Anda di halaman 1dari 19

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya

kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul, SWAMEDIKASI

BATUK

Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu kami mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca, dan dosen demi

penyempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang dan untuk perkembangan dan

kemajuan akademik penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Palembang, 06 Juni 2017

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.........................................................................................................4

1.2 Tujuan Penulisan.....................................................................................................5

1.3 Rumusan masalah....................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SWAMEDIKASI....................................................6


2.2 BATUK..................................................................................................................9

2.3 PENGOBATAN BATUK.........................................12

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN......................................................................................................17

DAFTAR ISI

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk melakukan pekerjaan

kefarmasian dan menyalurkan perbekalan farmasi kepada masyarakat. Apotek mempunyai

dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan, apotek berkewajiban menyediakan obat-

obat tertentu, aman, merata, dan terjangkau oleh masyarakat,memberikan informasi tentang

penggunaan obat dan tepat kepada pasien sertamendukung pengobatan yang rasional demi

kesejahteraan pasien.

Disinilah peran Farmasi Apoteker untuk membimbing dan memilihkan obat yang

tepat. Pasien dapat meminta informasi kepada apoteker agar pemilihan obat lebih tepat.

Selain apoteker, tenaga farmasi lain seperti asisten apoteker mempunyai peran penting dalam

menyampaikan informasi obat kepada masyarakat. Informasi yang diberikan kepada pasien

sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu

pengobatan, makanan/ minuman/ aktifitas yang hendaknya dihindari selama terapi dan

informasi lain yang diperlukan (Anief, 1997).

Swamedikasi diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan.

Namun, tidak semua keluhan atau gejala dapat ditangani dengan swamedikasi. Adapun

gangguan ringan yang biasanya sembuh dengan sendirinya (tanpa obat) seperti batuk. Setiap

orang, tua atau muda, pernah menderita gangguan batuk. Berhubung batuk mengganggu baik

dirinya sendiri maupun lingkungannya, maka dapat dimengerti bahwa orang ingin secepatnya

menekan gejala batuk ini dengan minum suatu obat pereda batuk.

1.2 Tujuan Penulisan

4
- Untuk mengetahui pengertian swamedikasi

- Untuk memberikan gambaran tentang batuk

- Untuk mengetahui pengobatan batuk yang harus dilakukan, serta

- Untuk memberikan informasi yang dapat meningkatkan, memperluas dan

memantapkan keterampilan yang membentuk kemampuan mahasiswa untuk

memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan program pendidikan yang

ditetapkan.

1.3 Rumusan Masalah

- Apa Pengertian Swamedikasi ?


- Apa Itu Batuk ?
- Bagaimana Pengobatan Batuk Yang Harus Dilakukan ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SWAMEDIKASI

Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang

sederhana yang dibeli bebas di apotik atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter

(Rahardja, 2010).

Swamedikasi atau pengobatan sendiri adalah perilaku untuk mengatasi sakit ringan

sebelum mencari pertolongan ke petugas atau fasilitas kesehatan. Lebih dari 60% dari

anggota masyarakat melakukan swamedikasi, dan 80% di antaranya mengandalkan obat

modern (Anonim, 2010)

Resiko dari pengobatan sendiri adalah tidak mengenali keseriusan gangguan.

Keseriusan dapat dinilai salah satu atau mungkin tidak dikenali, sehingga pengobatan sendiri

bisa dilakukan terlalu lama. Gangguan bersangkutan dapat memperhebat keluhan, sehingga

dokter perlu menggunakan obat-obat yang lebih keras. Resiko yang lain adalah penggunaan

obat yang kurang tepat. Obat bisa digunakan secara salah, terlalu lama atau dalam takaran

yang terlalu besar. Guna mengatasi resiko tersebut,maka perlu mengenali kerugian-kerugian

tersebut (Tjay dan Raharja, 1993).

Disinilah peran Farmasi Apoteker untuk membimbing dan memilihkan obat yang

tepat. Pasien dapat meminta informasi kepada apoteker agar pemilihan obat lebih tepat.

Selain apoteker, tenaga farmasi lain seperti asisten apoteker mempunyai peran penting dalam

menyampaikan informasi obat kepada masyarakat. Seperti penyampaian informasi tentang

Penggunaan obat secara tepat, aman dan rasional.

6
Atas permintaan masyarakat Informasi yang diberikan harus benar, jelas dan mudah

dimengerti serta cara penyampaiannya disesuaikan dengan kebutuhan, selektif, etika,

bijaksana dan hati-hati. Informasi yang diberikan kepada pasien sekurang-kurangnya

meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, makanan/

minuman/ aktifitas yang hendaknya dihindari selama terapi dan informasi lain yang

diperlukan (Anief, 1997).

Swamedikasi adalah Pengobatan diri sendiri yaitu penggunaan obat-obatan atau

menenangkan diri bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang dirasakan atau nyata.

Pengobatan diri sendiri sering disebut dalam konteks orang mengobati diri sendiri, untuk

meringankan penderitaan mereka sendiri atau sakit. Dasar hukumnya permekes

No.919/MENKES/PER/X/1993, secara sederhana swamedikasi adalah upaya seseorang

dalam mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih

dahulu. Namun bukan berarti asal mengobati, justru pasien harus mencari informasi obat

yang sesuai dengan penyakitnya dan apoteker-lah yang bisa berperan di sini. Apoteker bisa

memberikan informasi obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh dilakukan untuk

kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut. Setidaknya ada lima komponen

informasi yang yang diperlukan untuk swamedikasi yang tepat menggunakan obat modern,

yaitu pengetahuan tentang kandungan aktif obat, indikasi, dosage, efek samping, dan kontra

indikasi (Anonim, 2010). Swamedikasi biasanya digunakan untuk mengatasi keluhan-keluhan

penyakit ringan yang banyak dialami masayarakat, seperti demam, nyeri, pusing, batuk,

influenza, sakit maag, diare, penyakit kulit dan lain-lain. Swamedikasi diambil masyarakat

untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan.

7
Pada pelaksanaanya, swamedikasi menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan

karena ada ancaman penyakit yang lebih serius yang tidak disadari oleh masyarakat dan juga

keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunannya (Sriana, 2004). Obat

bebas dan obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperjualbelikan secara bebas tanpa

resep dokter untuk mengobati jenis penyakit yang pengobatannya dapat diterapkan sendiri

oleh masyarakat. Pengertian obat itu sendiri adalah suatu zat yang digunakan untuk diagnosis,

pengobatan melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit pada manusia atau hewan

(Anief, 1997)

8
2.2 BATUK

Batuk adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan benda asing atau dahak dari

saluran nafas bagian atas dan paru paru. Batuk juga bisa timbul sebagai reaksi atas iritasi

pada saluran nafas. Batuk hanya gejala dari suatu penyakit dan biasanya gejala batuk tidak

berdiri sendiri, ada gejala lain yang menyertainya.

Selaput lendir dari saluran pernafasan bagian atas seperti hidung, tengggorokan,

cabang dan ranting ranting tenggorokan dilapisi oleh apa yang namanya bulu getar. Dengan

gerkan berombak pelan pelan yang terus menerus, bulu getar ini menyapu lendir, yang

merupakan larutan encer yang tidak berwarna, ke jurusan tnggorokan yang kemudian

dikeluarkan dengan meludah atau ditelan (kira kira 100 ml seharinya). Bilamana bulu getra

ini tidak berfungsi dengan baik, maka timbullah refleks batuk atau bersin yang melepaskan

dan mengeluarkan zat zat yang masuk ke dalam saluran pernafasan

Lendir ini berfungsi membersihkan jaringan paru paru yang halus dan

melindunginya terhadap masuknya mikroorganisme mkroorganisme dan debu. Selain itu

lendir juga menghindari mengeringnya selaput lendir dan mengerasnya bulu getar.

Refleks batuk adalah keinginan spontan untuk batuk yang ditimbulkan oleh

rangsangan dari selaput lendir pernapasan yang terletak di hypofarynx, pangkal tenggorok

(larynx) dan di sekitar percabangan saluran-saluran pernapasan sentral. Di sekitar selaput

lendir ini terdapat ujung-ujung saraf sebagai unsur-unsur penerima (receptors) yang peka

terhadap zat-zat perangsang. Melalui jaringan saraf, rangsangan ini diteruskan ke pusat batuk

yang terletak di sumsum lanjutan. Seluruh rangsangan yang masuk dikoordinasikan disini,

kemudian dikirimkan sinyal-sinyal melalui saraf-saraf ke otot-otot iga dan perut untuk

9
menimbulkan reflex batu. Pusat batuk dihubungkan dengan pusat-pusat lain di sumsum

lanjutan, yaitu pusat nafas, pusat muntah dan pusat lendir.

10
Gejala gejala Batuk

Pengeluaran udara dari saluran pernapasan secara kuat, mungkin disertai dengan

pengeluaran dahak .

Tenggorokan sakit dan gatal

Penyebab batuk dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

a. Infeksi

Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan. Misal flu, bronchitis,

dan penyakit yang cukup serius meskipun agak jarang yaitu pneumonia, TBC dan kanker

paru-paru.

b. Alergi

- Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran pernapasan

Misal : debu, asap, cairan dan makanan

- Mengalirnya cairan hidung ke arah tenggorokan dan masuk ke saluran pernapasan.

Misal ; rhinitis alergika, batuk pilek.

- Penyempitan saluran pernapasan

Jenis Batuk :

a. Batuk produktif (Batuk Berdahak)

Merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi mengeluarkan zat-zat asing

(kuman, debu dan sebagainya) dan dahak dari batang tenggorokan. Maka pada dasarnya jenis

batuk ini tidak boleh ditelan.

11
b. Batuk non-produktif (Batuk Kering)

Bersifat kering tanpa adanya dahak atau juga karena pengeluarannya memang tidak

mungkin seperti pada tumor. Batuk jenis ini tidak ada manfaatnya, maka haruslah dihentikan.

Berdasarkan lamanya batuk

Batuk akut (kurang 3 minggu) paling sering karena infeksi saluran napas atas (khususnya

common cold, sinusitis bacterial akut, dan pertusis), tetapi kelainan yang lebih, serius seperti

pneumonia, emboli paru, dan congestive heart failure.

Batuk kronik (lebih dari tiga minggu) pada perokok meningkatkan kemungkinan PPOK

atau kanker bronkogenik. Pada bukan perokok dengan foto toraks normal dan tidak

menggunakan ACE inhibitor, penyebab batuk paling sering adalah postnasal drip, asma, dan

gastroesophageal reflux.

12
2.3 PENGOBATAN BATUK

Pada tahun 1998, WHO mensyaratkan obat yang digunakan dalam

swamedikasi harus didukung dengan informasi tentang bagaimana cara penggunaan

obat; efek terapi yang diharapkan dari pengobatan dan kemungkinan efek samping

yang tidak diharapkan; bagimana efek obat tersebut dimonitoring; interaksi yang

mungkin terjadi; perhatian dan peringatan mengenai obat; lama penggunaan; dan

kapan harus menemui dokter.

Berdasarkan dua kriteria diatas, kelompok obat yang baik digunakan untuk

swamedikasi adalah obat-obat yang termasuk dalam obat Over the Counter (OTC)

dan Obat Wajib Apotek (OWA). Obat OTC terdiri dari obat-obat yang dapat

digunakan tanpa resep dokter, meliputi obat bebas, dan obat bebas terbatas.Berikut beberapa

pengobatan yang dapat dilakukan untuk penyakit batuk:

1. Batuk produktif

a. Ekspektoransia

Berfungsi memperbanyak produksi dahak dan dengan demikian mengurangi kekentalannya,

sehingga mempermudah pengeluarannya. Obat ini banyak mengandung ekspektoran.

Biasanya Amonium klorida,Natrium sitrat, Guaiakol dan senyawa-senyawanya guaifenesin

dan K-sulfuguaikolat,ekstra kayu manis atau minyak-minyak terbang (minyak

permen,adas,mentol,dll).

b. Zat-zat pelumas

Obat-obat ini memperlunak rangsangan batuk, memperlicin agar kering dan melunakkan

selaput lender yang teriritasi. Untuk tujuan ini banyak digunakan sirup (thimi dan altheae).

13
Obat batuk hitam (OBH) mengandung ammonium klorida, ammonia, anis, dan kayu manis.

Karena tidak mengandung gula, obat batuk ini dapat diminum oleh penderita penyakit

kencing manis (diabetes). Bagi bayi, anak-anak kecil dan ibu-ibu yang hamil atau menyusui,

terutama sirop tym dan altheae sangat cocok karena tidak mempunyai efek samping, enak

rasanya dan sangat aman. Juga obat batuk putih yang mengandung minyak anis banyak

digunakan bagi anak-anak kecil.

2. Batuk nonproduktif

a. Zat-zat pereda

- Noskapin adalah suatu alkaloida dari candu, dengan daya meredakan geletika batuk yang

walaupun lebih lemah daripada kodein, tetapi tanpa sifat-sifat buruknya (ketagihan, sesak

napas, dan sembelit). Sebagai efek samping jarang-jarang terjadi nyeri kepala, rasa kantuk

dan reaksi kulit. Sebaiknya, wanita yang (akan) hamil jangan menggunakan obat ini.

Dosisnya : dewasa 3-4 kali sehari 30-50 mg, maksimal 250 mg sehari.

- Dekstrometorfan adalah turunan buatan dari kodein dengan efek menekan batuk yang

hamper sama kuatnya, tetapi juga tanpa sifat-sifat buruknya. Efek sampingnya hanya berupa

rasa kantuk ringan dan perasaan mual. Dosisnya : 3-4 kali sehari 15 mg.

b. Antihistaminika

Selain itu juga sering skali digunakan suatu antihistaminika dengan efek meredakan pula

terhadap rangsangan batuk. Sangat terkenal adalah difenhidramin (Benadryl sirup) dan

prometazin (phenergan sirup). Sirop dengan prometazin sebaiknya jangan diberikan pada

anak-anak dengan usia di bawah 1 tahun.

c. Tablet hisap

14
Pada keadaan darurat gula-gula (drop, permen), atau tablet hisap (yang digunakan padanyeri

tenggorok) juga dapat meringankan batuk, karena pada hakekatnya gerakan menelan sudah

memberikan efek menekan rangsangan batuk.

Terapi Nonfarmakologi (Batuk Kering)

Minum banyak air, terutama air hangat untuk menjaga kelembaban saluran pernapasan.

Kumur dengan air putih selama 1 menit, 3 kali sehari, untuk meredakan gejala.

Jauhi lingkungan/tempat yang terlalu dingin.

Berhenti merokok atau menghindari asap rokok dan asap kendaraan yang dapat

menyebabkan iritasi tenggorokan.

Terapi Nonfarmakologi (Batuk Berdahak)

Minum air putih sekurang-kurangnya 8 10 gelas setiap hari. Asupan cairan sangat

penting untuk menjaga agar lendir/dahak tetap encer.

Anjurkan untuk menghindari paparan alergen yang terkandung di udara untuk pasien yang

mengalami alergi

Jaga agar udara dalam ruangan tetap bersih

Hindari asap rokok atau debu

Hindari udara yang terlalu dingin dan terlalu kering.

Hindari konsumsi alkohol atau kafein karena dapat menyebabkan tubuh kehilangan cairan.

Cukup istirahat / tidur.

15
CONTOH KASUS

1. Seorang anak bernama Zalfa, 5 thn, sekarang ini sedang batuk berdahak dan dahak yang

dikeluarkan kental. Bagaimana supaya dahaknya bisa keluar?, soalnya dia belum bisa

mengeluarkan sendiri dahaknya itu.

Jawab:

Bisolvon kids sirup

Komposisi: Tiap 5 ml sirup mengandung: Bromhexine hydrochloride 4 mg.

Cara Kerja Obat: Memberi efek sekretolitik dan skretomotor pada saluran

bronkus,yang dapat mempermudah pengeluaran dahak dan batuk.

Efek Samping: bisolvon dapat ditoleransi dengan baik.pernah dilaporkan efek samping

gangguan pencernaan, efek gastro-internal dan juga reaksi alergi.

Interaksi Obat: Penggunaan bersamaan antibiotik(amoksisilin, seforoksim,doksisiklin)

akan meningkatkan konsentrasi antibiotic di jaringan paru.

Penyimpanan: Simpan pada suhu kamar (25 - 30 derajat Celsius).

Aturan Pakai: Anak 2 - 5 tahun: 2 x 5 ml per hari . Anak-anak 5 - 10 tahun: 3 x 10 ml

perhari. Dewasa dan anak > 10 tahun : 3 x10 ml perhari. Atau menurut petunjuk dokter.

2. Seorang mahasiswa (23 tahun) datang ke apotek mengeluh batuk kering dan tenggorokannya

gatal. Batuk ini sangat menganggu tidurnya. Obat apakah yang akan diberikan?

Jawab :

Sanadrryl DMP

Komposisi

16
Dekstrometorphan HBr 10 mg, difenhidramin HCl 12,5 mg, amonium klorida 100 mg,

Na.sitrat 50 mg, mentol 1 mg/5 ml.

Indikasi

Meringankan gejala batuk tidak berdahak atau batuk karena alergi.

Dosis

Dewasa: 3-4 x sehari 2 sendok takar (10 ml)

Anak 6-12 tahun : 3-4 x sehari 1 sendok takar (5 ml)

Seorang mahasiswa bernama tika berusia 24 tahun datang ke apotik dengan mengeluh

mengalami batuk berdahak dan pilek. Dia merasa terganggu dengan batuk pileknya

tersebut.

Jawab :

pada kasus di atas batuk pileknya dapat di atasi dengan pemberian :

a. Alerved (per tablet berisi pseudoefedrin HCL 60 mg dan triptolidin HCL 2,5 mg)

Indikasi : meringankan gejala flu, meringankan gejala gangguan saluran atas.

(Rhinitis alergi dan vasomotor)

Dosis : pseudoefedrin HCL 60mg dan triprolidin HCL 2,5mg di minum 3 x sehari 1

tablet sebelum makan.

ES : sedasi, ruam kulit, kering di hidung, mulut dan tenggorokan, ngantuk.

IO : Antihipertensi, simpatomimetik lain seperti dekongestan, penekan nafsu makan,

psikostimulan seperti ampetamin, MAOI.

b. GG (glyceryl guaiacolate)

Indikasi : Ekspektoran

Dosis : 200-400 mg tiap 4 jam (maks. 2,4 gr/hri)

Di minum setelah makan.

ES : Mual-Muntah, sakit perut, sakit kepala, mengantuk.

17
IO : obat obatan golongan MAOI

Selama penggunaan kedua obat ini jangan mengendarai kendaraan dan menjalankan

mesin.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Swamedikasi adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit

tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Namun bukan berarti asal

mengobati, justru pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan

penyakitnya dan apoteker-lah yang bisa berperan di sini. Apoteker bisa memberikan

informasi obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh dilakukan untuk

kondisi penyakit yang ringan, umum dan tidak akut.

2. Batuk adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan benda asing atau dahak dari

saluran nafas bagian atas dan paru paru. Batuk hanya gejala dari suatu penyakit dan

biasanya gejala batuk tidak berdiri sendiri, ada gejala lain yang menyertainya. Batuk

terdiri dari 2 jenis yaitu batuk produktif (berdahak) dan batuk non-produktif (kering).

Sedangkan itu, berdasarkan lama batuknya batuk terdiri dari Batuk akut (kurang 3

minggu) dan Batuk kronik (lebih dari tiga minggu) .

3. Obat yang digunakan dalam swamedikasi harus didukung dengan informasi tentang

bagaimana cara penggunaan obat; efek terapi yang diharapkan dari pengobatan dan

18
kemungkinan efek samping yang tidak diharapkan; bagimana efek obat tersebut

dimonitoring; interaksi yang mungkin terjadi; perhatian dan peringatan mengenai

obat; lama penggunaan; dan kapan harus menemui dokter.

DAFTAR ISI

https://www.scribd.com/document_downloads/direct/309225009?
extension=pdf&ft=1496588562&lt=1496592172&user_id=102022912&uahk=oTwuF
LVtrrR9ajWxBuP9ZXy3fxY (Diakses pada tanggal 05 juni 2017 )

http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=download&sub=DownloadFile&act=view&typ=html&id=73548&ftyp=potongan
&potongan=S1-2014-301011-chapter1.pdf (Diakses pada tanggal 05 juni 2017 )

https://www.scribd.com/document_downloads/direct/192335690?
extension=pdf&ft=1496588134&lt=1496591744&user_id=102022912&uahk=FdVYr-
DStasdKdNoqc7SW69-dNU (Diakses pada tanggal 05 juni 2017 )

http://eprints.ung.ac.id/1708/9/2012-2-48401-821309053-bab2-05022013092034.pdf
(Diakses pada tanggal 05 juni 2017 )

19

Anda mungkin juga menyukai