-
kenyamanan, keamanan, dan keberlangsungan se- .rjrrr* pun juga demikian' Sebuah bentuk kotak
buah aktivitas. Bentuk sebuah ruang akan meme- akan dipahami kekotakannya hanya iika kita men-
ngaruhi kenyamanan pada ruang tersebut serta dapatkan informasi mengenai Pertemuan bidang-
kualitasnya dalam menjalankan tugas fungsional- bidang sebagai elemen pembentuknya' Pertemuan-
nya. Bentuk sebuah bangunan akan mencitrakan pertemuan tersebut patut mendapatkan penekanan
bangunan tersebut dalam konteksnya, bahkan dalam desain pencahayaan karena dalam perte-
akan melekatkan sebuah jati diri pada pemiliknya. muanlah sebuah makna keberadaan dapat di-
Bentuk sebuah lanskap pun sama, bentuk tersebut pahami'
akan menentukan apakah bentuk tertentu akan Gambar 4'21 (a) dan (b) dapat menggambarkan
mampu menyita perhatian dan melayani orang perbedaan kesan visual yang dihasilkan oleh
yang berada di dalamnya. penemPatan pencahayaan uptight yang berbeda'
Pada perkembangannya, bentuk mengalami berba- Gambar a.21 (a) lebih menekankan Pertemuan
gai perubahan yang terkait dengan perkembangan antara dua bidang permukaan sehingga batasan-
aliran dan perubahan gaya hidup (life sqie). batasannya yang jelas akan mampu memberikan
Namun, dalam berbagai perkembangan yang terja- informasi visual tentang bentuk massa secara
di, kehadiran bentuk-bentuk dasar geometri, se- keseluruhan. Hal ini tidak terjadi pada gambar
perti kotak, lingkaran, dan segitiga, tetap dapat 4.21 (b) karena keempat bidang vertikal akan
dirasakan. terbaca sebagai bidang-bidang yang saling terpisah
sehingga tidak mampu membentuk persepsi me-
Sebuah bentuk massa bangunan akan dapat di- ngenai bentuk massa dengan baik'
rasakan makna kehadiran dan kekuatan desainnya
E@
apabila terdapat cahaya yang memadai. Pada siang
hari, di sebuah ruang terbuka, kehadiran bentuk
dapat diakses secara visual. Sebaliknya, pada
malam hari, dengan latar belakang kegelapan kita
dapat melakukan penekanan-penekanan dalam
pendefinisian dart penegasan bentuk massa ba-
ngunan, sekaligus menyimpan bagian lainnya. Hal
ini dapat dilakukan dengan pendekatan melalui
ll tt
Gombor 4.21
Pelelokon lomPu
uplightokan
desain pencahayaan yang baik. l
me mengoruhi imPresi
podo sebuoh mosso
1l_2________ Desain pencahayaan Arsitektural
Konsep Pencahayaan Eksterior t33
Gambor 4.22
Perlemuon onlorbidong
don goris yong ielos,
serlo lolor belokong
yong gelop membuol
sebuoh mosso dopol
dipohomi dengon boik
(tolo: Wiyotiningsih)
Gombor 4.23
Dalam sebuah ruang visual dengan informasi Penombohon fiher worno
mompu membuol sebuoh
visual yang sangat kompleks, mata tidak akan
mosso mendominosi
memiliki fokus terhadap sebuah objek tertentu. konleks
Seluruh objek yang terdapat dalam ruang visual (toto: Wiyoiiningsih)
akan memiliki porsi visual yang relatif sama.
2. Detail
Dalam kondisi ini, sering kali intensitas pen-
Detail arsitektural merupakan suatu penghargaan
cahayaan tidak mampu memberikan aksentuasi
terhadap pertemuan elemen-elemen arsitektural.
pada sebuah objek. Di sisi lain, jika intensitas caha-
Keberadaannya menjadi penting karena hadir dari
yanya semakin tinggi, tingkat kesilauan (Sluu)
kesadaran seorang perancang akan pentingnya
yang dihasilkannya pun akan semakin besar, dan
sebuah aksentuasi pada pertemuan tersebut, baik
hal ini tentu akan memengaruhi tingkat kenya-
pertemuan kolom dengan balok, bidang vertikal
manan visual. Dalam kondisi ini, pemberian warna
dengan bidang horizontal, dinding dengan din-
pada cahaya merupakan suatu pendekatan yang
ding, maupun pertemuan antarbidang atap.
mungkin diterapkan. W'arna cahaya melalui pe-
nambahan filter warna dapat digunakan untuk Detail berbeda dengan sebuah ornamen yang hadir
mempertegas sebuah bentuk massa, menampilkan pada sebuah bidang permukaan, baik dalam ben-
batasan-batasan, dan memperkuat kesan visualnya. tuk dua dimensi maupun tiga dimensi. Kehadiran
t34 Desain Pencahayaan Arsitektural ["]'_ep_I_"11trygt!$t-19t---- ----------l-3-:
Gombor 4.25
Tingkol tronsporonsi
pada perilaku yang dihasilkan oleh cahaya. ]enis Tabel 4.1 menuniukkan perilaku material dalam
material yang digunakan oleh bidang permukaan memantulkan cahaya yang mengenainya, dengan
pun akan menentukan apakah cahaya akan di- arah cahaya yang tegak lurus terhadap bidang
teruskan, dipanrulkan, atau diserap oleh sebuah permukaan. Pemahaman mengenai hal ini menjadi
bidang permukaan. Bidang permukaan yang trans- penting, tidak hanya untuk mengetahui efek caha-
.119________ Desain pencahayaan Arsitektural Konsep Pencahayaan Eksterior t37
ya yang mengenai bidang permukaan, namun juga Tobel 4.2 Bohon-bohon yong lembus tohoyo
untuk memahami banyaknya cahaya yang akan
fronsmisi Relleksi Absorpsi fingkol
dipantulkan dan memengaruhi kondisi visual di Tebol
Bohon honloron pontulon reropon penyeborun
mm
sekitarnya. Cahaya pantulan (luminance) yang to tohovo
berlebihan akan menyebabkan ketidaknyamanan
koco polos lerong t-4 90-92 6-8 2-4 songol lemoh
visual lingkungan dan akan memengaruhi citra vi- koco prismc 3-6 90.70 5-20 5-r 0 kuol
sual bangunar secara keseluruhan. Selain memiliki koco ornomen 3-6 90-60 t-20 3-20 lemoh
kemampuan untuk memantulkan cahaya, sebagian (cohoyo podo sisi holud
koro mol esl 2-3 78-63 t2-20 t0-t7 lemoh
material lainnya juga dapat meneruskan cahaya. (rohoyo podo sisi holud
Perilaku untuk meneruskan cahaya tergantung koco opol 2-3 66-36 3t-54 3-10 kuot
pada jenis material dan tingkat transparansi yang olbosler murni il-t3 30-r 7 54-62 t6-2t kuol
koro lermoluks 5-8 4t-21 37-48 6-25
dimilikinya. I redong
pulih kerlos pergomen t-2 55-35 35-50 r0-15 sedcng
serol-serot pulih lipit 70-30 30-60 2-8 sedong
Tobel 4.1 Bohon-bohon yong tidok lembus rohoyo
(sulro, kolun)
Refleksi l(emonpuon
Bohon Pemonlulon
penveboron rohovo
(Sumber, Mongunwiioyo, 2000)
oluminium songol mengkilou 80-85 songol lemoh kuot
oluminium mot/burom 55-65 kuot songol lemoh
emoil putih 65-75 sedong lemoh
gips putih segor 85-95 kuol songol lemoh
kerlos putih burom 70-80 sedong I emoh
kertos putih mengkilou 70-80 lemoh sedong
rermin koco 80-88 songol lemoh kuol
perok dipoles 90-92 songot lemoh kuol
gronil 20-25 lemoh
bolu kopur 35-55 sedong
koyu mohoni dipoles 6-12 lemoh
plesleron kopur pulih 40-45 sedong
plesleron rol gelop 0-25 songol lemoh
bohon hitom 0-0,5 songol lemoh
koyu kosor 0-40 lemoh
botu boto (bosoh) 8-30 lemoh
bolu holo (kering) sedong
belon kosor Gombor 4.25
20-30 kuol
genling meroh boru Sumber cohoyo yong
l0-t5 kuol
genling kolor 5-t 0
dilelokkon di dolom
kuol
koco semilronsporon
mompu memberikon
(Sumber: Mongunwiioyo, 2000)
efek visuol yong
menorik
r38 Desain Pencahayaan Arsitektural Konsep Pencahayaan Eksterior I 39
4. Teksnrr
sudut datang \- sudut datang (sama
Tekstur sebuah bidang permukaan memiliki suatu \dengan sudut pantul Pada
Gsmbor 4.28
Tekslur yong berbedo
podo sebuoh fosod okon
menghosilkon efek
cohoyo yong berbedo
pul o
Stnrktur
Elemen struktur bangunan merupakan performa Gombor 4.29
Hemen goris yong
kekuatan bangunan tersebut. Hal ini menunjukkan
dibentuk oleh rongko
bahwa elemen struktur memiliki peran visual yang bojo podo Menoro [iffel
sangat penting. Elemen struktur yang terdiri atas lelop dopot diokses
elemen garis, bidang, dan ruang akan menjadi secoro visuol wolou dori
sangat dominan di dalam sebuah penampilan ba- iorok yong rukup iouh
(toio: Wiyotiningsih)
ngunan. Elemen garis yang dibentuk oleh struktur
rangka, baik berupa kolom maupun balok, akan Pada gambar 4.29, elemen garis yang dibentuk
memengaruhi citra visual sebuah bangunan dan oleh struktur rangka baja, menjadi kekuatan visual
bahkan mampu mendominasi konteks. Dengan Menara Eiffel. Pada malam hari, menara tersebut
demikian, elemen struktur dapat menjadi semakin justru semakin mendominasi konteks dengan latar
dominan secara visual dengan penekanan melalui belakang kegelapan malam. Bahkan, dari jarak
pencahayaan. Namun, pemilihan sumber cahaya yang cukup jauh, elemen garis rangka bajanya
dan armatur lampu juga harus disesuaikan dengan masih dapat di.akses secara visual. Pencahayaan
bentuk dan karakter struktur tersebut. Menara Eiffel merupakan salah satu contoh
pendekatan pencahayaan yang sangat baik.
.|42 Desain pencahayaan Arsitektural Konsep Pencahayaan Eksterior t43
,l
-----------t-!7-
["],-:ql-"l.Pgl-l$:::':l----
Bot]ardakanlebihtepatjikadigunakanP-adaruang-
di jalan lingkungan, jalan protokol' atau pergerakan yang memiliki
jalan, baik ruang terbuk, d'""gu" pejalan
jalan tol. i"""i** yang relatif t""auit seperti ialur
kaki'
Dalam mendefinisikan pergerakan yang terjadi pada
malam hari, pencahayaan memainkan peran yang
sangat vital. Dalam konteks ini, keamanan dan
kese-
Lan, kondisi bidang horizontal, dan bidang-bidang iolon memiliki Perqn Yong
pembatasnya. Dengan mendapatkan informasi yang songot vilol dolom
Gumbor 4.35
Pergerokon oir dengon
kecepoton linggi leloP
dopol dinikmoli dengon
oksenluosi
pencohoyoon
(Sumber: ERC0
Progrom 2008/09).
t50
Desain pencahayaan Arsitektural
BAB 5
Dokumcntasi Tcknik dan
Tahap lnstalasi
$r
i{4J wALr MoLrNr scitkce :.iq,{y slvrTcrt Setelah membuat konsep desain pencahayaan, lighting
t* p{*oAt{r 5q 9uJAYDiHi{ttSt,lte$i designer dapat memilih berbagai tipe, jenis, dan merek
mrliL,G*rr S- LO$LRfr$[tLtttllOL]0|LS sumber cahaya, dan armatur yang sesuai. Untuk itu,
> ' COtl!ROL ctt0urr
lighting designer dapat berdiskusi dengan produsen
) srtt,ricrr q cEilrtR LlN
lampu untuk mendapatkan spesifikasi yang menunjang
-ril
1/
f,[08$rilreLrc,r L6.1. t{rts[DETTRMHLU konsep peranc.mgan. Walaupun setiap produsen atau
..-)--i::= pabrik lampu telah mengeluarkan katalog untuk tiap-
srIiEr u6q}
S ,u,"ru*ruu*urr
Gombor 5.1 .{- tiap produk yang mereka produksi, perancang harus
(ontoh simbol yong 1if BflLAnD i] rerr. tetap melihat secara langsung efek cahaya yang di-
dopot digunokon podo
.".,.,.,-....... tsclwodscENt st,t,p Ll{;Xy G saclox hasilkan oleh produk-produk tersebut, hal ini ber-
renrono lilik lompu
(Sumber: Moyer, I I'tqsFo&M[lt 6l Flxturr{ Typt rbt}llrt-rcA}rur
hubungan dengan karakter cahaya yang sangat
te92l spesifik.
ffi-w
H
Gombor 5.3
Spesifikosi lompu
bollordlengkop dengon
folomelri, sumber
cohoyo, moteriol, don
dimensi
ffi
fornliood ll fl$dliqltt tr;rh *rr.ri;a rliler* hr:!l l.lal. lnDfr
(Sumber: lng.
Costoldi
ffire lluminozione
Generol Cotologue
r /2006)
Gombor 5.2
Gambar-gambar detail merupakan dokumen yang
Spesifikosi lompu sangat penting bagi pihak pelaksana dalam melakukan
menuniukkon secoro proses instalasi atau konstrulai' Dokumen tersebut
lengkop folometri, akan memuat langkah-langkah yang harus dilakukan
sumber cohoyo, sudul
pada tahap instalasi, seperti material yang akan
rohoyo, doyo, inlensilos
cohoyo serlo moleriol, d.igunakan, letak, dimensi, sistem konstruksi, dan
don dimensi ormolur. pelaksanaannya. '
(Sumber: ERC0
Progrom 20061071.
ii
.]f9________ Desain pencahayaan Arsitektural Dokumentasi Teknik dan Tahap lnstalasi t59
4. Biaya Konstruksi
5.1.4 Rencono Anggoron Bioyo
Bagian ini berisi perincian biaya yang dibutuhkan
Rencana anggaran biaya (RAB) merupakan dokumen pada tahap pelaksanaan atau konstruksi, termasuk
yang berisi anggaran biaya secara keseluruhan yang biaya materiai dan peralatan yang dibutuhkan.
dibutuhkan dalam perwujudan konsep desain yang
telah dibuat. Rencana anggaran biaya dibuat oleh
t60 Desain pencahayaan Arsitektural Dokumentasi Teknik dan Tahap lnstalasi t6t
ditetapkan di lapangan pada saat pengaturan dapat dilakukan secara menyeluruh pada berbagai elemen,
berbeda dengan perhitungan yang dilakukan pada yaitu
gambar kerja. Hal ini dapat diakibatkan oleh berbagai
faktor, di antaranya kondisi nyata yang berbeda 1. sumber cahaya
dengan data yang ada dan pengaruh sumber cahaya Sebagai penghasil cahaya, perawatan sumber caha-
lain, seperti pantulan benda langit (bulan, bintang, dan ya harus dilakukan secara rutin. Sumber cahaya
langit), maupun sumber cahaya di sekitarnya (bangun- yang tidak berfungsi harus segera diganti dengan
an, jalan, dan kendaraan bermotor). Namun, kondisi yang baru. Demikian halnya dengan sumber caha-
ini bukanlah sebuah masalah yang serius karena ya yang tertutup oleh debu dan kotoran yang
konsep dasar perancangan tetap menradi titik tolak harus segera dibersihkan agar cahaya yang
dari proses instalasi. dihasilkan dapat malsimal dan kualitas cahaya
dapat tetap dipertahankan.
2. armatur lampu
Sebagai rumah lampu bagi sumber cahaya serta
berfungsi untuk melindungi sumber cahaya dan
Gombor 5.5 menciptakan efek cahaya yang menarik, rumah
Tingkol okurosi sudul Iampu harus selalu dibersihkan. Berbagai kotoran,
cohoyo songot debu, dan bahkan binatang yang bersarang di
dipengoruhi oleh produk
dalamnya dapat mengurangi kualitas dan kuantitas
ormolur lompu
(Sumber: ERCO cahaya yang dihasilkan. Berbagai faktor tersebut
Progrom 2008/09) juga dapat menyebabkan usia lampu menjadi lebih
pendek.
Lynch, Kevin. 7960. The Image Of The City.London: The MIT Press.
Sons, Inc. 69, 70, 72, 73, 75, 83, 90, 116, 151, 152,153, 154, 157
t21,129,135,161 diffiise 25, 26, 55, 75, 83, 121,
Phoenix, G. "Lighting in the Townscape". <www.building armatur lampu, M, 57, 62, 65, 122,r38,152,153
conseryation.com> 68, 69, 72, 73, 7 4, 7 6, 77, 79, direct lighting, 69
80, 81, 83, 89, 90,93, t26, direction, ll3
Rossi, Aldo. 1982. The Architecture of The Gry. New york: MIT press. t40,154, t62 distribusi cahaya, 24,36,55, 68,
69,76,90
Sanoff, Henry. 7991. Visual Research Methods in Design. New york: Van downlight, 25, 26, 27, 47, 60, 73,
Nostrand Reinhold. B 74, 83, 116, 121, 122, 152
bentuk, 129
.E
I
T V Biografi Singkat
tahap instalasi, 29, I52, 156, 157 vegetasi, 13, 61, 78, 93, 104, 107,
tahap konstruksi, 30, 151, 159, 116, 120, t42,164
160 visual clarity,24
tekstur, 6, 12, 13, 26, 31, 96, 97,
99, 104, 112, 113, 117, 118, Parmonangan Manumng lahir di Palangkaraya pada
120, 128, 129, 138
w tanggal 23 Januari 1975. Menyelesaikan program sarjana
template, M, 48,49,50 wall light,83 di |urusan Teknik Arsitektur Universitas Kristen Duta
'Wacana Yogyakarta, kemudian melanjutkan studi di
tingkat penerangan, 64, II5 wallwasher, 65, 80, 81, 83, 152,
153, 161 program pascasarjana furusan Teknik Arsitektur
wanla cahaya, 13, 14, 20,25,27, Universitas Gadjah Mada pada tahun 2001 dan meraih
U 56, 65, 119, 123, 125, 129, gelar Master Teknik pada tahun 2002, dengan tesis
underwater, S9 132,143,149,155 mengenai pencahayaan kawasan.
uplight, 12, 25, 26, 27, 72, 73, 7 4,
Saat ini menjadi pengajar tetap ]urusan Teknik Arsitektur Universitas
83, 116, r27, 122, 131, 152,
Kristen Duta 'Wacana Yogyakarta dan mengampu mata kuliah Desain
153
Pencahayaan Arsitektural.
Berbekal pengalaman ruang dan rrisual di beberapa kota di Eropa dan Asia,
serta beberapa hasil penelitian dan pengalaman praksis, penulis berupaya
menulis brku Desain Pencahayaan Arsitekrural yang diharapkan mampu
memberikan pemalgman mengenai desain pencahayaan bagi siapa pun
yang membutuhkannya.