VII.1. Kesimpulan
variabel yang dianalisis meliputi total moisture, volatile matter, ash content, fixed
1. Hasil analisis variogram dan cross variogram pada variabel memberikan hasil
yang berbeda-beda antar variabel. Namun demikian, pada variabel yang sama
pada seam 40, seam 31, dan seam 24 memberikan pola/ tren yang sama.
daripada tipe gaussian, terutama pada seam 24 dan seam 31 yang menunjukkan
bahwa seam tersebut memiliki kontinuitas data yang bersifat normal. Dalam
negatif dan ada juga variabel yang tidak saling berkorelasi secara spasial.
Variabel yang secara spasial memiliki korelasi yang kuat dan saling berbanding
2. Estimasi geostatistik berupa ordinary kriging dapat dilakukan pada ketiga seam
volatile matter, ash content, fixed carbon, total sulphur, dan calorific value.
154
155
gradasi warna. Estimasi dengan ordinary cokriging tidak dapat dilakukan pada
menjadi skala nugget, skala lokal dan skala regional. Hasil analisis dapat
daerah penelitian. Pengaruh ini bisa dilihat baik secara lokal maupun regional.
Variabel yang saling berkorelasi kuat secara geostatistik meliputi TM-TS pada
seam 31, VM-FC pada seam 40, VM-TS pada seam 24, VM-CV pada seam 31,
Hubungan ini dapat dilihat dari perubahan nilai variabel kualitas batubara
secara vertikal dari seam yang tertua (seam 40) yang terendapkan pada lower
delta plain ke seam termuda (seam 24) ynag terendapkan pada transititonal
delta plain. Secara umum, lingkungan pengendapan pada daerah penelitian dari
tua ke muda berubah dari lower delta plain menuju transitional delta plain.
Hal ini juga ditunjukkan pada perubahan nilai variabel total sulphur yang
cenderung mengalami penurunan dari seam tertua menuju seam muda. Selain
itu, nilai ash content juga cenderung mengalami penurunan dari seam tua ke
156
seam muda. Kesimpulan ini juga didasarkan pada penelitian Horne (1978)
kualitas batubara.
berupa sesar naik sinistral dan sinklin menunjam, dimana pengaruh struktur ini
dapat dikenali dari persebaran nilai total moisture, fixed carbon, dan calorific
pembatubaraan di setiap tempat tidak sama. Secara umum, gaya di bagian utara
merupakan gaya yang paling besar kemudian menurun di bagian tengah dan
meninggi kembali di bagian selatan. Hal ini tercermin dari nilai TM dari Utara
terjadi pada nilai FC dan CV dari Utara ke Selatan yang memiliki pola tinggi-
rendah-tinggi.
VII.2. Saran
1. Apabila terdapat data sekunder dan secara spasial data primer dan data
sekunder tersebut saling berkorelasi, maka teknik estimasi geostatistik lebih lanjut