Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor
penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Terutama dalam hal perancangan ruang
dan fasilitas akomodasi. Perlunya memperhatikan faktor ergonomi dalam proses rancang bangun
fasilitas dalam dekade ini merupakan sesuatu yang tidak dapat ditunda. Hal tersebut tidak terlepas dari
pembahasan mengenai ukuran anthropometri tubuh operator maupun penerapan data-data
anthropometrinya. Kata anthropometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthropos yang berarti
manusia (man, human) dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Jadi, Secara definitif antropometri
dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimens itubuh manusia.
Anthropometri akan memberikan penjelasan kalau manusa itu pada dasarnya memiliki berbeda satu
dengan yang lain. Manusia akan bervariasi dalam berbagai macam dimensi ukuran seperti kebutuhan,
motivasi, inteligensia, imaginasi, usia, latarbelakang pendidikan, jenis kelamin, kekuatan, bentuk dan
ukuran tubuh, dan sebagainya. Dengan memiliki data antropometri yang tepat, maka seorang perancang
produk ataupun fasilitas kerja akan mampu menyesuaikan bentuk dan geometris ukuran dari produk
rancangannya dengan bentuk maupun ukuran segmen-segmen bagian tubuh yang nantinya akan
mengoperasikan produk tersebut. Jadi bisa dikatakan antropometri memegang peranan utama dalam
rancang bangun sarana dan prasarana kerja.
Praktikum modul 1 ergonomi Teknik Industri Universitas Mercubuana ini, membahas tentang
sekumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia bentuk, ukuran,
dan kekuatan serta penggunaan dari data tersebut untuk memecahkan suatu masalah dalam pendesain
produk. Praktikum ini secara garis besar mengukur 4 bagian dimensi tubuh, yaitu sebanyak 26 dimensi
untuk antropometri tubuh, 19 dimensi untuk telapak tangan, 8 dimensi untuk telapak kaki, dan 14
dimensi untuk kepala.
Setelah diadakannya praktikum modul 1 ini, diharapkan praktikan dapat mengetahui tata cara
pengukuran dimensi tubuh manusia untuk kepentingan ergonomi dan dapat mengetahui penggunaan
data anthropometri dalam perancangan produk atau stasiun kerja.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuan dari praktikum ergonomi pada modul I adalah sebagai berikut :
o Mengetahui cara pengukuran dimensi tubuh, dimensi telapak tangan, dimensi kaki, dan dimensi
kepala.
o Mengetahui tabel anthropometri
o Mengetahui segmen tubuh yang digunakan untuk perancangan produk dan optimasi metodologi
kerja.
o Mengetahui penggunaan data anthropometri dalam perancangan produk dan stasiun kerja.
o Mengetahui manfaat perancangan yang ergonomi untuk menghindari kecelakaan dan rasa sakit pada
saat kerja.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 ANTHROPOMETRI
Istilah Antropometri berasal dari kata Anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran.
Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran
bentuk, ukuran (tinggi, lebar) berat dan lain-lain yang berbeda satu dengan lainnya
(Sutalaksana,1996). Menurut Nurmianto (1991), antropometri adalah satu kumpulan data numerik
yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta
penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Antropometri secara lebih luas
digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan produk maupun sistem kerja
yang memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan
secara lebih luas antara lain dalam hal perancangan areal kerja (work station), perancangan alat kerja
seperti mesin, equipment, perkakas (tools), perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian,
kursi, meja, dan perancangan lingkungan fisik. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang tepat berkaitan dengan
produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan mengoperasikan atau menggunakan
produk tersebut (Nurmianto,2003).
Anthropometri pada dasarnya akan menyangkut bentuk, ukuran fisik atau fungsi dari tubuh manusia
termasuk disini ukuran linier, berat, volume, ruang gerak dan lain-lain. Penerapan
data anthropometri ini akan dapat dilakukan jika tersedia nilai mean (rata-rata) dan SD (standar
deviasi) nya dari suatu distribusi normal. Data anthropometri ini akan sangat bermanfaat didalam
perencanaan peralatan kerja atau fasilitas-fasilitas kerja. Anthropometri secara luas akan digunakan
sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomi dalam memerlukan interaksi manusia.
Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan antara lain sebagai berikut :
o Perancangan produk-produk konsumtif seperti meja, kursi, pakain dll.
o Perancangan peralatan kerja seperti perkakas, mesin
o Perancangan area kerja
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan menentukan bentuk, ukuran dan
dimensi yang tepat yang berkaitan dengan produk yang dirancang dan manusia yang akan
mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut.

2.2 PERSENTIL
Persentil adalah suatu nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang
dimensinya sama dengan atau lebih rendah dari nilai tersebut. Misalnya : 95% populasi adalah sama
dengan atau lebih rendah dari 95 persentil. 5% dari populasi berada samadengan atau lebih rendah
dari 5 persentil.

X
Besarnya nilai persentil
dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal sebagai berikut :

Gambar 1.2.1
Gambar Persentil

Dalam bahasan anthropometri, 95 persentil menunjukkan tubuh berukuran besar, sedangkan 5


persentil menunjukkan tubuh berukuran kecil. Jika diinginkan dimensi untuk mengakomodasi 95%
populasi maka 2.5 dan 97.5 persentil adalah batas ruang yang dapat dipakai.
Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data anthropometri dapat
dijelaskan seperti berikut ini

Tabel 1.2.1 :
Perhitungan Persentil

Persentil Perhitungan

1-st -2.325 x
2.5-th
-1.96 x
5-th
-1.645 x
10-th
-1.28 x
50-th
90-th
95-th
+1.28 x
97.5-th
+1.645 x
99-th
+1.96 x

+2.325 x

2.3 APLIKASI DATA ANTHROPOMETRI DALAM PERANCANGAN PRODUK ATAU


FASILITAS KERJA.
Data anthropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia
dalam percentilr tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu rancangan produk ataupun
fasilitas kerja akan dibuat. Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh
manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil didalam
aplikasi data anthropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan sebagai berikut
:
a. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim. Disini rancangan produk
dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran produk, yaitu :
1. Bisa sesuai ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau
kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya.
2. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang
ada).
Agar biasa memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang yang diaplikasikan ditetapkan
dengan cara :
- Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk umumnya
didasarkan pada nilai percentile terbesar seperti 90-th, 95-th atau 99-th percentile.
- Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai percentile yang
paling rendah (1-th, 5-th, 10-th percentile) dari distribusi data anthropometri yang ada.
b. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu. Disini
rancangan bisa diubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang
memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan
kursi mobil yang mana dalam hal ini letaknya bisa digeser maju atau mundur dan sudut sandarannya
bisa berubah-ubah sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan
yang fleksibel semacam ini, maka data anthropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang
5-th sampai dengan 95-th percentile.
c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata.
Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia. Berkaitan dengan
aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja,
maka ada beberapa saran atau rekomendasi yang bias diberikan sesuai dengan langkah-langkah :
- Pertama kali menetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya akan difungsikan untuk
mengoperasikan rancangan tersebut.
- Menentukan dimensi tubuh yang penting dalam proses perancangan tersebut.
- Menentukan populasi terbesar yang harus diantipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama
pemakai rancangan produk tersebut.
- Menetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti .
- Memilih prosentase populasi yang harus diikuti atau nilai percentile yang lain yang dikehendaki.
- Untuk dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih atau tetapkan nilai ukurannya
dari tabel data anthropometri yang sesuai.
Selanjutnya untuk memperjelas mengenai data anthropometri untuk bias diaplikasikan dalam
berbagai rancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka gambar dibawah ini akan memberikan
informasi tentang berbagai macam anggota tubuh yang perlu diukur :
Gambar 1.2.2. :
Anthropometri Tubuh Manusia
Keterangan dari gambar diatas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.2.2 :
Dimensi Tubuh

DIMENSI TUBUH

1 = Tinggi tubuh posisi berdiri tegak 14 = Tinggi lipat lutut

2 = Tinggi mata 15 = Lebar bahu

3 = Tinggi bahu 16 = Lebar panggul

4 = Tinggi siku 17 = Tebal dada

5 = Tinggi genggaman tangan pada posisi


18 = Tebal perut
relaks ke bawah

6 = Tinggi badan pada posisi duduk 19 = Jarak dari siku ke ujung jari

7 = Tinggi mata pada posisi duduk 20 = Lebar kepala

8 = Tinggi bahu pada posisi duduk 21 = Panjang tangan

9 = Tinggi siku pada posisi duduk 22 = Lebar tangan

23 = Jarak bentang dari ujung jari tangan


10 = Tebal paha
kanan ke kiri

24 = Tinggi pegangan tangan pada posisi


11 = Jarak dari pantat ke lutut
tangan vertikal ke atas dan berdiri tegak

25 = Tinggi pegangan tangan papa posisi


12 = Jarak dari lipat lutut ke pantat
tangan vertikal ke atas dan duduk

26 = Jarak genggaman tangan ke punggung


13 = Tinggi lutut
pada posisi tangan ke depan
Gambar 1.2.3 :
Anthropometri tangan

Keterangan dari gambar diatas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.2.3 :
Dimensi Anthropometri Tangan

DIMENSI TANGAN

1 = Panjang tangan 11 = Tebal jari telunjuk

2 = Panjang telapak tangan 12 = Lebar telapak tangan

3 = Panjang ibu jari 13 = Lebar telapak tangan (sampai ibu jari)

4 = Panjang jari telunjuk 14 = Lebar telapak tangan (minimum)

5 = Panjang jari tengah 15 = Tebal telapak tangan

6 = Panjang jari manis 16 = Tebal telapak tangan (sampai ibu jari)

7 = Panjang jari kelingking 17 = Diameter genggam (maksimum)


8 = Lebar ibu jari 18 = Lebar maksimum (ibu jari ke jari kelingking)

19 = Lebar fungsional maksimum (ibu jari ke jari


9 = Tebal ibu jari
lain)

20 = Segi empat minimum yang dapat dilewati


10 = Lebar jari telunjuk
telapak tangan

2.4 PENYEBAB VARIABILITAS


Perbedaan antara satu populasi dengan populasi yang lain adalah dikarenakan oleh faktor-faktor
sebagai berikut :
2.4.1 Keacakan/Random
Walaupun telah terdapat dalam satu kelompok populasi yang sudah jelas sama jenis kelamin, suku
atau bangsa, kelompok usia dan pekerjaannya, namun masih ada perbedaan yang signifikan antara
berbagai macam masyarakat.distribusi frekuensi secara statistic dari dimensi kelompok anggota
masyarakat jelas dapat diapromasikan dengan menggunakan Distribusi Normal, yaitu dengan
menggunakan data persentil yang telah diduga, jika mean (rata-rata) dan SD (standar deviasi) telah
dapat diestimasi.
2.4.2 Jenis Kelamin
Secara distribusi statistic ada perbedaan yang signifikan antara dimensi tubuh pria dan
wanita. Dimensi ukuran tubuh laki-laki umumnya akan lebih besar dibandingkan dengan wanita. Oleh
karenanya data anthropometri untuk kedua jenis kelamin tersebut selalu disajikan secara terpisah.
2.4.3 Suku Bangsa (Ethnic Variability)
Setiap suku bangsa ataupun kelompok etnik akan memiliki karakteristik fisik yang berbeda-beda satu
dengan yang lainnya. Suatu contoh sederhana bahwa dengan meningkatnya jumlah penduduk yang
migrasi dari Negara Vietnam ke Australia, untuk mengisi jumlah satuan angkatan kerja maka akan
mempengaruhi anthropometri secara Nasional.
2.4.4 Usia
Pengelompokan usia digolongkan seperti dibawah ini :
Balita,
Anak-anak,
Remaja,
Dewasa, dan
Lanjut usia.
Hal ini sangat berpengaruh terutama jika desain diaplikasikan untuk anthropometri anak-
anak. Anthropometrinya akan cenderung terus meningkat sampai batas usia dewasa. Namun setelah
menginjak usia dewasa, tinggi badan manusia mempunyai kecenderungan untuk menurun yang antar
lain disebabkan oleh berkurangnya elastisitas tulang belakang, berkurangnya dinamika gerakan tangan
dan kaki.
2.4.5 Jenis Pekerjaan
Beberapa jenis pekerja tertentu menuntut adanya persyaratan dalam seleksi karyawan atau
stafnya.seperti misalnya: pekerja yang bekerja di dermaga / pelabuhan adalah harus mempunyai
postur tubuh yang relative lebih besar dibandingkan dengan karyawan perkantoran pada umumnya.
2.4.6 Pakaian
Hal ini merupakan sumber variabilitas yang disebabkan oleh bervariasinya iklim atau musim yang
berbeda dari satu tempat ke tempat yang lainnya terutama untuk daerah dengan empat musim.
Misalnya, pada waktu musim dingin manusia akan memakai pakaian yang relative lebih tebal dan
ukuran yang relatif lebih besar.
2.4.7 Faktor Kehamilan Pada Wanita
Faktor ini sudah jelas akan mempunyai pengaruh perbedaan yang berarti kalau dibandingkan degan
wanita yang tidak hamil. Terutama yang berkaitan dengan analisis perancagan produk (APP) dan
analisis perancangan kerja (APK).
2.4.8 Cacat Tubuh Secara Fisik
Dimana data anthropometri disini akan diperlukan untuk perancangan produk bagi orang-orang cacat
(kursi roda, kaki atau tangan palsu, dan lain-lain).

2.5 DIMENSI STATIS DAN DINAMIS


2.5.1. Pengukuran dimensi struktur tubuh atau dimensi statis
Disini tubuh diukur dalam berbagai posisi standard dan tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Istilah
lain dari pengukuran tubuh dengan cara ini dikenal dengan static anthropometry. Dimensi tubuh
yang diukur tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk,
ukuran kepala, tinggi atau panjang lutut pada saat berdiri atau duduk, panjang lengan, dan sebagainya.

2.5.2 Pengukuran dimensi fungsional tubuh atau dimensi dinamis


Disini pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi melakukan gerakan-gerakan
tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan. Hal pokok yang ditekankan dalam
pengukuran dimensi fungsional tubuh ini adalah medapatkan ukuran tubuh yang nantinya akan
berkaitan erat dengan gerakan-gerakan nyata yang diperlukan tubuh untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan tertentu.

2.6 VARIAN DAN KOVARIAN


2.6.1 Varian
Varian adalah membandingkan dua atau lebih distribusi yang sama satuan pengukurannya dengan
menggunakan pengamatan distribus tunggal.
Varian dilambangkan dengan simbol (2). Varian dibedakan menjadi varian populasi dan varian,
Rumus dari variansi :

.( I )

.( II )

2.6.2 Kovarian
Koefisien variansi (kovarian) adalah perbandingan antara standar deviasi dengan rata-rata/mean dan
dikalikan 100%.
Kovarian (koefisien varian), v , didefinisikan sebagai berikut :
Rumus dari kovarian adalah :

( III )

2.7 KORELASI
2.7.1 Korelasi
Analisis kolerasi di gunakan untuk mengukur hubungan antara 2 peubah X dan Y dengan
menggunakan suatu bilangan yang disebut koefisien kolerasi.

................( IV )

2.8 METODE ERGONOMI


1) Elektromyografi pengukuran terhadap penggunaan otot pada kaki dan punggung.
2) Anthropometry pengukuran terhadap tubuh ini berbagai sudut dan perbandingan dengan posisi
berdiri santai, juga mengukur pusat pemindahan beban pada posisi yang mudah dijangkau.
3) Pemilihan subjektif berdasar keinginan subjek yang diteliti
4) Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian
fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.
Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
5) Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis.
Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai.
Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
6) Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan
menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan, sakit kepala dan
lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka
kecelakaan dan lain-lain.

2.9. APLIKASI / PENERAPAN ERGONOMI


1. Posisi Kerja
terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan
berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang
vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai
dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
3. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang
berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung
dan sebagainya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot
dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
o Menjinjing beban
Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:
- Laki-laki dewasa 40 kg
- Wanita dewasa 15-20 kg
- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
- Wanita (16-18 th) 12-15 kg
o Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :
- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
- Frekuensi pergerakan diminimalisasi
- Jarak mengangkat beban dikurangi
- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi.
- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan.
o Metode mengangkat beban
Semua pekerja harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetic dari pedoman penanganan harus
dipakai yang didasarkan pada dua prinsip :
- Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada otot punggung
- Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan momentum berat badan.
Metoda ini termasuk 5 faktor dasar :
o Posisi kaki yang benar
o Punggung kuat dan kekar
o Posisi lengan dekat dengan tubuh
o Mengangkat dengan benar
o Menggunakan berat badan
o Supervisi medis
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur.
- Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya
- Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila
ada kelainan
- Nasehat harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda dan yang
sudah berumur.

Tabel 1.2.4 :
Anthropometri masyarakat Indonesia yang didapat dari Interpolasi masyarakat British dan
Hongkong (Pheasant 1986) terhadap
masyarakat Indonesia (Sumamur 1989) serta istilah dimensinya
dari ( Nurmianto, 1991 a : Nurmianto, 1991 b: )
PRIA WANITA
NO DIMENSI TUBUH
5% X 95% SD 5% X 95% SD

1 Tinggi tubuh posisi 1532 1632 1732 61 1404 1563 1662 60


berdiri tegak

2 Tinggi mata 1425 1520 615 58 1350 1446 1542 58

3 Tinggi bahu 1247 1338 1429 55 184 1272 1361 54

4 Tinggi siku 932 1003 1074 48 886 957 1028 48

5 Tinggi gengggaman 665 718 782 39 646 708 771 38


tangan ( knukle ) pada
posisi rileks ke bawah

6 Tinggi badan pada posisi duduk 809 804 919 33 775 884 893 36

7 Tingi mata pada posisi duduk 694 749 804 33 666 721 776 33

8 Tinggi bahu pada posisi duduk 523 572 621 30 501 550 599 30

9 Tinggi siku pada posisi duduk 181 231 282 31 175 229 283 33

10 Tebal paha 117 140 163 14 115 140 165 15

11 Jarak dari pantat kelutut 500 545 590 27 488 537 586 30

12 Jarak dari lipat lutut 405 450 495 27 488 537 586 30
( popliteal ) ke Pantat

13 Tinggi lutut 448 496 544 29 428 472 516 27

14 Tinggi Lipat Lutut (popliteal) 361 403 445 26 337 382 428 28

15 Lebar Bahu 382 424 466 26 342 385 428 26

16 Lebar Panggul 291 331 371 24 298 345 392 29

17 Tebal Dada 174 212 250 28 178 228 278 30

18 Tebal Perut ( abdominal ) 174 228 282 33 175 231 287 34

19 Jarak dari Siku ke ujung jari 405 439 478 21 374 409 287 34

20 Lebar kepala 140 150 160 6 135 146 157 7

21 Panjang tangan 161 176 191 9 153 168 183 9

22 Lebar tangan 71 79 87 5 64 71 78 4

23 Jarak bentang dari ujung 1520 1663 1806 87 1400 1523 1646 75
jari tangan kanan ke kiri

24 Tinggi pegangan tangan 1795 1932 2051 78 1713 1841 1969 79


( grip ) pada posisi tangan
vertikal ke atas dan berdiri
tegak

25 Tinggi pegangan 649 708 767 37 610 661 712 31


tangan ( grip ) pada posisi
tangan vertikal keatas dan
duduk

26 Jarak genggaman tangan 1065 1169 1273 63 945 1030 1115 52


( grip ) ke punggung pada
posisi tangan ke depan

Sumber : (Pheasant 1986) (Sumamur 1989)


( Nurmianto, 1991 a : Nurmianto, 1991 b: )

Tabel 1.2.5 :
Anthropometri telapak tangan masyarakat Indonesia
yang didapat dari Interpolasi Data Pheasant ( 1986 ), Sumamur ( 1989 )
dan Nurmianto ( 1991 ) ( semua dimensi dalam satuan mm )

PRIA WANITA
NO DIMENSI
5% X 95% SD 5% X 95% SD

1 Panjang Tangan 163 176 189 8 155 168 181 8

2 Panjang Telapak Tangan 92 100 108 5 87 94 101 4

3 Panjang Ibu Jari 45 48 51 2 42 45 48 2


4 Panjang Jari Telunjuk 62 67 72 3 60 65 70 3

5 Panjang Jari Tengah 70 77 84 4 69 74 79 3

6 Panjang Jari Manis 62 67 72 3 59 64 69 3

7 Panjang Jari Kelingking 48 51 54 2 45 48 51 2

8 Lebar Ibu Jari (IPJ) 19 21 72 1 16 18 20 1

9 Tebal Ibu Jari (IPJ) 19 21 54 1 13 17 19 1

10 Lebar Jari Telunjuk (PIPJ) 18 20 23 1 15 17 19 1

11 Tebal Jari Telunjuk (PIPJ) 16 18 20 1 13 15 17 1

12 Lebar Telapak Tangan


74 81 88 4 68 73 78 3
(Metacarpal)

13 Lebar Telapak tangan


88 98 108 6 82 89 96 3
(Sampai Ibu Jari)

14 Tebal Telapak Tangan


68 75 82 4 64 59 74 4
(Minimum)

15 Tebal Telapak Tangan


28 31 34 2 25 27 29 3
(Metacarpal)

16 Tebal Telapak Tangan


41 48 47 2 41 44 47 1
(Sampai Ibu Jari)

17 Diameter Genggaman
45 48 51 2 43 46 49 2
(maksimum)

18 Lebar Maksimum (Ibu Jari


177 192 206 9 169 184 199 9
Ke Jari Kelingking)

Lebar Fungsional
19 Maksimum 122 132 142 6 113 123 134 6
(Ibu Jari ke Jari lain)

Segi Empat Minimum yang


dapat dilewati Telapak 57 62 67 3 51 56 61 3
20 Tangan

Sumber : Interpolasi Data Pheasant ( 1986 ), Sumamur ( 1989 )


dan Nurmianto ( 1991 ) ( semua dimensi dalam satuan mm )
Catatan :
IPJ = Interphalangeal Joint (Sambungan anrtar ruas tulang jari)
IPJ = Interphalangeal Joint (Sambungan anrtar ruas tulang jari)

Tabel 1.2.6 :
Anthropometri telapak kaki masyarakat Indonesia
yang didapat dari Interpolasi Data dempster ( 1955 ), Reynold (1978 )
dan Nurmianto ( 1991 ) ( semua dimensi dalam satuan mm )

PRIA WANITA
NO DIMENSI TUBUH
5% X 95% SD 5% X 95% SD

1 Panjang kaki 230 248 266 11 212 230 248 11

2 Panjang Telapak lengan kaki 165 178 191 8 158 171 184 8

Panjang kaki sampai jari


3 kelingking 186 201 216 9 178 191 204 8

4 Lebar kaki 82 89 96 4 81 88 95 4

5 Lebar Tangkai kaki 61 66 71 3 49 54 59 3

6 Tinggi mata kaki 61 66 71 3 59 64 69 3

7 Tinggi bagian tengah kaki 68 75 82 4 64 69 74 3

Jarak horizontal tangkai


8 mata kaki 49 52 55 2 46 49 52 2

Sumber : Interpolasi Data dempster ( 1955 ), Reynold (1978 )


dan Nurmianto ( 1991 ) ( semua dimensi dalam satuan mm )
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan bahan


Adapun peralatan praktikum yang digunakan adalah :
1. Anthropometer untuk mengukur dimensi tubuh
2. Mistar penggaris minimal 2 buah
3. Meteran
4. Observation sheet

3.2 Prosedur Praktikum


Prosedur praktikum yang dilakukan dalam modul satu mengenai anthropometri adalah sebagai berikut
:
1. Pengukuran dilakukan oleh seluruh praktikan.
2. Setiap pengukuran dilakukan, praktikan dibagi menjadi 2 bagian :
a. Bagian pertama (anthropometri tubuh)
- Persiapkan alat pengukur, yaitu anthropometer, meteran, dan mistar.
- Ukur dimensi tubuh tiap praktikan, dimana dimensi tubuh yang diukur sebanyak 26 buah (lihat
table anthropometri, Nurmianto, p-59-61).
b. Bagian kedua (anthropometri tangan)
- Persiapkan alat pengukur, yaitu mistar.
- Ukur dimensi tangan tiap praktikan, dimana dimensi tangan yang diukur sebanyak 20 dimensi
telapak tangan (lihat table anthropometri tangan, Nurmianto, p-63).
b. Bagian ketiga (anthropometri telapak kaki)
- Persiapkan alat pengukur, yaitu anthropometer, meteran, dan mistar
- Ukur dimensi kaki tiap praktikan, dimana dimensi kaki yang diukur sebanyak 8 dimensi
telapak kaki (lihat table anthropometri tangan, Nurmianto, p-69).
3. Pengerjaan laporan bersifat kelompok

3.3 FLOWCHART PROSEDUR PRAKTIKUM


Langkah-langkah pelaksanaan praktikum dan langkah-langkah pengolahan data dalam bentuk
flowchart adalah sebagai berikut :
Mulai

DAFTAR PUSTAKA

http://hgbjkn.blogspot.co.id/2012/08/laporan-bab-1-antropometri.html
https://batikyogya.files.wordpress.com/2008/08/antro.jpg

Anda mungkin juga menyukai