Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes HANGTUAH PEKANBARU
TA. 2016/2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Materi : Chronik kidney desease (CKD) / Gagal ginjal kronik (GGK)

Pokok bahasan : Penatalaksanaan gagal ginjal kronis

Hari/ tanggal : sabtu, 15 oktober 2016

Estimasi waktu : Pukul 09.35-10.00WIB (35menit)

Tempat : Lingkungan ruangan medikal kelas 2 ( merak)

Sasaran : Pasien ckd dan keluarga

A. Latar belakang
Ginjal adalah salah satu organ sistem kemih atau uriner (traetsu urinalius) yang

bertugas menyaring dan membuang cairan, sampah metabolisme dari dalam tubuh

seperti diketahui setelah sel-sel tubuh mengubah, makanan menjadi energi, maka akan

dihasilkan pula sampah sebagai hasil sampingan dari proses metabolisme tersebut yang

harus dibuang segera agar tidak meracuni tubuh.


Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel

dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan

cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam

darah).
Di negara maju, angka penderita gangguan ginjal cukup tinggi. Di Amerika Serikat

misalnya angka kejadian penyakit gagal ginjal meningkat tajam dalam 10 tahun. Tahun

1996 terjadi 166.000 kasus. GGT (gagal ginjal tahap akhir) dan pada tahun 2000 menjadi

372.000 kasus. angka ini diperkirakan, amsih akan terus naik. Pada tahun pada tahun

2010 jumlahnya diperkirakan lebih dari 650.000 kasus.Selain diatas, sekitar 6 juta hingga

20 juta individu di Amerika diperkirakan mengalami GGK (gagl ginjal kronis) tahap

awal. Hal yang sama juga terjadi di Jepang di negeri Sakura itu, pada akhir tahun 1996 di
dapatkan sebanyak 167.000 penderita yang menerima, terapi pengganti ginjal.

Sedangkan tahun 2000 terjadi peningkatan lebih dari 200.000 penderita.


Di indonesia peningkatan penderita penyakit ini mencapai angka 20%. Pusat data dan

informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PDPERSI) menyatakan jumlah

penderita gagal ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang per satu juta

penduduk.berdasarkan data dari Indonesia Renal Registry, suatu kegiatan registrasi dari

perhimpunan nefrologi Indonesia, pada tahu 2008 jumlah pasien hemodialisa (cuci

darah) mencapai 2260 orang dari 2146 orang pada tahun 2007.
Bila seseorang mengalami penyakit ginjal kronik sampai pada stadium 5 atau telah

mengalami penyakit ginjal kronik (gagal ginjal) dimana laju filtrasi glomerulus (15

ml/menit) ginjal tidak mampu lagi menjalankan seluruh fungsinya dengan baik maka

dibutuhkan, Terapi untuk menggantikan fungsi ginjal. Hingga saat ini dialisis dan

transplantasi ginjal adalah tindakan yang efektif sebagai terapi untuk gagal ginjal

terminal.
Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi pengganti untuk

mengeluarkan sisa-sisah metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darah manusia

seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui

membran semi permeabel sebagai pemisah darah dan cairan dialisa pada ginjal buatan

dimana terjadi proses difusi, osmosis dan ultra filtrasi. Pasien gagal ginjal menjalani

proses hemodialisa 1-3 kali seinggu dan sitiap kali nya memerlukan waktu 2-5 jam,

kegiatan ini akan berlangsung terus menerus sepanjang hidupnya.


Pasien gagal ginjal kronik sangat bergantung kepada terapi hemodialisa untuk

menggantikan fungsi ginjalnya. HD dapat memperpanjang usia tanpa batas yang jelas,

namun tindakan ini tidak akan mengubah perjalanan alami penyakit ginjal yang

mendasari, juga tidak akan memperbaiki seluruh fungsi ginjal. Pasien tetap akan

mengalami sejumlah permasalahan dan komplikasi. Secara tidak langsung menjalani

terapi hemodialisa juga berarti menggangu pekerjaannya dan gairah bekerja menurun,
karna harus menjalankan peraturan pengobatan yang dirasakan. Begitu juga prilaku yang

dijalankan selama ini harus berubah, seperti perubahan diet yang tadinya bebas sekarang

dibatasi baik dalam asupan protein maupun jumlah cairan yang masuk, tidak boleh

merokok, tidak boleh minum yang beralkohol dan lain sebagainya. Perubahan prilaku ini

sangat sulit sehingga kecenderungan untuk mengikiti peraturan pengobatan yang telah

ditetapkan sangat rendah karna peraturan tersebut sangat mengikat dengan aktifitas

individu.
Menurut Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2010) seseorang ahli

psikologi membagi perilaku manusia menjadi 3 (tiga) domain,ranah atau kawasan, yakni:

Kognitif (cognitive), Affektif (affective), Psikomotor (psychomotor). Perilaku

merupakan totalitas penghayatan atau aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama

atau resultante antara berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Dalam Perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk kepentingan

pengukuran hasil pendidikan , ketiga domain ini diukur dari pertama pengetahuan

(knowledge), kedua sikap (attitude) dan ketiga tindakan (practice).


Kepatuhan adalah ketaatan pasien dalam melaksanakan tindakan terapi. Kepatuhan

pasien berarti bahwa pasien dan keluarga harus meluangkan waktu dalam menjalani

pengobatan yang dibutuhkan. Ketidakpatuhan sebagai masalah medis yang berat, dan

oleh karna itu sejak tahun 1960 an sudah mulai diteliti di negara-negara indusrti.

Ketidakpatuhan mengikuti dan menjalankan rekomendasi pengobatan / perawatan yang

dianjurkan oleh dokter merupakan masalah yang sangat penting (Potter & Perry, 2006).

B. Tujuan
1) Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Gagal Ginjal Kronik (GGK) selama

35 menit, pasien seluruh anggota keluarga yang ada dapat memahami mengenai

gagal ginjal kronik.


2) Tujuan khusus
A. Garis mata ajar
a. Pengertian GGK
b. Etiologi GGK
c. Manifestasi klinik GGK
d. Pencegahan GGK
e. Penatalaksanaan GGK
B. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi dengan anggota keluarga
C. Media
a. Leaflet
b. Infokus
D. Waktu dan tempat
Lingkungan ruangan medikal kelas 2 ( merak)
E. Pengorganisasian
Leader : Faisal Kurniawan
Co. Leader : Khairunnisa
Fasilitator : Ani Suryani
Observer : Rini Musliawati
F. Deskripsi tugas
-
G. Setting tempat
-
H. Kegiatan penyuluhan

N Tahap Kegiatan Kegiatan Kegiatan Paien Waktu

o
1 Pendahuluan & Mengucapkan salam Menjawab salam 5 menit

Apersepsi pembukaan Memperhatikan

Memperkenalkan Berpartisipasi aktif

diri Memperhatikan
Apersepsi

Mengkomunikasika

n tujuan
2 Isi Menjelaskan dan Memperhatikan dan 15 menit

menguraikan materi mencatat penjelasan

tentang: Pengertian penyuluh dengan

GGK Etiologi GGK cermat


Menanyakan hal-hal
Manifestasi GGK.
yang belum jelas.
Pencegahan GGK memperhatikan

Penatalaksanaan jawaban dari penyuluh.

GGK.
a.Memberikan

kesempatan kepada

peserta penyuluhan

untuk bertanya.
b.Menjawab

pertanyaan peserta

penyuluhan yang

berkaitan dengan

materi yang belum

jelas.
3 Penutup a.Menyimpulkan a.Memperhatikan 5 menit

materi yang telah kesimpulan dari materi

disampaikan penyuluhan yang telah


b.Melakukan
disampaikan.
evaluasi b.Menjawab
c.Mengakhiri
pertanyaan yang telah
kegiatan
diajukan oleh

penyuluh.
c. Menjawab salam

I. Evaluasi
a. Klien dan keluarga dapat menjelaskan tentang pengertian Gagal Ginjal

Kronik
b. Klien dan keluarga dapat menyebutkan hal-hal yang menyebabkan

terjadinya Gagal Ginjal Kronik


c. Klien dan keluarga dapat menyebutkan kembali tanda dan gejala Gagal

Ginjal Kronik
d. Klien dan keluarga dapat menyebutkan apa saja pencegahannya
e. Klien dapat memahami penatalaksanaan Gagal Ginjal kronik
J. Materi penyuluhan
a. PENGERTIAN
Gagal ginjal kronik (penyakit ginjal tahap akhir) adalah gangguan fungsi

ginjal yang menahun dan tidak bisa kembali ke semula. Gagal Ginjal

Kronik merupakan Gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel

dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan

keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia ( Retensi urea

dan sampah nitrogen lain dalam darah).


b. ETIOLOGI
Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain:
1. Tekanan darah tinggi
2. Kencing manis
3. Batu ginjal
4. Penggunaan obat dalam jangka waktu yang lama
c. MANIFESTASI KLINIS
Karena pada penyakit gagal ginjal kronis setiap sistem tubuh

dipengaruhi oleh kondisi uremia, maka pasien akan memperlihatkan

sejumlah tanda dan gejala bergantung pada bagian dari tingkat kerusakan

ginjal, kondisi lain yang mendasari, dan usia pasien. Manifestasi

kardiovaskuler pada gagal ginjal kronis mencakup hipertensi (akibat

retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin- angiotensin-

aldosteron), gagal jantung kongestif dan edema pulmoner (Akibat cairan

berlabih) dan perikarditis (akibat iritasi dari lapisan perikardial). Gejala

dermatologi yang sering terjadi mencakup rasa gatal yang parah (Pruritus),

Kulit kering dan bersisik, Ekimosis, Kuku tipis dan rapuh, Rambut tipis

dan kasar. Butiran uremik, Suatu penumpukan Kristal urea di bawah kulit,

saat ini jarang terjadi akibat penanganan yang dini dan agresif pada

penyakit ginjal tahap akhir. Gejala Gastrointestinal juga sering terjadi yang

mencakup anoreksia, mual, mulut berbau amoniak, ulserasi mulut,

perdarahan dari saluran gastrointestinal.


Perubahan neuromuskuler mencakup perubahan tingkat kesadaran,

tidak mampu berkonsentrasi, dan kejang. Gejala Respirasi juga sering

terjadi Edema paru, Efusi pleura, dan pleuritis. Gejala Neuromuskuler Juga

sering terjadi misalnya gangguan tidur, sakit kepala, letargi, gangguan

muskular, bingumg dan koma. Metabolik Endokrin juga sering terjadi

misalnya gangguan hormon seks menyebabkan penurunan libido, impoten.

Gejalah Hematologi misalnya anemia.


d. PENCEGAHAN
1. Minum air putih tidak lebih dari 2 liter/hari
2. Jangan menahan kencing
3. Latihan fisik secara rutin
4. Tidak merokok
5. Periksa kadar kolestrol
6. Jaga berat badan,
7. Hindari minum alkohol,
8. Makan dengan komposisi berimbang
e. PENATALAKSANAAN
1. Observasi keseimbangan cairan antara yang masuk dan keluar
2. Batasi cairan yang masuk
3. Cuci darah (hemodialisa)
4. Operasi
a. Pengambilan batu
b. Transplantasi ginjal (Cangkok Ginjal)
5. Nutrisi
6. Obat-obatan.
K. Daftar pustaka
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol
3. Jakarta: EGC

Carpenito. 2001. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa


keperawatan dan masalah kolaboratif. Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta:


Media Aesculapius

Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT


Alumni

Udjianti, WJ. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai