Anda di halaman 1dari 12

Kasus 10-1

Analisis Investasi Luar Negeri: Konflik Bisnis

Oleh:
Kelompok 2

Sang Ayu Putu Thania Parameswari Eka Putri (145020307111041)


Iffat Hanifah Christitama (145020307111043)

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kasus 10-1 Analisis
Investasi Luar Negeri: Konflik Bisnis ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di
dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk seluruh masyarakat khususnya
mahasiswa. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Malang, September 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar negeri adalah salah satu
ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. Ia bermula saat sebuah perusahaan
dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di
negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal (biasa disebut 'home
country') bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi (biasa disebut
'host country') baik sebagian atau seluruhnya. Caranya dengan si penanam modal membeli
perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun
perusahaan baru di sana atau membeli sahamnya sekurangnya 10%.
Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya pembelian atau
konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau bangunan; atau konstruksi
peralatan atau bangunan yang baru yang dilakukan oleh perusahaan asing. Penanaman
kembali modal (reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman jangka
pendek dan panjang antara perusahaan induk dan perusahaan anak atau afiliasinya juga
dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini mulai muncul corak-corak baru dalam FDI
seperti pemberian lisensi atas penggunaan teknologi tinggi.
Sebagian besar FDI ini merupakan kepemilikan penuh atau hampir penuh dari sebuah
perusahaan. Termasuk juga perusahaan-perusahaan yang dimiliki bersama (joint ventures)
dan aliansi strategis dengan perusahaan-perusahaan lokal. Joint ventures yang melibatkan tiga
pihak atau lebih biasanya disebut sindikasi (atau 'syndicates') dan biasanya dibentuk untuk
proyek tertentu seperti konstruksi skala luas atau proyek pekerjaan umum yang melibatkan
dan membutuhkan berbagai jenis keahlian dan sumberdaya. Istilah FDI biasanya tidak
mencakup investasi asing di bursa saham.

Studi Kasus
Anda adalah CFO dari Marissa Corporation, sebuah pabrik elektronik yang bermarkas
di Shelton, Connecticut. Saat ini, usaha perusahaan Anda terbatas hanya di Amerika Serikat,
tetai Anda tertarik untuk mengalihkan usaha Anda ke luar negeri. Satu pilihannya adalah
dengan mulai mendirikan sebuah cabang perusahaan di Eropa, Amerika Latin, dan Asia. Opsi
lainnya adalah mendapatkan sebuah perusahaan multinasional yang telah ada di dunia
internasional. Kemudian Anda mempelajari tindakan tersebut karena Anda tertarik
mengalihkan risiko usaha perusahaan Anda dan meningkatkannya secepat mungkin. Anda
juga memiliki pilihan bursa dan akan sangat menguntungkan jika harga, andaikan saja
Marissa Corporation di bursa biasa naik di tahun berikutnya.

Anda sangat tertarik pada MBI Internasional, sebuah perusahaan multinasional yang
bermarkas di Amerika Serikat dengan bisnis di berbagai negara. Perkiraan Anda adalah kira-
kira 60% dari pendapatan perusahaan adalah dari luar negeri. Statistik performa usaha luar
negeri, tersedia di MBI Corporation dengan laporan keuangan digabungkan, termasuk dalam
Tampilan 10-14 untuk tahun 2008, 2007, dan 2006. Ditambahkan juga dengan catatan.
Namun, MBI tidak mengungkapkan data yang menjelaskan pergerakan mata uang
utama di mana bisnis dilakukan. Anda cari di Google dan buka indeks harga perdagangan
besar yang disuplai oleh pemerintah Amerika Serikat. Dengan operasi MBI yang berskala
besar, Anda memutuskan untuk menggunakan indeks perdagangan besar sebagai sebuah
alternatif untuk catatan mata uang MBI (lihat contoh 10-15). (dalam menggunakan alternatif
seperti ini, Anda berasumsi bahwa campuran mata uang dari aktivitas MBI sejalan dengan
pencampuran mata uang dalam indeks perdgangan besar).

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pada basis informasi yang disediakan dengan apa yang telah Anda pelajari di Bab 6,
apakah MBI menggambarkan satu calon akuisisi yang kuat?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apakah MBI adalah calon perusahaan yang kuat dan layak untuk di
akuisisi atau tidak?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Akuisisi


Salah satu strategi untuk menjadi perusahaan yang besar dan mampu bersaing adalah
melalui ekspansi baik dalam bentuk ekspansi internal maupun ekspansi eksternal.
Ekspansi internal terjadi pada saat divisi-divisi yang ada dalam perusahaan tumbuh secara
normal melalui kegiatan capital budgeting sedangkan ekspansi eksternal dapat dilakukan
dalam bentuk penggabungan usaha (business combination). Penggabungan usaha dalam
akuntansi ada tiga bentuk yaitu: konsolidasi, merger, akuisisi.
Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 tentang penggabungan
badan usaha, definisi akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana salah satu
perusahaan, yaitu pengakuisisi memperoleh kendali atas aktiva netto dan operasi
perusahan yang diakuisisi, dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu
kewajiban atau dengan mengeluarkan saham. Akuisisi adalah bentuk pengambil alihan
kepemilikan perusahaan oleh pihak pengakuisisi sehingga mengakibatkan berpindahnya
kendali atas perusahaan yang diambil alih tersebut. Biasanya pihak pengakuisisi memiliki
ukuran yang lebih besar dibanding dengan pihak yang diakuisisi.
Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan akuisisi:
1. Mengurangi Risiko Memasuki Industri Baru.
Memasuki industri baru tentu saja mengambil resiko yang besar. Oleh karena
industri ini kurang berpengalaman dalam menghadapi gejolak perekonomian
maupun persaingan, maka tindakan terbaik akuisitor mengambil alih merger
dan akuisisi perusahaan yang sudah lama berdiri dan berpengalaman serta
tingkat resiko yang jauh lebih rendah.
2. Mengurangi Kompetitor
Pesaing bagi suatu perusahaan adalah musuh. Melakukan transaksi merger
dan akuisisi dengan perusahaan target (pesaing) adalah salah satu jalan yang
lebih mudah. Tujuannya pangsa pasar dapat dikuasai dan dikendalikan.
3. Meningkatkan Penjualan.
Transaksi merjer dan akuisisi dapat meningkatkan penjualan. Sedikitnya ada
dua kemungkinan penjualan ini meningkat. Pertama, pengambil alihan
perusahaan target yang memproduksi produk sejenis atau berlainan, dan kedua
dengan cara mengambil alih perusahaan target yang bergerak dalam bidang
pendistribusian produk.
4. Mendapatkan Posisi Strategis.
Perusahaan melakukan merger dan akuisisi untuk mendapatkan posisi
strategis (dalam pengertian luas). Misalnya untuk mendapatkan pasar strategis
dilakukan dengan mengambil alih perusahaan yang mapan dalam pemasaran
produk, mengambil alih perusahaan yang mempunyai lokasi strategis (baik
Strategis bahan baku maupun konsumen), dan sebagainya.
5. Meningkatkan Likuiditas.
Merger atau akuisisi antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki
likuiditas yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham
akan lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid
dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.

2.2 Apakah MBI Multi National Company menggambarkan satu calon akuisisi yang
kuat bagi Marissa Corporation?
Dengan operasi MBI yang berskala besar, CFO Marissa Corporation memutuskan
untuk menggunakan indeks perdagangan besar sebagai sebuah alternatif untuk catatan
mata uang MBI (lihat contoh 10-15).

Dalam menggunakan alternatif seperti ini, CFO Marissa Corporation berasumsi


bahwa campuran mata uang dari aktivitas MBI sejalan dengan pencampuran mata uang
dalam indeks perdagangan besar.
Catatan:
a. Cabang perusahaan Non-AS yang menggunakan akun mata uang lokal kira-kira
bisa mendapatkan keuntungan 90% dari perusahaan non-AS.
b. Sisa keuntungan 10% lagi berasal dari anak perusahaan dan cabang yang
beroperasi dengan dolar Amerika Serikat atau dalam lingkungan yang sarat
dengan inflasi.
c. Ketika nilai dolar melemah, aset bersih dicatat dalam mata uang lokal yang
diterjemahkan ke dalam banyak dolar daripada yang mereka terima sebelumnya.
d. Sebaliknya, ketika dolar menguat, aset bersih dicatat dalam mata uang lokal yang
diterjemahkan ke dalam beberapa dolar Amerika Serikat daripada nilai yang
mereka terima dari tahun sebelumnya.
e. Perubahan dalam penyeragaman penerjemahan sejak akhir 2006 adalah sebuah
cermin penguatan dolar pada tahun 2007 dan kelemahan dolar pada tahun 2008.
Analisis Kualitatif:
1. Berdasarkan catatan yang diberikan, keuntungan yang di dapatkan oleh MBI
adalah 90% berasal dari kegiatan operasional perusahaan non-AS dan 10%
berasal dari kegiatan operasional perusahaan yang berada di Amerika Serikat.
2. Berdasarkan data MBI pada usaha non-AS, bagian pendapatan dan keuntungan
dapat terlihat dalam tabel tersebut bahwa pendapatan cabang MBI yang tidak
berasal dari Amerika Serikat meningkat sejalan dengan laba yang meningkat pula
di setiap tahun.
3. Berdasarkan catatan yang diberikan, apabila dolar melemah maka aset bersih
yang sebelumnya di catat dalam mata uang lokal akan diterjemahkan ke dalam
dolar yang dicatat lebih banyak. Misal, $1 = Rp 1.000 dengan demikian apabila
aset bersih di ketahui sebesar Rp2.000, maka aset bersih perusahaan tersebut
dalam dolar adalah $2. Namun, apabila dolar melemah misalnya $1 = Rp 500
maka aset bersih perusahaan tersebut dalam dolar adalah $4. Dengan demikian
mata uang lokal tersebut akan di terjemahkan ke dalam jumlah dolar yang lebih
banyak.
4. Sama seperti analisis nomor 3, apabila dolar menguat maka aset bersih yang
sebelumnya di catat dalam mata uang lokal akan diterjemahkan ke dalam dolar
yang dicatat lebih sedikit. Misal, $1 = Rp 2.000 dengan demikian apabila aset
bersih di ketahui sebesar Rp 8.000, maka aset bersih perusahaan tersebut dalam
dolar adalah $4. Namun, apabila dolar menguat misalnya $1 = Rp 4.000 maka
aset bersih perusahaan tersebut dalam dolar adalah $2. Dengan demikian mata
uang lokal tersebut akan di terjemahkan ke dalam jumlah dolar yang lebih sedikit
karena nilai dolar yang menguat.
5. Berdasarkan tampilan 10-15, indeks bursa rata-rata perdagangan dolar tahun 2006
yaitu sebesar 92,8 adalah sebuah cermin penguatan dolar pada tahun 2007 sebesar
93,7 dan menunjukan kelemahan pada tahun 2008 sebesar 83,7. Hal tersebut
menunjukkan apabila indeks bursa rata-rata perdagangan menurun di tahun 2008,
namun perusahaan MBI tetap survive dikarenakan penghasilan dan pendapatan
bersih nya yang selalu meningkat setiap tahunnya.
6. Berdasarkan studi kasus tersebut, juga dijelaskan bahwa pendapatan perusahaan
MBI adalah 60% berasal dari pendapatan perusahaan non-AS dan 40% berasal
dari pendapatan perusahaan di Amerika Serikat.

Analisis Kuantitatif:
Analisis ini berdasarkan tampilan 10-14 pada bagian pendapatan bersih dan tampilan
10-15 pada bagian indeks bursa rata-rata perdagangan dolar pad 31 Desember:
a. Tahun 2006 = $ 4.079 x 92,8%
= $ 3.785,31

b. Tahun 2007 = $ 4.108 x 93,7


= $ 3.849,19

c. Tahun 2008 = $ 4.574 x 83,7


= $ 3.828,43

Dengan demikian, dapat terlihat bahwa tahun 2006, 2007, dan 2008 menunjukkan
angka penghasilan dan pendapatan bersih yang sejalan meningkat dari tahun ketahun,
meskipun pada tahun yang sama indeks bursa rata-rata perdagangan dolar pada tahun
2006 mencerminkan kekuatan pada 2007 namun melemah di tahun 2008 tidak
memberikan pengaruh apapun terhadap perusahaan MBI Internasional karena perusahaan
MBI dapat survive dalam situasi indeks bursa rata-rata perdagangan dolar yang
melemah. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa perusahaan MBI Internasional layak untuk
diakuisisi oleh Marissa Corporation.

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Dari analisis diatas, dapat disimpulkan bahwasannya perusahaan MBI Internasional


merupakan kandidat akuisisi yang menarik jika dilihat dari laporan keuangan konsolidasi
MBI Internasional pada tahun 2006, 2007, dan 2008. Laba berssih yang di hasilkan oleh
perusahaan tersebut juga selalu meningkat. Karena apabila laba yang dihasilkan oleh
perusahaan MBI Internasional selalu meningkat artinya perusahaan tersebut menunjukan
bahwa perusahaan terus berkembang dan menginovasi produk yang di produksi sehingga
konsumen tetap membeli produk tersebut. Selain itu dengan laba yang selalu meningkat
juga menunjukan kinerja perusahaan tersebut baik selama menjalankan operasionalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Choi, Frederick. D. S. dan Gary K. Meek. 2012. International Accounting Edisi 6 Buku 1.
Jakarta: Salemba Empat.

http://www.downtoearth-indonesia.org/old-site/fifdi.htm
Diunduh pada tanggal 28 November 2016

Anda mungkin juga menyukai