Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Seiring dengan berjalannnya tugas dari pelayanan kesehatan, dapat muncul suatu
masalah baru seperti infeksi. Infeksi merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan
di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Di Indonesia, infeksi merupakan salah
satu penyebab utama kematian ibu dan bayi baru lahir. Selain itu, menyebabkan perpanjangan
masa rawat inap bagi penderita. Resiko infeksi di rumah sakit atau yang biasa dikenal dengan
infeksi nosocomial atau yang sekarang lebih dikenal dengan Health-care Associated Infections
(HAIs) merupakan masalah penting di seluruh dunia. Infeksi ini terus meningkat dari 1% di
beberapa Negara Eropa dan Amerika, sampai lebih dari 40% di Asia, Amerika Latin dan Afrika
(Depkes RI, 2011).

Health-care Associated Infections (HAIs) atau yang selama ini dikenal dengan dengan
infeksi nookomial didefinisikan sebagai penyakit infeksi di rumah sakit yang merupakan
komplikasi paling sering terjadi di pelayanan kesehatan. Infeksi nosokomial adalah Infeksi yang
didapatkan atau ditimbulkan pada waktu pasien di rumah sakit. HAIs merupakan infeksi yang
didapat pasien selama menjalani prosedur perawatan dan tindakan medis di pelayanan kesehatan
setelah 48 jam dan 30 hari setelah keluar dari fasilitas pelayanan kesehatan (Horan, 2004).
Health-care Associated Infections (HAIs) memiliki beberapa dampak yang merugikan bagi
berbagai pihak. Weston (2013) menyebutkan dampak Health-care Associated Infections(HAIs)
seperti; peningkatan lama perawatan yang dapat merugikan pasien dan RS. Menurunnya
kepercayaan masyarakat dengan buruknya pelayanan kesehatan dari rumah sakit

Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI), yaitu kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta monitoring
dan evaluasi. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) adalah suatu upaya yang ditujukan untuk
mencegah transmisi penyakit menular di semua tempat pelayanan kesehatan. Pencegahan memiliki
arti mencegah agar tidak terjadi infeksi, sedangkan pengendalian memiliki arti meminimalisasi
resiko terjadinya infeksi. Dengan demikian, tujuan utama dari pelaksanaan program ini adalah
mencegah dan mengendalikan infeksi dengan cara menghambat pertumbuhan dan transmisi
mikroba yang berasal dari sumber di sekitar penderita yang sedang dirawat (Darmadi, 2008).

Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sangat penting untuk dilaksanakan di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya sebagai tempat pelayanan kesehatan
disamping sebagai tolak ukur mutu pelayanan juga untuk melindungi pasien, petugas juga
pengunjung dan keluarga dari riesiko tertularnya infeksi karena dirawat, bertugas dan berkunjung
ke suatu Rumah Sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
DAPUS

Darmadi, 2008, Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendalian, Salemba


Medika, Jakarta.

Horan TC, Gaynes RP. Surveillance of nosocomial infections. In: Mayhall CG,
editor. Hospital epidemiology and infection control.Philadelphia: Lippincott Williams and
Wilkins; 2004. pp. 1659702

Weston D. 2013. Fundamentals of Infection Prevention and Control: Theory and Practice.
2nd Edition. Wiley Blackwell, Oxford.

Depkes RI (2011). Program pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial merupakan


unsur patient safety. http://www.depkes.go.id/article/print/1710/program-pencegahan-dan-
pengendalian-infeksi-nosokomial-merupakan-unsur-patient-safety.html - Diakses April 2017

Anda mungkin juga menyukai