Anda di halaman 1dari 2

Sejak dulu, Indonesia dikenal sebagi negara yang memiliki potensi maritim yang hebat.

Hal ini

merupakan keuntungan karena Indonesia adalah negara yang terdiri atas ribuan pulau, baik yang

berukuran besar ataupun. Oleh sebab itu, perairan laut Indonesia yang kaya akan berbagai

macam biota laut baik flora maupun fauna dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi.

Tidak hanya dari potensi ekologis, karena berada di wilayah geografis yang menguntungkan,

yaitu di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, Indonesia menjadi jalur yang

menghubungkan dua samudera itu dan disebut-sebut sebagai jalur yang penting bagi lalu lintas

perdagangan dunia.

Walaupun dalam catatan sejarah, Indonesia merupakan negara maritim yang sangat kuat, tetapi

semenjak keruntuhan Majapahit, kita lebih banyak membangun peradaban di darat. Padahal,

sektor maritim Indonesia memiliki potensi untuk menyumbang Rp 3.000 trilyun per tahun,

walaupun saat ini yang terealisasi masih sekitar Rp 290 trilyun (Sharif Sutardjo, 2014). Sektor

maritim ini, apabila dikelola secara berkesinambungan, akan menghasilkan jutaan lapangan

pekerjaan untuk tenaga kerja Indonesia. Potensi besar ini tidak hanya berasal dari sektor

perikanan tangkap, melainkan juga dari perikanan budidaya serta potensi-potensi yang

bersumber dari kawasan pesisir dan laut lainnya. Tetapi selama ini kita belum mampu

mengoptimalkan potensi tersebut akibat memfokuskan kegiatan ekonomi pada potensi yang

berada di darat melalui pertanian, peternakan, perkebunan dan kehutanan, pertambangan, serta

industri yang cenderung memberikan dampak yang buruk dan meningkatkan laju kerusakan

lingkungan.

Kurangnya alokasi anggaran untuk mengembangkan kemaritiman serta minimnya sumber daya

manusia yang berkualitas untuk bidang kelautan menjadi penghalang bagi Indonesia untuk

kembali memajukan sector kemaritiman. Namun masalah yang lebih mendasar daripada itu
adalah tentang kurangnya kesadaran masyarakat kita bahwa Indonesia memiliki nenek moyang

sebagai manusia maritim. Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia sepantasnya menjadikan laut

hingga pesisir sebagai masa depan kita, mengingat ada sumber daya alam yang tidak akan habis

berada di kawasan tersebut.

Ke depannya, Indonesia yang memiliki visi menjadi poros maritim dunia harus bisa

memanfaatkan dan mengelola sumber daya kelautan secara berkesinambungan. Hal ini salah

satunya disebabkan oleh perairan Indonesia yang kaya akan sumber daya alam serta 80 persen

aktivitas distribusi barang dunia melalui jalur laut. Dengan 45 persennya melalui jalur pelayaran

laut Indonesia. Walaupun dengan menggunakan transportasi maritim tidak semerta-merta dapat

menekan biaya logistik, karena masih diperlukan pembenahan infrastruktur laut seperti

pelabuhan, kapal, dan sumber daya manusia untuk mendukung tujuan itu.

Tidak hanya pada infrastruktur maritim, diplomasi dengan negara tetangga, serta pertahanan dan

keamanan laut harus diperkuat. Ditambah lagi dengan peningkatan dan optimalisasi sumber daya

manusia untuk bidang kelautan sebagai salah satu faktor untuk memajukan sektor maritim

Indonesia. Dalam hal ini, pelatihan kepada pemuda sebagai salah satu stakeholder pencerdas

bangsa harus dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan semangat pemuda

untuk terjun langsung ke masyarakat dalam rangka memaksimalkan potensi kelautan dan

menanamkan budaya maritime Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai