Anda di halaman 1dari 65

Geomorfologi

1. Faktor Fisik
2. Faktor Kimiawi
3. Faktor Biologis
4. Faktor Iklim dan Lingkungan
Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi pembentukan
topografi karst meliputi :
a. Ketebalan batugamping, yang baik untuk
perkembangan karst adalah batu gamping yang
tebal, dapat masif atau yang terdiri dari
beberapa lapisan dan membentuk unit batuan
yang tebal, sehingga mampu menampilkan
topografi karst sebelum habis terlarutkan.
Namun yang paling baik adalah batuan yang
masif, karena pada batugamping berlapis
biasanya terdapat lempung yang terkonsentrasi
pada bidang perlapisan, sehingga mengurangi
kebebasan sirkulasi air untuk menembus
seluruh lapisan.
b. Porositas dan permeabilitas, berpengaruh
dalam sirkulari air dalam batuan. Semakin
besar porositas sirkulasi air akan semakin
lancar sehingga proses karstifikasi akan
semakin intensif.
c. Intensitas struktur (kekar), zona kekar adlah
zona lemah yang mudah mengalami pelarutan
dan erosi sehingga dengan adanya kekar
dalam batuan, proses pelarutan berlangsung
intensif.
Kekar yang baik untuk proses karstifikasi
adalah kekar berpasangan (kekar gerus),
karena kekar tsb berpasangan sehingga
mempertinggi porositas dan permeabilitas.
Namun apabila intensitas kekar sangat tinggi
batuan akan mudah tererosi atau hancur
sehingga proses karstifikasi terhambat.
1. BERUPA KEKAR, SESAR
2. SEBAGAI ZONA LEMAH
3. INTENSITAS : INTENSIF
4. DIPENGARUHI OLEH POROSITAS
SEKUNDER (KEKAR)
a. Kondisi kimia batuan, dalam pembentukan
topografi kars diperlukan sedikitnya 60%
kalsit dalam batuan dan yang paling baik
diperlukan 90% kalsit.
b. Kondisi kimia media pelarut, dalam proses
karstifikasi media pelarutnya adalah air,
kondisi kimia air ini sangat berpengaruh
terhadap proses karstifikasi
Kalsit sulit larut dalam air murni, tetapi mudah
larut dalam air yang mengandung asam.
Air hujan mengikat CO2 di udara dan dari
tanah membentuk larutan yang bersifat asam
yaitu asam karbonat (H2CO3).
Larutan inilah yang sangat baik untuk
melarutkan batugamping.
1. BATUGAMPING MASIF DAN TEBAL
2. BERLAPIS
3. KANDUNGAN CaCO3 (60 90 %)
4. POROSITAS SEKUNDER
5. PERMEABILITAS BAIK
Aktivitas tumbuhan dan mikrobiologi dapat
menghasilkan humus yang menutup batuan
dasar, mengakibatkan kondisi anaerobic
sehingga air permukaan masuk ke zona
anaerobic, tekanan parsial CO2 akan
meninggkat sehingga kemampuan
melarutkannya juga meningkat.
Kondisi lingkungan yang mendukung adalah
adanya lembah besar yang mengelilingi
tempat yang tinggi yang terdiri dari batuan
yang mudah larut (batugamping) yang
terkekarkan intensif. Kondisi lingkungan di
sekitar batugamping harus lebih rendah
sehingga sirkulasi air berjalan dengan baik,
sehingga proses karstifikasi berjalan dengan
intensif.
1. TOPOGRAFI BERUPA LEMBAH BESAR
2. AIR HUJAN MERUPAKAN MEDIA UTAMA
PEMBENTUKAN TOPOGRAFI KARS
3. AIR HUJAN MENGANDUNG ASAM
KARBONAT
4. KALSIT LEBIH MUDAH BEREAKSI
DENGAN AIR HUJAN
5. INTENSITAS CURAH HUJAN TINGGI
Kondisi batuan yang menunjang terbentuknya
topografi karst ada 4, yaitu:
a. Mudah larut dan berada di atau dekat
permukaan.
b. Masif, tebal dan terkekarkan.
c. Berada pada daerah dengan curah hujan yang
tinggi.
d. Dikelilingi lembah
Proses pelarutan pada batugamping,
meninggalkan morfologi sisa pelarutan,
perkembangan morfologi sisa ini dapat dibagi
menjadi 4 fase, yaitu :
a. Terjadi pelarutan pada
batuan terkekarkan
sehingga membentuk
lembah yang kemudian
merupakan zona yang
lebih cepat mengalami
pelarutan (zona A)
dibandingkan dengan
zona B yang tidak
mengalami pengkekara.
b. Karena zona A lebih
cepat mengalami
pelarutan, maka zona
ini segera terbentuk
lembah yang dalam,
sementara pada zona B
masih berupa dataran
tinggi dengan gejala
pelarutan di beberapa
tempat.
c. Pelarutan pada kedua
zona terus berjalan
sehingga pada fase ini
mulai terbentuk
kerucut-kerucut karst
pada zona B. Pada
kerucut karst ini
tingkat pelarutan/erosi
vertikalnya lebih kecil
dibandingkan lembah
di sekitarnya.
d. Karena adanya erosi
lateral oleh sungai
maka zone A berada
pada batas permukaan
erosi dan pada zona B
erosi vertikal telah
berjalan lebih lanjut
sehingga hanya tinggal
beberapa morfologi sisa
saja, morfologi sisa ini
disebut menara karst.
Bentang Alam
Hasil Proses Karstifikasi

Bentuk morfologi yang menyusun suatu


bentang alam karst dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu bentuk-bentuk
konstruksional dan bentuk-bentuk sisa
pelarutan
1. Bentuk-
Bentuk-bentuk Konstruksional

Bentuk-bentuk konstriksional adalah


topografi yang dibentuk oleh proses
pelarutan batugamping atau pengendapan
mineral karbonat yang dibawa oleh air.
Berdasarkan ukurannya dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu :
Bentuk-bentuk minor
Bentuk-bentuk mayor
Bentang alam karst minor adalah bentang
alam yang tidak dapat diamati pada
peta topografi atau foto udara.
Sedangkan bentang alam mayor adalah
yang dapat diamati dari peta topografi
atau foto udara.
Bentuk-bentuk bentang alam minor antara :
1. Lapies, yaitu bentuk yang tidak rata pada
batugamping akibat adanya proses pelarutan
dan penggerusan.
2. Karst split, adalah celah pelarutan yang
terbentuk di permukaan.
3. Parit karst, yaitu alur pada permukaan
yang memanjang membentuk parit, yang
juga sering dianggap karst split yang
memanjang sehingga membentuk parit.
Karst split
Parit Kars
4. Palung karst, adalah alur pada
permukaan batuan yang besar dan lebar,
terbentuk karena proses pelarutan,
kedalaman lebih dari 50 cm. biasanya
pada permukaan batuan yang datar atau
miring rendah dan dikontrol oleh struktur
yang memanjang.
5. Speleotherms, adalah hiasan pada gua
yang merupakan endapan CaCO3 yang
mengalami presipitasi pada air tanah
yang membawanya masuk ke dalam gua.
(Stalaktit, stalakmit)
Palung karst
Speleotherms
Speleotherms
Pilar

Stalaktit

Speleotherms
Pemandangan dari dalam Gua Ngalau Indah
Payakumbuh, Sumatra Barat
Kelompok flowstone aktif Stalaktit aktif yang panjangnya lebih
di dalam Gua Petruk, dari 6 meter di dalam Gua Cisawah,
Gombong Selatan Pangandaran
6. Fitokarst, adalah permukaan yang
berlekuk-lekuk dengan lubang-lubang
yang saling berhubungan, terbentuk
karena adanya pengaruh aktivitas
biologis yaitu algae yang tumbuh di
dalam batugamping. Algae menutup di
permukaan dan masuk sedalam 0,1
0,2 mm dan menghasilkan larutan asam
sehingga melarutkan batugamping.
Sedangkan bentuk-bentuk topgrafi karst
mayor antara lain :
1. Surupan (doline), yaitu depresi tertutup
hasil pelarutan dengan diameter mulai
dari beberapa meter sampai beberapa
kilometer, kedalaman bisa sampai
ratusan meter dan mempunyai bentuk
bundar atau lonjong.
2. Uvala, adalah gabungan dari beberapa
doline.
Doline
3. Polje, adalah depresisi tertutup yang
besar dengan lantai datar dan dinding
curam, bentuknya tidak teratur dan
biasanya memanjang searah jurus
perlapisan, pembentukannya dikontrol
oleh litologi dan struktur, dan mengalami
pelebaran saat terisi oleh air.
4. Jendela karst, adalah lubang pada atap
gua yang menghubungkan dengan
udara luar, terbentuk karena atap gua
runtuh.
5. Lembah karst, adalah lembah atau alur
yang besar, terbentuk oleh aliran
permukaan yang mengerosi batuan yang
dilaluinya. Ada 4 macam lembah karst,
yaitu :
a. Allogenic valley, lembah karst dengan hulu
pada batuan kedap air (bukan batugamping)
yang kemudian masuk ke dalam daerah
karst.
b. Blind valley, lembah karst yang alirannya
tiba-tiba hilang karena masuk ke dalam
batuan.
Blind valley
c. Pocket valley, yaitu lembah yang
berasosiasi dengan mata air yang besar dan
keluar dari batuan kedap air (bukan
batugamping) yang berada di bawah lapisan
batugamping.
d. Dry valley, lembah yang mirip dengan
lembah fluviatil tetapi bukan sebagai
penyaluran air permukaan karena air yang
masuk langsung meresap ke batuan
dasarnya (karena banyak rekahan)
6. Gua, adalah ruang bawah tanah yang
dapat dicapai dari permukaan dan cukup
besar bila dilalui oleh manusia.
7. Terowongan dan jembatan alam,
adalah lorong di bawah permukaan yang
terbentuk oleh pelarutan dan
penggerusan air tanah.
Proses pembentukan Gua
Bentuk--bentuk Sisa Pelarutan
Bentuk
Yang dimaksud dengan sisa pelarutan
adalah morfologi yang terbentuk karena
pelarutan dan erosi sudah berjalan sangat
lanjut sehingga meninggalkan sisa erosi
yang khas pada daerah karst.
Macam-macam morfologi sisa antara lain :
1. Kerucut karst, adalah bukit karst yang
berbentuk kerucut, berlereng terjal dan
dikelilingi oleh depresi.
2. Menara karst, adalah bukit sisa
pelarutan dan erosi yang berbentuk
menara dengan lereng yang terjal tegak
atau menggantung, terpisah satu dengan
yang lainnya dan dikelilingi dataran
aluvial.
Kerucut karst
Kerucut karst
Kenampakan
Menara
Kars
di Daerah
Cakke, Sulsel
Menara karst
Menara karst
Menara karst

Anda mungkin juga menyukai