Anda di halaman 1dari 7

KEJANG

1. PENDAHULUAN
Kejang adalah istilah umum yang mengacu pada kerusakan mendadak pada otak yang
menyebabkan seseorang collapse, mengejang, atau memiliki gangguan lain walaupun fungsi
otak normal, seringkali dengan perubahan kesadaran.
Kejang sebagian besar disebabkan oleh muatan listrik abnormal di otak atau pingsan
(penurunan aliran darah ke otak). Gejala dapat bervariasi, tergantung pada bagian otak yang
terlibat, namun seringkali termasuk sensasi yang tidak biasa, kejang otot tidak terkendali,
dan hilangnya kesadaran.
Terkadang kejang dapat diakibatkan masalah kesehatan lainnya, seperti gula darah rendah,
infeksi, cedera kepala, keracunan, atau overdosis obat. Dapat juga disebabkan oleh tumor
otak atau masalah kesehatan lain yang mempengaruhi otak. Dan apa pun yang menyebabkan
berkurangnya oksigen secara tiba-tiba atau penurunan aliran darah ke otak dapat
menyebabkan kejang. Dalam beberapa kasus, penyebab kejang ini tidak pernah ditemukan.
Ketika kejang terjadi lebih dari sekali atau berulang-ulang, hal tersebut dapat disebabkan
epilepsi kondisi yang sedang berlangsung.
Beberapa anak-anak di bawah 5 tahun mengalami kejang demam, yang dapat terjadi ketika
mereka mengalami demam tinggi atau menengah - biasanya di atas 100.4 F (38 C).
Menakutkan bagi orang tua, kejang seperti ini umumnya terjadi singkat dan jarang dapat
menimbulkan masalah yang mengancam jiwa, yang serius, atau jangka panjang, kecuali
demam yang terjadi berkaitan dengan infeksi serius, seperti meningitis.
Pada anak-anak di bawah 5 tahun, sesak nafas dapat menyebabkan kejang. Ini bukan saat
cara anak-anak membantah orang tua mereka. Sebaliknya, ini terjadi pada anak-anak yang
memiliki refleks berlebihan sehingga ketika mereka terluka atau marah mereka berhenti
mengambil napas dalam (dengan atau tanpa menangis). Mereka kemudian berubah menjadi
biru atau sangat pucat, sering pingsan, dan mungkin memiliki kejang-kejang seperti penuh
di mana tubuh kaku dan mereka sadar dan tidak bernapas. Hal ini menakutkan bagi orang
tua, hal ini biasanya berhenti sendiri dan anak-anak hampir tidak pernah merasa rugi.
Pada anak-anak yang lebih besar, sekitar 10% atau lebih memiliki gejala pingsan (sinkop),
yang sering dikaitkan dengan kejang singkat. Seorang anak dapat kaku atau bahkan berkedut
atau mengejang beberapa kali. Untungnya, hal ini jarang menunjukkan epilepsi. Kebanyakan
anak-anak pulih sangat cepat (detik ke menit) dan tidak memerlukan perawatan khusus.
Kejang adalah perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai akibat dari
aktifitas neuronal yang abnormal dan sebagai pelepasan listrik serebral yang berlebihan.
Aktivitas ini bersifat dapat parsial atau vokal, berasal dari daerah spesifik korteks serebri,
atau umum, melibatkan kedua hemisfer otak. Manifestasi jenis ini bervariasi, tergantung
bagian otak yang terkena.
Penyebab kejang mencakup factor-faktor perinatal, malformasi otak congenital, faktor
genetik, penyakit infeksi (ensefalitis, meningitis), penyakit demam, gangguan metabilisme,
trauma, neoplasma, toksin, gangguan sirkulasi, dan penyakit degeneratif susunan saraf.
Kejang disebut idiopatik bila tidak dapat ditemukan penyebabnya.

coretanmahasiswafkuii.blogspot.com

2. PATOFISIOLOGI KEJANG7
Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah focus kejang
atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik. Aktivitas kejang
sebagian bergantung pada lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut. Lesi diotak
tengah,thalamus, dan korteks serebellum dan batang otak umumnya tidak memicu kejang.
Ditingkat membran sel, focus kejang memperlihatkan bebebrapa fenomena
biokimiawi,termasuk yang berikut:
a. Instabilitas membrane sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan
b. Neuron-neuron hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan muatan menurun dan
apabilaterpicu akan melepaskanmuatan secara berlebihan
c. Kelainan polarisasi (polarisasi berlebihan, hipopolarisasi, atau selang waktu
dalamrepolarisasi) yang disebabkan oleh kelebihan asetil kolin atau defisiensi asam
gama-aminobutirat (GABA)
d. Ketidakseimbanganion yang mengubah keseimbangan asam-basa atau elektrolit,
yangmengganggu homeostatis kimiawi neuron segingga terjadi kelainan pada
depolarisasi neuron.Gangguan keseimbangan ini menyebabakan peningkatan
berlebihan neurotransmitter eksitatorik atau deplesi neurotransmitter inhibitorik.

Perubahan perubahan metabolik yang terjadi selama dan segera setelah kejang sebagian
disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan energy akibat hiperaktivitas neuron. Selama
kejang,kebutuhan metabolik secara drastis meningkat; lepas muatan listrik sel-sel saraf
motorik dapat meningkat menjadi 1000 perdetik. Aliran darah otak meningkat, semikian
juga respirasi dan glikolisis jaringan. Asetilkolin muncul dicairan serebrospinalis (CSS)
selama dan setelah kejang.Asam glutamate mungkin mengalami deplesi selama aktifitas
kejang. Secara umum, tidak dijumpai kelainan yang nyata pada autopsy. Bukti
histopatologik menunjang hipotesis bahwa lesi lebih bersifat neurokimiawi bukan
struktural. Belum ada faktor patologik yang secara konsisten ditemukan. Kelainan fokal
pada metabolisme kalium dan asetilkolin dijumpai diantara kejang. Focus kejang
nampaknya sangat peka terhadap asetilkolinn suatu neurotransmitter fasilitatorik; focus-
fokus tersebut lambat mengikat dan menyingkirkan asetilkolin.
maidun-gleekapay.blogspot.com

3. Gejala Kejang8
Gejala Kejang berdasarkan sisi otak yang terkena
Sisi otak yang terkena gejala

Lobus Frontalis Kedutan pada otot tertentu


Lobus oksipitalis Halusinasi kilauan cahaya

Lobus parietalis Mati rasa atau kesemutan di bagian


tubuh tertentu
Lobus temporalis Halusinasi gambaran danperilaku
repetitif yang komplek, mis jalan
berputar-putar
Lobus temperolis anterior Gerakan mengunyah

Lobus temperolis anterior sebelah Halusinasi bau, baik yg menyenangkan


dalam atau tdk

4. Jenis Kejang
A. Kejang Parsial
a. Kejang Parsial Sederhana
1. Kesadaran tidak terganggu; dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini:
Tanda-tanda motoriskedutaan pada wajah. Tangan, atau salah satu sisi tubuh :
umumnya gerakan kejang yang sama.
Tanda atau gejala otonomikmuntah berkeringan, muka merah, dilatasi pupil.
Gejala somatosensoris atau sensoris khusus-mendengar musik, merasa seakan
jatuh dari udara, parestesia. Gejala psikikdejavu, rasa takut, sisi panoramic.
2. Kejang parsial kompleks
1. Terdapat gangguan kesadaran. Walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial
simpleks.
2. Dapat mencakup otomatisme atau gerakan aromaticmengecapkan bibir,
mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-ulang pada tangan dan
gerakan tangan lainnya.
3. Dapat tanpa otomatismetatapan terpaku

B. Kejang Umum (Konvulsif atau Non-Konvulsif)


a. Kejang Absens
1. Gangguan kewaspadaan dan responsivitas.
2. Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang dari 15
detik.
3. Awitan dan khiran cepat, setelah itu kembali waspada dan berkonsentrasi penuh.
4. Umumnya dimulai pada usia antara 4 dan 14 tahun dan sering sembuh dengan
sendirinya pada usia 18 tahun.

b. Kejang Mioklonik
Kedutaan-kedutaan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi mendadak.

c. Kejang MioklonikLanjutan
1. Sering terlihat pada orang sehat selama tidur, tetapi bila patologik, berupa
kedutan-kedutan sinkron dari leher, bahu, lengan atas dan kaki.
2. Umumnya berlangusung kurang dari 15 detik dan terjadi didalam kelompok.
3. Kehilangan kesadaran hanya sesaat
d. Kejang Tonik-Klonik
1. Diawali dengan hilangnya kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot
ektremitas, batang tubuh dan wajah, yang langsung kurang dari 1 menit.
2. Dapat disertai dengan hilangnya kontrol kandung kebih dan usus.
3. Tidak adan respirasi dan sianosis
4. Saat tonik diikuti dengan gerakan klonik pada ekstremitas atas dan bawah.
5. letargi, konfusi, dan tidur dalam fase postical

e. Kejang Atonik
1. Hilangnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata
turun, kepala menunduk atau jatuh ketanah.
2. Singkat, dan terjadi tanpa peringatan.

f. Status Epileptikus
1. Biasanya. Kejang tonik-klonik umum yang terjadi berulang.
2. Anak tidak sadar kembali diantara kejang.
3. Potensial untuk depresi pernapasan, hipotensi, dan hipoksia
4. memerlukan pengobatan medis darurat dengan segera

5. Penatalaksanaan Medis
Terapi obat antiepileptik adalah dasar penatalaksanaan medis. Terapi obat tunggal adalah
terapi yang paling disukai, dengan tujuan menyeimbang kontrol kejang dan efek samping
yang merugikan. Obat dasar didasarkan pada jenis kejang, sindromepileptik, dan variable
pasien. Mungkin diperlukan kombinasi obat agar kejang dapat dikendalikan. Pengendalian
penuh hanya didapat pada 50 % sampai 75 % anak epilepsy.

Mekanisme kerja obat-obat antiepileptik bersifat kompleks dan jelas sepenuhnya.


Obatantikonvulsan dapat mengurangi letupan neural, membantu aktifitas asam amino
penghambat, atau mengurangi letupan lambat dari neuron thalamus.
chyntiayuliza.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai