NPM : 0806334350
Tanda Tangan :
ii
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Depok
Tanggal : 05 Juli 2013
iii
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia_Nya, terutama selama penulis mengerjakan skripsi ini.
Shalawat beserta salam penulis kirimkan kepada Rasulullah SAW yang telah
menjadi teladan dalam segala hal.
iv
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
(7) Laskar bunga. Sekarang telah lima tahun ini kita menjalani hari-hari
bersama, dan terasa dinamikanya, ada suka dan duka yang kita lalui.
Semoga kita selalu saling menyemangati, dimanapun kita berada.
(8) Keluarga besar SALAM UI X3 dan SALAM 14. Terima kasih atas segala
motivasi, dukungan, pembelajaran selama tahun-tahun terakhir ini.
Semoga ukhuwah kita tetap terjaga sampai akhir.
(9) Kepada Happy Family. Terima kasih atas kebersamaannya, bahkan sampai
anak cucu nanti, semoga persaudaraan kita makin erat dan terjaga.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Oleh sebab itu saran dan kritik yang membangun sangat berarti bagi penulis untuk
menjadi lebih baik di masa mendatang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca.
v
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak Bebas Royalt i
Noneklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalih media/
formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 09 Juli 2012
Yang Menyatakan
vi
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
ABSTRAK
ABSTRACT
vii
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
DAFTAR ISI
viii
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
3. LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA ................................... 25
3.1 Gambaran Umum ....................................................................... 25
3.2 Masalah Keperawatan ................................................................ 26
3.3 Asuhan Keperawatan.................................................................. 27
3.4 Aplikasi Tesis............................................................................. 28
5. PENUTUP ........................................................................................ 40
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 40
5.2 Saran .......................................................................................... 41
ix
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
DAFTAR TABEL
x
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
DAFTAR GAMBAR
xi
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
2
Cedera kepala ini menimbulkan resiko yang tidak ringan. Resiko utama pasien
yang mengalami cedera kepala adalah kerusakan otak akibat perdarahan atau
pembengkakan otak sebagai respon terhadap cedera dan menyebabkan
peningkatan tekanan intrakranial. Peningkatan tekanan intrakranial akan
mempengaruhi perfusi serebral dan menimbulkan distorsi dan herniasi otak.
Manifestasi klinis cedera kepala meliputi gangguan kesadaran, konfusi,
abnormalitas pupil, awitan tiba-tiba defisit neurologik, dan perubahan tanda-
tanda vital. Gangguan penglihatan dan pendengaran, disfungsi sensori, kejang
otot, sakit kepala, vertigo, gangguan pergerakan, kejang dan banyak efek
lainnya juga mungkin terjadi pada pasien cedera kepala (Smeltzer & Bare,
2006).
Terdapat beberapa manifestasi yang timbul dari cedera kepala. Salah satunya
adalah edema atau hematoma yang menyebabkan peningkatan tekanan intra
kranial. Hal ini menimbulkan masalah gangguan perfusi jaringan serebral.
Selain itu, defisit neurologik mungkin saja terjadi sehingga mengganggu
refleks menelan yang berujung pada gangguan bersihan jalan napas. Defisit
neurologik tidak hanya mempengaruhi pernapasan, tetapi proses pikir dan
kognitif pasien sehingga muncul masalah gangguan proses pikir. Kejang, sakit
kepala dan vertigo juga menjadi salah satu risiko untuk terjadinya cedera dan
timbulnya rasa nyeri pada pasien cedera kepala. Mual, muntah serta
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
atau nyeri pada klien, sehingga dapat diterapkan salah satu intervensi dari
sebuah tesis untuk mempengaruhi respon nyeri klien.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
6
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
7
a) Coup
Gerakan yang menyebabkan memar pada titik benturan (Wong,
Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2009).
b) Countercouop
Benturan pada tempat yang jauh dari benturan/ ketika otak
membentur permukaan tengkorak yang tidak lentur (Satyanegara,
2010).
c) Hemato epidural
Hemato epidural adalah kondisi setelah cedera, dimana darah
terkumpul di dalam ruang epidural (ekstradural) di antara
tengkorak dan dura (Mallinckrodt Institute of Radiology, 2006).
d) Hemato subdural
Hematoma subdural adalah pengumpulan darah diantara dura dan
dasar otak (Mallinckrodt Health Central., 2013).
e) Hemato intraserebral
Perdarahan intraserebral hematoma adalah perdarahan yang
terdapat di dalam substansi otak (MedicineNet, 2013).
3) Cedera difus yang berupa konkusi ringan atau klasik atau berupa
cedera aksional difusa yang ringan, moderat hingga berat.
Cedera difus berkaitan dengan disfungsi otak yang luas, serta biasanya
tidak tampak secara makroskopis. Mengingat bahwa kerusakan yang
terjadi kebanyakan melibatkan akson-akson, maka cedera ini juga
dikenal dengan nama cedera aksonal difusa.
4) Trauma tembak
Merupakan cedera yang timbul karena tembakan/ peluru.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
8
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
9
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
10
Pada saat merawat pasien dengan cedera kepala, perawat harus mampu
memantau tanda peningkatan TIK. Manifestasi peningkatan TIK dapat dilihat
di tabel berikut:
Tabel 2.2 Manifestasi Klinis Peningkatan TIK pada Bayi dan Anak-Anak
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
11
2.2 Web Of Caution Cedera Kepala
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
12
2.3.1 Pengkajian
Hal-hal yang harus dikaji pada pasien cedera kepala, adalah:
1. Tingkat Kesadaran dan Responsivitas
Tingkat kesadaran dan responsivitas dikaji secara teratur dengan
Glaslow Coma Scale (GCS):
SCORE DESKRIPSI
EYE 4 Spontan
OPENING 3 Mengikuti perintah
Membuka 2 Rangsang nyeri
mata 1 Tidak ada respon
MOTOR 6 Sesuai perintah
RESPONSE 5 Melokalisir nyeri
Respon 4 Fleksi normal
motorik 3 Fleksi abnormal
2 Ekstensi abnormal
1 Tidak ada respon
VERBAL 5 Terdapat kesadaran dan orientasi
RESPONSE 4 Disorientasi
Respon 3 Berkata tanpa arti
verbal 2 Hanya suara (mengerang)
1 Tidak ada respon
Pada saat menilai respon pasien untuk membuka mata, nilai 4 dapat
ditentukan jika pasien membuka mata dengan spontan. Nilai 3
ditentukan dengan menstimulus klien dengan suara, seperti
memerintahkan untuk membuka mata. Nilai 2 didapatkan jika respon
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
13
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
14
3. Fungsi Motorik
Fungsi motorik sering dikaji melalui gerakan spontan, memerintahkan
pasien meninggikan dan menurunkan ekstremitas, dan membandingkan
kekuatan dan kualitas genggaman tangan dalam periodik waktu yang
teratur. Jika pasien tidak menunjukkan gerakan spontan, maka respon
stimulus nyeri dikaji. Kemampuan pasien berbicara dan kualitas bicara
juga dikaji. Kapasitas untuk bicara merupakan indikasi tingkat fungsi
otak yang tinggi. Pembukaan mata secara spontan pada pasien perlu
dievaluasi. Selain itu juga perlu diperhatikan ukuran dan kualitas pupil
dan reaksinya terhadap cahaya (Smeltzer & Bare, 2006).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
15
d. Mencegah cedera
Pasien setelah koma sering mengalami periode letargi dan stupor
diikuti dengan periode agitasi. Kegelisahan dapat disebabkan adanya
hipoksia, demam, nyeri atau kandung kemih penuh. Ini dikatakan
sebagai indikasi cedera otak , tetapi juga menjadi tanda pemulihan
kesadaran. Pencegahan cedera dapat dilakukan dengan memasang bed
rail, memantau dan mempertahankan posisi pasien tetap aman, dan
memasang gelang resiko jatuh.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
16
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
17
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
18
Instrumen pengkajian pada anak berbeda sesuai tingkat usianya. Hal tersebut
disebabkan karena tidak semua instrumen dapat digunakan pada anak yang
berbeda usianya. Sejauh ini telah diketahui terdapat delapan jenis alat atau
instrumen pengkajian nyeri. Instrumen pengkajian nyeri tersebut adalah skala
nyeri wajah, Oucher, skala numerik, poker chip tool, word graphic scale, color
tool, Liverpool Infant Distress Score dan Pain Assessment Tool for Children
(Moules & Ramsay, 2004)
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
19
Skala nyeri Oucher merupakan skala nyeri yang ditentukan dari ekspresi
wajah. Skala ini telah ditentukan berdasarkan ekspresi dari beberapa ras
yang ada di dunia. Skala ini terlihat pada gambar di atas dimana skala
nyeri oucher menurut ras kaukasian (Caucasian Oucher), ras afro
amerika (African American Oucher), ras hispanik (Hispanic Oucher),
First Nations Boy Oucher, First Nation Girl Oucher, dan ras asia (Asian
Boy Oucher dan Asian Girl Oucher).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
20
Menurut Twycross, Moriarty & Betts (1998), terdapat beberapa cara dalam
mengurangi nyeri pada anak, yaitu:
a. Distraksi
Merupakan teknik yang membantu anak mengurangi nyeri dengan durasi
yang relatif singkat, seperti nyeri saat prosedur. Contoh strategi distraksi
adalah memegang objek yang familiar, menyanyi, meniup gelembung,
menonton televisi atau video atau mendengarkan cerita atau musik.
b. Relaksasi
Relaksasi biasanya tidak mengurangi intensitas nyeri, tetapi mengurangi
stress yang berhubungan dengan nyeri. Hal ini disebabkan toleransi nyeri
akan meningkat jika pasien lebih rileks.
c. Menggambarkan
Menggunakan teknik imaginasi untuk memodifikasi respon nyeri.
Menyediakan pengurang nyeri dengan cara distraksi, relaksasi dan
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
21
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
22
yang berasal dari sumber yang suci, dan dapat mencegah sejumlah besar
masalah fisik dan mental (Abdullahzadeh & Abdullahzadeh, n.d.).
Menurut Sodikin (2012) , terdapat perbedaan skala nyeri pada pasien post
operasi hernia sebelum dan setelah dilakukan Terapi Bacaan Al-Quran
(TBA). Al-Tharshi (1992) meneliti tentang hubungan antara ibadah dan
penyembuhan dengan metode empiris. Dia menemukan bahwa orang yang
beribadah, termasuk sholat, doa, membaca Al-Qur'an, zikir memiliki
keuntungan dalam fisik psikologis dan spiritual. Pada penelitian lain juga
menemukan bahwa ibadah memiliki peran yang signifikan dalam pemulihan
atau koping terhadap penyakit. Hasil menunjukkan bahwa orang Islam yang
beribadah bisa menurunkan stres dan tekanan darah, memberikan
kenyamanan spiritual pada klien dan meningkatkan kemampuan emosional
untuk berdamai dengan penyakit mereka (Ycel, 2009).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
23
Untuk mencegah terjadinya bias dalam intervensi dengan TBA, perlu adanya
pengecekan jadwal pemberian analgetik. Pada penelitian sebelumnya, klien
diintervensi setelah 6 jam post pemberian analgetik. Pada An. P, diberikan
Ketorolac 2 x 10 mg pada jam 06.00 dan 18.00 WIB.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
24
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
BAB 3
LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA
Klien mengatakan bahwa telah jatuh dari sepeda namun tidak ingat
bagaimana kejadian persisnya dan tidak ada saksi mata. Keesokan harinya,
klien dibawa ke dokter spresialis karena merasa pusing dan muntah-muntah.
Setelah sehari di rumah, klien tidak mengalami perbaikan sehingga dibawa ke
RSUP Fatmawati. Klien masuk ke IGD mulai di rawat di ruang rawat inap
anak pada tanggal 19 Juni 2013.
An. P memiliki tekanan darah: 90/60 mmHg, nadi 112 x/menit, Suhu: 36,5C,
frekuensi penafasan: 20x /menit. Klien terlihat gelisah, sering memejamkan
mata dan belum mampu berbicara dengan jelas. Tidak tampak luka atau
cedera lain di tubuh klien. An. P selalu tidur dan memejamkan mata dengan
alasan merasa pusing jika membuka mata. An. P juga terlihat somnolen dan
selalu mengeluh pusing. Saat pusing, klien biasanya menangis atau
mengerang. Selain itu, An. P tidak mau berinteraksi dengan siapapun dan
jarang bicara, termasuk dengan ibunya.
Klien sering terlihat mual dan muntah. Dalam sehari, klien bisa muntah 3 - 4
kali, terutama setelah makan maupun minum. Selain keluhan pusing juga
terdapat nyeri di ulu hati. An. P mengalami konstipasi selama di RS, namun
abdomen terlihat cekung dan lemas.
25
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
26
Masalah gangguan pola eliminasi urine terjadi pada saat klien masuk di ruang
rawat inap anak. An P mengeluhkan sakit pada kandung kemih, ingin
berkemih namun tidak bisa mengeluarkan urine. Saat dilakukan palpasi di
area kandung kemih, teraba distensi dan nyeri tekan. Tidak ada peningkatan
produksi urine dari jam 08.00 sampai jam 14.30 WIB. Oleh sebab itu masalah
ini diangkat menjadi gangguan pola eliminasi urine.
Selain itu klien juga mengeluh nyeri sehingga bisa diangkat masalah nyeri
akut. Klien berespon terhadap nyeri dengan menangis dan mengerang. Selain
itu klien juga sering memegang dan melindungi kepalanya. Pada saat nyeri
semakin hebat, klien terkadang pernah memukul-mukul atau membenturkan
kepalanya. Masalah ini dapat diangkat menjadi nyeri akut.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
27
Masalah terakhir adalah risiko infeksi pada an. P. Risiko infeksi dapat
ditegakkan karena klien mendapatkan tindakan invasif, yaitu pemasangan
infus dan penggunaan kateter. Selama pengkajian ini tidak terlihat adanya
perubahan suhu pada an. P, timbulnya pus pada area insersi dan tidak terdapat
tanda kemerahan atau reaksi radang lainnya pada an P.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
28
dengan kondisi anak yang mual dan muntah. Setelah dua hari di rawat,
frekuensi mual dan muntah sudah berkurang. Walaupun sesekali klien masih
memuntahkan makanan, di hari ketiga di rawat, klien sudah mampu menelan
1-2 sendok jus dan kentang dan apel tanpa muntah.
Respon nyeri klien juga terlihat berkurang. Keluhan pusing dan sakit kepala
sudah mulai menurun frekuensinya. Selain itu saat terjadi sakit kepala, klien
sudah tidak menangis atau memukul-mukulkan kepala, tetapi hanya
mengeluh sakit. Jika sebelumnya klien tidak mau membuka mata karena
merasa pusing, klien sekarang telah mampu membuka mata dan menatap
lawan bicara. Interaksi klien dengan orang lain juga lebih baik. Klien sudah
mau menjawab pertanyaan, walaupun terbatas anggukan dan gelengan. Klien
sudah mau diajak berkomunikasi dengan keluarga dan perawat.
Pada pasien cedera kepala, penggunaan obat-obatan dengan dosis dan waktu
yang tepat sangat penting untuk kesembuhan klien. Perawat bertugas
memberikan dan memastikan pemberian obat dengan benar agar mengurangi
peningkatan TIK dan mengurangi efek-efek dari cedera kepala yang dialami
klien. Pemberian obat-obatan seperti diuretic osmotic, analgetik dan
antibiotik perlu diawasi dengan tepat agar tercapainya kesembuhan yang
optimal.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
29
Intervensi I :
Hari : Jumat
Tanggal : 21 Juni 2013
Waktu : 13.15 13.55
Penulis dilaporkan oleh orang tua klien tentang kondisi anaknya yang
mengeluh nyeri kepala sampai memegang erat (melindungi) kepala nya dan
mengerang kesakitan. Penulis melakukan kontrak intervensi dengan ibu klien
dan melakukan intervensi seperti yang telah disampaikan sebelumnya.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
30
Selain itu, penulis mengobservasi keadaan umum klien, dimana klien terlihat
lebih tenang dan tertidur pulas setelah 10 menit diberi TBA. Orang tua klien
juga menyampaikan bahwa anaknya terlihat tenang dan mengatakan efeknya
langsung terlihat.
Penulis juga memperhatikan ekspresi anak saat sebelum dan sesudah TBA.
Penulis menggunakan skala Oucher dengan gambar anak laki-laki dengan ras
asia.
Intervensi II :
Hari : Sabtu
Tanggal : 22 Juni 2013
Waktu : 14.05 14.35
Penulis mendatangi klien sesuai kontrak pada hari sebelumnya. Ibu klien
melaorkan anaknya mengeluh sakit kepala lagi dan bergerak dengan gelisah di
tempat tidur. Klien berpindah posisi dan berguling sambil mengeluh nyeri.
Penulis melakukan intervensi dengan metode sebelumnya.
Tanda-tanda vital sebelum TBA:
Tekanan darah : 140/100
Nadi : 69 x/menit
Pernapasan : 25 x/menit
Suhu : 36,1o C
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
31
Penulis mencataan keadaan klien. Seperti hari sebelumnya, klien terlihat tidur
dengan tenang setelah diberikan TBA. Klien tidur dengan posisi terlentang
dan dengan ekspresi datar (tidak ada seringai atau menyeringitkan wajah
sebagai salah satu tanda nyeri).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
BAB 4
ANALISIS SITUASI
Lantai III utara terdiri dari 12 ruang rawat, dimana 4 kamar ruang kelas III
bedah, 1 kamar ruang combustio, 4 kamar ruang kelas I dan 4 kamar ruang
kelas II. Selain itu, terdapat ruang tindakan, ruang obat, dapur (ruang gizi),
nurse station, spoelhoek, gudang, ruang penyimpanan laken dan ruang ganti
perawat. Ruang kelas I terdiri dari 2 bed, ruang kelas II terdapat 4 bed setiap
kamar dan kelas III memiliki 6 bed perkamar, sehingga total bed keseluruhan
adalah 54 buah tempat tidur.
Total jumlah perawat di lantai III utara adalah 23 orang, ditambah dengan 1
orang kepala ruangan dan 1 wakil kepala ruangan. Metode perawatan yang
dilakukan adalah metode tim, dimana setiap 2 orang ketua tim membawahi 2-
4 perawat pelaksana setiap shift nya.
.
32
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
33
Dari penjelasan diatas, terlihat bahwa penyebab cedera kepala pada anak lebih
sering akibat kecelakaan, lebih khususnya kecelakaan akibat terjatuh,
bermotor dan cedera sepeda. All-terrain vehicle (ATV) atau segala jenis motor
yang berukuran kecil yang populer di kalangan anak-anak dibawah usia 16
tahun, adalah kendaraan yang sulit dikendalikan, tidak stabil dan berperan
meningkatkan jumlah kejadian cedera pada anak (Wong, Hockenberry,
Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2009). Hal ini juga didukung dengan
masalah kesehatan di perkotaan, dimana tingginya angka pembangunan fisik
dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang berada di jalan, sehingga
rentan menimbulkan kecelakaan akibat kondisi jalan yang padat.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
34
Kondisi ini tentu menjadi penyebab terbesar cedera kepala pada anak. Cedera
yang terjadi sebenarnya dapat dicegah dengan melakukan kebiasaan
mengemudi yang aman, penggunaan peralatan pendukung dalam bersepada
dan peningkatan pengawasan orang tua terhadap keamanan kegiatan bermain
anak (Villalpando,2012).
4.3 Analisis Salah Satu Intervensi dengan Konsep dan Penelitian Terkait
Intervensi yang diterapkan dalam kasus cedera kepala adalah aplikasi dari
Pengaruh Terapi Bacaan Al-Qur'an Melalui Media Audio terhadap Respon
Nyeri Pasien Post Operasi Hernia di RS Cilacap. Intervensi ini telah di
ujicobakan pada pasien yang mengalami operasi hernia melalui pembedahan
insisi kulit abdomen. Penulis ingin mengetahui keefektifan intervensi ini pada
anak yang cedera kepala.
Salah satu manifestasi dari cedera kepala adalah pusing atau vertigo atau nyeri
kepala hebat. Seringkali anak yang telah diberi analgetik masih merasakan
nyeri di kepala, terutama jika efek obat yang diberikan telah habis. Kondisi ini
akan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada anak, dan juga meningkatkan
kecemasan pada orang tua. Kondisi tersebut tentu menimbulkan stres
hospitalisasi pada anak sehingga penulis tertarik mengaplikasikan penelitian
ini untuk mengurangi nyeri yang dirasakan oleh anak.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
35
Selama melakukan TBA pada anak cedera kepala, terlihat perubahan tanda-
tanda vital dan skala nyeri anak. Tanda-tanda vital klien pada awalnya tidak
stabil, namun setelah diberikan TBA selama 15 menit, tanda-tanda vital
kembali ke batas normal. Kondisi umum klien juga terlihat mengalami
perubahan, dimana anak yang sebelumnya mengerang dan menyeringai,
terlihat tertidur pulas dengan ekspresi tenang.
Penelitian ini juga dapat melibatkan orang tua dalam pemberian terapi. Hal ini
didukung dengan konsep Family Centered Care (FCC) atau asuhan berpusat-
keluarga. FCC menunjukkan bahwa keluarga memiliki peran khusus dalam
merawat anak. Dalam FCC, terlihat pentingnya peran orang tua dan
keterlibatan mereka dalam meningkatkan kualitas perawatan anak (Wong,
Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2009; Bowden & Greenberg,
2012). Pemberian TBA dengan melibatkan keluarga dalam proses terapi
bertujuan untuk menyediakan bentuk terapi nonfarmakologis yang mudah
dilakukan keluarga dan untuk meningkatkan kualitas hubungan orang tua dan
anak dalam proses perawatan.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
36
anak untuk berputar. Ketika berdiri di atas sepeda, kaki anak harus dapat
menyentuh tanah dengan sepeda yang tidak menyentuh antara kedua kakinya.
Ketika duduk, anak harus dapat mengayuh sepeda dengan mudah. Berat
sepeda harus dipikirkan juga dalam memilih sepeda. Beberapa sepeda yang
murah dibuat dari besi dan sangat berat, sehingga sulit bagi anak untuk
berputar (Villalpando, 2012).
Selain itu, setiap bersepeda, sebaiknya harus dilengkapi dengan helm. Dalam
sebuah penelitian, helm dapat menurunkan angka kejadian cedera kepala
sekitar 85% dan cedera otak 88% (Rivara, & Thompson, 1990). Namun,
banyak anak yang tidak menggunakan helm saat mengendarai sepeda dan
orang dewasa pun juga jarang menggunakan, terlepas dari fakta bahwa helm
sebagai alat yang sangat efektif mencegah terjadinya cedera kepala (American
Academy of Pediatrics, 2001). Tampak bahwa betapa pentingnya penggunaan
helm dalam menjaga keselamatan anak saat bersepeda. Perhatian orang tua
dan kepatuhan anak akan penggunakan peralatan yang safety dapat menjadi
salah satu cara untuk mencegah cedera kepala pada anak. Asuhan
keperawatan keluarga di rumah juga dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
37
Keamanan Gunakan selalu helm sepeda yang sesuai, yang telah disetujui Snell atau
Bersepeda ANS, ganti helm yang sudah rusak.
Mengendarai sepeda sesuai dengan rambu-rambu lalu lintas dan jauh
dari mobil yang diparkir.
Tuntun sepeda ketika melalui persimpangan jalan yang ramai hanya di
zebra cross.
Berikan tanda dengan tangan ketika akan berbelok atau berhenti.
Pertahankan posisi sepeda sedekat mungkin dengan tepi jalan.
Perhatikan jalan yang tidak rata, jalan yang berlubang, bahu jalan yang
lemah, dan adanya batu kerikil atau tanah.
Pegang stang sepeda dengan kedua tangan kecuali jiak ingin memberi
tanda dengan tangan.
Jangan mengendarai satu sepeda untuk dua orang.
Jangan membawa benda yang mengganggu penglihatan atau
pengendalian sepeda, jangan menarik benda di belakang sepeda.
Perhatikan dan dahulukan pejalan kaki.
Perhatikan mobil dari arah belakang atau hindari jalur kendaraan
bermotor, hati-hati terutama pada persimpangan jalan.
\Lihat ke kanan dan ke kiri sebelum belok ke jalur lalu lintas atau jalan
raya.
Jangan menghalangi jalan untuk mobil truk atau kendaraan lainnya
ketika mengendarai sepeda.
Pelajari peraturan di jalan dan hormati petrugas lalu lintas.
Patuhi semua peraturan yang berlaku.
Gunakan sepatu yang aman dan pas dipakai ketika mengendarai sepeda.
Gunakan pakaian berwarna terang saat malam hari dan tempelkan
benda-benda bercahaya pada pakaian dan sepeda.
Pastikan bahwa ukuran sepeda sesuai dengan pengendaranya.
Lengkapi sepeda dengan lampu dan benda yang mampu emmantulkan
cahaya.
Sepeda terlebih dahulu diperiksa untuk memastikan kondisi mekanik
yang baik.
Anak-anak yang dibonceng sepeda harus mengenakan helm berukuran
tepat pada tempat duduk yang telah dirancang khusus untuk
keamanan anak.
Sumber: American Academy Pediatrics, Committee of Injury and Poison Prenvention: Bicycle
helmets, Pediatrics (1995).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
38
kejadian cedera kepala dan menurunkan angka kematian dan cedera yang fatal
pada anak. Namun, jika telah terjadi cedera kepala pada anak, tentu harus ada
jalan yang diupayakan dalam kesembuhan anak. Selain intervensi yang
menggunakan farmakologis, ada juga terapi nonfarmakologis dalam
meningkatkan kesembuhan anak yang mengalami cedera kepala.
Pada tahun 1977, pernah terjadi suatu kejadian yang membuah seorang psikolog
mengalami cedera kepala yang serius. Saat itu penelitian tentang cedera kepala
masih pada masa-masa awal dan belum ada dukungan dari organisasi atau sosial.
Dari segala keterbatasan dan kecacatan yang dialaminya, psikolog tersebut dapat
kembali menjadi praktisi profesional dan memperoleh kulitas hidup yang baik
dengan bantuan keluarganya. Artinya, keyakinan, harapan dan cinta merupakan
salah satu terapi dalam masa penyembuhan cedera kepala yang serius (Linge,
1990). Dapat disimpulkan bahwa peran keluarga, terutama orang tua menjadi
faktor yang sangat penting dalam peningkatan pemulihan anak dengan cedera
kepala.
Telah dikenal konsep Family Centered Care (FCC) atau asuhan berpusat-keluarga
dalam perawatan anak. FCC menunjukkan bahwa keluarga bersifat konstan dalam
hidup anak. Keluarga didukung dalam peran pemberian perawatan yang alami dan
peran pembuatan keputusan dengan membangun kekuatan unik mereka sebagai
individu dan keluarga (Wong, Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz,
2009).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
39
Proses pemberian terapi ini tidak sulit karena cukup dengan menyediakan media
audio dan murottal yang diinginkan. Orang tua juga dapat membacakan langsung
ayat-ayat Al-Quran pada anaknya. Oleh sebab itu, aplikasi intervensi ini juga
meningkatkan intensitas hubungan dan komunikasi orang tua dan anak. Dukungan
orang tua dan keluarga, teknik relaksasi nyeri yang tepat dan proses
penatalaksanaan yang tepat dalam menangani cedera kepala dapat menjadi sebuah
asuhan yang meningkatkan kualitas hidup dan penyembuhan anak yang cedera
kepala (Wong, Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2009; Linge,
1990).
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gambaran umum anak yang mengalami cedera kepala memperlihatkan tanda-
tanda gelisah, mual muntah, dan penurunan kesadaran. Anak yang mengalami
cedera kepala mengalami berbagai masalah keperawatan, seperti masalah
gangguan perfusi jaringan serebral, gangguan nutrisi, cairan ataupun memiliki
risiko cedera. Pemberian asuhan yang sesuai dengan prosedur, bertahap dan
berkelanjutan mampu menyebabkan peningkatan kondisi anak ke arah yang
lebih baik.
40
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
41
5.2 Saran
Intervensi keperawatan pada anak yang mengalami cedera kepala memiliki
sebuah tindakan khusus, yaitu mengobservasi status neurologisnya dalam
waktu yang berkala. Sebaiknya penilaian terhadap status neurologis dengan
menggunakan Glaslow Coma Scale, dilakukan secara kontiniu dan teratur dan
dicantumkan di dalam lembar evaluasi keperawatan sehingga dapat diniliai
kemajuan dan perkembangan kondisi pasien cedera kepala.
Sesuai dengan konsep Family Centered Care, anak perlu dukungan orang tua
dalam menghadapi cedera kepala. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua diberi
pendidikan dan akses dalam terlibat langsung dengan perawatan anak.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Al-Tharshi, A. (1992). Prayer, exercise, and the body. Beirut: Maktabatul Islami.
Apriyani, D. (2010). Pengaruh terapi musik terhadap mual muntah lambat akibat
kemoterapi pada anak usia sekolah yang menderita kanker di RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung. Tesis UI. Tidak dipublikasikan
Birbilis, T. dan Matis, G. (2008). The glaslow coma scale-a brief review past,
present, future. Acta neurol belg, 108, 75-89
Brain Injury Alliance New Jersey. (2002). Mild head injury and post traumatic
headache. Juni 16, 2013. http://www.bianj.org
Bowden, V. R. & Greenberg, C.S. (2012). Pediatric nursing procedures 3rd ed.
Philadeplhia: Lippincott Williams & Wilkins.
Centers for Disease Control and Prevention. (2009, September 09). Chart height-
for-age boys percentile 5 to 19 years. Juli 23, 2013.
http://www.cdc.gov/growthcharts/who_charts.htm
Chan. (2013, April 24). Dari jumlah total korban kecelakaan di jalan di dunia, 60
persennya ada di asia. 16 Juni 2013.
http://www.dephub.go.id/read/berita/berita-umum/57855
Departement of Health and Human Services (2003, Mei 09). Glaslow Coma
Scale. Juli 11, 2013. www.bt.cdc.gov/masscasualties
Departement of Health and Human Service. (2002). 2000 CDC growth charts for
the United States: Methods and development. Maryland: DHHS
Publication.
42
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
43
Fletcher, J. M., Cobbs, L. E., Miner, M. E., Levin, H. S., & Eisenberg, H. M.
(1990). Behavioral changes after closed head injury in children. Journal of
Consulting and Clinical Psychology, 58, 93-98
International Association for the Study of Pain (1995, Juli). Pain Measurement in
Children. Pain Clinical Updates. Juli 08, 2013. www.iasp-pain.org
Jones. H. R. (2012). Glaslow Coma Scale. Juli 08, 2013. Netter's Neurology.
http://www.netterimages.com/image/63266.htm
Jusuf, J. (2008). Efektivitas dan efek samping ketorolac sebagai tokolitik pada
ancaman persalinan prematur tinjauan perbandingan dengan nifedipin..
http://eprints.undip.ac.id/17969/. Tesis FK UNDIP. Tidak dipublikasikan
Khan, A. A. (n.d.). The amazing quran & views of non muslim scholar. Juli 04,
2013. http://search.ebscohost.com/
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
44
Moules, T., & Ramsay, J. (2004). The textbook of children's nursing. Cheltenham:
Nelson Thomes Ltd.
Roche Diagnostics Australia (2012, Februari 03). Ketorolac trometamol. Juli 03,
2013. http://www.roche-australia.com
RSUP Fatmawati.(2013). Daftar pasien Irna A lantai 3 utara. Juni 22, 2013.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2006). Brunner & Suddarths textbook of medical-
surgical nursing. Philadelphia : Lippincott.
Sodikin. (2012). Pengaruh terapi bacaan Al-qur'an melalui media audio terhadap
respon nyeri pasien post operasi hernia di RS Cilacap. Tesis UI. Tidak
dipublikasikan.
Supartini, Y. (2002). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Tocco, J. U. (2010). Every disease has its cure: Faith and HIV therapies in
Islamic Northern Nigeria. African Journal of AIDS Research, 9, 385-395.
Twycross, A., Dowden, S. J., & Bruce, E. (2009). Managing pain in children: A
clinical guide. West Sussex: Blackwell Publishing Ltd.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
45
Twycross, A., Moriarty, A., dan Betts, T. (1998). Paediatric pain management: a
multi-disciplinary approach. Abingdon: Radcliffe Medical Press Ltd.
Verive, M. J., Stock, A., Singh, J., Corden, T. E., Cantwell, G. P., Barry, E. J, &
Windle, M. L. (2013, Juni 10). Pediatric head trauma. 22 Juli 2013.
http://emedicine.medscape.com/article/907273-overview#aw2aab6b2b4
Villalpando, N. (2012, Desember 07). Buying a bike this holiday? Know what to
buy and how to keep kids safe. McClatchy-Tribune Business News, A4.
Wade, S. L., Taylor, H. G., Walz, N. C., Salisbury, S., Stancin, T., Bernard, L. A.,
Oberjohn, K., & Yeates, K. O. (2008). Parent-child interaction during the
initial weeks following brain injury in young children. Journal of
Rehabilitation Psychology, 53, 180-190.
Wong, D. L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, L. M., & Schwartz, P.
(2009). Buku ajar keperawatan pediatrik Wong (6th ed.). (E. K. Yudha,
D. Yulianti, N. B. Subekti, E. Wahyuningsih, M. Ester, Penyunt., & N. J.
Agus Sutarna, Penerjemah). Jakarta: EGC.
Ycel, S. (2009). Concept of shifa, healing in the qur'an and sunnah. Akademik
Aratirmalar Dergisi, 40, 225-235.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
LAMPIRAN
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 1
Pendidikan
1. Program Ners FIK UI Tahun 2012 2013
2. FIK UI Tahun 2008 2012
3. SMAN 5 Bukittinggi Tahun 2005 2008
4. SMPN 4 Bukittinggi Tahun 2002 2005
5. SDI Al-Azhar Bukittinggi Tahun 1996 2002
6. TKI Al-Azhar Bukittinggi Tahun 1995 1996
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 2
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. P
Tempat/tgl lahir : Depok/ 23 Oktober 2005
Usia : 7 tahun 7 bulan
Nama Ayah/Ibu : Bpk K/ Ibu S
Alamat : Jakarta Selatan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan Ayah : SMA
Pendidikan Ibu : SMA
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 2
Klien di waktu kecil hanya mengalami demam, pilek, batuk atau diare.
Klien tidak mengalami penyakit kongenital atau penyakit berat lainnya.
2. Pernah dirawat di RS
Klien belum pernah di rawat di rumah sakit. Sat sehari setelah jatuh, klien
dirawat di puskesmas lalu dirujuk ke RSUP Fatmawati.
3. Obat-obatan yang digunakan
Klien tidak mengkonsumsi obat-obatan khusus sebelum di rawat di RS.
4. Tindakan (operasi)
Klien belum pernah mengalami tindakan operasi.
5. Alergi
Klien tidak memiliki alergi.
6. Kecelakaan
Klien sebelumnya tidak pernah mengalami kecelakaan.
7. Imunisasi
Klien mendapat imunisasi lengkat, yaitu BCG, DPT, polio dan campak.
Ny H
72 thn
HT
Ny N
Ny S Tn K 39 thn
37 thn 42 thn DM
Sehat Sehat
An A An P
12 thn 7 thn
Sehat CK
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 2
V. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh
Klien diasuh oleh orang tua. Klien lebih dekat dengan ibunya dan selama
di rumah sakit dirawat oleh ibunya.
5. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah sederhana, namun bersih. Ibu klien adalah ibu rumah
tangga dan bertanggung jawab dengan kebersihan rumah.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 2
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 2
2. Tindakan operasi
Klien masih dipertimbangkan menjalani operasi atau tidak dengan melihat
hasil CT scan sesudahnya.
3. Status nutrisi
TB : 121 cm U : 7 tahun 7 bulan
BB : 25 kg IMT : 17,12
Status gizi:
IMT
= persentil 2 SD sampai dengan1 SD = gizi baik
U
TB
= persentil 15th sampai dengan 50th = normal
U
BB
= persentil 25th sampai dengan 50th = normal
U
TB
= persentil 10th sampai dengan 25th = normal
U
BB
= persentil 75th sampai dengan 85th = normal
TB
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 2
4. Status cairan
Turgor kulit baik, mukosa lembab, kulit baik, tidak kering atau pecah-
pecah. CRT < 2 detik.
5. Obat-obatan
Klien mendapatkan obat-obatan:
Manitol 3 x 100 ml
Ceftriaxone 1 x 1 gr
Ranitidin 3 x 1 gr
Ondansentron 3 x 4 mg
Ketorolac 2 x 10 mg
6. Aktivitas
Selama di rumah sakit klien hanaya beraktivitas di tempat tidur. Klien
terlihat selalu mengantuk dan tidur. Klien merasa pusing jika membuka
mata dan mengeluh atau mengerang jika sakit.
7. Tindakan Keperawatan
Mengkaji status pernapasan
Mengkaji respon dan orientasi
Observasi reaksi terhadap cahaya, sakit kepala, diplopia, mual/ muntah
Mengobservasi tanda-tanda vital
Memantau status intrakranial
Pantau volume urine
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 2
8. Hasil Laboratorium
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 2
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 2
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 3
ANALISA DATA
DS:
Klien selalu mengeluh pusing dan nyeri pada Ketidakefektifan perfusi jaringan
kepala serebral
DO:
GCS E2M4V2
Tingkat kesadaran delirium
Sulit menelan
Perubahan respon motorik; fleksi normal
Perubahan perilaku; menarik diri, tidak
berinteraksi dengan orang lain
Gelisah
Tekanan darah 150/100 mmHg; Nadi 59
x/menit, Suhu 36,0o, Frekuensi pernapasan 29
x/menit
Diaforesis
Sering mual dan muntah
DS:
Klien selalu mengeluh pusing dan nyeri pada Nyeri akut.
kepala
Klien mengatakan pusing jika membuka mata
DO:
Klien awalnya melindungi/ memegang bagian
kepala yang nyeri
Diaforesis
Perubahan Tekanan darah 150/110 mmHg
Frekuensi pernapasan 29 x/menit
Gangguan tidur (klien sering terbangun karena
nyeri)
Menarik diri
Klien memukul-mukulkan kepala jika terjadi
nyeri kepala
Klien mengerang atau menangis jika nyeri
kepala muncul
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 3
DS:
Klien selalu tidak mau makan karena tidak ada Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang
nafsu makan dan sering muntah dari kebutuhan.
DO:
TB : 121 cm
BB : 25 kg
IMT/U : 17,12 (gizi baik)
Nyeri tekan abdomen (ulu hati)
Abdomen cekung, lemas
Mual dan muntah
Membran mukosa pucat
Menolak makan
Indigesti
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
2. Nyeri akut
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 4
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan fungsi pernapasan; 1. Mempertahankan sirkulasi
serebral keperawatan 1 x 24 jam, diharapkan memantau RR dan menyiapkan teroksigenasi yang adekuat
keluarga mampu: oksigen jika dibutuhkan terhadap otak
DS: Memiliki tanda-tanda vital 2. Pertahankan kposisi epala tempat 2. Menurunkan tekanan vena
Klien selalu mengeluh pusing dalam batas normal; TD tidur 30o intrakranial
dan nyeri pada kepala 120/80, Nadi 60-100 x/menit; 3. Cegah aktivitas yang dapat 3. Menurunkan tekanan vena
DO: Frekuensi pernapasan 12- 20 meningkatkan TIK; mencegah intrakranial
GCS E2M4V2 x/menit batuk dan mengejan
Tingkat kesadaran delirium Mempertahankan suhu dibawah 4. Pantau balans cairan 4. Kerusakan otak dapat
Sulit menelan 38,0 oC menghasilkan disfungsi
Perubahan respon motorik; Mempunyai pupil yang sama hormonal dan metabolik.,
fleksi normal besar dan reaktif menunjukkan tanda klinis
Perubahan perilaku; menarik Terbebas dari aktivitas kejang dehidrasi dan kelebihan hidrasi.
diri, tidak berinteraksi dengan Tidak mengalami sakit kepala 5. Observasi penggunaan kateter 5. Mengobservasi tanda-tanda
orang lain Terbebas dari mual dan muntah pasa klien infeksi, dan keefektifan
penggunaan kateter.
Gelisah
6. Observasi tanda-tanda infeksi 6. Mencegah terjadinya
Tekanan darah 150/100
peningkatan suhu tubuh dan
mmHg; Nadi 59 x/menit,
penyakit sekunder
Suhu 36,0o, Frekuensi
pernapasan 29 x/menit
Diaforesis
Sering mual dan muntah
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 4
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 4
2. Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan informasi tentang nyeri, 1. Menurunkan cemas dan stres
keperawatan 1 x 24 jam, diharapkan penyebab nyeri, berapa lama akan pada klien dan keluarga
DS: pasien mampu: berlangsung atau aktivitas yang
Klien selalu mengeluh pusing Melaporkan tingkat nyeri dapat menimbulkan nyeri
dan nyeri pada kepala kepada penyedia pelayanan 2. Ajarkan dan mengaplikasikan 2. Salah satu alternatif yang dapat
Klien mengatakan pusing jika kesehatan teknik nonfarmakologis: napas digunakan untuk menurunkan
membuka mata Memperlihatkan teknik dalam dan terapi audio bacaan atau meminimalkan nyeri
relaksasi individual yang efektif Al-Quran
DO:
Tidak mengalami gangguan 3. Berikan analgesik sesuai dosis 3. Meminimalkan dan mengurangi
Klien awalnya melindungi/ dalam frekuensi napas, nyeri pada klien
memegang bagian kepala frekuensi jantung atau tekanan 4. Batasi aktivitas yang 4. Mencegah terjadinya
yang nyeri darah menimbulkan nyeri peningkatan nyeri pada klien.
Diaforesis Melaporkan selera makan yang
Perubahan Tekanan darah baik
150/110 mmHg Melaporkan pola tidur yang
Frekuensi pernapasan 29 baik
x/menit
Gangguan tidur (klien sering
terbangun karena nyeri)
Menarik diri
Klien memukul-mukulkan
kepala jika terjadi nyeri
kepala
Klien mengerang atau
menangis jika nyeri kepala
muncul
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 4
3. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji makanan kesukaan pasien 1. Menentukan makanan yang
dari kebutuhan. keperawatan 3x24 jam, diharapkan dapat meningkatkan nafsu
keluarga mampu: makan dan kesesuai dengan
DS: Mempertahankan berat badan terapi yang diberikan ahli gizi
Klien selalu tidak mau makan Menoleransi diet yang 2. Tentukan kemampuan pasien 2. Menentukan kemampuan klien
karena tidak ada nafsu makan dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan dalam menelan dan mengolah
dan sering muntah Memperlihatkan asupan cairan nutrisi makanan dan keterkaitan dengan
DO: dan makanan yanga adekuat penyakit yang dialami klien
TB : 121 cm 3. Timbang pasien dalam interval 3. Memantau kenaikan dan
BB : 25 kg yang tepat penurunan berat badan klien
IMT/U : 17,12 (gizi baik) 4. Tawarkan posisi kecil, sedikit tapi 4. Meningkatkan asupan dan nafsu
sering makan klien
Sumber: Herdman, T. H. (2012). NANDA international nursing diagnoses; Definition and classification 2012 - 2014. Oxford: Wiley-Blackwell ; Smeltzer, S. C., dan
Bare, B. G. (2006). Brunner & Suddarths Textbook of Medical-Surgical Nursing. Philadelphia : Lippincott.
Wilkinson, J. M. & Ahern, N. R. (2008). Prentice Hall nursing diagnosis handbook with NIC interventions and NOC outcomes 9 th edition. California: Pearson
Prentice Hall.
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 5
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)
tanggal
Kamis, 20 Ketidakefektifan perfusi Jam 08.30 Subjektif :
Juni 2013 jaringan serebral 1. Mempertahankan fungsi Tidak ada keluhan dari klien
DS: pernapasan; memantau RR dan Objektif :
Klien selalu menyiapkan oksigen jika RR 26 x/menit
mengeluh pusing dan dibutuhkan Posisi dipertahankan sebesar 15o karena model tempat tidur yang
nyeri pada kepala 2. Mempertahankan kepala tempat tidak bisa dinaikkan
DO: tidur 30o Suhu afebris, tidak ada tanda-tanda infeksi
GCS E2M4V2 3. Mengobservasi tanda-tanda infeksi GCS : E2M4V2, tingkat kesadaran delirium
Tingkat kesadaran 4. Mengobservasi status intrakranial Pupil isokhor
delirium Perubahan pupil TD 90/60, RR 26 x/mnt, N 68 x/mnt, S 36,2oC
Sulit menelan Tanda-tanda vital Keadaan umum lemah
Perubahan respon Respon dan orientasi Kesadaran somnolen
motorik; fleksi Jam 10.00 Klien terlihat gelisah, posisi badan sering memutar dan berpindah
normal 7 Mengawasi kegelisahan klien
Pemberian manitol 3 x 100 ml sesuai program
Perubahan perilaku; 8 Memberian obat untuk mengurangi
Bedrail selalu terpasang dan diawasi oleh ibu klien
menarik diri, tidak tekanan intra kranial;
Ibu klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan, ibu klien
berinteraksi dengan menginjeksikan Manitol via infus
dapat mengulangi garis besar penjelasan yang diberikan oleh
orang lain drip sebanyak 100 ml
perawat.
Gelisah
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 5
Hari/
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)
tanggal
Jumat, 21 Ketidakefektifan perfusi Jam 08.00 Subjektif :
Juni 2013 jaringan serebral 1. Mempertahankan fungsi Klien mengerang sambil memegang kepala
DS: pernapasan; memantau RR dan Objektif :
Klien selalu menyiapkan oksigen jika RR 28 x/menit, klien tidak terlihat sesak
mengeluh pusing dan dibutuhkan Kepala sudah head up 30o
nyeri pada kepala
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 5
DO: 2. Mempertahankan kepala tempat Sejak jam 08.00 14.00, produksi urin klien masih 30 cc
GCS E2M4V2 tidur 30oC Kandung kemih teraba keras, distensi, pada selang kateter terlihat
Tingkat kesadaran 3. Memantau balans cairan urine berwarna jernih, tidak ada stolsel, tidak ada tekukan atau
delirium 4. Mengobservasi penggunaan kateter hambatan. Tidak ada rembesan pada ujung penis
Sulit menelan pada klien Suhu afebris, tidak ada tanda kemerahan atau pus pada tempat
Perubahan respon 5. Mengobservasi tanda-tanda infeksi invasi kateter dan infus
motorik; fleksi 6. Mengobservasi status intrakranial GCS : E3M5V3 tingkat kesadaran somnolen
normal Perubahan pupil Pupil isokhor, respon cahaya (+)
Perubahan perilaku; Tanda-tanda vital TD 150/110, N 60 x/mnt, RR 28 x/menit, S 36,0oC
menarik diri, tidak Respon dan orientasi Keadaan umum sedang, orientasi somnolen
berinteraksi dengan 7. Mengawasi kegelisahan klien Klien terlihat gelisah dan memegang kepala
orang lain Jam 10.00 Manitol diberikan sesuai program
Gelisah 8. Pemberian obat untuk mengurangi Bedrail dipasang dan diawasi
Tekanan darah tekanan intra kranial;
Ibu klien terlihat lebih tenang setelah dijelaskan tentang kondisi
150/100 mmHg; menginjeksikan Manitol via infus
anaknya.
Nadi 59 x/menit, drip sebanyak 100 ml
Ibu klien mempercayakan mahasiswa memberikan obat dan
Suhu 36,0o, 9. Menghindari cedera yang mungkin
mengaplikasikan terapi baca Al-Quran pada anaknya.
Frekuensi timbul; memasang bed rail dan
Ibu klien mengatakan akan sabar dan ikut proses medis yang akan
pernapasan 29 mempertahankan posisi klien
diberikan
x/menit 10. Mendukung koping keluarga;
Analisis:
Diaforesis mendengarkan ibu klien
Masalah belum teratasi
Sering mual dan menceritakan keluhan dan
Planning :
muntah kekhawatirannya terhadap kondisi
anaknya Monitor GCS
11. Memberikan pendidikan pada Observasi tanda-tanda vital
pasien dan keluarga Rencana aff kateter jika tidak lancar dan masih distensi
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 5
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 5
Klien memukul-
mukulkan kepala jika
terjadi nyeri kepala
Klien mengerang
atau menangis jika
nyeri kepala muncul
Hari/
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi (SOAP)
tanggal
Sabtu, 22 Ketidakefektifan perfusi Jam 09.00 Subjektif :
Juni 2013 jaringan serebral 1. Mempertahankan fungsi Klien mengatakan masih sakit kepala
DS: pernapasan; memantau RR dan Objektif :
Klien selalu menyiapkan oksigen jika RR 25 x/menit
mengeluh pusing dan dibutuhkan Posisi dipertahankan 30o
nyeri pada kepala Klien tidak batuk atau mengejan
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 5
DO: 2. Mempertahankan kepala tempat Kateter DC sudah dilepaskan, klien menggunakan pispot, urin
GCS E2M4V2 tidur 30o lancar, berwarna kuning jernih.
Tingkat kesadaran 3. Mencegah aktivitas yang dapat Suhu afebris, tidak terlihat pus atau kemerah pada area pemasangan
delirium meningkatkan TIK; mencegah infus
Sulit menelan batuk dan mengejan GCS : E4M5V5
Perubahan respon 4. Mengobservasi penggunaan kateter Pupil isokhor
motorik; fleksi pada klien TD 140/100, RR 25 x/mnt, N 69 x/mnt, S 36,1oC
normal 5. Mengobservasi tanda-tanda infeksi Keadaan umum sedang
Kesadaran compos mentis
Perubahan perilaku; Klien terlihat masih gelisah, tetapi lebih tenang dibanding
menarik diri, tidak 6. Mengobservasi tanda peningkatan
sebelumnya.
intrakranial
berinteraksi dengan Pemberian manitol diturunkan 3 x 65 ml sesuai program
orang lain Perubahan pupil
Tanda-tanda vital
Bedrail selalu terpasang dan diawasi oleh ibu klien
Gelisah Respon dan orientasi
Ibu klien terlihat lebih tenang dan lebih paham terhadap pentingnya
Tekanan darah 7. Mengawasi kegelisahan klien
tindakan operasi
150/100 mmHg; 8. Pemberian obat untuk mengurangi
Analisis:
Nadi 59 x/menit, tekanan intra kranial;
Masalah teratasi sebagian
Suhu 36,0o, menginjeksikan Manitol via infus
Planning :
Frekuensi drip sebanyak 65 ml
Monitor status tanda-tanda vital dan status hidrasi klien
pernapasan 29 9. Menghindari cedera yang mungkin
Observasi intake dan output
x/menit timbul; memasang bed rail dan
mempertahankan posisi klien Memantau mual dan muntah
Diaforesis
Memantau status kesadaran
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 5
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 5
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 5
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 7
Sumber: Centers for Disease Control and Prevention. (2012). Chart height-for-age boys percentile 5 to 19 years. Juli 23, 2013.
http://www.cdc.gov/growthcharts/who_charts.htm
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 8
Individual Growth Chart 3rd, 5th, 10th, 25th, 50th, 75th, 90th, 95th, 97th
Percentiles, 2 to 20 years: Boys Weight-for-Age
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 8
Individual Growth Chart 3rd, 5th, 10th, 25th, 50th, 75th, 85th, 90th, 95th,
97th Percentiles, 2 to 20 Years: Boys Body Mass Index-for-Age
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 10
Individual Growth Chart 3rd, 5th, 10th, 25th, 50th, 75th, 85th, 90th, 95th,
97th Percentiles: Boys Weight-tor-Stature
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013
Lampiran 10
Individual Growth Chart 3rd, 5th, 10th, 25th, 50th, 75th, 90th, 95th, 97th
Percentiles, 2 to 20 Years: Boys Stature-for-Age
Universitas Indonesia
Analisis praktik ..., Ria Rahmi, FIK UI, 2013