Anda di halaman 1dari 6

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENGUMPULAN DATA DENGAN


ANGET DAN DOKUMEN

Oleh :
Gayuh Tri Handoko 14501241051
Musni 14501241049
Dhani Arif Abadi 14501241054

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
A. Teknik Pengumpulan Data dengan Angket
Angket adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang diberikan kepada
subjek penelitian untuk di jawab sesuai dengan keadaan subjek yang
sebenarnya. Yang dapat dijaring dengan menggunakan kuesioner adalah hal-
hal mengenai diri responden, dengan asumsi bahwa respondenlah yang paling
mengetahui tentang dirinya dan pengalamannya sendiri, bahwa apa yang
dinyatakan oleh responden kepada peneliti adalah benar, bahwa penafsiran
subjek terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama
dengan yang dimaksudkan oleh peneliti.

1. Cara penggunaan angket/kuesioner sebagai teknik pengumpulan


data
Secara garis besar ada dua cara pengguanaan kuesioner sebagai teknik
pengumpulan data yaitu :
a. Disebarkan yang kemudian diisi oleh responden
Penyebaran kuesioner dapat dilakukan dengan cara dikirim lewat
pos atau diantar sendiri oleh peneliti.
b. Digunakan pedoman wawancara dengan responden
Wawancara yang pelaksanaannya berpedoman pada kuesioner
dapat berupa wawancara tatap muka dengan responden atau
wawancara melalui telepon.

2. Jenis jenis angket/kuesioner


a. Angket terbuka dan tertutup
Angket terbuka atau open ended questionnaire memberi
kesempatan kepada responden untuk memberi jawaban secara bebas
dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Misalnya :
Bagaimana pendapat anda kalau :
1) Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dihapus?

2) Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dijadikan mata pelajaran
pilihan?

Untuk menjawab pertanyaan ini responden bebas menggunakan
kalimatnya sendiri.

Angket tertutup atau closed questionare,


Angket tertutup adalah angket yang jawabanya telah disediakan,
responden tinggal memilih jawaban yang sesuai. Misalnya:
Bagaimana pendapat anda kalau :
1). Pelajaran bahasa Inggris diberikan di SD?
A. sangat setuju B. setuju C. kurang setuju D. tidak
setuju
2). Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dihapus?
A. sangat setuju B. setuju C. kurang setuju D. tidak
setuju
3). Pelajaran bahasa Inggris di SLTP dijadikan mata pelajaran
pilihan?
A. sangat setuju B. setuju C. kurang setuju D. tidak
setuju
Untuk menjawab pertanyaan ini responden tinggal memilih jawaban
mana yang dianggap sesuai atau benar.

Angket semi terbuka


Merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataanya
memberikan kebebasan pada respondenya untuk memberikan jawaban
dan pendapat menurut pilihan-pilihan jawaban yang telah disediakan.

b. Angket langsung dan tidak langsung


Angket langsung kalau responden ditanya mengenai dirinya,
pengalamanya, keyakinanya atau diminta untuk menceritakan tentang
dirinya sendiri. Misalnya :
1). Apakah Anda suka belajar Matematika?
2). Apakah Anda pernah mengikuti PKG?
3). Metode apa yang Anda gunakan untuk mengajar membaca?

Angket tak langsung jika responden diminta untuk


memberikan jawaban tentang orang lain. Misalnya angket yang
diberikan kepada kepala sekolah yang menanyakan tentang keadaan
guru disekolah yang dipimpinnya.
Menurut pendapat Anda apakah :
1) Guru matematika di sekolah ini disukai siswanya?
2) Guru matematika di sekolah ini dapat mengajar dengan
baik?

3. Bentuk Angket
Dilihat dari bentuknya, maka angket terbagi atas :
a. Pilihan ganda
b. Bentuk isian
c. Bentuk check list
d. Bentuk skala.
Bentuk-bentuk aangket tersebut pada dasarnya sama dengan
bentuk tes. Mungkin yang perlu diberi contoh adalah bentuk skala.
Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai
metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket
memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpul
data. Memang kuesioner baik, asal cara dan pengadaannya mengikuti
persyaratan yang telah digariskan dalam penelitian.

4. Prosedur penyusunan angket


Prosedur penyusunan angket :
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik
dan tunggal.
4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk
menentukan teknik analisisnya.

5. Prinsip penyusunan angket


Beberapa prinsip penulisan angket menurut Sugiyono yaitu sebagai
berikut:
Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi pertanyaan
tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan. Kalau berbentuk
pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap
pertanyaan harus ada skala pengukuran dan jumlah itemnya
mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan
angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat
berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan
tidak terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat positif
dan negative.
Pertanyaan tidak mendua
Tidak menanyakan yang sudah lupa
Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak
menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak terlalu
panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam mengisi.
Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang
umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah menuju hal
yang sulit.
6. Kelebihan dan kelemahan teknik kuesioner
Kelebihan teknik kuesioner:
a. Kuesioner baik untuk sumber data yang banyak dan tersebar.
b. Responden tidak merasa terganggu, karena dapat mengisi kuesioner
dengan memilih waktunya sendiri yang paling luang.
c. Kuesioner secara relatip lebih efisien untuk sumber data yang banyak.
d. Karena kuesioner biasanya tidak mencantumkan identitas responden,
maka hasilnya dapat lebih objektif.

Kekurangan teknik kuesioner:


a. Kuesioner tidak menggaransi responden untuk menjawab pertanyaan
dengan sepenuh hati.
b. Kuesioner cenderung tidak fleksibel, artinya pertanyaan yang harus
dijawab terbatas yang dicantumkan di kuesioner saja, tidak dapat
dikembangkan lagi sesuai dengan situasinya.
c. Pengumpulan sampel tidak dapat dilakukan secara bersama-sama
dengan daftar pertanyaan, lain halnya dengan obeservasi yang dapat
sekaligus mengumpulkan sampel
d. Kuesioner yang lengkap sulit untuk dibuat.

B. Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen


Kata dokumen berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berati
mengajar. Pengertian dari kata dokumen menurut Louis Gottschalk (1986:
38) seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian, yaitu pertama,
berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan daripada
kesaksian lisan, artefak, peninggalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-
petilasan arkeologis. Pengertian kedua, diperuntukan bagi surat-surat
resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian, undang-undang,
hibah, konsesi, dan lainnya. Lebih lanjut, Gottschalk menyatakan bahwa
dokumen (dokumentasi) dalam pengertianya yang lebih luas berupa setiap
proses pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apapun, baik itu
yang berupa tulisan, lisan, gambaran, atau arkeologis.
G.J. Renier, sejarawan terkemuka dari University college Lodon,
(1997; 104 ) menjelaskan istilah dokumen dalam tiga pengertian :
1. Dalam arti luas, yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber
tertulis maupun lisan.
2. Dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja.
3. Dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan
surat-surat Negara, seperti surat perjanjian, undang-undang konsesi,
hibah dan sebagainya.
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
dokumen merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi
penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-
karya monumental, yang semua itu menberikan informasi bagi proses
penelitian.
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber
manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Akan
tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, diantaranya
dokumen, foto dan bahan statistik. Studi dokumen yang dilakukan oleh
para peneliti kualitatif, posisinya dapat dipandang sebagai narasumber
yang dapat menjawab pertanyaan:
1. Apa tujuan dokumen itu ditulis?
2. Apa latar belakangnya?
3. Apa yang dapat dikatakan dokumen itu kepada peneliti?
4. Dalam keadaan apa dokumen itu ditulis?
5. Untuk siapa?
Menurut Sugiyono (2008: 83) studi dokumen merupakan pelengkap
dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin
tinggi jika melibatkan / menggunakan studi dokumen ini dalam metode
penelitian kualitatifnya hal senada diungkapkan Bogdan (seperti dikutip
Sugiyono) in most tradition of qualitative research, the phrase personal
document is used broadly lo refer to any first person narrative produce by
an individual which describes his or her own actions, experience, and
beliefs.
Ada beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam
penelitian kualitatif, seperti yang dikemukakan Nasution (2003: 85) :
1. Bahan dokumenter itu telah ada, telah tersedia, dan siap pakai.
2. Penggunaan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu
untuk mempelajarinya.
3. Banyak yang dapat ditimba pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis
dengan cermat, yang berguna bagi penelitian yang dijalankan.
4. Dapat memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok
penelitian.
5. Dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data.
6. Merupakan bahan utama dalam penelitian historis.

Anda mungkin juga menyukai