BANYUWANGI
RSIA ABDHI FAMILI
Jl. Diponegoro No. 5 Wringinrejo-Gambiran-Banyuwangi
Telp. (0333) 842219
KEPUTUSAN DIREKTUR
RSIA ABDHI FAMILI
Nomor : ...........................
Tentang
PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
PASIEN JATUH RSIA ABDHI FAMILI
1
melalui SK Direktur.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga RSIA ABDHI
FAMILI
2. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. SK Menkes RI No. 436/1993 tentang "Berlakunya Standar
Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis di Indonesia".
5. Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit, yang
diterbitkan Kementerian Kesehatan RI, tahun 2006.
6. Buku Standar Akreditasi Rumah Sakit, yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Bina Upaya Keseahtan Kementerian
Kesehatan RI dengan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS),
tahun 2011
MEMUTUSKAN
2
Menetapkan : PANDUAN PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PASIEN
JATUH RSIA ABDHI FAMILI
Direktur,
RSIA ABDHI FAMILI
Dr. M. Razief
Tembusan :
1. BPH RSIA ABDHI FAMILI
2. Komite Keperawatan
3. Kabid Keperawatan
DAFTAR ISI
3
Halaman Sampul
Keputusan Direktur........................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................iv
BAB I Definisi
A. Definisi ............................................................................................1
B. Tujuan ..............................................................................................2
BAB II Ruang Lingkup ...................................................................................3
BAB III Tata Laksana ......................................................................................4
1. Asesmen Awal .................................................................................4
2. Asesmen Ulang ...............................................................................7
3. Faktor Kontribusi Risiko Jatuh .......................................................8
4. Tindakan Pencegahan Pasien Jatuh .................................................8
5. Manajemen setelah kejadian jatuh ..................................................11
6. Edukasi Pasien dan atau Keluarga Pasien .......................................12
4
BAB I
DEFINISI
A. Definisi
Jatuh adalah kehilangan posisi tegak menjadi mendarat di lantai, tanah atau
obyek atau furniture, dengan tiba-tiba, tidak terkendali, tidak disengaja,
perpindahan tubuh ke lantai / tanah atau terkena benda seperti kursi atau
tangga. (National Center for Patient Safety)
Atau dengan kata lain, jatuh adalah perubahan posisi pasien yang tidak
disengaja / tidak direncanakan atau posisi yang tidak dikehendaki yang
mengakibatkan pasien tergeletak di atas lantai, dengan atau tanpa mencederai
dirinya.
Pasien dengan risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh, pada
umumnya disebabkan oleh faktor fisiologis (misal : pingsan) atau
lingkungan (misal : lantai yang licin ).
Pencegahan pasien jatuh yaitu dengan penilaian awal risiko jatuh, penilaian
berkala setiap ada perubahan kondisi pasien, serta melaksanakan langkah-
langkah pencegahan pada pasien berisiko jatuh. Implementasi di rawat inap
berupa proses identifikasi dan penilaian pasien dengan risiko jatuh serta
memberikan tanda identitas khusus kepada pasien tersebut, misalnya gelang
kuning, penanda di pintu, serta informasi tertulis kepada pasien atau
keluarga pasien.
1
International Patient Safety Goals IPSG ), khususnya Sasaran 6 yaitu Reduce
the Risk of Patient Harm Resulting from Falls. Maksud dan tujuan dari sasaran
ke 6 dari akreditasi JCI ini adalah sebagian besar cedera pada pasien rawat
inap terjadi karena jatuh. Dalam konteks ini rumah sakit harus melakukan
evaluasi risiko pasien terhadap jatuh dan segera bertindak untuk mengurangi
risiko terjatuh dan mengurangi risiko cedera akibat jatuh. Rumah sakit
menetapkan program mengurangi risiko terjatuh berdasarkan kebijakan dan
atau prosedur yang tepat. Program ini memantau baik konsekuensi yang
diinginkan maupun tidak diinginkan dari tindakan yang diambil untuk
mengurangi jatuh. Rumah sakit harus melaksanakan program ini. Maka dalam
standar JCI sasaran ke 6 ini disebutkan rumah sakit perlu menyusun cara
pendekatan untuk mengurangi risiko cedera yang menimpa pasien akibat
jatuh.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk meningkatkan keselamatan pasien di RSIA ABDHI FAMILI.
Tujuan Khusus
1. Mengurangi risiko pasien jatuh.
2. Mengurangi risiko cedera akibat jatuh.
3. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara
komprehensif.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
3
TATALAKSANA
1. Asesmen Awal
1) Perawat akan melakukan penilaian dengan Asesmen Risiko Jatuh dalam
waktu 4 jam dari pasien masuk rumah sakit dan mencatat hasil asesmen
awal ke dalam rekam medis pasien.
Asesmen risiko jatuh pada pasien dewasa menggunakan " Morse Fall
Scale (MFS)".
Asesmen risiko jatuh pada pasien anak menggunakan " The Humpty
Dumpty Scale ".
Asesmen risiko jatuh pada pasien geriatric menggunakan " Sydney
Scoring ".
2) Asesmen awal dicatat dalam rekam medis pasien dalam waktu 2 jam
setelah dilakukan asesmen awal.
3) Tindakan pencegahan standar pasien dengan risiko jatuh dilakukan pada
pasien dengan risiko jatuh rendah dan risiko jatuh sedang.
4) Tindakan pencegahan pada pasien dengan risiko tinggi jatuh dilakukan
pada pasien dengan risiko jatuh tinggi.
5) Skrining farmasi dan / atau fisioterapi dilakukan jika terdapat adanya risiko
jatuh pada pasien.
4
MFS Score :
0-24 : risiko rendah
25-45 : risiko sedang
> 45 : risiko tinggi
Keterangan :
1. Riwayat jatuh
Jika pasien mengalami kejadian jatuh saat masuk rumah sakit atau
terdapat riwayat kejadian jatuh fisiologis dalam 3 bulan terakhir ini,
seperti pingsan atau gangguan gaya berjalan, berikan skor 25. Jika pasien
tidak mengalami jatuh, berikan skor 0.
2. Diagnosis sekunder
Jika pasien memiliki lebih dari satu diagnosis medis, berikan skor 15;
jika tidak, berikan skor 0.
3. Alat bantu
Jika pasien berpegangan pada perabot untuk berjalan, berikan skor 30. Jika
pasien menggunakan tongkat / alat penopang, berikan skor 15. Jika pasien
dapat berjalan tanpa alat bantu, berikan skor 0.
5
dengan berpegangan pada perabot, orang, atau alat bantu berjalan, dan
langkah-langkahnya pendek; berikan skor 20.
Jika pasien memiliki gaya berjalan yang lemah; pasien membungkuk;
tidak dapat mengangkat kepala tanpa kehilangan keseimbangan, atau
memerlukan bantuan ringan untuk berjalan; dan langkah-langkahnya
pendek; berikan skor 10.
Jika pasien memiliki gays berjalan normal, berikan skor 0.
6. Status mental
Identifikas i asesmen pasien terhadap dirinya sendiri mengenai
kemampuannya untuk berjalan. Jika pasien mempunyai over-estimasi
terhadap kemampuan fisiknya, berikan skor 15. Jika asesmen pasien sesuai
dengan kemampuan sebenarnya, berikan skor 0.
THE HUMPTYDUMPTYSCALE
FAKTOR RISIKO SKALA SKOR
HDS score :
7-11 : risiko rendah
>- 12 : risiko tinggi
2. Asesmen Ulang
1) Asesmen ulang risiko jatuh dilakukan : setiap pergantian shift, saat
6
transfer ke bagian / unit lain, keluar rumah sakit, adanya perubahan
kondisi pasien, adanya kejadian jatuh pada pasien.
2) Penilaian menggunakan Asesmen Risiko Jatuh yang sudah ditentukan
dan tindakan pencegahan disesuaikan dengan hasil asesmen ulang.
3) Untuk mengubah kategori dari risiko tinggi ke risiko rendah,
diperlukan skor < 25 untuk pasien dewasa dan < 12 untuk pasien anak,
dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut.
4) Tindakan pencegahan standar pasien dengan risiko jatuh dilakukan
pada pasien dengan risiko jatuh rendah dan risiko jatuh sedang.
5) Tindakan pencegahan pada pasien dengan risiko tinggi jatuh dilakukan
pada pasien dengan risiko jatuh tinggi.
7
Tindakan pencegahan pasien jatuh pada pasien yang berisiko rendah, sedang,
atau tinggi hares diimplementasikan dan penggunaan peralatan yang sesuai hares
optimal. Tindakan pencegahan pasien jatuh terbagi atas
1. Tindakan pencegahan standar pasien dengan risiko jatuh
2. Tindakan pencegahan pada pasien dengan risiko tinggi jatuh
Berdasarkan National Center for Patient Safety dan dalam buku "Preventing
Falls in Hospitals: A Toolkit for Improving Quality of Care"
8
tempat tidur dan meninggalkan tempat tidur.
9
Nifedipine.
Jika menggunakan 0 blocker, jangan gunakan yang cardioselective / not
Metoprolol / Atenolol, gunakan Pindolol / Propanolol.
3) Pertimbangkan untuk konsul ke bagian rehabilitasi medic, THT
(audiology), mata ophthalmology ), kardiologi sesuai indikasi.
4) Optimalisasi penatalaksanaan terhadap kondisi medis pasien.
5) Evaluasi dan penatalaksanaan nyeri.
6) Evaluasi faktor kontribusi ekstrinsik dan instrinsik terhadap risiko jatuh.
10
2) Melakukan diagnosis dan penatalaksanaan terhadap factor kontribusi.
3) Menentukan kemungkinan penyebab pasien jatuh (history, factor
fisik, obat-obatan, basil laboratorium).
4) Melakukan konsultasi sesuai indikasi.
5) Evaluasi dan penatalaksanaan terhadap nyeri.
6) Informasikan kepada pasien dan keluarga pasien tentang kondisi
pasien.
7) Catat dalam status rekam medis pasien.
8) Lakukan koordinasi dengan perawat tentang pelaporan insidennya.
11