BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Pengukuran
1.2.1 Definisi Pengukuran
Pengukuran dapat didefinisikan dalam beberapa definisi, yaitu:
1. Menurut Taufiq Rochim (2001: 78), pengukuran adalah membandingkan suatu
besaran dengan besaran acuan atau pembanding atau referensi.
2. Menurut Suharsimi Arianto, pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan
suatu ukuran.
Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengukuran adalah suatu
kegiatan yang membandingkan suatu besaran dengan besaran yang lain yang tujuannya
adalah untuk mendapatkan nilai atau angka kuantitatif yang dapat dibaca dan dipahami
oleh manusia.
Tak langsung: Karena diperlukan kecermatan yang lebih tinggi atau karena
kondisi obyek ukur ridak memungkinkan untuk pengukuran langsung (Taufiq
Rochim , 2001 : 293)
Alat ukur Sudut : Alat untuk mengukur harga (besar kecilnya) pembukaan antara dua
garis (lurus) yang bertemu pada suatu titik (Taufiq Rochim , 2001 : 319)
Contoh alat ukur sudut langsung:
Metrologi Ulir
Proses pengukuran untuk kualitas geometri dari ulir.
Manfaat keduanya pada bidang teknik mesin adalah menentukan geometris suatu
produk yang baik dengan memastikan hasilnya presisi pada proses permesinan. Adapun
terdapat organisasi standardisasi pengukuran Internasional
Walaupun harga sebenarnya dari obyek ukur tidak pernah diketahui, namun
secara teoritis di atas dianggap yang paling tepat.(Munadi, 1980: 12)
4. Toleransi
Merupakan perbedaan ukuran dari kedua harga batas yang dihasilkan
sehingga dari perbedaan ukuran ini dapat diketahui dimana ukuran dari
komponen-komponen yang dibuat itu terletak. Besarnya toleransi merupakan
selisih dari ukuran maksimum dan ukuran minimum. (Munadi, 1980: 12)
5. Harga Batas
Ukuran atau dimensi maksimum dan minimum yang diizinkan dari
suatu komponen, di atas dan di bawah ukuran dasar. Pada pembahasan
mengenai statistik akan ada 2 harga batas yaitu harga batas atas dan harga batas
bawah. (Munadi, 1980: 14).
6. Kelonggaran
Merupakan perbedaan ukuran antara pasangan suatu komponen dengan
komponen lain dimana ukuran terbesar dari salah satu komponen adalah lebih
kecil daripada ukuran terkecil dari komponen yang lain. (Munadi, 1980: 14).
1.5.2 Pengubah
Pengubah berfungsi sebagai penerus atau pengolah semua isyarat yang diterima
oleh sensor. Dengan adanya pengubah, semua isyarat dari sensor diteruskan ke bagian
lain yaitu penunjuk atau pencatat yang terlebih dahulu diubah oleh pengubah. Dengan
demikian pengubah mempunyai fungsi untuk memperjelas dan memperbesar perbedaan
yang kecil dari dimensi benda ukur. Ada beberapa jenis pengubah, yaitu : Mekanis,
Elektris, Optis, dan Pneumatis (Rochim, 2001: 106)
1.5.3 Penunjuk
Penunjuk adalah bagian alat ukur melalui mana harga sebagai hasil suatu
pengukuran ditunjukkan atau dicatat (Rochim, 2001: 135). Secara umum, penunjuk ini
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
a. Penunjuk yang mempunyai skala
Skala yang dimaksud disini berarti susunan garis yang beraturan dengan
jarak beraturan antara dua garis yang berdekatan dibuat tetap dan mempunyai arti.
b. Penunjuk berangka
Pada alat ukur dengan penunjuk berangka kita bisa mengetahui hasil
pengukuran dengan cara melihat atau membaca deretan angka yang ada.
(mulai dari skala 0 hingga skala maksimum kemudian diulangi dari skala maksium
hingga skala 0) (Taufik Rochim, 2001: 152)
5. Kepasifan
Kepasifan adalah waktu respon yang menjadi pada sebuah alat ukur mulai
dari sensor sampai penujuk, kepasifan terjadi apabila sensor telah memberikan
sinyal, namun penunjuk belum menunjukkkan perubahan nilai harga pada harga
ukur. (Rochim, 2001: 153)
6. Pergeseran
Pergeseran adlah penyimpangan yang terjadi dari harga harga yang
ditunjukan pada skala atau yang tercatat pada kertas grafik padahal sensor tidak
melakukan perubahan apa-apa. (Munadi, 1980: 74)
7. Kestabilan Nol
Merupakan kemampuan alat ukur untuk kembali ke posisi nol ketika sensor
tidak lagi bekerja. (Munadi, 1980: 75)
8. Pengambangan
Terjadi apabila jarum penunjuk selalu beruba posisinya (bergetar) atau
angka terakhir/paling kanan penunjuk digital berubah-ubah. (Rochim, 2001: 154)
Maka :
1 inchi = 0, 025400 x 1000 meter
= 2540000 mm (faktor konversi)
BAB II
PENGUKURAN LINIER
Berfungsi untuk mengukur tebal dinding pipa dan tebal pelat yang
melengkung
berfungsi untuk mengukur lebar alur dan posisi alur terhadap tepi atau
alur lain.
1. Rahang sorong
Penumpu tetap benda kerja yang akan diukur. Rahang caliper ditempelkan
terlebih dahulu pada benda kerja yang akan diukur sebelum rahang geser
ditempelkan kemudian
2. Permukaan untuk mengukur bagian dalam (Internal jaws)
Terdiri dari rahang caliper dan rahang geser atas. Bagian ini digunakan
untuk mengukur bagian dalam suatu benda kerjaseperti celah pada benda atau
diameter dalam silinder
6. Baut pengunci
Digunakan untuk mengunci rahang geser untuk dilakukan pembacaan hasil
pengukuran
7. Skala pengukuran
b. Cara pembacaan
b. Tepatkan garis nol skala nonius dengan garis nol pada batang utama jangka
sorong
c. Lalu lihatlah celah antara rahang ukur, pastikan kedua rahang ukur rapat.
B.Cara Pembacaan
1. Anvil
Penumpu tetap benda kerja yang akan diukur. Anvil ditempelkan terlebih
dahulu mpada benda kerja yang akan diukur sebelum spindle ditempelkan
kemudian dengan memutar thimble.
2. Spindle
Adalah sebuah poros yang diputar melalui thimble sehingga dapat
bergerak maju mundur untuk menyesuaikan ukuran benda yang diuji.
3. Sleeve
Adalah poros berlubang yang berulir tempat spindle dan thimble bergerak
maju mundur
4. Thimble
Digunakan untuk menggerakkan spindle.
5. Ratchet stop
Digunakan untuk memutar spindle ketika ujungnya sudah mendekati
benda kerja yang akan diukur dan kemudian untuk memastikan spindle telah
menempel rapat pada benda kerja yang diukur.
6. Lock lever
Untuk mengunci spindle agar tidak bergeser saat dilepaskan dari benda
kerja yang diukur.
2. mikrometer digital
adalah suatu mikrometer yang pembacaanya besaran langsung ditunjukkan oleh
penunjuk digital
Blok ukur adalah alat ukur standart mempunyai dua permukaan yang sangt
halus rata dan sejajar dan dua muka ini dibuat denga jarak nominal tertentu (Rochim,
2001: 293)
a.sifat sifat blok ukur :
1.tahan aus karena kekerasan tinggi
2.tahan korosi serupa dengan stainless steel
3.Koefisien muai yang sama dengan baja komponen mesin (12x10-6 oC-1)
4.kestabilan dimensi yang baik
Blok ukur ini tersedia dalam suatu set yang terdiri dari bermacam macam ukuran
nominal jumlah blok dalam blok ukur bermacam macam dan menurut standart metrik
jumlah tersebut adalah 20,33,50,87,105,112
Poros dengan lubang yang berpasangan masing masing mempunyai ukuran yang
mengacu pada ukuran dasar yang sama mereka diimajinasikan menempel pada bagian
dibawahnya dengan demikian muncul istilah atas dan bawah .misalnya penyimpangan
bawah libang dengan notasi EI dan penyimpangan bawah poros dengan penyimpangan
ei sedangkan untuk penyimpangan suatu ukuran atau dimensi bisa ditunjukkan pada
gambar (Rochim, 2001: 13-14)
Bagi dimensi luar poros atau lubang harganya dinyatakn dengan angka yang
dituliskan diatas garis ukuan jika dilihat dengan sepintas maka A kurang memberikan
informasi dibanding dengan B dan C. Sedangkan untuk d meskipun tidak secara
langsung tetapi simbol dan huruf angka mengandung informasi yang sangat
bermanfaat yaitu sifat satuan bila komponen bertemu dengan pasangannya cara
pembuatan dan metode pengukuran
Perincian toleransi adalah sebagai berikut
1. ukuran maksimum dituliskan diatas ukuran minimum meski
memudahkan penyetelan mesin perkakas yang mempunyai alat kontrol terhadap
dimensi produk tetapi tidak praktis dpandang dari segi perancangan yaitu dalam
hal perhituungan toleransi dan penulisan gambar teknik
2. dengan menuliskan ukuran dasar beserta harga harga
penyimpangannya penyimpangan dituliskan di daerah atas penyimpangan bawah
dengan jumlah amgka desimal yang sama (kecuali untuk penyimpangan nol.)
Dalam menentukan toleransi ukuran untuk ukuran dasar ada 2 hal yang harus
ditetapkan :
1 Posisi daerah toleransi, terhadap garis nol ditetapkan sebagai suatu fungsi ukuran
dasar,penyimpangan ini dinyatakan dengan simbol satu huruf. Huruf kapital besr
digunakan untuk penyimpangan lubang sedangkan huruf biasa digunakan untuk
penyimpangan poros
2. Toleransi besarnya ditetapkan sebagai suatu fungsi ukuran dasar .simbol yang
dipakai untuk menyatakan besarnya toleransi adalah suatu angka yang sering disebut
dengan angka kualitas
Contoh: 45 g 7 artinya suatu poros dengan ukuran dasar 45 mm posisi daerah
toleransinyan (penyimpangan terhadap ukuran dasar mengikuti aturan kode huruf dan
besar toleransinya menuruti aturan kode angka 7).
Harga D merupakan rata rata geometrik dari diameter minimum Dmin dan D
max pada setiap tingkatam diameter yaitu: D=
Selanjutnya berdasarkan satuan toleransi i besarnya toleransi standart dapat dihitung
sesuai dengan kualitasnya mulai dari 5 sampai dengan 16 dengan tabel 2.2
a. Penyimpangan Fundamental
merupakan harga batas daerah toleransi yang paling dekat dengan garis
nol,seperti pada kualitas harga penyimpangan fundamental juga dihitung dengan
menggunakan rumus rumus dengan diameter nominal CD sebagai variabel utamanya
3. . Benda Kerja
4. Vernier Caliper
b. Micrometer Outside
1. Benda Kerja
2. Micrometer Outside
1 29,80 10,10
2 30,00 10,15
3 29,90 10,10
4 29,75 10,20
5 29,85 10,15
6 30,10 10,15
7 30,10 10,25
8 30,10 10,15
9 29,90 10,05
10 29,85 10,20
Sumber :Dokumentasipribadi
1 11,71
2 11,7
3 11,71
4 11,69
5 11,70
6 11,70
7 11,70
8 11,70
9 11,70
10 11,70
2.4.1.2Pengolahan Statistik
1 11,71
0,009 0.000081
2 11,7
-0,001 0.000001
3 11,71
0,009 0.000081
4 11,69
-0.011 0.0000121
5 11,70
-0.001 0.000001
6 11,70
-0.001 0.000001
7 11,70
-0.001 0.000001
8 11,70
-0.001 0.000001
9 11,70
-0.001 0.000001
10 11,70
-0.001 0.000001
117,01 0
0.001811
Sumber: Dokumentasi pribadi
Standar deviasi
= = 0.000472
Kesalahan relative ()
2.4.2 Pembahasan
2. PembahasanGeometri Linier
2 11,7 11,7 0
5 11,7 11,7 0
6 11,7 11,7 0
7 11,7 11,7 0
8 11,7 11,7 0
9 11,7 11,7 0
10 11,7 11,7 0
2.5.1 Kesimpulan
1. Pada pengukuran linier, dibagi menjadi dua pengukuran yaitu pengukuran linier
langsung dan pengukuran linier tidak langsung.
Pengukuran linear langsung
Pengukuran linear langsungadalah proses pengukuran dengan memakai
alat ukur di mana hasil pengukuran langsung terbaca pada alat ukur.
pengukuran linier tidak langsung
Bila dalam proses pengukuran tidak bias digunakan satu alat ukur saja dan
tidak bias dibaca langsung hasil pengukurannya maka pengukuran yang demikian
ini disebut dengan pengukuran tak langsung.
2. Data pengukuran linier
Kualitas lubang dan poros
Kualitas poros yang didapat dalah 30h, 30h10, 30h11 dan 30h12
kualitas lubang yang didapat 10H, 10H09, 10H11, 10H12. Jika semakin besar
angka di belakang huruf h dan H maka penyimpangan yang terjadi semakin
besar karena selisih antara diameter aktual dengan diameter teoritis semakin
besar.
Geometri linier
Hasil pengukuran aktual yang baik didapat yaitu 11.70 mm padat itik
ke-2 , ke- 5, ke-6, ke-7, ke-8, ke-9 dan ke-10 karena sama dengan data
teoritisnya dan hasil yang kurang baik didapat yaitu 11.71 dan 11,69 mm pada
titik ke-1, ke-3, ke-4 karena selisih 0.01 mm dari diameter teoritisnya.
3. Faktor-faktor kesalahan atau penyimpangan.
Kesalahan metodepengukuran yang dikarenakan posisi pengukur dan alat ukur
tidak tegak lurussehinggaterjadikesalahandalampembacaanalatukur.
Kesalahan pengukuran juga dapat terjadi karena faktor lingkungan dimana saat
dilakukan pengukuran kondisi meja tidak rata
2.5.2 Saran
1. Laboratorium
- Laboraturium Metrologi Industri diharapkan lebih menambah penerangan pada saat
praktikum agar dapat memudahkan dalam pembacaan alat ukur.
-Memperpanjang waktu guna ruang laboratorium agar mempermudah asistensi
sehingga ilmu yang didapat lebih banyak
-Memperbanyak dan memperlengkap alat-alat pengukuran
2. Asisten
- Asisten lebih memperjelas dan mendalami lebih banyak lagi materi apabila agar
ilmu yang disampaikan baik dan mampu diaplikasikan.