Kebijakan Umum
Keterangan Dokumen :
Tanggal diterbitkan
Nomor Dokumen
Konseptor/Penulis
Revisi
IKHTISAR REVISI
Halaman 2 dari 12
TUJUAN
Untuk memberikan suatu panduan terhadap proses pelaksanaan inspeksi dan perawatan rutin
peralatan-peralatan utama transportasi vertical (Lift ).
Note : Gambar-gambar yang terlampir diambil sebagai contoh saja yang kemungkinan tidak
sama dengan peralatan yang ada digedung anda.
PIHAK TERKAIT/TERLIBAT
1. CD : Center Director
2. TM : Technical Manager
3. EAS : Engineering Administration Staff
REFERENSI/ACUAN
KEBIJAKAN
Halaman 3 dari 12
1.0.0 MACHINE ROOM (Ruang Mesin)
a. Perawatan Mingguan
Halaman 4 dari 12
Hampir tidak ada yang dilakukan pada perawatan mingguan, hanya
inspeksi dan atau pengisian Check list. Memeriksa kondisi panel
apakah ada kelainan atau tidak, dan dilihat kebersihan dari panel,
bila kotor segera bersihkan
b. Perawatan Bulanan
Bersihkan debu-debu didalam panel dengan vacum cleaner, rapikan
kabel-kabel bila ada yang keluar dari raknya.
Sama seperti perawatan mingguan dengan pengisian checklist
sheet.
b. Periksa sepatu rem (Brake Shoe), bila ketebalan dari sepatu rem telah
mencapai batas akhir dari ketebalannya, maka sepatu rem harus diganti
Sepatu rem tidak boleh terkena minyak maupun gemuk karena akan
mengganggu fungsi pengereman.
1.2.4 Governor
Berfungsi untuk mengontrol kecepatan dari naik maupun turunnya
sangkar lift, bila kecepatan sangkar lift melebihi dari yang seharusnya
maka Governor tersebut akan memutus aliran listrik ke motor, sehingga
motor berhenti.
Halaman 5 dari 12
Alat ini bekerja pada saat aliran listrik padam kemudian membuka rem
perlahan lahan hingga kereta lift bergerak menuju lantai terdekat.
Gerakan ini bisa naik maupun turun, tergantung lantai mana yang
terdekat
Pemeriksaan untuk batery adalah penting, agar dapat dipastikan bahwa
accu dalam kondisi terisi penuh
1.3.0 Interphone (Alat Bantu komunikasi) (Lihat Gambar No. 1A, Lampiran-2)
a. Walaupun sering kurang mendapat perhatian, tetapi alat bantu
komunikasi sangat penting artinya, terutama pada saat keadaan darurat,
seperti:
Lift tiba-tiba berhenti dan ada orang didalamnya.
Sedang melaksanakan perawatan rutin
Halaman 6 dari 12
2.5.0 Ventilation Fan.
Untuk menjaga kesegaran udara didalam kereta, maka kereta dilengkapi dengan
fan atau ac unit, yang berfungsi untuk sirkulasi udara, agar tidak pengap.
Bila memakai ac-unit maka harap mempergunakan tipe yang sesuai sehingga air
condensasi dapat otomatis diuapkan.
Halaman 7 dari 12
Yang dimaksud dengan atas kereta adalah bagian atas dari sangkar lift (seperti
contoh diatas ).
Harap diperhatikan bahwa contoh ini dilengkapi dengan safety railing untuk
melindungi petugas sewaktu naik
kebagian atas lift.
Halaman 8 dari 12
Periksa setiap bulan, kondisi dari pegas-pegas dan pin-pin pengaman
tersebut, bila ada yang putus segera diganti.
3.0.0 HOISTWAY
Halaman 9 dari 12
3.1.3 Arrival gong
Alat ini diletakkan pada setiap lantai, fungsinya untuk memberi tanda
dengan bunyi bila kereta telah sampai tujuan.
Alat yang satu ini pada umumnya tidak dapat diperbaiki bila rusak, oleh
karena itu bila rusak segera diganti.
Periksa fungsi dari arrival gong ini setiap bulan sekali.
3.1.5 Hoistway Door (Pintu Hoistway) (Lihat gambar No.11 & 12)
Periksa roller dan roller guide pada pintu, beri pelumasan bila perlu.
Periksa pegas diatas pintu, jangan biarkan dia kendor atau putus, karena
bila hal itu terjadi maka pintu akan sulit bahkan tidak dapat dibuka (lihat
gambar).
Roller biasanya terbuat dari bahan teflon, jadi pada masa tertentu bila
lekuk dari roller telah aus, maka harus diganti.
Pemeriksaan kondisi ini setiap bulan sekali.
Pastikan bahwa kabel baja untuk mekanisme buka dan tutup pintu dalam
keadaan baik, ketegangan dari kabel agar diperhatikan, karena bila kabel
kendor maka pintu akan bunyi pada saat terbuka ataupun tertutup.
3.1.6. Travelling cable (Kabel traksi untuk kereta) (Lihat gambar No.13A)
Kabel ini adalah untuk keperluan peralatan didalam kereta, selalu dalam
bentuk pipih (persegi) dan berisi lebih dari 20 jalur kabel.
Periksa agar kabel tersebut senantiasa terbebas dari semua hambatan
yang dapat mempengruhi kabel, seperti, pipa, kayu ataupun besi-besi
yang menonjol.
Karena hambatan itu dapat mengakibatkan kabel terputus, apabila hal itu
terjadi otomatis kereta tidak dapat dioperasikan.
Halaman 10 dari 12
Periksa baut-baut penahan pegas minimal setahun sekali, bila tampak berkarat
segera dilakukan pembersihan dan pengecatan kembali dengan anti karat.
Halaman 11 dari 12
DOKUMEN PENDUKUNG & PENCATATAN KUALITAS
1. Lampiran-1 Contoh fuse yang baik dan salah, Lihat artikel No.1.1.1
2. Lampiran-2 Contoh gambar-gambar dari komponen Lift.
3. Lampiran-3 Contoh Contract Service Jenis Oil and Grease.
Halaman 12 dari 12
LAMPIRAN-LAMPIRAN
( Lampiran 1- 3 )
LAMPIRAN No.3
QP-227-ENG-600-04
PERJANJIAN PEMELIHARAAN
ANTARA
PT PACIFIC INTIDWIPA REALTY
DENGAN
PT MITSUBSHI JAYA ELEVATOR AND ESCALATOR
No. : /HKM/MJEE/I.1997
Pada hari ini Selasa tanggal Satu bulan April tahun Seribu sembilan ratus sembilan puluh tujuh (01-04-
1997) dibawah ini :
1. PT PACIFIC INTI DWIPA REALTY, berkedudukan di Jl. Orpa 23-A, Roa Malaka-Jakarta, dalam
hal ini diwakili secara sah oleh Elsie Widjaya selaku Direktur dibawah PT PACIFIC INTIDWIPA
REALTY berdasarkan Akte Notaris Tjoek Ratriawan, SH No. 78 tanggal 15-9-1995, yang
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
1. Bahwa PIHAK KEDUA telah mengajukan kepada PIHAK PERTAMA penawaran harga untuk
pelaksanaan Pemeliharaan dan Perawatan 2 (dua) unti Mitsubishi lift.
2. Bahwa berdasarkan penawaran tersebut pada butir 1 di atas, PIHAK PERTAMA telah menunjuk
PIHAK KEDUA untuk melaksanakan Pemeliharaan dan Perawatan 2 (dua) unit Mitsubshi Lift di
Gedung BANK PELITA Jl. Wahid Hasyim No. 55 Jakarta Pusat dan PIHAK KEDUA telah
menerima penunjukan tersebut.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, kedua belah pihak sepakat unutk menanda tangani Perjanjian ini
dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :
Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN
PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima tugas
tersebut dan bertanggung jawab sepenuhnya untuk melaksanakan Pekerjaan Pemeliharaan
dan perawatan 2 (dua) unit Mitsubshi lift di Gedung BANK PELITA Jl. Wahid Hasyim No. 55
Jakarta Pusat.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Pemeliharaan dan Perawatan yang termaksud dalam pasal 1 perjanjian ini adalah :
1. Memenuhi panggilan PIHAK PERTAMA pada jam kerja yang dianggap perlu agar Elevator dapat
berjalan dengan lancar baik melalui telepon atau melalui surat.
Halaman 1
2. Memelihara dan memeriksa sambungan-sambungan kabel listrik, bila perlu juga memperbaiki rel
dengan peluncurnya dan menyetel tegangan sling (steel wire rope).
3. Pemeliharaan dan Perawatan tersebut minyak pelumas, gemuk dan majun yang diperlukan untuk
pekerjaan tersebut diatas dan tidak memerlukan penggantian spare part serta dapat dikerjakan setempat.
4. PIHAK KEDUA melakukan kunjungan rutin 2 (dua) kali sebulan, diluar panggilan seperti dalam ayat 1
pasal ini.
5. Pelaksanaan pekerjaan/service dan pemeliharaan lift ini dilakukan PIHAK KEDUA dengan pengawasan
tehnisi dari PIHAK PERTAMA.
Pasal 3
TIDAK TERMASUK LINGKUP PEKERJAAN
3. PIHAK KEDUA bersedia menyelenggarakan testing tahunan atau pemasangan peralatan tambahan/baru
pada Elevator tersebut, apabila dikehendaki oleh PIHAK PERTAMA atas dasar penawaran tersendiri
dari PIHAK KEDUA yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA. Untuk hal tersebut maka PIHAK
PERTAMA akan menuangkannya secara tertulis dalam Addendum/Amandemen yang menjadi satu
kesatuan dari pada perjanjian ini.
4. PIHAK KEDUA bersedia melaksanakan pengurusan pemeriksaan dan perpanjangan surat ijin
pemakaian lift kepada Departemen Tenaga Kerja R.I., apabila dikehendaki oleh PIHAK PERTAMA atas
dasar penawaran tersendiri dari PIHAK KEDUA yang disetujui oleh PIHAK PERTAMA
Pasal 4
WAKTU PEMELIHARAAN
2. Bila diperlukan dan atas permintaan PIHAK PERTAMA, maka petugas service PIHAK KEDUA
dapat stand by guna keperluan-keperluan penting seperti rapat-rapat dinas dan sebagainya. Untuk
maksud tersebut PIHAK PERTAMA akan dikenakan biaya di luar biaya seperti tersebut pasal 5
perjanjian ini yaitu sebesar Rp. 3.227,- (tiga ribu rupiah) per jam per orang pada jam kerja yang
Halaman 2
dimaksud dalam ayat 1 pasal ini dan sebesar Rp. 4.227,- (empat ribu rupiah) per jam per orang
diluar jam kerja yang ditetapkan pada ayat 1 pasal ini
Pasal 5
BIAYA PEMELIHARAAN
1. PIHAK PERTAMA sepakat untuk membayar kepada PIHAK KEDUA biaya pemeliharaan
elevator selama 1 (satu) tahun yaitu sebesar Rp. 4.200.227,- (empat juta dua ratus ribu
rupiah) termasuk PPN 10 % atau sejumlah Rp. 350.227,- (tiga ratus lilma puluh ribu
rupiah) tiap bulan.
2. Biaya seperti terebut dalam ayat 1 pasal ini belum termasuk biaya perbaikan atau penggantian suku
cadang elevator yang disebabkan oleh kesalahan pemakaian PIHAK PERTAMA.
3. Untuk kerusakan-kerusakan yang memerlukan penggantian spare part, maka untuk biaya
penggantian spare part tersebut akan diajukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
untuk mendapatkan persetujuan. Biaya atas penggantian spare part akan dibayarkan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA secara sekaligus setelah pekerjaan penggantian spare part
selesai dilaksanakan.
4. Biaya pemeliharaan tersebut pada ayat 1 dalam pasal ini belum termasuk biaya yang termaksud
dalam pasal 3 ayat 1, 2, 3, 4 dalam perjanjian ini.
5. Biaya panggilan kemacetan lift pada hari kerja tetapi diluar jam kerja akan diperhitungkan sebesar
Rp. 3.227,-(tiga ribu rupiah) per jam per orang atau Rp. 4.227,- (empat ribu rupiah) per jam per
orang pada hari libur dan hari Minggu.
Pasal 6
CARA PEMBAYARAN
1. Pembayaran biaya Pemeliharaan dalam pasal 5 ayat 1 perjanjian ini dilakukan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA pada tiap-tiap bulan selama jangka waktu
perjanjian in yaitu dengan cara 1 (satu) bulan sekali setelah pemeliharaan Mitsubishi
Elevator pada bulan bersangkutan selesai dilaksanakan.
Pasal 7
KENAIKAN HARGA
PIHAK KEDUA dapat mengajukan tuntutan/klaim atas kenaikan harga apabila terjadi
tindakan/kebijaksanaan Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang moneter yang
diumumkan secara resmi dan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Halaman 3
Pasal 8
KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
1. Selama masa percobaan/perawatan oleh PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA tidak akan
mengijinkan atau memperbolejkan siapapun juga kecuali PIHAK KEDUA atau teknisi yang
ditugaskannya untuk melakukan apapun terhadap instalasi dan peralatannya atau bagian-
bagian dari unit-unit yang dipelihara dan dirawat PIHAK KEDUA tanpa ijin tertulis dari
PIHAK KEDUA.
2. PIHAK PERTAMA wajib menjaga Mitsubishi Elevator dari kerusakan-kerusakan dan harus
memakai Elevatoor tersebut dengan hati-hati dan menjaga terhadap :
Kerusakan debu,
Kesalahan pemakaian,
Gas gas yang berbahaya,
Kabel terkena gigitan tikus dan sambaran petir, serta
Lain-lain hal yang akan mengakibatkan rusaknya Mitsubshi Elevator tersebut.
3. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa selain service Engineer PIHAK KEDUA tidak ada pihak
lain yang melakukan pekerjaan pemeliharaan Mitsubishi Elevator tersebut, selama masih
dalam ikatan perjanjian pemeliharaan dengan PIHAK KEDUA
Pasal 9
KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1. PIHAK KEDUA berkewajiban memelihara dan merawat Mitsubishi Elevator seperti tersebut
pada pasal 1 perjanjian ini dengan baik dan PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala
kerusakan-kerusakan yang diakibatkan karena kesalahan atau kelalaian petugas service
PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tenaga ahli, material dan peralatan yang digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan tersebut pada pasal 1 dan 2 perjanjian ini.
3. PIHAK KEDUA wajib menjaga keselamatan para pekerjanya ditempat pekerjaan dan
diwajibkan mencegah bahaya yang mungkin timbul atas diri pekerjanya apabila terjadi
kecelakaan.
4. PIHAK KEDUA wajib datang ke kantor PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pemeliharaan
dan perawatan pada Mitsubishi Elevator 2 (dua) kali dalam satu bulan.
5. PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab atas kehilangan dan kerusakan peralatan Elevator
yang disebabkan oleh pemogokan, kebakaran, peledakan, bencana alam, perang,
pencurian dan perbuatan jahil pihak lain.
Pasal 10
MASA BERLAKUNYA PERJANJIAN
1. Perjanjian ini berlaku sejak ditanda tangani perjanjian ini oleh kedua belah pihak dan
berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan atau perjanjian ini berlaku dari tanggal 1 April
1997 sampai dengan tanggal 31 Maret 1998.
Halaman 4
2. Perjanjian ini dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) tahun berikutnya yaitu :
apabila dikehendaki oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA akan memberitahukan
kepada PIHAK KEDUA selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum perjanjian ini berakhir.
Pasal 11
FORCE MAJEURE (KEADAAN MEMAKSA)
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa adalah keadaan atau peristiwa yang terjadi
diluar dugaan, kemampuan dan kekuasaan para pihak yang mengakibatkan terhambatnya
pelaksanaan kewajiban salah satu atau para pihak sesuai dengan ketentuan perjanjian ini
seperti namun tidak terbatas pada :
a. Gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, sambaran petir, kebakaran, ledakan
benda-benda angkasa, dan bencana alam lainnya.
b. Peperangan, huru-hara, terorisme, pemberontakan, sabotase, embargo dan
pemogokan umum.
2. Bila terjadi perubahan yang disebabkan oleh adanya Force Majeure maka biaya
pemeliharaan dan lain-lain dapat ditinjau kembali dan akan di musyawarahkan oleh kedua
belah pihak.
Pasal 12
DENDA
1. Jika PIHAK PERTAMA tidak melaksanakan pembayaran sesuai dengan pasal 6 perjanjian
ini maka :
a. PIHAK PERTAMA dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu) per mil per hari dengan
jumlah maksimum 5 % dari biaya pemeliharaan.
b. PIHAK KEDUA akan menghentikan pekerjaan pemeliharaan untuk sementara apabila
dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak jatuh
tempo pembayaran PIHAK PERTAMA belum juga melaksanakan pembayaran untuk
biaya pemeliharaan dan denda.
2. Jika PIHAK KEDUA tidak melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan sesuai dengan pasal
2 perjanjian ini maka PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu) per mil
per hari dengan jumlah maksimum 5 % dari biaya pemeliharaan pada bulan berjalan.
Pasal 13
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1. Kedua belah pihak sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan pasal 1266 dan
1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata untuk pengakhiran perjanjian ini yang diatur
dalam pasal ini.
2. PIHAK PERTAMA berhak untuk mengakhiri perjanjian ini secara sepihak dengan
memberitahukan secara tertulis hal tersebut kepada PIHAK KEDUA, dalam hal PIHAK
KEDUA :
Halaman 5
a. Menyerahkan pelaksanaan pemeliharaan kepada pihak lain tanpa persetujuan dari
PIHAK PERTAMA, atau
b. Melalaikan tugasnya seperti tersebut dalam pasal 2 perjanjian ini.
3. Perjanjian ini dengan sendirinya berakhir dalam hal tidak dipenuhinya salah satu ketentuan
dalam perjanjian ini atau karena keadaan tidak memungkinkan untuk dapat
dilaksanakannya perjanjian ini.
Pasal 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila dikemudian hari terjadi perselisihan atau perbedaan pendapat dalam pelaksanaan
perjanjian ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila dengan cara musyawarah tidak terdapat kara sepakat maka kedua belah pihak
sepakat untuk menyelesaikannya melalui BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia).
3. Putusan BANI merupakan putusan akhir yang mengikat kedua belah pihak dan kedua belah
pihak sepakat meniadakan hak mengajukan upaya hukum apapun ke pengadilan manapun
sehubungan dengan putusan tersebut.
4. Biaya untuk penyelesaian perselisihan dan pembebanannya akan ditentukan atas dasar
putusan arbiter dan peraturan prosedur BANI.
Pasal 15
LAIN LAIN
1. Jika terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam perjanjian ini, akan dibuat
perjanjian tambahan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Semua pemberitahuan antara kedua belah pihak mengenai perjanjian pengadaan ini
dilakukan secara tertulis dan dianggap sekurang-kurangnya telah disampaikan
kepada yang bersangkutan dengan tanda terima tertulis.
Halaman 6
Demikian perjanjian ini dibuat dan ditandatangani di Jakarta pada tanggal, bulan dan tahun tersebut
pada awal perjanjian ini di atas kertas bermaterai cukup rangkap 2 (dua) yang masing- masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
Halaman 7