Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN KEHAMILAN NORMAL

Disusun Oleh :

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN MALANG
2011
1. KONSEP DASAR KEHAMILAN
A. Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (manuaba, 2007 : 4)

Periode antepartum adalh periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid
terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati yang menandai awal periode
intrapartum. (Helen Varney, 2006 : 492)

Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konspsi sampai lahirnya janin. Lama
hamil normal adalah 280 hari (4o mingggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. (Sarwono, 2007 : 89 )

B. Patofisiologi kehamilan
Untuk mempelajari proses konsepsi sebaiknya terlebih dahulu memahami ovum dan
sperma.
1. Ovum
Dikeluarkan oleh ovarium saat fase ovulasi, satu kali setiap siklus haid dan akan
habis jika sudah masuk masa menopause
Ovum mempunyai waktu hidup 24 28 jam setalh di keluarkan dari ovarium
Bisa dibuahi jika sudah melewati proses oogenesis
Mempunyai diameter 0,1 mm, di tengah tengahnya dijumpai nucleus, terapung
apung dalam sitoplasma yang kekuning kuningan yakni vitelus. Vitelus banyak
mengandung karbohidrat dan asam amino.
Mempunyai lapisan pelindung sel sel granulosum / korona radiata dan zona
pelusida, didalam zona ini terdapat ruang perivitelina, dan tempat benda benda
kutub. Bahan bahan dari sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalui
saluran halus di zona pelusida. Jumlah sel korona radiata dalam perjalanan ovum
di ampul tuba makin berkurang, sehingga ovum hanya dilingkari oleh zona
pelusida pada waktu berada dekat pada perbatasan ampula dan ismus tuba, tempat
pembuahan umum terjadi.

2. Sperma
Dikeluarkan oleh testis dan peristiwa pematangannyadisebut spermatogenesis
Jumlahnya akan berkurang, tetapi tidak akan habis seperti pada ovum dan tetap
berproduksi meskipun pada lansia
Kemampuan fertilisasi selama 2 4 hari, rata rata 3 hari
Terdapat 100 juta sperma pada setiap mili liter air mani yang dihasilkan, rata
rata 3 cc tiap ejakulasi.
Pada spermatozoa di temukan peningkatan konsentrasi DNA di nukleusnya, dan
kaputnya lebih mudah mennembus dinding ovum karenadapat mengeluarkan
enzim hialuroidase untuk melunakkan korona radiate atau sel sel granulosa
Mempunya morfologi yang sempurna, yaitu kepala : berbentuk lonjong agak
gepeng berisi inti (nukleus), diliputi lagi oleh kromosom dan membrane plasma.
Leher : menghubungkan kepala dengan bagian tengah. Ekor : panjangnya kurang
lebih 10 kali bagian kepala dan dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak
dengan cepat.
Secara garis besar, proses kehamilan melputi beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Fertilisasi
Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang
biasanya berlangsung di ampul tuba (sarwono 2009). Saat terjadi ejakulasi,
kurang lebih 3 cc sperma dikeluarkan dari organ reproduksi pria yang kurang
lebih berisi 300 juta sperma. Setelah masuk keoargan genetalia interna wanita,
sperma akan menghadapi bebebrapa rintangan antara lain lendir vagina yang
bersifat asam, lendir serviks yang kental, panjang uterus, serta silia yanga ada di
tuba fallopi. Untuk menghadapi rintangan tersebut sperma harus mempunyai
akrosom yang melewati proses kapasitasi. Sedangakan ovum akan di keluarkan
dari ovarium sebanyak satu dalam tiap bulan, ditangkap oleh fimbrae dan
berjalam menuju tuba fallopi. Tempat bertemu ovum dan sperma paling sering
adalah di daerah ampul tuba. Adapun proses fertilisasi meliputi :
- Penetrasi spermatozoa ke dalam ovum
Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi
mampumelakukan penetrasi membrane sel ovum. Untuk mencapai ovum,
spermatozoa harus melewati korona radiata (lapisan del di luar ovum) dan
zona pelusida (suatu bentuk glikoprotein ekstraseluler) , yaitu dua lapisan
yang menutupi dan mencegah ovum mengalami fertilisasi lebih dari satu
sperma. Suatu molekul kompleks khusus di permukaan kepala sperma
mengikat ZP3 glikoprotein di zona pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom
untuk mengaluarkan enzim yang membantu spermatozoa menembus zona
pelusida, pada saat yang bersamaan terjadi reaksi korteks ovum. Granula
korteks di dalam ovum (oosit sekunder) berdifusi denganmembran plasma sel,
sehingga enzim di dalam granula granula dikeluarkan secara eksitosis ke
zona pelusida. Hal ini yang menyebabkan glikoprotein di zona pelusida
berkaitan satu sama lain membentuk suatu materi keras dan tidak dapat di
tembus oleh spermatozoa. Proses ini mencegah ovum di buahi lebih dari satu
sperma.

- Fusi spermatozoa dan ovum


Spermatozoa yang telah masuk ke vitelus kehilangan membran nukleusnya,
yang tinggal hanya pronukleusnya, sedangkan ekor spermatozoa dan
mitokondrianya berdegenerasi. Itulah sebabnya seluruh mitokondria mnusia
berasal dari ibu. Masuknya spermatozoa ke dalam vitelus membangkitkan
nucleus ovum yang masihdalam metaphase untuk proses pembelahan
selanjutnya (miosis ke II / anafase). Sesudah anaphase kemudian telofase, dan
benda kutub kedua menuju ke ruang perivitelina. Ovum sekarang hanya
mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoa juga telah
mengandung jumlah kromosom yang haploid.

- Fusi materi genetic


Kedua pronukleus dekat mendekati dan bersatu membentuk zigotyang terdiri
atas bahan genetic dari perempuan dan laki laki. Pada manusia terdapat 46
kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin. Pada laki
laki satu X dan satu Y. sesudah pembelahan kematangan, maka ovum matang
mempunyai 22 kromosom otosom dan 1 kromosom X, dan suatu spermatozoa
mempunyai 22 kromosom otosom dan 1 kromosom X atau Y. zigot yang
memeliki 44 kromosom otosom dan 2 kromosom X akan tumbuh menjadi
janin perempuan, namun bila memeliki 44 kromosom otosom dan 1
kromosom X dan 1 kromosom Y akan tumbuh menjadi janin laki laki.

Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembentukan zigot. Hal
ini dapat berlangsung karena sitoplasma ovum mengandung bnyak asam amino
dan enzim. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Energy pembelahan ini
diperoleh dari vilitelus, sehingga volume vitelus makin berkurang dan terisi
seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pelusida tetap utuh, atau dengan
kata lain besar hasil konsepsi tetap sama. hasil konsepsi ini akan disalurkan ke
pars ismika danpars interstisisalis tuba dan terus di salurkan kea rah cavum uteri.

b. Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kedalam endometrium.
Hasil konsepsi menanamkan dirinya dalam bentuk blastokista (blastocyst), suatu
bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut
massa inner cell yang berkembang menjadi plasenta. Blastokista diselubungi oleh
suatu simpai yang disebut trofoblas, sejak trofoblas terbentuk, produksi hCG
dimulai. Trofoblas mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan
jaringan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel sel desidua. Blastula
dengan bagian yang berisi inner cell mass akan mudah masuk ke desidua,
menyebabakan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi. Itulah
sebabnya, terkadang nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (Tanda
Hartman). Sel desidua mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan
oleh trofoblas. Nidasi diatur oleh suatu proses yang kompleks antara trofoblas dan
endometrium. Di suatu sisi trofoblas mempunyai kemampuan invasi yang kuat, di
sisi lain endometrium mengontrol invasi trofoblas dengan mengeluarkan
cyrokine dan protease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang normal adalah
hasil keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.

Setelah bernidasi erat kurang lebih 10 hari setelah fertilisasi, maka akan dimulai
proses pertumbuhan dan perkembangan janin :
1. Masa preembrionik
Berlangsung selama 2 minggu setelah fertilisasi terjadi proses pembelahan
sampai nidasi, kemudian bagian inner cell mass akan membentuk 3 lapisan
utama ectoderm, endoderm dan mesoderm
2. Masa embrionik
Berlangsung sejak 2 8 minggu, sistim utama di dalam tubuh tekah ada dalam
bentuk rudimenter (mengecil, menciut dan akhirnya menghilang). Seringkali
deisebut masa oogenesis atau masa pembentukan organ.
3. Masa fetal
Berlangsung setelah minggu ke 8 sampai bayi lahir.

c. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi
embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi
berlangsung sampai 12 18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2 minggu pertama
perkembangan hasil konsepsi, trofoblas invasive telah melakukan penetrasi ke
pembuluha darah endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yakni
ruangan yang berisi darah maternal dari pembuluh darah yang dihancurkan.
Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruang ruang interviler dimana
vili korialis seolah olah terapung diatas ruangan tersebut sampai terbentuk
plasenta.
Tiga minggu pascafertilisasi sirkulasi darah janin dapat diidentivkasi dan dimulai
pembentukan fili korialis. Sirkulasi darah janin ini berakhir di lengkung kaplier di
dalam vili corialis yang ruang interfilinya dipenuhi dengan darah maternal
yangdipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterine. Vili korialis
akan tumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu plasenta

C. Tanda dan gejala


1. Tanda tidak pasti (presumptive sign)
a. Amenorea (berhentinya menstruasi)
- Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de Graff
dan ovulasi.
- Mengetahui HPTH dengan rumus neagle dapat ditentukan perkiraan
persalinan

b. Mual (nausea) dan muntah (emesis)


- Pengaruh estrogen dan progerteron terjadi pengeluaran asam lambung yang
berlebihan
- Menimbulkan mual dan muntah terutama pagi hari yang disebutkan morning
sicknes
- Dalam keadaal fisiologis keadaan ini dapat diatasi
- Akibat mual muntah nafsu makan berkurang

c. Ngidam (menginginkan makanan tertentu)


- Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang
demikian disebut ngidam

d. Syncope (pingsan)
- Terjadi gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia susunan
saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan.
- Keadaan ini menghilang setelah kehamilan usia 16 minggu
e. Payudara tegang
- Pengaruh estrogen dan progesterone serta somamatropin menimbulkan
deposit lemak, air, dan garam pada payudara.
- Payudara membesar dan tegang
- Ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama
f. Sering miksi
- Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan
sering miksi
- Pada triwulan kedua sudah menghilang
g. Konstipasi atau obstipasi
- Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, sehingga
menyebabkan kesulitan untuk BAB
h. Pigmentasi kulit
- Sekitar pipi : cloasma gravidarum
Keluarnya melanopore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi kulit pada kulit.
- Dinding perut : strie lividae, strie nigra, linea alba makin hitam
- Sekitar payudara : * hiperpigmentasi areola mamae
* putting susu semakin menonjol
* kelenjar Montgomery menonjol
* pembulu darah menifes sekitar payudara
i. Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi bila hamil
j. varises
- karena pengaruh dari estrogen dan progesterone terjadi penampakan pembulu
darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat.
- Penampakan pembulu itu terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan
payudara
- Penampakan pembulu darah ini dapat menghilang stelah persalinan

2. Tanda mungkin (probability sign)

a. Pembesaran perut
Rahim membesar sesuai dengan usia kehamilannya.
b. Tanda hegar
Perlunakan dan dapat ditekannya isthmus uteri
c. Tanda goodel
Perlunakan serviks, pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung,
sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.
d. Tanda chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa vagina termasuk juga
porsio dan serviks
e. Tanda piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Trejadi karena ovum
berimplantasi pada daerah yang dekat dengan kornu sehingga daerah tersebut
berkembang lebih dulu.
f. Kontraksi Braxton hicks
Peregangan sel sel otot uterus, akibat me ningkatnya actomyosin di dalam ototr
uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadic, tidak nyeri, biasanya timbul pada
kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal
pada trimester ke tiga. Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya, lamanya,
dan kekeuatannya sampai mendekati persalinan.
g. Teraba ballottement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebekan janin bergerak dalam cairan
ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa.
h. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif
Untuk mendeteksi adanya hCG yang diprouksi oleh sinsiotropoblastik sel selama
kehamilan.
3. Tanda pasti (positive sign)
a. Gerakan janin dalam rahim
- Terlihan alat / teraba gerakan janin
- Terba bagian bagian janin
b. Denyut jantung janin
- Di dengar dengan laenec, alat kardiotokografi, alat Doppler.
- Dilihat dengan USG
D. Perubahan fisiologi ibu hamil
1. Sitem reproduksi
a. Uterus
Uterus akan mengalami pembesaran akibat peningkatan hormone estrogen dan
progesteron, uterusakan mengalmi hipertrofi dan hipervaskularisasi akibat dari
pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan amnion dan perkembangan
plasenta. Selain itu akan terjadi perlunakan pada in hormone istmus uteri dan
pembaesaran plasenta pada satu sisi uterus.
b. Serviks
Terjadi hipervaskularisasi dan perlunakan pada serviks karena peningkatan
hormon estrogen dan progesteron
c. Vagina
Terjadi peningkatan produksi lendir oleh mukosa vagina, hipervaskularisasi pada
vagina.
d. Ovarium
Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat perkembangan dari
korpus luteum.
e. Payudara
Terjadi hiperfaskularisasi pembuluh darah akibat peningkatan hormone estrogen
dan progesteron. Selain itu juga terjadi peningkatan hormon somatomamotropin
untuk produksi ASIsehingga menjadi lebih besar.
2. Sitem pencernaan
a. Mulut dan gusi
Peningkatan hormone estrogen dan progesterone meningkatkan aliran darah ke
rongga mulut, hipervaskilarisasi pembuluh darah kapiler gusi sehingga terjadi
edema dan hiperplastis, ketebalan epitel berkurang sehingga gusi lebih rapuh,
timbulnya mual muntah menyebabkan kebersihan mulut terganggu dan
meningkatkan rasa asam di mulut.
b. Lambung
Terjadi relaksasi pada otot otot pencernaan antaralain peristaltic di lambung,
sehingga pencernaan makanan oleh lambung menjadi lebih lama dan mudah
terjadi peristaltic balik ke esophagus. Selain itu, pengaruh dari peningkatan
hormon hCG juga dapat menyebekan ibu hamil merasakan mual dan muntah
c. Usus halus dan usus besar
Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan menjadi lebih maksimal.
Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga penyerapan air menjadi lebih
lama.
3. Sistem kardiovaskular
Hipertrofi atau dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan volume
darah dan curah jantung. Karena diafragma terdorong ke atas, jantung terangkat
keatas dan berotasi kedepan.
4. Sitem perkemihan
Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan pada tahap selanjutnya merupakan
akibat kompresi pada kandung kemih yang nantinya akan menimbulkan rasa ingin
berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urin.
5. Sistem integument
a. Muka
Terjadi perubahan warna bercak hiperpigmentasikekocklatan pada kulit di daerah
tonjolan maksila dan dahi, khususnya pada wanita hamil berkulit hitam akibat
peningkatan hormone estrogen dan progesterone serta hormone
melanokortikotropin.
b. Kulit
Hipersensitifitas alergen plasenta sehingga menyebabkan gatal gatal dan
peningkatan keringat karena peningkatan kelenjar aporcrine akibat peningkatan
hormone, kelenjar tersebut meningkat akibat BB dan kegiatan metabolic yang
meningkat serta peningkatan aktivitas kelanjar sebasea.
c. Perut
Terdapat garis pigmentasi dari sifisis pubis sampai ke bagian atas fundus di garis
tengah tubuh di induksi hormone timbul.
6. System pernafasan
a. Hidung
Peningkatan vaskularisasi yang merupakan respon terhadap peningkatan hormone
estrogen, juga terjadi pada traktus pernafasan atas. Karena pembesaran kapiler,
terbentuklah edema dan hyperemia di hidung, faring, laring, trachea dan bronkus.
b. Toraks dan diafragma
- Semakin membesarnya uterus maka akan mengalami desakan pada diafragma
sehingga diafragma naik 4 cm
- terjadi pelebaran sudut toraks dari 68 menjadi 103
- peningkatan hormone progesteron menyebabkan peningkatan pusat syaraf
untuk konsumsi oksigen.
7. System neurologi dan muskulo skeletal
- Penurunan kalsium dan alkalosis terjadi akibat perubahan pada sistim
pernafasan, tekanan uterus pada syaraf, keletihan, dan sirkulasi yang buruk
pada tungkai
- Perubahan titik pusat gaya berat akibat uterus yang bertambah besar dan berat
membuat wanita mengambil sikap yang dapat menekan saraf ulnar, median,
dan skiatik.
- Terjadi hipertensi postural yang berhungan dengan perubahan hemodinamis
- Terjadi hipoglikemi

E. Perubahan psikologi ibu hamil


Segera setelah terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone dalam tubuh,
maka akan muncul berbagai macam ketidaknyamanan secara fisiologis pada ibu misalnya
mual, muntah, keletihan,dan pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan
psikologis seperti berikut :
1. Trimester pertama
- Ibu membenci kehamilannya, merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan,
dan kesedihan
- Mencari tahusecara aktif apakah memang benar benar hamil dengan
memperhatikan perubahan pada tubuhnya dan sering memberitahukan kepada
orang lain apa yang dirahasiakan.
- Hasrat melakukan seks berbeda beda, ada yang menigkat ada yang menurun.
- Bagi seorang suami sebagai seorang ayah akan timbul kebanggaan, tetapi
bercampur dengan keprihatinan akan kesiapa untuk mencari nafkah bagi
keluarganya.
2. Trimester kedua
- Ibu merasa sehat dan sudah terbisa dengan kadar hormone yang tinggi, serta
rasa tidak nyaman akibat kehamilan sudah mulai berkurang.
- Ibu sudah menerima kehamilannya dan dapat mulai menggunakan energy dan
pikirannya lebih konstruktif
- Ibu merasa terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang
dirasakannya pada trimester pertama.
3. Trimester ketiga
- Ibu tidak sabar menunggu kehadiran bayinya
- Ibu khwatir akan bayinya yang akan segera lahir sewaktu waktu
- Ibu khawatir bayinya lahir tidak normal
- Ibu bersikap lebih melindungi bayinya dan menghindari orang atau benda
yang di anggap membahayakan bayinya.
- Ibu merasa takut akan sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada saat
melahirkan.
- Tidak nyaman dengan kehamilannya, ibu meras dirinya jelek dan aneh

F. Ketidaknyamanan ibu hamil dan tindakan penatalaksanaannya


1. Sitem reproduksi
- Keputihan
a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari
b. Pakaian dalam menggunakan bahan katun yang punya daya serap tinggi
c. Cara cebok yang benar dari vagina ke belakang
d. Keringkan vulva setealh BAK dan BAB
e. Ganti celana dalam setiap kali basah
f. Hindari semprotan air
2. Sitem pencernaan
- Karies gigi
a. Berkumur dengan air hangat dan asin
b. Menggosok gigi secara teratur dan menjaga kebersihannya
- Gusi berdarah
Memeriksakan gusi secara teratur
- Mual muntah
a. Hindari bau dan faktor penyebab lain
b. Makan biscuit kering atau roti bakar sebelum bangun dari tempat tidur dan
bangun secara perlahan lahan
c. Makan sedikit tapi sering
d. Duduk tegak setiap kali selesai makan
e. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu keras
f. Makan makanan kering di antara waktu makan
g. Jangan langsung gosok gigi setelah makan
h. Istirahat seperlunya
i. Gunakan obat obat non farmakologis jika memungkinkan
j. Jika terlalu parah beri vit. B6
- Konstipasi
a. Tingkatkan intake cairan dan serat dalam diet
b. Istirahat cukup
c. Senam hamil
d. BAB teratur dan segera setelah ada dorongan
e. Anjurkan defekasi secara teratur
- Hemoroid
a. Hindari kostipasi dan mengejan saat BAB
b. Duduk berendam
c. Dengan perlahan masukkan kembali ke dalam rectum seperlunya
3. Sistem kardiovaskular
- Palpitasi jantung
KIE tentang perubahan fisiologi kehamilan
- Anemia fisiologis
a. Konsumsi makanan atau diet tinggi Fe dan asan folat
b. Konsumsi tablet Fe 1 x minimal selama 3 bulan
- Edema umum
a. Hindari posisi tegak lurus dalam waktu yang lama
b. Istirahat dengan posisi berbaring miring dan kaki agak di tinggikan
c. Hindari stoking yang ketat
d. Senam hamil
e. Hindari sepatu / sandal hak tinggi
4. Sitem perkemihan
- Sering BAK
a. KIE penyabab BAK
b. Kosongkan kandung kemih ketika ada dorongan
c. Perbanyak minum pada siang hari
5. Sistem integument
- Chloasma gravidarum
a. Hindari sinar matahari secara berlebihan saat hamil
b. Gunakan bahan pelindung non alergis
c. Hindari penggunaan hidrokuinon
- Keringat bertambah
a. Pakai pakaian yang longgar
b. Perbanyak minum
c. Mandi secara teratur
- Garis garis di perut dan payudara
Gunakan pakaian yang menopang payudara dan abdomen
6. System pernafasan
- Hidung tersumbat dan mimisan
a. KIE perubahan fisiologis kehamilan
b. Gunakan alat penguapan udara yang sejuk
c. Meningkatkan asupan cairan yang banyak
d. Meletakkan handuk yang lembab pada sinus, dan masase sinus tersebut
- Sesak nafas
a. KIE perubahan fisiologis kehamilan
b. Bantu cara mengatur pernafasan
c. Posisi berbaring semiflower
d. Latihan pernafasan dan senam hamil
- Nyeri pinggang dan punggung sebelah bawah.
a. Hindari sepatu hak tinggi
b. Gunakan bantak waktu tidur untuk meluruskan punggung
c. Gunakan kasur yang keras untuk tidur
d. Masase daerah pinggang dan punggung
7. Neurologi dan muskulo skeletal
- Kram kaki
a. Kompres hangat pada kaki
b. Konsumsi cukup kalsium
c. Istirahat cukup
- Kesemutan
a. KIE perubahan fisiologis kehamilan
b. Posiskan tubuh dengan benar
c. Berbaring dan merebahkan diri
- Pusing hingga pingsan
a. Bangun secara perlahan dari posisi istirahat
b. Hindari berdiri terlalu lama
c. Hindari lingkungan yang terlalu ramai dan berdesak desakan

(Ummi hani,2010)
G. Penatalaksanaan medis
a. Pengobatan penyakit yang menyertai kehamilan
b. Pengobatan penyulit kehamilan
c. Menjadwalkan pemberian vaksinasi
d. Memberikan preparat penunjang kesehatan
- Vitamin : obimin AF, prenavit, vicanatal, barralat, biosanbe dan sebagainya
- Tambahan preparat Fe
e. Menjadwalkan pemeriksaan ulang

(Manuaba, 2010)
2.KONSEP DASAR ANC
1. Pengertian Antenatal Care

o Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric


untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan.

(Sarwono, 2008)
o Antenatal care (ANC) adalah bagian dari asuhan kebidanan yang komponen-
komponennya meliputi diagnosis dan manajemen dini kehamilan, penilaian dan
evaluasi kesejahteraan wanita, penilaian dan kesejahteraan janin, pengurangan
ketidaknyamanan umum pada ibu hamil, anticipatory guidancedan instruksi serta
skrining komplikasi maternal dan fetal.

(Hani,dkk, 2010)
o Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persiapan persalinan, kala
nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

(Mannuaba, 2010)

2. Tujuan Antenatal Care

a. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,
persalinan, dank ala nifas

b. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan, dank ala
nifas

c. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,


kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga berencana

d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

(Mannuaba, 2010)

3. Pemeriksaan Antenatal Care

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan.

a. Trimester I (sebelum minggu ke-14)


Informasi yang penting:

-Membangun hubungan saling percaya antarapetugas dengan ibu hamil

-Deteksi masalah dan penanganannya

-Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan


zat besi, praktek tradisional yang merugikan

-Memulai persiapan kelahiran dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi

-Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latihan, kebersihan, istirahat, dsb)

b. Trimester II (sebelum minggu ke-28)

Sama seperti pada trimester I, ditambah kewaspadaan khusus mengenai


preeklamsia (tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsia, pantau tekanan darah,
evaluasi oedema, periksa untuk mengetahui proteinuria.

c. Trimester III (antara minggu 28-36)

Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada
kehamilan ganda

d. Trimester III (setelah minggu 36)

Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal/kondisi lain
yang memerlukan kelahiran di rumah sakit

(Syaifudin, 2010)

4. Standar Minimal Antenatal Care

a. Timbang berat badan

Kenaikan berat badan 9-13 kg selama kehamilan atau 0.5 kg/minggu atau 2
kg/bulan

b. Ukur tekanan darah

Tekanan darah normal 90/60 mmHg hingga 140/90 mmHg dan tidak banyak
meningkat selama kehamilan.

c. Ukur tinggi fundus uteri

Uterus tumbuh 2 jari/bulan

d. Imunisasi TT (Tetanus Toxoid)


Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil guna memberikan kekebalan pada
janin terhadap infeksi tetanus pada saat persalinan maupun postnatal

e. Pemberian tablet besi (minum 90 tablet selama kehamilan)

Untuk mencegah anemia seorang wanita sebaiknya mengkonsumsi 60 mg zat besi


dan 1 mg asam folat tiap hari

f. Tes terhadap PMS

Tes terhadap PMS perlu dilakukan agar dapat didiagnosa secara dini dan
mendapatkan pengobatan secara tepat

g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Bila terjadi komplikasi dalam kehamilan, ibu dapat segera mendapat pertolongan
secara tepat.

(Hani,dkk, 2010)
5. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium rutin

Darah lengkap

Urine lengkap

Tes kehamilan

b. Laboratorium khusus

Pemeriksaan TORCH

Pemeriksaan serologis

Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal

Pemeriksaan protein darah

Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan factor Rh

Pemeriksaan air ketuban

Pemeriksaan infeksi Hepatitis B ibu/bayi

Pemeriksaan estriol dalam urine

Pemeriksaan infeksi AIDS


3.KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
A. Pengkajian
a. Data subyektif
b. Data obyektif
B. Diagnosis kebidanan
a. Aktual
b. Potensial
C. Intervensi kebidanan
a. Tujuan
b. Kriteria hasil
c. Rencana tindakan
d. Rasional tindakan

KOMPLIKASI KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS


KOMPLIKASI KEHAMILAN
Syok
Syok adalah gangguan sirkulasi darha ke jaringan sehingga kebutuhan oksigen tidak terpenuhi.
Gejala klinisnya berupa tekanan darah turun, nadi cepat dan lemah, pucat, keringat dingin,
sianosis jari-jari, sesak napas, penglihatan kabur, gelisah dan oliguria/ anuria.
Jenis-jenis berdasarkan etiologi :
Syok hemoragik, yaitu syok karena pendarahan yang banyak.
Penyebabnya pada kehamilan muda ; abortus, kehamilan ektopik, penyakit tropoblas (mola
hidatidosa), kehamilan antepartum; plasenta previa, solusia plasenta, ruptur uteri, pasca
persalinan; atonia uteri, laserasi jalan lahir.
syok neurogenik, yaitu karena rasa sakit yang hebat. Penyebabnya berupa kehamilan
ektopik, solusio plasenta, persalinan dengan forsep atau persalinan letak sungsang dimana
pembukaan serviks belum lengkap, versi dalam yang kasar, ruptur uteri, inversio uteri
akut, pecah ketuban pada polihidramnion, ataupun splanchnic syok.
Syok kardiogenik, yaitu syok karena kontraksi otot jantung yang tidak efektif. Bisa
disebabkan karena infark otot jantung atau kegagalan jantung.
Syok endotoksik atau septik, yaitu gangguan menyeluruh pembuluh darah disebabkan
oleh lepasnya toksin. Penyebab tersering adalah bakteri gram negatif. Sering dijumpai
pada abortus septik, koriamnionitis dan infeksi pasca persalinan.
Syok anafilaktik, yaitu karena alergi atau hipersensitivitas terhadap obat-obatan.
Emboli Air Ketuban
Yaitu masuknya cairan amnion kedalam sirkulasi ibu sehingga menyebabkan kolaps pada ibu
pada waktu persalinan. Kejadian ini lebih sering pada kontraksi uterus yang kuat dengan spontan
ata induksi dan terjadi pada waktu air ketuban pecah dan ada pembuluh darah yang terbuka pada
plasenta atau serviks.
Pendarahan pada Kehamilan Muda
Abortus, yaitu pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.
Batasnya sebelum kehamilan <20 minggu atau berat janin <500 gr.
Kehamilan ektopik, yaitu pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi tidak menempel pada
dinding endometrium kavum uteri. 95% kehamilan ektopik terjadi di tuba fallopi.
Mola hidatidosa, yaitu kehamilan yang berkembang tidak wajar di mana tidak ditemukan
janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik.
Pendarahan pada Kehamilan Lanjut
Plasenta previa, yaitu plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum. Etiologi pasti belum diketahui
pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa desidua di daerah segmen
bawah rahim tanpa latar belakang lain yang mungkin. Vaskularisasi desidua yang tidak
memadai akibat peradangan atau atrofi.
Klasifikasinya:
Plasenta previa totalis atau komplitplasenta menutupi seluruh ostium uteri internum.
Plasenta previa parsialisplasenta yang menutupi bagian ostium uteri internum.
Plasenta previa marginalisplasenta yang tepinya berada di pinggir ostium uteri
internum.
Plasenta letak rendahplasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga
tepi bawahnya berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum.
Solusio plasenta, yaitu lepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari
tempat implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya
yakni sebelum anak lahir.
Etiologinya digolongkan dalam 5 kategori:
Kategori sosioekonomitermasuk keadaan yang tidak kondusif seperti usia muda,
primiparitas, single-parent,pendidikan yang rendah, solusio plasenta rekurens.
Kategori fisiktrauma tumpul pada perut, umumnya karena kekerasan dalam rumah
tangga atau kecelakaan dalam berkendaraan.
Kategori kelainan pada rahimcontohnya mioma seperti mioma submukosum di
belakang plasenta atau uterus berseptum.
Kategori penyakit ibuseperti tekanan darah tinggi dan kelainan sistem pembekuan
darah (trombofilia)
Kategori sebab iatrogenikseperti merokok dan penggunaan kokain.
KOMPLIKASI PERSALINAN
Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput berisi cairan ketuban yang terjadi 1 jam atau lebih
sebelum terjadinya kontraksi. Etiologi pasti belum diketahui, tetapi diduga berbagai faktor
menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini seperti infeksi vagina dan servikks, fisiologi selaput
ketuban yang tidak normal, inkompetensi serviks dan defisiensi gizi dari tembaga dan asam
askorbat (vitaimin C). Mekanisme kerja dari dari faktor-faktor tersebut belum diketahui.
Persalinan Prematur
Persalinan Prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37
minggu. Persalinan prematur bisa merupakan suatu proses normal yang dimulai terlalu dini atau
dipicu oleh keadaan tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi cairan ketuban. Sebagian besar
kasus persalinan prematur penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Faktor resiko terjadinya persalinan prematur:
Pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan terdahulu
Kehamilan ganda (kembar 2 atau 3)
Pernah mengalami aborsi
Memiliki serviks yang abnormal
Memiliki rahim yang abnormal
Menjalani pembedahan perut pada saat hamil
Menderita infeksi berat pada saat hamil
Pernah mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga
Berat badan kurang dari 50 kg
Pernah memakai DES (dietilstilbestrol)
Merokok sigaret atau makakai kokain
Tidak memeriksakan kehamilan.
Kehamilan Post-Matur dan Postmaturitas
Kehamilan Post-matur adalah persalinan yang berlangsung sampai lebih dari 42 minggu.
Postmaturitas adalah suatu sindroma dimana plasenta mulai berhenti berfungsi secara normal
pada kehamilan post-matur dan hal ini membahayakan janin.
Jika kehamilan berlangsung sampai lebih dari 42 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir,
dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui tanda-tanda postmaturitas pada ibu dan janin, yaitu
penciutan rahim dan berkurangnya gerakan janin. Pemeriksaan bisa dimulai pada usia kehamilan
41 minggu, untuk menilai gerakan dan denyut jantung janin serta jumlah cairan ketuban (yang
menurun secara drastis pada kehamilan post-matur).
Untuk memperkuat diagnosis postmaturitas, bisa dilakukan amniosentesis (pengambilan dan
analisa cairan ketuban). Salah satu tanda dari postmaturitas adalah air ketuban yang berwarna
kehijauan yang berasal dari mekonium (tinja fetus yang pertama); hal ini menunjukkan keadaan
gawat janin.
Selama hasil pemeriksaan tidak menunjukkan tanda-tanda postmaturitas, maka kehamilan post-
matur masih mungkin dilanjutkan. Tetapi jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya tanda-
tanda postmaturitas, maka segera dilakukan induksi persalinan dan bayi dilahirkan. Jika serviks
belum dapat dilalui oleh janin, maka dilakukan operasi sesar.
Tidak adanya Kemajuan dalam Persalinan
Setiap jam seharusnya serviks membukan minimal selebar 1 cm dan kepala janin seharusnya
turun ke dalam rongga panggul minimal sebanyak 1 cm. Jika hal tersebut tidak terjadi, mungkin
janin terlalu besar untuk melewati jalan lahir dan perlu dilakukan persalinan dengan bantuan
forseps atau operasi sesar. Jika jalan lahir cukup lebar tetapi persalinan tidak maju, maka
diberikan oksitosin melalui infus untuk merangsang kontraksi rahim yang lebih kuat. Jika setelah
pemberian oksitosin persalinan tidak juga maju, maka dilakukan operasi sesar.
Kelainan Posisi Janin
Yang dimaksud dengan posisi janin di dalam rahim adalah arah yang dihadapi oleh janin,
sedangkan letak janin adalah bagian tubuh janin yang terendah. Kombinasi yang paling sering
ditemukan dan paling aman adalah menghadap ke punggung ibu dengan letak kepala, dimana
leher tertekuk ke depan, dagu menempel di dada dan kedua lengan melipat di dada. Jika janin
tidak berada dalam posisi atau letak tersebut, maka persalinan bisa menjadi sulit dan mungkin
persalinan tidak dapat dilakukan melalui vagina.
Distosia Bahu
Distosia bahu adalah keadaan dimana salah satu bahu tersangkut pada tulang kemaluan dan
tertahan dalam jalan rahim. Segera dilakukan berbagai tindakan untuk membebaskan bahu
sehingga bayi bisa dilahirkan melalui vagina. Jika tindakan tersebut gagal, kadang bayi dapat
didorong kembali ke dalam vagina dan dilahirkan melalui operasi sesar.
Prolapsus Korda Umbilikalis
Prolapsus Korda Umbilikalis adalah suatu keadaan dimana korda umbilikal (tali pusar)
mendahului bayi, yaitu keluar dari jalan lahir. Pada keadaan ini, jika bayi mulai memasuki jalan
lahir, tali pusar akan tertekan sehingga aliran darah ke bayi terhenti.
KOMPLIKASI SELAMA MASA NIFAS
Pendarahan Masa Nifas
Adalah kehilangan darah lebih dari 500 mL pada saat melahirkan lewat vagina. Kehilangan
darah yang terlalu banyak biasanya terjadi pada periode masa nifas awal tetapi dapat terjadi
perlahan-lahan selama 24 jam awal.
Sebagian besar kehilangan darah terjadi akibat arteriol spiral miometrium dan vena desidua yang
sebelumnya dipasok dan didrainase ruang intervilus plasenta. Karena kontraksi pada rahim yang
sebagian kosong menyebabkan pemisahan plasenta, terjadilah pendarahan dan berlanjut hingga
otot rahim berkontraksi di sekitar pembuluh darah dan bekerja sebagai pengikat fisiologik-
anatomik. Kegagalan kontraksi rahim setelah pemisahan plasenta (atonia uteri) mengakibatkan
pendarahan yang terlalu banyak di tempat plasenta.
Penyebab-penyebab pendarahan plasenta:
Atonia uteri
Sebagian besar pendarahan masa nifas, 75-80 % terjadi karena atonia uteri.
Predisposisi untuk atonia uteri :
Distensi rahim yang berlebihan (karena kehamilan ganda, polihidramnion, makrosomia
janin).
Pemanjangan masa persalinan.
Augmentasi oksitoksin pada persalinan.
Grandemultiparitas (paritas sebesar 5 atau lebih).
Persalinan yang tergesa-gesa (kurang dari 3 jam).
Terapi magmasium sulfat pada pre-eklamsi.
Korioamnionitis.
Cedera jalan lahir.
Selama kelahiran pervaginam, laserasi pada serviks dan vagina dapat terjadi secara spontan,
tetapi lebih sering ditemukan setelah penggunaan forseps atau ekstraktor vakum. Laserasi terjadi
terutama pada tubuh perineum, di daerah periuretal, dan pada iskiadikus spinalis di sepanjang
aspek-aspek posterolateral vagina.
Jaringan plasenta yang tertahan.
Terdapat lapisan bahan fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch pada dasar plasenta. Tetapi bila
rahim yang sebagian kosong berkontraksi, plasenta akan memisah melalui lapisan ini. Kalau vili
penempel plasenta berkembang ke bawah ke dalam miometrium yang mengganggu lapisan
fibrinoid ini, pemisahan plasenta tidak akan lengkap atau mungkin tidak terjadi sama sekali.
Implantasi plasenta yang rendah
Hal ini merupakan predisposisi pendarahan karena kandungan relatif otot pada dinding rahim
berkurang dalam segmen rahim bagian bawah, yang mengakibatkan ketidakcukupan kendali
pendarahan tempat plasenta.
Inversio uteri
Adalah pembalikan bagian dalam ke luar pada rahim pada saat tahap persalinan ketiga. Kalau
dokter yang kurang berpengalaman melakukan penekanan fundus sementara tali pusar ditarik
sebelum pemisahan plasenta lengkap, inversi rahim dapat terjadi. Sementara fundus rahim
bergerak melalui vagina, inversi menimbulkan traksi pada struktur peritonium, yang
menimbulkan respon vasovagal yang hebat. Vasodilatasi yang diakibatkan, akan meningkatkan
pendarahan dan syok hipovolemik. Jika plasenta terbuka lengkap atau sebagian, atonia uteri
dapat menyebabkan pendarahan yang banyak, yang disertai syok vasovagal.
Sepsis nifas
Ibu dalam masa nifas dikatakan sepsis apabila suhu tubuh 38C,terjadi lebih dari 2 hari yang
beruntun, dan dalam 10 hari pertama masa nifas.
Etiologinya berhubungan dengan mikroba yang ada di vagina dan serviks. Setelah proses
persalinan, pH vagina berubah dari asam menjadi alkalin, karena efek penetralan dari cairan
amnion alkalin, darah dan lokhia, disamping menurunnya populasi laktobasili. Peningkatkan pH
membantu berkembangnya mikroorganime aerob.
Sepsis ini dapat meluas ke saluran urinarius maupun payudara. Gejala umum sepsis berupa suhu
badan panas, malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa uterus lembek, kemerahan
dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria.

Anda mungkin juga menyukai