Anda di halaman 1dari 24

PERCOBAAN 4

TELEVISI KABEL

1.1 Tujuan :
1. Menentukan atenuasi keluaran modulator sebelum didistribusikan ke pelanggan.
2. Menentukan besarnya atenuasi sepanjang saluran.
3. Mengetahui penguatan pada penguat televisi kabel

1.2 Peralatan yang digunakan :


NO Keterangan Alat dan Bahan

1 Spectrum Analyzer :
1.
Gw Instek GSP 827 2,7 GHz

1 Modulator 3 kanal :
2.
Winerset WR 582

3. 1 Konektor N male to N male

1 Power Splitter :
4. Dx Antena model ED 773
(10 1450 MHz)
1 Amplifier :
5. Winersat WA 860 (40 860 MHz ,
40 dB Gain)

1 Kabel koaksial RG-59 75


6.
( 150 m) : Belden Wire

7. 1 Konektor N male to BNC female

8. 2 Konektor matching impedance 75

9. 1 Kabel penghubung 75 ( 2 m)

10. 2 Televisi
11. 1 Laptop

1.3 Diagram Rangkaian

Gambar 1 Diagram Rangkaian Televisi Kabel

1.4 PENDAHULUAN

1.4.1 Ujung Head (Head End)

Ujung memberikan sinyal-sinyal acara (program) untuk semua saluran. Penyiaran


setempat dan yang jauh ditangkap oleh sebuah antena yang dipasang diatas sebuah
menara yang sangat tinggi guna memperluas jarak batas pandangan. Sinyal-sinyal ini
dapat didistribusi kan sebagai nomor saluran asalnya atau diheterodinkan menjadi
frekuensi-frekuensi saluran yang berlainan

1.4.2 Distribusi Kabel


Rugi-rugi frekuensi di dalam kabel koaksial adalah tinggi, terutama yang bekerja
dalam daerah frekuensi super dari TV kabel. Akan tetapi, kehilangan-kehilangan pada
saluran diimbangi dengan menggunakan penguat frekuensi radio (RF amplifier) dengan
bidang frekuensi yang lebar yang ditempatkan sepanjang jaringan kabel seperti pada
gambar 2.3.
Pada sistem distribusi, saluran utamanya adalah trunk. Dari saluran utama ini,
kabel-kabel cabang diperpanjang ke kelompok pelanggan. Saluran untuk masing-masing
pelanggan disebut drop.
Setiap penguat saluran trunk mempunyai penguatan yang sama dengan kerugian
saluran untuk jarak antara penguat. Nilai khasnya adalah 40 dB, atau suatu penguatan
tegangan sebesar 100.

Gambar 2 Diagram blok sistem distribusi televisi kabel

1.4.3 PERCOBAAN
Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan pengkalibrasian pada
Spectrum Analyzer. Setelah itu pengujian pada output modulator dapat dimulai.
Catatan : Untuk setiap pengujian, sebelum dihubungkan ke Spectrum Analyzer akan
lebih baik jika digunakan matching impedance dari 75 ke 50 (atenuasi
7,8 dB).
Untuk pengukuran tiap TP, jangan menghubungkan seluruh sistem yang akan
diukur. Misalnya, pengukuran TP1 yang terpasang hanya modulator saja, TP2
hanya modulator dan kabel rol saja, begitu seterusnya.
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Hubungkan I/O pada kanal modulator (TP1) ke spektrum analyzer. Ukur dan Foto
gambar spektrum frekuensi pada titik pengukuran (TP1) untuk melihat level sinyal
output modulator pada tiap-tiap kanal. Kabel yang digunakan dalam pengujian ini
berupa kabel koaxial 75 ( 2 m), dengan blok diagram seperti di bawah ini.

SPECTRUM ANALYZER

A/V1
A/V2 MODULATOR
A/V3

3. Melanjutkan pengujian dengan menggunakan kabel panjang ( 150 m) yaitu TP2,


dengan blok diagram seperti di bawah. Foto gambar spektrum frekuensi dan tentukan
levelnya. Berapa dB redaman yang terjadi pada kabel.

A/V1
A/V2 MODULATOR SPECTRUM ANALYZER

A/V3 TP2

Kabel rol
( 150 m)
4. Menambahkan amplifier pada rangkaian dari langkah 3 untuk pengukuran TP 3

5. Kemudian dari langkah 4 ditambahkan kabel dengan panjang kurang lebih 150 meter
untuk pengukuran TP4

6. Kemudian rangkaian langkah 5 ditambahkan power splitter pada rangkaian yang


dihubungkan dengan spectrum analiyzer dan 2 buah Televisi dengan TP5
dihubungkan dengan spectrum analiyzer dan memasang televisi pada TP6 dan TP7
7. Menukar Posisi spectrum pada TP6 dan memasang televisi pada TP5 dan TP7
8. Menukar Posisi spectrum pada TP7 dan memasang televisi pada TP5 dan TP6
9. Tentukan penguatan pada penguat, redaman pada kabel, redaman pada splitter tiap
port.
10. Ulangi untuk TP 2 dan TP 4 dengan memindahkan kabel roll
11. Ulangi untuk TP 2 dan TP 4 dengan memindahkan kabel roll
1.4.4 Data Hasil Percobaan
TP1A

Keterangan :
Start : 50 MHz Span : 750.000 MHz
Stop : 800.000 MHz Marker 1 : 489.7591 MHz, -64.8 dBm
Marker 2 : 495.2279 MHz, -41.0 dBm Marker 3 : 500,7270 MHz, -61.3 dBm
TP 1B

Keterangan :
Start : 485.00000 MHz Span : 20.000 MHz
Stop : 505.00000 MHz Marker 1 : 489.7591 MHz, -56.6 dBm
Marker 2 : 495.2279 MHz, -43.6 dBm Marker 3 : 500,7270 MHz, -58.2 dBm
TP 2

Keterangan :
Start : 485.00000 MHz Span : 20.000 MHz
Stop : 505.00000 MHz Marker 1 : 489.7591 MHz, -66.1 dBm
Marker 2 : 495.2279 MHz, -46.3 dBm Marker 3 : 500,7270 MHz, -59.9 dBm
TP 3

Keterangan :
Start : 485.00000 MHz Span : 20.000 MHz
Stop : 505.00000 MHz Marker 1 : 489.7591 MHz, -58.9 dBm
Marker 2 : 495.2279 MHz, -41.1 dBm Marker 3 : 500,7270 MHz, -61.8 dBm
TP 4

Keterangan :
Start : 485.00000 MHz Span : 20.000 MHz
Stop : 505.00000 MHz Marker 1 : 489.7591 MHz, -75,0 dBm
Marker 2 : 495.2279 MHz, -52.6 dBm Marker 3 : 500,7270 MHz, -81.5 dBm
TP5

Keterangan :
Start : 485.00000 MHz Span : 20.000 MHz
Stop : 505.00000 MHz Marker 1 : 489.7591 MHz, -87.8 dBm
Marker 2 : 495.2279 MHz, -71.2 dBm Marker 3 : 500,7270 MHz, -70.9 dBm
TP6

Keterangan :
Start : 485.00000 MHz Span : 20.000 MHz
Stop : 505.00000 MHz Marker 1 : 489.7591 MHz, -73,9 dBm
Marker 2 : 495.2279 MHz, -77.6 dBm Marker 3 : 500,7270 MHz, -71.1 dBm
TP7

Keterangan :
Start : 485.00000 MHz Span : 20.000 MHz
Stop : 505.00000 MHz Marker 1 : 489.7591 MHz, -80,0 dBm
Marker 2 : 495.2279 MHz, -81.1 dBm Marker 3 : 500,7270 MHz, -98.5 dBm

1.5 Analisa Hasil Percobaan

Marker 1 , frekuensi = 489.7591 MHz


Marker 2 , frekuensi = 495.2279 MHz
Marker 3 , frekuensi = 500.7270 MHz
Maka : Marker 1 adalah Video Carrier kanal 23 *Daftar kanal frekuensi televisi
Marker 2 adalah Video Carrier kanal 24 *Daftar kanal frekuensi televisi
Marker 3 adalah Video Carrier kanal 24 *Daftar kanal frekuensi televisi
Hal tersebut diperoleh dari dengan cara mematikan ulang amplifier, jika sinyal
hilang maka dapat dikatakan bahwa sinyal tersebut adalah adalah frekuensi
kanal siaran televisi. Pada percobaan ini diambil frekuensi video carrier
channel 23 karena memiliki frekuensi yang lebih rendah.

2. Membandingkan 2 TP
a. TP1B dan TP2
TP1B TP2

Marker 1 : 489.7591 MHz, -56.6 dBm Marker 1 : 489.7591 MHz, -66.1 dBm
Marker 2 : 495.2279 MHz, -43.6 dBm Marker 2 : 495.2279 MHz, -46.3 dBm
Marker 3 : 500,7270 MHz, -58.2 dBm Marker 3 : 500,7270 MHz, -59.9 dBm

Dari TP1B ke TP2 mengalami pelemahan amplitude. Hal ini dapat dilihat dari
amplitude pada TP1B Marker 2 sebesar -43.6 dBm menjadi -46.3 dBm pada TP2
Marker 2 yang disebabkan penambahan saluran transimi rangkaian Kabel
sepanjang 150m.

TP1B Marker 2 : -43,6 dBm


TP2 Marker 2 : -46,3 dBm
Pelemahan : -2,7 dBm

Pada Marker 2 perbandingan TP1B dan TP2 terjadi pelemahan sebesar 2,7 dBm
b. TP2 dan TP3
TP2 TP3

Marker 1 : 489.7591 MHz, -66.1 dBm Marker 1 : 489.7591 MHz, -58.9 dBm
Marker 2 : 495.2279 MHz, -46.3 dBm Marker 2 : 495.2279 MHz, -41.1 dBm
Marker 3 : 500,7270 MHz, -59.9 dBm Marker 3 : 500,7270 MHz, -61.8 dBm

Dari TP2 ke TP3 mengalami penguatan amplitude dari amplitude awal pada TP2
sebesar -46,3 dBm menjadi sebesar -41,1 dBm pada TP3 yang disebabkan
penambahan Amplifier pada rangkaian.

TP2 Marker 2 : -46,3 dBm


TP3 Marker 2 : -41,1 dBm
Penguatan : 5,2 dBm

Pada Marker 2 perbandingan TP2 dan TP3 terjadi penguatan sebesar 5,2 dBm
c. TP3 dan TP4
TP3 TP4

Marker 1 : 489.7591 MHz, -58.9 dBm Marker 1 : 489.7591 MHz, -75,0 dBm
Marker 2 : 495.2279 MHz, -41.1 dBm Marker 2 : 495.2279 MHz, -52.6 dBm
Marker 3 : 500,7270 MHz, -61.8 dBm Marker 3 : 500,7270 MHz, -81.5 dBm
Dari TP3 ke TP4 mengalami pelemahan amplitude dari amplitude awal pada TP3
sebesar -41,1 menjadi sebesar -52,6 dBm pada TP4 , hal ini terjadi karena terdapat
penambahan kabel roll sepanjang 150.
TP3 Marker 2 : -41,1 dBm
TP4 Marker 2 : -52,6 dBm
Pelemahan : -11,5dBm
Pada Marker 2 perbandingan TP3 dan TP4 terjadi pelemahan sebesar -11,5 dBm
TP4 dan TP5
TP4 TP5

Marker 1 : 489.7591 MHz, -75,0 dBm Marker 1 : 489.7591 MHz, -87.8 dBm
Marker 2 : 495.2279 MHz, -52.6 dBm Marker 2 : 495.2279 MHz, -71.2 dBm
Marker 3 : 500,7270 MHz, -81.5 dBm Marker 3 : 500,7270 MHz, -70.9 dBm
Dari TP4 ke TP5 mengalami pelemahan amplitude dari amplitude awal pada TP4
sebesar -52,6, menjadi sebesar -71,2 dBm pada TP4
TP4 Marker 2 : -52,6 dBm
TP5 Marker 2 : -71,2 dBm
Pelemahan : -18.6 dBm
Pada Marker 2 perbandingan TP4 dan TP5 terjadi pelemahan sebesar -18,6 dBm

Gambar hasil output pada Televisi saat berada pada TP5


Hasil output pada televisi saat berada pada TP5 menunjukkan bahwa pada televisi
menghasilkan gambar yang cukup bagus karena frekuensi carrier berada diatas
noise.

d. TP4 dan TP6


TP4 TP6

Marker 1 : 489.7591 MHz, -75,0 dBm Marker 1 : 489.7591 MHz, -73,9 dBm
Marker 2 : 495.2279 MHz, -52.6 dBm Marker 2 : 495.2279 MHz, -77.6 dBm
Marker 3 : 500,7270 MHz, -81.5 dBm Marker 3 : 500,7270 MHz, -71.1 dBm
Dari TP4 ke TP6 mengalami penurunan amplitude (pelemahan) dari amplitude
awal pada TP4 sebesar -52,6 menjadi sebesar -77,6 dBm pada TP6
TP4 Marker 2 : -52,6 dBm
TP6 Marker 2 : -77,6 dBm
Pelemahan : -25 dBm
Pada Marker 2 perbandingan TP4 dan TP6 terjadi pelemahan sebesar -25 dBm

Gambar hasil output pada Televisi saat berada pada TP6


Hasil output pada Televisi saat berada pada TP6 menunjukkan bahwa kualitas gambar
di Televisi mulai menurun dikarenakan frekuensi carrier semakin mendekati noise. Oleh
karena itu gambar yang dihasilkan televisi di TP6 tidak lebih bagus jika dibandingkan
pada TP5
e. TP4 dan TP7
TP4 TP7

Marker 1 : 489.7591 MHz, -75,0 dBm Marker 1 : 489.7591 MHz, -80,0 dBm
Marker 2 : 495.2279 MHz, -52.6 dBm Marker 2 : 495.2279 MHz, -81.1 dBm
Marker 3 : 500,7270 MHz, -81.5 dBm Marker 3 : 500,7270 MHz, -98.5 dBm
Dari TP4 ke TP6 mengalami penurunan amplitude (pelemahan) dari amplitude
awal pada TP4 sebesar -52,6 menjadi sebesar -77,6 dBm pada TP6
TP4 Marker 2 : -52,6 dBm
TP6 Marker 2 : -81,1 dBm
Pelemahan : -28.5 dBm
Pada Marker 2 perbandingan TP4 dan TP7 terjadi pelemahan sebesar -28,5 dBm

Gambar hasil output pada Televisi saat berada di TP7


Gambar pada televisi terlihat tidak jelas karena frekuensi carrier mendekati
sinyal noise dan bahkan hampir sejajar dengan noise. Oleh karena itu gambar
yang dihasilkan pada televisi di TP7 ini lebih buruk kualitasnya dibandingkan
dengan TP5 dan TP6

Diketahui dari hasil percobaan bahwa :


TP1B : -43,6 dBm (Keluaran Modulator)
TP2 :-46,3 dBm (Keluaran Kabel Roll)
TP3 : -41,1 dBm (Keluaran Penguat)
TP4 :-52,6 dBm (Keluaran Kabel Roll)
TP5 :-71,2 dBm (Keluaran Output Splitter 1)
TP6 : -77,6 dBm (Keluaran Output Splitter 2)
TP7 : -81,1 dBm (Keluaran Output Splitter 3)
Maka dari Attenuasi setiap TP tersebut dapat dihitung penguatan dan pelemahan:
TP1 dan TP2
TP1 : -43,6 dBm
TP2 : -46,3 dBm
Pelemahan sebesar -2,7 dBm

TP2 dan TP3


TP2 : -46,3 dBm
TP3 : -41,1 dBm
Penguatan sebesar 5,2 dBm

TP3 dan TP4


TP3 : -41,1 dBm
TP4 : -52,6 dBm
Pelemahan sebesar -11,5 dBm

TP4 dan TP5


TP4 : -52,6 dBm
TP5 : -71,2 dBm
Pelemahan sebesar -18,6 dBm

TP4 dan TP6


TP4 : -52,6 dBm
TP6 : -77,6 dBm
Pelemahan sebesar -25 dBm
TP4 dan TP7
TP4 : -52,6 dBm
TP7 : -81,1 dBm
Pelemahan sebesar -28,5 dBm

TP1 dan TP5


TP1B : -43,6 dBm
TP5 : -71,2 dBm
Pelemahan sebesar -27,6 dBm

TP1 dan TP6


TP1B : -43,6 dBm
TP6 : -77,6 dBm
Pelemahan sebesar -34 dBm

TP1 dan TP7


TP1B : -43,6 dBm
TP7 : -81,1 dBm
Pelemahan sebesar -37,5 dBm

Perhitungan Link Bugdet :

1. Misal penguatan pada TP3 dinaikkan menjadi 7 kali lipat


Sehingga TP3 : 7 x 5,2 dB = 36,4 dBm
Jadi , TP2 : -46,3 dBm
Penguatan 15x : 36,4 dBm
Hasil : -9,9 dBm

Pelemahan TP3: - 11,5 dBm


Hasil : -21,4 dBm

Pelemahan TP5: -18,6 dBm


Hasil TP5 : -40 dBm
TP5 harus memiliki nilai penguatan sebesar 70 dB agar sinyalnya
tampak atau sinyal carrier dan tinggi antara sinyal carrier tersebut tidak
sama dengan sinyal noise yang mengakibatkan buruknya gambar pada
pendistribusian ke pelanggan serta suara yang hilang . Pada TP3 yang
dinaikkan 7 kali lipat penguatannya sudah dapat dibedakan antara sinyal
carrier dan sinyal noise karena telah menghasilkan tinggi amplitudo
sebesar -40 dB

1.6 Kesimpulan
Dari hasil analisa dapat disimpulkan, saat TP1-TP2 mengalami pelemahan karena
terdapat penambahan kabel roll sepanjang 150 m. Sedangkan pada TP2-TP3,
terjadi penguatan karena terdapat penambahan amplifier. Pada TP3-TP 4 kembali
mengalami pelemahan, karena penambahan kabel roll sepanjang 150 meter.
Karena terjadi penambahan power splitter atau pembagian daya untuk TP 5, TP
6, dan TP 7 mengalami pelemahan
Jadi dapat disimpulkan pada keseluruhan analisa diperoleh output modulator yang
rata rata mengalami pelemahan pada setiap TP namun mengalami penguatan pada
TP3 karena adanya amplifier
Dari hasil percobaan didapatkan bahwa setiap output yang dihubungkan dengan
kabel rol atau koaksial akan terjadi pelemahan atau attenuasi, karena pada kabel
koaksial terdapat rugi-rugi frekuensi yang tinggi.
Pelemahan pada percobaan kabel TV ini dapat diimbangi dengan adanya penguat
amplifier
Dari sinyal yang diukur masih belum diperoleh gambar yang bagus dikarenakan
tinggi antara sinyal carrier hampir menyamai sinyal noise yang mengakibatkan
buruknya gambar.
1.7 Saran
Sebelum Percobaan sebaiknya periksa apakah setiap kabel dalam kondisi baik
dengan menggunakan multimeter karena dengan mengetahui kondisi kabel sebelum
percobaan dapat membuat percobaan lebih efektif. Selain itu cek konektor yang
menancap pada masing-masing TP, apakah sudah benar-benar tertancap dengan benar
dan erat atau belum, karena kurang rapatnya konektor dapat mempengaruhi hasil
percobaan.

1.8 Daftar Pustaka


JOBSHEET TELEVISI KABEL
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kanal_frekuensi_televisi
LAMPIRAN

DAFTAR KANAL FREKUENSI TELEVISI

PAL-B/G/H (Asia Tenggara, India, Afrika dan Eropa Barat), SECAM-B/G (Timur

Tengah)

VHF (Sistem B 7 MHz/saluran)


Channel Video carrier (MHz) Audio carrier (MHz)

1 41.25 46.75

1A 42.25 47.75

2 48.25 53.75

2A 49.75 55.25

3 55.25 60.75

4 62.25 67.75

4A 82.25 87.75

5 175.25 180.75

6 182.25 187.75

7 189.25 194.75

8 196.25 201.75

9 203.25 208.75

10 210.25 215.75

11 217.25 222.75

12 224.25 229.75

Catatan: Kanal 15 dan 16 hanya digunakan di benua Afrika.


UHF (Sistem G/H 8 MHz/saluran)
Channel Video carrier (MHz) Audio carrier (MHz)

21* 471.25 476.75

22 479.25 484.75

23 487.25 492.75

24 495.25 500.75

25 503.25 508.75

26 511.25 516.75

27 519.25 524.75

28 527.25 532.75

29 535.25 540.75

30 543.25 548.75

31 551.25 556.75

32 559.25 564.75

33 567.25 572.75

34 575.25 580.75

35 583.25 588.75

36 591.25 596.75

37 599.25 604.75

38 607.25 612.75

39 615.25 620.75

40 623.25 628.75

41 631.25 636.75

42 639.25 644.75
43 647.25 652.75

44 655.25 660.75

45 663.25 668.75

46 671.25 676.75

47 679.25 684.75

48 687.25 692.75

49 695.25 700.75

Channel Video carrier (MHz) Audio carrier (MHz)

50 703.25 708.75

51 711.25 716.75

52 719.25 724.75

53 727.25 732.75

54 735.25 740.75

55 743.25 748.75

56 751.25 756.75

57 759.25 764.75

58 767.25 772.75

59 775.25 780.75

60 783.25 788.75

61 791.25 796.75

62 799.25 804.75

63 807.25 812.75

64 815.25 820.75

65 823.25 828.75
66 831.25 836.75

67 839.25 844.75

68 847.25 852.75

69 855.25 860.75

Channel Video carrier (MHz) Audio carrier (MHz)

70 863.25 868.75

71 871.25 876.75

72 879.25 884.75

73 887.25 892.75

74 895.25 900.75

75 903.25 908.75

76 911.25 916.75

77 919.25 924.75

78 927.25 932.75

79 935.25 940.75

80 943.25 948.75

81 951.25 956.75

Anda mungkin juga menyukai