id
SKRIPSI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
commit to user
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PRAKATA ............................................................................................................ vi
1. Tonsil .............................................................................................. 4
2. Tonsilitis........................................................................................... 10
3. Tonsilektomi..................................................................................... 16
C. Hipotesis .............................................................................................. 26
A. Jenis Penelitian.................................................................................... 27
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Lokasi Penelitian................................................................................. 27
D. Identifikasi Variabel........................................................................... 30
F. Instrumen Penelitian........................................................................... 31
B. Analisis Statistika............................................................................... 34
A. Simpulan .......................................................................................... 43
B. Saran................................................................................................. 43
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Alia Adelina Dina Soraya, G.0008193, 2012. Hubungan antara Tonsilitis Kronik
dengan Penurunan Kualitas Hidup di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Skripsi,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukkan (1) rerata skor kualitas hidup pada
penderita tonsilitis kronik sebesar 1.615,7 325,6 dan untuk non tonsilitis kronik
sebesar 2.532,3 269,9 (2) hasil uji t-independent menunjukkan p = 0,000.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Alia Adelina Dina Soraya, G.0008193, 2012. The Correlation between Chronic
Tonsillitis with Decrease Quality of Life in Moewardi Local General Hospital
Surakarta. Script, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta.
Result: This research shows (1) a significant mean difference of Quality of Life
for patient of Chronic Tonsillitis is 1.615,7 325,6 and for without Chronic
Tonsillitis is 2.532,3 269,9 (2) the result of t-independent test is p = 0,000
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
Serikat setidaknya mengalami satu episode tonsilitis. Antara 2,5% dan 10,9%
anak merupakan carrier. Prevalensi rata-rata status anak sekolah carrier untuk
Serikat pada tahun 1995. Tonsilitis yang kambuh dilaporkan pada 11,7% anak-
anak Norwegia dalam satu penelitian dan diperkirakan dalam penelitian lain
mempengaruhi 12,1% dari anak Turki. Riwayat keluarga atopi dan tonsilitis dapat
0,70% dari 1,9 juta penduduk (Paradise dan Bluestone, 1995). Berdasarkan data
sebesar 3,8%. Insiden tonsilitis kronik di RS dr. Kariadi Semarang 23,36% dan
47% di antaranya pada usia 6-15 tahun. Sedangkan di RSUP dr. Hasan Sadikin
pada periode April 1997 sampai dengan Maret 1998 ditemukan 1024 pasien
tonsilitis kronik atau 6,75% dari seluruh jumlah kunjungan ( Farokah, 2007).
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
Gejala klinis pada tonsilitis kronik didapatkan gejala berupa nyeri tenggorok
atau nyeri telan ringan, mulut berbau, badan lesu, sering mengantuk, nafsu makan
menurun, nyeri kepala dan badan terasa meriang (Soepardi et al., 2009).
tidur; gejala yang umum pada anak adalah mendengkur, sering mengantuk,
terhadap kualitas hidup. Penderita tonsilitis kronik yang terganggu fungsi respirasi
Kualitas hidup adalah konsep yang mencakup karakter fisik, mental, sosial
dan emosional yang mencakup komplikasi dan efek terapi terhadap suatu
hidup.
B. Perumusan Masalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tonsil
kuman lain untuk mencegah infeksi pada tubuh (Kaneshiro, 2010). Massa
yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan kriptus
muara tuba auditiva pada faring. Ciri khas tonsil adalah permukaan epitelnya
et al., 2009).
1) Tonsila Palatina
fossa tonsilaris pada kedua sudut orofaring dan merupakan salah satu
commitmedial
kapsul tipis dan permukaan to userterdapat kripta-kripta(Gray, 1992).
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
kriptus. Epitel yang melapisi tonsil ialah epitel skuamosa yang juga
lateral tonsil melekat pada fasia faring yang sering juga disebut kapsul
tonsil. Kapsul ini tidak melekat erat pada otot faring, sehingga mudah
al., 2009).
2) Tonsila Lingual
Tonsila lingual terletak didasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh
massa ini terdapat foramen sekum pada apeks, yaitu sudut yang
tempat penting bila ada massa tiroid lingual (lingual thyroid) atau
3) Tonsila Faringea
1995).
4) Tonsila tuba
Sebagian besar tonsil adalah organ sel dengan limfosit yang terdiri
dari 50% - 65% semua limfosit tonsil. Sel T limfosit terdiri dari sekitar 40%
dari limfosit tonsil dan 3% adalah sel plasma matang. Tonsil terlibat dalam
sinyal antigenik adalah salah satu fungsi tonsil paling penting. Kekebalan
tonsil paling aktif antara usia 4 sampai 10 tahun. Involusi tonsil dimulai
tetapi masih cukup besar aktivitas sel jika dilihat dari kondisi klinis tonsil
yaitu :
3) Migrasi limfosit.
terutama tersusun atas limfosit B dan sel T helper (CD4+). Respon imun
dalam regulasi proses imun dan dihasilkan secara dominan stimulasi antigen
lokal oleh limfosit intraepitel, sel limfoid lain atau sel non limfoid. Sel T
Distribusi J-chain itu sendiri tergantung dari lokasi sel (29% IgA dihasilkan
dark zone ke light zone, mengembangkan suatu antibodi melalui sel memori
B dan antibodi melalui sel plasma. Sel plasma tonsil juga menghasilkan
lima kelas Ig (IgG 65%, IgA 20%, sisanya Ig M, IgD, IgE) yang membantu
melawan dan mencegah infeksi. Lebih lanjut, kontak antigen dengan sel B
B. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
limfe. Tonsil berperan tidak hanya sebagai pintu masuk tapi juga keluar
yang dihasilkan kripte akan menarik sel B untuk berperan didalam kripte
c. Fungsi tonsil
terhadap serangan bakteri, virus, dan protein asing lainnya. Seperti di dalam
asing (antigen) merangsang pembentukan zat anti dalam sel plasma, yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
2. Tonsilitis
cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang
palatina (tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba
digunakan baru-baru ini sebagai ukuran keparahan adalah 5 atau lebih dari
episode yang cocok dari gejala tonsilitis per tahun, gejala berulang setidaknya
satu tahun, dan episode yang menonaktifkan dan yang menghalangi fungsi
atau virus sehingga dapat membengkak dan menjadi radang, sehingga dapat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
empat minggu. Abses peritonsillar paling sering terjadi pada pasien dengan
infeksi dari superior pole dari tonsil dengan nanah antara dasar tonsil dan
a. Tonsilitis Akut
commitsel-sel
merupakan kumpulan leukosit, to userepitel yang telah mati, dan bakteri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
2) Pembentukan eksudat
maka akan terjadi tonsilitis lakunaris. Bentuk detritus ini juga melebar
menutupi tonsil. Secara klinis detritus ini mengisi kriptus dan tampak
hari.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
interna.
al., 2009).
b. Tonsilitis Kronik
(Ballenger,1994)
menahun dari rokok, berbagai jenis makanan, higiene mulut yang buruk,
pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak
tetapi kemudian dalam waktu pendek kambuh kembali dan menjadi laten.
commitdengan
Proses ini biasanya diikuti to userpengobatan dan serangan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
paling tinggi pada umur 6-12 tahun (Shields dan Deskin, 2002; Amarudin
maka selain epitel mukosa juga jaringan limfoid terkikis, sehingga pada
perekatan dengan jaringan di sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini
2009).
Gejala tonsilitis kronik mungkin tidak ada, namun jika ada biasanya
tidak berat. Pasien akan mengekuh sakit yang menusuk saat menelan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
3) Tanda klinis, tonsil dengan debris pada kriptenya tonsil udem atau
al., 2009).
lebar tonsil dengan lebar orofaring sebagai berikut : (Shields dan Deskin,
2002).
2) Tonsil T2 : 25-50%
3) Tonsil T3 : 50-75%
(Prijanto, 1997)
commitsudah
yang sering walaupun terapi to useradekuat, atau pasien mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
tanda infeksi pada daerah yang jauh dalam tubuh yang disebabkan oleh
fokal infeksi di tonsil, untuk itu dapat dilakukan pengangkatan tonsil atau
berulang 3 kali atau lebih dalam setahun atau sakit tenggorok 4-6 kali
tonsilaris dengan alat irigasi gigi atau oral. Ukuran jaringan tonsil tidak
1997).
3. Tonsilektomi.
baik awam maupun profesi. Bagi yang kontra, tonsilektomi dianggap dapat
berat badan
sekitarnya
Indikasi yang paling sering adalah episode berulang dari infeksi Streptokokus
B hemolitikus grup A.
a. Serangan tonsilitis lebih dari tiga kali per tahun walaupun telah
grup A.
Komplikasi tonsilektomi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
terjadi yang disebabkan oleh apirasi darah dan debris atau infeksi
(Ballenger, 1994).
4. Kualitas Hidup
Machin, 2007).
dengan kualitas hidup terkait kesehatan mengacu pada orang atau kelompok
dengan kesehatan fisik dan mental yang dinamis dari waktu ke waktu. Dokter
commit
dampak penyakit kronis serta to user pada kondisi psikologis serta
pengobatannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
kesehatan untuk mengukur efek dari berbagai gangguan, cacat jangka pendek
dan jangka panjang, dan penyakit pada populasi yang berbeda. Pelacakan
sampai saat ini belum ada definisi yang secara universal diterima. Definisi
kualitas hidup diambil dari definisi sehat menurut WHO. Sehat adalah
keadaan baik atau sejahtera secara fisik, mental, sosial dan bukan semata-
Kesehatan no. 23 tahun 1992 adalah kesejahteraan baik badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi
( Depkes RI, 1992). Tidak hanya berarti tidak ada kelemahan atau penyakit,
demikian juga mengenai kualitas hidup, kualitas hidup bukan berarti hanya
tidak ada keluhan saja, akan tetapi masih ada hal-hal lain yang dirasakan oleh
sosial.
Kualitas hidup anak secara umum dipengaruhi oleh banyak faktor, antara
lain:
anak.
teman sebaya
pada diri anak sendiri, yaitu umur, jenis kelamin, status gizi,
pendidikan anak.
model: generik dan spesifik PedsQL generik didesain untuk digunakan pada
berbagai penyakit anak, instrumen ini dapat membedakan kualitas hidup anak
sehat dengan anak yang menderita suatu penyakit kronik. PedsQL spesifik
(Varni, 1999).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
bidang penting kualitas hidup anak, terdiri dari 30 pertanyaan, yaitu : fisik (8
konsistensi internal yang baik, dengan koefisien alpha secara umum antara
penilaian sangat mudah memberi nilai 0-4 pada setiap pertanyaan dan di
Pada tonsilitis kronik telah terjadi penurunan fungsi imunitas dari tonsil.
1, TNF-, IL-6, IL-8, IL-2, INF-, IL-10, dan IL-4 (Agren et al., 1995).
terapi bedah dari intervensi terapeutik merupakan faktor utama yang terkait
dengan perubahan kualitas hidup dalam pasien. Tidak ada definisi standar
kualitas hidup, tetapi pelayanan kesehatan sepakat bahwa kualitas hidup harus
diukur dari perspektif pasien. Sebuah hasil yang positif untuk peningkatan
2010).
Di luar negeri penelitian kualitas hidup anak untuk tonsilitis kronik telah
tua yang anaknya menderita tonsilitis kronik, dengan hasil seorang anak yang
menderita penyakit ini akan berdampak pada seluruh keluarganya. Anak yang
sosial, emosional dan keluarga. Status kesehatan dan kualitas hidup anak
2000).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
B. Kerangka Pemikiran
Tonsil
Tonsilitis
Tonsilitis
kronik
Penyebab Komplikasi
tonslitis
Kualitas
hidup
C. Hipotesis
kualitas hidup.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Subjek Penelitian
1. Populasi Sumber
2. Besar Sampel
(Murti, 2010).
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
3. Kriteria Inklusi
panas subfebris.
4. Kriteria eksklusi
6. Pengumpulan Data
informasi yang lengkap mengenai suatu maslah dari responden tanpa merasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
7. Rancangan Penelitian
Populasi
Sampel
Analisis data
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
D. Identifikasi Variabel
3. Variabel luar:
penderita antara lain rasa tidak enak ditenggorok, sakit tenggorok, sulit
sampai sakit menelan, tidak enak badan, malaise, sakit kepala, pembesaran
pertanyaan). Penilaian :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
Interprestasi standart :
a. 0 : 100
b. 1 : 75
c. 2 : 50
d. 3 : 25
e. 4 : 0
bidang.
F. Instrumen Penelitian
2. Peralatan.
Kuesioner ini digunakan untuk anak umur 2-4, 57, 812 dan 13
commit
18 tahun. Kuesioner untuk anakto2-12
usertahun merupakan assisted delivery
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
atau wali. Kuesioner untuk anak usia 13 -18 tahun merupakan assisted
G. Cara Kerja
5. Menganalisis data.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian dianalisis dengan teknik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Sampel
adalah pasien yang menderita tonsilitis kronik umur 5-15 tahun, bersedia
dari kelompok pasien yang menderita tonsilitis kronik dan 15 responden dari
1 Tonsilitis Kronik 15 50
Total 30 100
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
Persentase Total
Jenis Kelamin (%)
No Kelompok Total (%)
L P L P
1 Tonsilitis Kronik 8 7 15 53,3 46,7 100
Kronik
presentase lebih besar dari pada laki-laki. Kelompok tonsilitis kronik memiliki
jumlah sampel laki-laki sebanyak 8 anak (53,3%) dari 15 anak. Pada kelompok
B. Analisis Statistika
independent yang merupakan uji parametrik dengan program SPSS 17.00. Uji
ini digunakan bila skor kedua kelompok tidak berhubungan satu sama lain.
secara normal, dan variansi kedua kelompok dapat sama atau berbeda (untuk 2
(Dahlan, 2005).
dilakukan dengan Shapiro-Wilk Test, dengan ketentuan bila signifikan hitung >
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal,
demikian sebaliknya bila nilai signifikan hitung < 0,05 maka data tidak
terdistribusi secara normal. Karena nilai p untuk nilai tonsilitis kronik adalah
0,595 (p > 0,05) dan non tonsilitis kronik adalah 0,348 (p > 0,05) maka sebaran
data kelompok tonsilitis kronik dan non tonsilitis kronik tersebut normal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
signifikan hitung > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut
Karena p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians
antara skor kualitas hidup antara penderita tonsilitis kronik dan non tonsilitis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
tonsilitis kronik adalah 1.615,7 325,6, sedangkan pada non tonsilitis kronik
kualitas hidup yang jelas dari penderita tonsilitis kronik dan non tonsilitis
terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata nilai kualitas hidup penderita
tonsilitis kronik dan non tonsilitis (Dahlan, 2005). Selain itu juga dapat dilihat
bahwa rerata skor kualitas hidup penderita tonsilitis kronik lebih rendah
dibandingkan dengan non tonsilitis kronik. Selain itu, karena p < 0,05 juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
dengan penurunana kualitas hidup. Tonsilitis kronik adalah infeksi pada tonsila
palatina yang berlangsung setidaknya 3 bulan dengan gejala klinik adalah keluhan
yang dirasakan penderita antara lain rasa tidak enak ditenggorok, sakit tenggorok,
sulit sampai sakit menelan, tidak enak badan, malaise, sakit kepala. Berdasarkan
data hasil penelitian pada Tabel 1 diketahui jumlah sampel yang dapat dianalisis
dalam penelitian ini adalah 30 anak. Didapatkan dari anak usia antara 5-15 tahun
yang terdiri dari 15 anak penderita tonsilitis kronik dan 15 anak non tonsilitis
kronik. Penentuan batas usia antara 5-15 tahun dikarenakan periode tersering pada
anak yang mengalami tonilitis kronik, selain itu anak juga mengalami masa
pertumbuhan sehingga kondisi fisik, emosi dan psikologi secara umum hampir
sama, rntang umur cukup lebar ini tidak mempengaruhi kualitas hidup.
presentase lebih besar dari pada laki-laki. Kelompok tonsilitis kronik memiliki
jumlah sampel laki-laki sebanyak 8 (53,3%) anak dan perempuan sebanyak 7 anak
(46,7%) anak dari 15 anak. Pada kelompok non tonsiliitis kronik memiliki jumlah
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
(53,3%) anak dari 15 anak. Pada penelitian ini tidak mengkategorikan jenis
Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa Karena nilai p untuk nilai tonsilitis kronik
adalah 0,595 (p > 0,05) dan non tonsilitis kronik adalah 0,348 (p > 0,05) maka
sebaran data kelompok tonsilitis kronik dan non tonsilitis kronik tersebut normal.
dengan ketentuan bila signifikan hitung > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
data tersebut terdistribusi secara normal, demikian sebaliknya bila nilai signifikan
Pada uji homogenitas yang ditunjukkan hasilnya pada tabel 4, berdasarkan uji
tersebut dapat diketahui bahwa F = 0,802 (p = 0,108). Karena p > 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians antara skor kualitas hidup
Kualitas hidup pada anak secara umum meliputi beberapa faktor seperti
ekonomi dan spiritual (ACAM, 2004). Untuk mengukur kualitas hidup pada anak
(PedsQL) pada penelitian ini dikarenakan sesuai dengan usia penderita yang akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
diuji dan memiliki kehandalan. PedsQL ini sudah mencakup mengenai fisik, emosi,
sosial, sekolah, kesehatan dan persepsi kesehatan secara menyeluruh pada anak
normal, data homigen dan variansi kedua kelompok dapat sama atau berbeda
perbedaan rerata skor kualitas hidup yang jelas dari penderita tonsilitis kronik dan
non tonsilitis kronik. Hasil p = 0,000. Maka dapat disimpulkan perbedaan yang
signifikan antara rerata kualitas hidup penderita tonsilitis kronik dan non tonsilitis
(Dahlan, 2005). Selain itu juga dapat dilihat bahwa rerata skor kualitas hidup
penderita tonsilitis kronik lebih rendah dibandingkan dengan non tonsilitis kronik.
Hasil penelitian yang telah dilakukan ini juga didukung oleh penelitian
sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Stewart, et al. (2000), kesehatan
umum pada anak-anak dengan tonsilitis serupa dengan kesehatan umun untuk
anak yang menderita asma dan arthritis. Namun, untuk anak-anak yang mederita
tonsilitis kronik, memiliki beberapa skor lebih rendah (status kesehatan yang
signifikan perbandingan skor yang diperoleh pada populasi anak yang menderita
populasi anak yang sehat. Secara global kualitas hidup anak yang menderita
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
tonsilitis dan adenoid hampir sama dengan kualitas hidup anak-anak yang
mengalami hipertrofi dan ganguan pernafasan pada sleep disordered, selain itu
juga sebanding dengan dua penyakit pada anak yaitu asma dan rheumatoid
arthritis. Menurut de Serres, et al. (2000), status kesehatan pada anak yang
menderita tonsilitis kronik lebih rendah daripada anak yang sehat, termasuk dari
kesehatan umum, fungsi fisik, perilaku, rasa sakit dan emosional. Penilaian klinis
dari ukuruan tonsil, obstruksi hidung dan kualitas bicara memiliki korelasi yang
panjang. Adapun pendapat dari Lianne, et al. (2000), bahwa tonsilektomi dapat
menurunkan aktivitas anak, maka dari itu gejala klinik mempengaruhi kualitias
hidup. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan yaitu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB VI
A. Simpulan
1.615,7 325,6, sedangkan pada non tonsilitis kronik adalah 2.532,3 269,9.
B. Saran
penelitian ini.
commit to user
43