Disusun Oleh :
Periode antepartum adalh periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid
terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati yang menandai awal periode
intrapartum. (Helen Varney, 2006 : 492)
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konspsi sampai lahirnya janin. Lama
hamil normal adalah 280 hari (4o mingggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. (Sarwono, 2007 : 89 )
B. Patofisiologi kehamilan
Untuk mempelajari proses konsepsi sebaiknya terlebih dahulu memahami ovum dan
sperma.
1. Ovum
Dikeluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi, satu kali setiap siklus haid dan akan
habis jika sudah masuk masa menopause
Ovum mempunyai waktu hidup 24 28 jam setalh di keluarkan dari ovarium
Bisa dibuahi jika sudah melewati proses oogenesis
Mempunyai diameter 0,1 mm, di tengah tengahnya dijumpai nucleus, terapung
apung dalam sitoplasma yang kekuning kuningan yakni vitelus. Vitelus banyak
mengandung karbohidrat dan asam amino.
Mempunyai lapisan pelindung sel sel granulosum / korona radiata dan zona
pelusida, didalam zona ini terdapat ruang perivitelina, dan tempat benda benda
kutub. Bahan bahan dari sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalui
saluran halus di zona pelusida. Jumlah sel korona radiata dalam perjalanan ovum
di ampul tuba makin berkurang, sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona
pelusida pada waktu berada dekat pada perbatasan ampula dan ismus tuba, tempat
pembuahan umum terjadi.
2. Sperma
Dikeluarkan oleh testis dan peristiwa pematangannyadisebut spermatogenesis
Jumlahnya akan berkurang, tetapi tidak akan habis seperti pada ovum dan tetap
berproduksi meskipun pada lansia
Kemampuan fertilisasi selama 2 4 hari, rata rata 3 hari
Terdapat 100 juta sperma pada setiap mili liter air mani yang dihasilkan, rata
rata 3 cc tiap ejakulasi.
Pada spermatozoa di temukan peningkatan konsentrasi DNA di nukleusnya, dan
kaputnya lebih mudah mennembus dinding ovum karenadapat mengeluarkan
enzim hialuroidase untuk melunakkan korona radiate atau sel sel granulosa
Mempunya morfologi yang sempurna, yaitu kepala : berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti (nukleus), diliputi lagi oleh kromosom dan membrane plasma.
Leher : menghubungkan kepala dengan bagian tengah. Ekor : panjangnya kurang
lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak
dengan cepat.
Secara garis besar, proses kehamilan melputi beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Fertilisasi
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang
biasanya berlangsung di ampul tuba (sarwono 2009). Saat terjadi ejakulasi,
kurang lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari organ reproduksi pria yang kurang
lebih berisi 300 juta sperma. Setelah masuk keoargan genetalia interna wanita,
sperma akan menghadapi bebebrapa rintangan antara lain lendir vagina yang
bersifat asam, lendir serviks yang kental, panjang uterus, serta silia yanga ada di
tuba fallopi. Untuk menghadapi rintangan tersebut sperma harus mempunyai
akrosom yang melewati proses kapasitasi. Sedangakan ovum akan di keluarkan
dari ovarium sebanyak satu dalam tiap bulan, ditangkap oleh fimbrae dan
berjalam menuju tuba fallopi. Tempat bertemu ovum dan sperma paling sering
adalah di daerah ampul tuba. Adapun proses fertilisasi meliputi :
- Penetrasi spermatozoa ke dalam ovum
Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi
mampumelakukan penetrasi membrane sel ovum. Untuk mencapai ovum,
spermatozoa harus melewati korona radiata (lapisan del di luar ovum) dan
zona pelusida (suatu bentuk glikoprotein ekstraseluler) , yaitu dua lapisan
yang menutupi dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu
sperma. Suatu molekul kompleks khusus di permukaan kepala sperma
mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom
untuk mengaluarkan enzim yang membantu spermatozoa menembus zona
pelusida, pada saat yang bersamaan terjadi reaksi korteks ovum. Granula
korteks di dalam ovum (oosit sekunder) berdifusi denganmembran plasma sel,
sehingga enzim di dalam granula granula dikeluarkan secara eksitosis ke
zona pelusida. Hal ini yang menyebabkan glikoprotein di zona pelusida
berkaitan satu sama lain membentuk suatu materi keras dan tidak dapat di
tembus oleh spermatozoa. Proses ini mencegah ovum di buahi lebih dari satu
sperma.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembentukan zigot. Hal
ini dapat berlangsung karena sitoplasma ovum mengandung bnyak asam amino
dan enzim. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Energy pembelahan ini
diperoleh dari vilitelus, sehingga volume vitelus makin berkurang dan terisi
seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pelusida tetap utuh, atau dengan
kata lain besar hasil konsepsi tetap sama. hasil konsepsi ini akan disalurkan ke
pars ismika danpars interstisisalis tuba dan terus di salurkan kea rah cavum uteri.
b. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium.
Hasil konsepsi menanamkan dirinya dalam bentuk blastokista (blastocyst), suatu
bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut
massa inner cell yang berkembang menjadi plasenta. Blastokista diselubungi oleh
suatu simpai yang disebut trofoblas, sejak trofoblas terbentuk, produksi hCG
dimulai. Trofoblas mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan
jaringan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel sel desidua. Blastula
dengan bagian yang berisi inner cell mass akan mudah masuk ke desidua,
menyebabakan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulah
sebabnya, terkadang nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (Tanda
Hartman). Sel desidua mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan
oleh trofoblas. Nidasi diatur oleh suatu proses yang kompleks antara trofoblas dan
endometrium. Di suatu sisi trofoblas mempunyai kemampuan invasi yang kuat, di
sisi lain endometrium mengontrol invasi trofoblas dengan mengeluarkan
cyrokine dan protease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang normal adalah
hasil keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.
Setelah bernidasi erat kurang lebih 10 hari setelah fertilisasi, maka akan dimulai
proses pertumbuhan dan perkembangan janin :
1. Masa preembrionik
Berlangsung selama 2 minggu setelah fertilisasi terjadi proses pembelahan
sampai nidasi, kemudian bagian inner cell mass akan membentuk 3 lapisan
utama ectoderm, endoderm dan mesoderm
2. Masa embrionik
Berlangsung sejak 2 8 minggu, sistim utama di dalam tubuh tekah ada dalam
bentuk rudimenter (mengecil, menciut dan akhirnya menghilang). Seringkali
deisebut masa oogenesis atau masa pembentukan organ.
3. Masa fetal
Berlangsung setelah minggu ke 8 sampai bayi lahir.
c. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi
embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi
berlangsung sampai 12 18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama
perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasive telah melakukan penetrasi ke
pembuluha darah endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yakni
ruangan yang berisi darah maternal dari pembuluh darah yang dihancurkan.
Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruang ruang interviler dimana
vili korialis seolah olah terapung diatas ruangan tersebut sampai terbentuk
plasenta.
Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dapat diidentivkasi dan dimulai
pembentukan fili korialis. Sirkulasi darah janin ini berakhir di lengkung kaplier di
dalam vili corialis yang ruang interfilinya dipenuhi dengan darah maternal
yangdipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterine. Vili korialis
akan tumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu plasenta
d. Syncope (pingsan)
- Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia susunan
saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.
- Keadaan ini menghilang setelah kehamilan usia 16 minggu
e. Payudara tegang
- Pengaruh estrogen dan progesterone serta somamatropin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara.
- Payudara membesar dan tegang
- Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama
f. Sering miksi
- Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi
- Pada triwulan kedua sudah menghilang
g. Konstipasi atau obstipasi
- Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, sehingga
menyebabkan kesulitan untuk BAB
h. Pigmentasi kulit
- Sekitar pipi : cloasma gravidarum
Keluarnya melanopore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi kulit pada kulit.
- Dinding perut : strie lividae, strie nigra, linea alba makin hitam
- Sekitar payudara : * hiperpigmentasi areola mamae
* putting susu semakin menonjol
* kelenjar Montgomery menonjol
* pembulu darah menifes sekitar payudara
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi bila hamil
j. varises
- karena pengaruh dari estrogen dan progesterone terjadi penampakan pembulu
darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
- Penampakan pembulu itu terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan
payudara
- Penampakan pembulu darah ini dapat menghilang stelah persalinan
a. Pembesaran perut
Rahim membesar sesuai dengan usia kehamilannya.
b. Tanda hegar
Perlunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri
c. Tanda goodel
Perlunakan serviks, pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung,
sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
d. Tanda chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
porsio dan serviks
e. Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Trejadi karena ovum
berimplantasi pada daerah yang dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi Braxton hicks
Peregangan sel sel otot uterus, akibat me ningkatnya actomyosin di dalam ototr
uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadic, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal
pada trimester ke tiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya,
dan kekeuatannya sampai mendekati persalinan.
g. Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebekan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Untuk mendeteksi adanya hCG yang diprouksi oleh sinsiotropoblastik sel selama
kehamilan.
3. Tanda pasti (positive sign)
a. Gerakan janin dalam rahim
- Terlihan alat / teraba gerakan janin
- Terba bagian bagian janin
b. Denyut jantung janin
- Di dengar dengan laenec, alat kardiotokografi, alat Doppler.
- Dilihat dengan USG
D. Perubahan fisiologi ibu hamil
1. Sitem reproduksi
a. Uterus
Uterus akan mengalami pembesaran akibat peningkatan hormone estrogen dan
progesteron, uterusakan mengalmi hipertrofi dan hipervaskularisasi akibat dari
pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan amnion dan perkembangan
plasenta. Selain itu akan terjadi perlunakan pada in hormone istmus uteri dan
pembaesaran plasenta pada satu sisi uterus.
b. Serviks
Terjadi hipervaskularisasi dan perlunakan pada serviks karena peningkatan
hormon estrogen dan progesteron
c. Vagina
Terjadi peningkatan produksi lendir oleh mukosa vagina, hipervaskularisasi pada
vagina.
d. Ovarium
Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat perkembangan dari
korpus luteum.
e. Payudara
Terjadi hiperfaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan hormone estrogen
dan progesteron. Selain itu juga terjadi peningkatan hormon somatomamotropin
untuk produksi ASIsehingga menjadi lebih besar.
2. Sitem pencernaan
a. Mulut dan gusi
Peningkatan hormone estrogen dan progesterone meningkatkan aliran darah ke
rongga mulut, hipervaskilarisasi pembuluh darah kapiler gusi sehingga terjadi
edema dan hiperplastis, ketebalan epitel berkurang sehingga gusi lebih rapuh,
timbulnya mual muntah menyebabkan kebersihan mulut terganggu dan
meningkatkan rasa asam di mulut.
b. Lambung
Terjadi relaksasi pada otot otot pencernaan antaralain peristaltic di lambung,
sehingga pencernaan makanan oleh lambung menjadi lebih lama dan mudah
terjadi peristaltic balik ke esophagus. Selain itu, pengaruh dari peningkatan
hormon hCG juga dapat menyebekan ibu hamil merasakan mual dan muntah
c. Usus halus dan usus besar
Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih maksimal.
Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air menjadi lebih
lama.
3. Sistem kardiovaskular
Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume
darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat
keatas dan berotasi kedepan.
4. Sitem perkemihan
Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan
akibat kompresi pada kandung kemih yang nantinya akan menimbulkan rasa ingin
berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urin.
5. Sistem integument
a. Muka
Terjadi perubahan warna bercak hiperpigmentasikekocklatan pada kulit di daerah
tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam akibat
peningkatan hormone estrogen dan progesterone serta hormone
melanokortikotropin.
b. Kulit
Hipersensitifitas alergen plasenta sehingga menyebabkan gatal gatal dan
peningkatan keringat karena peningkatan kelenjar aporcrine akibat peningkatan
hormone, kelenjar tersebut meningkat akibat BB dan kegiatan metabolic yang
meningkat serta peningkatan aktivitas kelanjar sebasea.
c. Perut
Terdapat garis pigmentasi dari sifisis pubis sampai ke bagian atas fundus di garis
tengah tubuh di induksi hormone timbul.
6. System pernafasan
a. Hidung
Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respon terhadap peningkatan hormone
estrogen, juga terjadi pada traktus pernafasan atas. Karena pembesaran kapiler,
terbentuklah edema dan hyperemia di hidung, faring, laring, trachea dan bronkus.
b. Toraks dan diafragma
- Semakin membesarnya uterus maka akan mengalami desakan pada diafragma
sehingga diafragma naik 4 cm
- terjadi pelebaran sudut toraks dari 68 menjadi 103
- peningkatan hormone progesteron menyebabkan peningkatan pusat syaraf
untuk konsumsi oksigen.
7. System neurologi dan muskulo skeletal
- Penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibat perubahan pada sistim
pernafasan, tekanan uterus pada syaraf, keletihan, dan sirkulasi yang buruk
pada tungkai
- Perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang bertambah besar dan berat
membuat wanita mengambil sikap yang dapat menekan saraf ulnar, median,
dan skiatik.
- Terjadi hipertensi postural yang berhungan dengan perubahan hemodinamis
- Terjadi hipoglikemi
(Ummi hani,2010)
G. Penatalaksanaan medis
a. Pengobatan penyakit yang menyertai kehamilan
b. Pengobatan penyulit kehamilan
c. Menjadwalkan pemberian vaksinasi
d. Memberikan preparat penunjang kesehatan
- Vitamin : obimin AF, prenavit, vicanatal, barralat, biosanbe dan sebagainya
- Tambahan preparat Fe
e. Menjadwalkan pemeriksaan ulang
(Manuaba, 2010)
2.KONSEP DASAR ANC
1. Pengertian Antenatal Care
(Sarwono, 2008)
o Antenatal care (ANC) adalah bagian dari asuhan kebidanan yang komponen-
komponennya meliputi diagnosis dan manajemen dini kehamilan, penilaian dan
evaluasi kesejahteraan wanita, penilaian dan kesejahteraan janin, pengurangan
ketidaknyamanan umum pada ibu hamil, anticipatory guidancedan instruksi serta
skrining komplikasi maternal dan fetal.
(Hani,dkk, 2010)
o Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persiapan persalinan, kala
nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
(Mannuaba, 2010)
a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,
persalinan, dank ala nifas
b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dank ala
nifas
(Mannuaba, 2010)
Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada
kehamilan ganda
Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal/kondisi lain
yang memerlukan kelahiran di rumah sakit
(Syaifudin, 2010)
Kenaikan berat badan 9-13 kg selama kehamilan atau 0.5 kg/minggu atau 2
kg/bulan
Tekanan darah normal 90/60 mmHg hingga 140/90 mmHg dan tidak banyak
meningkat selama kehamilan.
Tes terhadap PMS perlu dilakukan agar dapat didiagnosa secara dini dan
mendapatkan pengobatan secara tepat
Bila terjadi komplikasi dalam kehamilan, ibu dapat segera mendapat pertolongan
secara tepat.
(Hani,dkk, 2010)
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium rutin
Darah lengkap
Urine lengkap
Tes kehamilan
b. Laboratorium khusus
Pemeriksaan TORCH
Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan factor Rh