Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM

( BUDIDAYA AYAM BROILER DAN RAS PETELUR )

MATA KULIAH BUDIDAYA PETERNAKAN

KELOMPOK 3 (tiga)
1) NANDA RAMADHANI 1405102010003
2) DANI ANSARI 1405102010005
3) MIRA MUSDALIYANI 1405102010010
4) FETTY PRATIWI HARAHAP 1405102010011
5) NADIATUL ASSYIFA 1405102010012
6) ALFIN SIDDIQ 1505102010049
7) WIDYA RIZKI R. 1505102010052
8) YULIA SYAFITRI 1505102010053
9) ALGA FIRNANDA 1505102010061
10) IKHWAN MUSLIM 1505102010063
11) M. DHIYA FARHAN 1505102010065
12) HANDITA FAJRILLA RAWY 1505102010068
13) AULIA PERSADA 1505102010075
14) AISYAH AMIRA GINTING 1505102010078
15) SITTI MAGHFIRAH BEU 1505102010081
16) DESI ANDRIANI 1505102010085
17) ALFATIN SAMAY 1505102010095
18) T. MOHD ZULFIKAR 1605102010092

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH, 2017
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
PERKANDANGAN

Kandang ibarat rumah bagi kehidupan manusia. Apabila


rumah tidak nyaman, aman, sehat mana mungkin kita betah tinggal di
dalamnya. Begitu juga dengan unggas kita, tidak akan menampilkan
produksi terbaiknya kalau kandang yang ditempati kurang memenuhi
persyaratan kandang. Salah satu alternatif untuk menunjang keberhasilan
usaha yang baik adalah dengan penyediaan kandang yang layak.

Kandang adalah tempat tinggal ayam dalam melakukan semua


aktivitasnya. Mulai dengan makan, minum dan tentu saja tumbuh maupun
menghasilkan telur. Perlu sekiranya diperhatikan kenyamanan kandang
sehingga mampu mendukung tercapainya performan ayam yang optimal.

Untuk beternak ayam, perlu diperhatikan bangunan yang akan


didirikan yaitu berupa kandang bagi ayam. Kandang bagi ayam banyak
macamnya baik dari jenis bahannya, konstruksi, letak kandang, tujuan
pengusahaan dan lain sebagainya. Melihat beberapa perkembangan akan
ayam yang semakin banyak dalam pengembanganya. Maka harus
diperhatikan mengenai model dan konstruksi kandang yang akan dibuat
guna kenyamanan dan produksi ayam pedaging atau ras petelur.

Kandang merupakan unsur penting dalam usaha peternakan ayam.


Kandang dipergunakan mulai dari awal hingga masa berproduksi. Pada
prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang sederhana, biaya
pembuatan murah, dan memenuhi persyaratan teknis (Martono, 1996).
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang adalah: bentuk
kandang dan kondisi tempat yang tersedia, keadaan tanah yang akan
dipergunakan, biaya yang tersedia dan bahannya. Sedangkan fungsi
kandang antara lain: untuk berlindung dari panas dan hujan, dan untuk
mempermudah tata laksana dan untuk melindungi bahaya atau gangguan
dari luar (predator).

Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam bisinis


peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga ternak tidak
berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta perawatan ternak.
Terdapat banyak sekali kandang, baik berdasarkan tipe maupun bahan
yang digunakan untuk membuat kandang tersebut, sedangkan
penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan, secara langsung kandang
mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil peternakan. Kandang yang
fungsional akan memnambah pendapatan bagi peternak.
Kandang termasuk peralatannya merupakan salah satu sarana
fundamental yang secara langsung terut serta menentukan suskses
tidaknya suatu usaha peternakan. Oleh karena itu kondisi kandang harus
diperhatikan dengan baik yang memacu pada prinsip ideal yang
senantiasa memberi perhatian pada temperatur lingkungan, kelembaban
udara dan sirkulasi atau pertukaran udara (Pattilesano dan Sangle, 2011).

Bentuk kandang memiliki banyak model dengan biaya pembuatan


yang juga bervariasi, tergantung jenis kandangnya. Konstruksi kandang
harus disesuaikan dengan keadaan lokasi dan modal yang dimiliki.

Prinsip dalam pembuatan kandang adalah kuat/kokoh, murah dan


mampu memberikan kenyamanan pada ayam. Kekuatan kandang harus
diperhitungkan dalam pembuatan kandang karena berkenaan dengan
keselamatan ayam dan pekerja kandang. Kandang harus bisa kuat (kokoh)
terhadap terpaan angin, dan mampu menahan beban ayam. Untuk itu
perlu diperhatikan konstruksinya agar kokoh dan tidak mudah ambruk.
Disamping kuat, pembangunan kadang diusahakan murah, namun bukan
berarti murahan. Artinya pembangunan kandang hendaknya
menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di daerah setempat
tanpa mengurangi kekuatan kandang karena setelah kandang terbangun
dan digunakan, diperlukan perawatan secara berkala agar kandang tetap
awet. Jika menggunakan bahan yang murah dan mudah di dapat, maka
akan memperingan biaya perawatan kandang.

Faktor terpenting dalam memilih atau membuat kandang adalah


memperhatikan segi kenyamanan ayam. Kandang yang nyaman akan
mendukung pertumbuhan ayam.

AYAM BROILER

Ayam broiler merupakan ayam hasil rekayasa genetika yang


memiliki karakteristik ekonomis, pertumbuhan yang cepat sebagai
penghasil daging, konversi pakan rendah serta dapat dipanen cepat
(Murtidjo, 1987).

Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina berwarna putih yang
umumnya dipanen pada umur 5 sampai 6 minggu dengan tujuan sebagai
penghasil daging (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Ayam broiler telah
dikenal masyarakat dengan berbagai kelebihannya, antara lain
pertumbuhannya yang cepat hanya 5 sampai 6 minggu sudah siap
dipanen (Rasyaf, 2008). Menurut North (1984), menyatakan bahwa
pertambahan bobot badan yang ideal pada ayam broiler adalah 400 gram
per minggu untuk jantan dan untuk betina 300 gram per minggu. Untuk
mendapatkan bobot badan yang sesuai dengan yang dikehendaki pada
waktu yang tepat, maka perlu diperhatikan pakan yang tepat. Kandungan
energi pakan yang tepat dengan kebutuhan ayam dapat mempengaruhi
konsumsi pakannya (Anggorodi, 1985).

Ayam broiler memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan ayam


broiler adalah pertambahan bobot badan sangat cepat, dagingnya empuk,
ukuran badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi, efisiensi
terhadap pakan relatif tinggi, hampir sebagian besar dari pakan mampu
diubah menjadi daging sedangkan kelemahannya adalah membutuhkan
pemeliharaan yang intensif dan cermat serta relatif lebih peka terhadap
infeksi penyakit (Murtidjo, 1987).

Manajemen perkandangan merupakan salah satu factor penting


penentu keberhasilan dalam usaha pemeliharaan ayam broiler. Hal ini
dikarenakan kandang adalah tempat tinggal ayam dalam melakukan
semua aktivitas selama hidupnya (makan, minum dan tumbuh). Kandang
berperan penting dalam memberikan kenyamanan pada ayam broiler
yang dipelihara agar dapat tumbuh dengan baik dan mampu berproduksi
secara optimal. Pada prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang
dapat memberikan kenyamanan bagi ayam broiler, mudah dalam tata
laksana, dapat memberikan produksi yang optimal serta memenuhi
persyaratan kesehatan.

Kandang merupakan investasi (modal tetap) yang cukup besar


nilainya dalam usaha pemeliharaan ayam broiler. Maka sebisa mungkin
sejak awal, kesalahan-kesalahan dalam pembangunan kandang
dihindarkan agar tidak terjadi masalah seperti pengeluaran biaya
perbaikan kandang yang seharusnya dapat diantisipasi dari awal.

Banyak faktor yang harus dipertimbangkan saat akan membangun


kandang ayam broiler termasuk perlengkapannya. Perhitungan ekonomi
selalu lebih dulu menjadi bahan pertimbangan, misalnya bahan-bahan
yang tersedia, biaya perawatan setelah dibangun, dan umur bangunan
juga menjadi pertimbangan yang penting. Selain factor ekonomi,
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan kandang
adalah pemilihan tempat atau lokasi untuk mendirikan kandang,
ketersedian air dan udara segar serta konstruksi atau bentuk kandang itu
sendiri.

MODEL-MODEL KANDANG AYAM BROILER

1. Kandang Battery
kandang ini menggunakan sistem alas berlubang atau kawat.
Kandang Battery adalah sangkar segi empat yang disusun secara
berderet memanjang dan bertingkat dua atau lebih. Kandang battery
berbentuk kotak yang bersambung satu dengan yang lain terbuat dari
kayu, bambu atau kawat. Masing-masing kotak berukuran lebar 30 sampai
35 cm, panjang 45 cm dan tinggi 60 cm. Lantai kandang baterai letaknya
agak miring ke salah satu sisi sekitar 6-7 cm. Ada beberapa bentuk
kandang baterey antara lain; Single deck (kandang batere 1 tingkat),
Double deck ( kandang batere 2 tingkat), Triple deck (kandang batere 3
tingkat), Four deck dan Five deck hampir sama dengan Triple deck tetapi
menggunakan 4 dan 5 tingkat. Sistem kandang baterai bertujuan agar
ayam tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dengan demikian energi
dimanfaatkan untuk metabolisme tubuh, khususnya untuk ayam
memproduksi telur (Anggorodi, 1985). Kebaikan kandang sistem Battery
adalah kandang lantai kandang yang selalu bersih karena kotorannya
jatuh ke tempat penampungan, peredaran udara lebih lancar, dapat
menampung ayam lebih banyak, pengontrolan penyakit lebih mudah dan
dapat menimbulkan penyakit Coccidiosis, serta konversi pakan lebih baik.
Penggunaan kandang sistem battery memerlukan biaya yang lebih tinggi
dibandingkan dengan sistem litter, memerlukan penanganan ekskreta
secara serius serta dapat menyebabkan lepuh dada dan cacat kaki.

2. Kandang Postal (Litter)

Kandang dengan tipe litter adalah suatu tipe kandang


pemeliharaan ayam broiler dengan lantai kandangnya ditutup oleh bahan
penutup lantai seperti sekam padi, serutan gergaji, tongkol jagung, jerami
padi yang dipotong-potong, serta dapat digunakan kapur mati yang
penggunaannya dicampurkan dengan bahan litter. Litter yang baik harus
dapat memenuhi beberapa kriteria yakni : memiliki daya serap yang
tinggi, lembut sehingga tidak menyebabkan kerusakan dada,
mempertahankan kehangatan, menyerap panas, dan menyeragamkan
temperatur dalam kandang. Bahan litter yang efektif adalah bersifat daya
serap air (absorben) tinggi, bebas debu, sukar untuk dimakan ayam, tidak
beracun, murah, mudah diangkut dan diganti, serta tersedia melimpah.
Sainsburry (1995) menyatakan bahwa litter harus menimbulkan
kenyamanan bagi unggas dan terbebas dari parasit dan bakteri yang
dapat menyebabkan infeksi pada unggas. Pengawasan terhadap kualitas
litter sangat penting untuk kesuksesan manajemen perkandangan
unggas. Kesalahan manajemen tempat minum atau karena ventilasi
kandang yang buruk adalah penyebab utama meningkatnya kelembaban
litter yang pada akhirnya adalah terjadinya akumulasi amonia (Daghir,
1995). Kandang litter juga memiliki kelebihan yaitu: pertama dapat
memberikan hasil yang memuaskan, baik kuantitas (bobot badan)
maupun kualitas daging, kedua dapat menghindarkan ternak ayam
menderita lepuh dada atau pembengkakan tulang dada (Breast Blister),
memudahkan didalam pengelolaan yakni seperti pembersihan dan
pembuangan kotoran, serta dapat menghemat tenaga kerja.

3. Kandang Panggung

Akpobome dan Funguy (1992) menyatakan bahwa broiler yang


dipelihara pada kandang panggung memiliki bobot badan yang lebih
rendah tetapi konversi pakan yang lebih baik dibandingkan broiler yang
dipelihara di atas lantai sekam. Sinurat et al., (1995) menyatakan bahwa
terjadi penurunan pertambahan berat badan ayam broiler yang dipelihara
pada lantai kawat setelah berumur 5 - 6 minggu dibanding broiler yang
dipelihara pada lantai sekam, Hal ini terjadi karena semakin tinggi bobot
badan ayam gesekan antara tubuh dengan kawat semakin tinggi yang
mungkin menyebabkan stress bagi ayam yang dipelihara di atas lantai
kawat. Kandang panggung berlantai kawat menyebabkan lebih banyak
kerusakan kaki dan kelainan bentuk kaki dibanding lantai litter. Masalah
pada kaki menyebabkan turunnya produksi pada ayam petelur (Anderson,
1994). Kejadian lepuh dada broiler pada kandang panggung dua kali lebih
banyak dibanding pada lantai litter (Akpobome dan Funguy,
1992). Keunggulan dari kandang panggung yaitu memiliki ventilasi yang
sangat baik bagi ayam di dalamnya, sebab udara bertiup melalui seluruh
bagian tubuh ayam. Keuntungan lain dari penggunaan kandang panggung
adalah kemudahan dalam mekanisme kandang, tidak diperlukan biaya
untuk pembelian litter dan mengurangi kontak ayam dengan feses (Hypes
et al, 1994).

AYAM RAS PETELUR

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara


khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal
dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat
bertelur cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia
diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada
produksi yang banyak, karena ayam hutan tadi dapat diambil telur dan
dagingnya maka arah dari produksi yang banyak dalam seleksi tadi mulai
spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal
dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan
ayam petelur. Selain itu, seleksi juga diarahkan pada warna kulit telur
hingga kemudian dikenal ayam petelur putih dan ayam petelur cokelat.
Persilangan dan seleksi itu dilakukan cukup lama hingga menghasilkan
ayam petelur seperti yang ada sekarang ini. Dalam setiap kali
persilangan, sifat jelek dibuang dan sifat baik dipertahankan (terus
dimurnikan). Inilah yang kemudian dikenal dengan ayam petelur unggul.

Suhu Lingkungan ayam ras petelur dewasa dalam


pemeliharaannya, memerlukan kisaran suhu yang ideal antara 18-21oC,
karena ayam ras umumnya berasal dari negara beriklim subtropis.
Temperatur tersebut hanya dapat dicapai di dataran tinggi di Indonesia
yang beriklim tropis (panas lembab). Suhu lingkungan yang panas akan
mengurangi nafsu makan ayam ras petelur dan ayam cenderung lebih
banyak minum. Berkurangnya konsumsi dapat mengganggu kebutuhan
nutrisi dan berpengaruh pada produksi telur. Ayam ras petelur lebih
mudah beradaptasi (lebih tahan) dengan suhu yang relatif tinggi daripada
suhu yang selalu berubah-ubah.

Umumnya usaha peternakan ayam ras petelur mempertimbangkan


lokasi peternakan dengan daerah penyedia sarana produksi dan
pemasaran agar dapat menekan biaya transportasi. Oleh karena itu,
masalah temperatur dapat diatasi dengan membuat sistem ventilasi
udara yang baik yaitu dengan memberi kipas pada kandang, sehingga
dapat mengurangi panas. Jadi yang menjadi aspek kritis di sini yaitu
masalah temperatur yang dapat mengganggu produktivitas ayam ras
petelur. Hal ini dapat di atasi dengan membuat sistem ventilasi udara
yang baik pada kandang.

Sebelum dibangun kandang harus memperhatikan beberapa


aspek, diantaranya yaitu jarak kandang dengan pemukiman warga,
struktur atau desain kandang yang ideal, luas kandang dengan kapasitas
yang ideal, adanya sirkulasi yang baik, suhu yang sesuai, adanya sanitasi
yang baik untuk ternaknya, jarak dengan sumber air, pakan pemasaran,
dan bahan kandang yang dipakai sesuai dengan keamanan ternak
tersebut.

Kandang memiliki fungsi yaitu untuk menjaga supaya ternak tidak


berkeliaran dan memudahkan pemantauan serta perawatan ternak, serta
mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil peternakan. Pada luas sekitar
1 hektar atau 10.000 m idealnya diisi dengan 20.000-25.000 ekor.
Kandang pembesaran yang ideal berukuran panjang 40 m dan lebar 5 m.
Kandang yang tidak terlalu lebar sangat berguna untuk kebutuhan ayam
dalam hal ini kenyamanannya. Hal ini disebabkan semakin lebar kandang
maka ayam akan sulit mendapatkan udara segar karena sirkulasi atau
pergerakan udara yang lambat. Kandang pada ayam itu diantaranya yaitu
kandang postal dan kandang batteray. Kandang tipe postal dengan luas
200 m, (40 x 5 m) cukup optimal untuk memelihara pullet sejumlah 1600
ekor hingga berumur 112 hari. Sedangkan kandang batteray yang
berukuran 200 m bisa diisi dengan pullet sekitar 2500 ekor.

Kandang harus memberikan fungsi yang utama pada unggas,


termasuk ayam petelur, yaitu : memberikan kenyamanan pada unggas,
memberikan perlindungan pada unggas dari berbagai gangguan luar,
member perlindungan terhadap cuaca dan iklim, bisa membantu unggas
untuk bereproduksi dengan baik, serta memudahkan peternak dalam
proses pemeliharaan unggas (ayam). Dan hal yang perlu diperhatikan
dalam membangun kandang yaitu lokasi kandang, bangunan kandang,
dan peralatan serta perlengkapan kandang.

MODEL-MODEL KANDANG AYAM RAS PETELUR

1. Kandang Postal

Merupakan kandang yang tidak disertai dengan halaman umbaran


yang beralaskan liter, sehingga dalam pemeliharaannya ayam tidak
dilepas dan selalu terkurung sepanjang hari di dalam kandang. Kebutuhan
luas kandang per meter persegi adalah untuk 4-5 ekor ayam. Kelebihan
menggunakan model postal adalah lebih menghemat tempat karena
tanpa halaman umbaran, menghemat biaya, dan pembuangan kotoran
lebih mudah. Kelemahannya adalah pemeriksaan kesehatan terhadap
ayam sakit lewat kotoran menjadi sulit, jika ada ayam yang sakit dapat
menular cepat, sering timbul perkelahian, bila liter dalam keadaan lembab
dapat menimbulkan penyakit.

2. Kandang Ren

Kandang yang dibangun sebagian merupakan tempat yang


tertutup untuk tempat bertelur dan berteduh, dan sebagian lain adalah
tempat yang terbuka yang dibatasi oleh pagar yang merupakan halaman
umbaran. Kepadatan populasi per meter persegi adalah untuk 1 ekor
ayam. Kelebihan model ini adalah dapat memperoleh sinar matahari pagi.
Kelemahannya adalah kurang ekonomis, produktivitas masing-masing
ayam sulit diketahui, bila ada ayam yang sakit dapat menular dengan
cepat.

3. Kandang Bateray
Merupakan kandang yang berbentuk sangkar empat persegi
panjang yang disusun berderet-deret memanjang bertingkat dua ataupun
bertingkat tiga, dan setiap sangkar (ruangan) hanya menampung satu
ekor ayam. Lantai kandang merupakan bilah-bilah bambu ataupun kawat
yang disusun tidak rapat agar kotoran ayam dapat langsung jatuh ke
tanah. Ukuran luas sangkar kandang untuk satu ekor ayam adalah
panjang 45 cm, lebar 25 30 cm dan tinggi 40 45 cm. Pintu kandang
terletak di bagian muka, pada sisi yang berukuran 40 45 cm x 25 30 cm.
Model kandang ini paling sesuai dengan dan efektif untuk daerah tropis
yang panas dan lembab seperti di Indonesia, serta cocok untuk lahan
yang sempit. Terdiri dari 4 lokal dan tiap lokal dapat ditempati 1-2 ekor
ayam

2. TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIKUM

2.1. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi kriteria penilaian mata kuliah BUDIDAYA
PETERNAKAN.
2. Untuk mengetahui tatalaksana pemeliharaan ayam
pedaging (broiler) dimulai dari DOC hingga panen dan ayam
petelur (layer) selama 8 hari.
3. Untuk mengetahui manajemen/prosedur pemberian pakan,
air minum, vitamin, vaksinasi dan perkandangannya.
4. Untuk mengetahui pertumbuhan berat badan ayam broiler
dan produksi telur ayam layer selama praktikum.
5. Untuk mengetahui penyakit yang menyerang ayam broiler
saat praktikum dan penanganannya.
6. Untuk mengetahui analisis usaha pada ayam yang di
praktikumkan baik ayam broiler maupun ayam layer.

2.2. Manfaat Praktikum


Manfaat yang di peroleh adalah mahasiswa akan
memiliki kemampuan teknis dan praktis dalam berbagai
aspek yang berkaitan dengan cara pemeliharaan ayam
broiler dan ayam layer serta memberikan pengetahuan
tentang tata cara pemberian pakan, air minum, vitamin dan
vaksin kepada ayam broiler dan ayam layer.

B.METODE KEGIATAN DAN PEMBAHASAN


1. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Pelaksanaan Praktikum dilakukan di LLP Exfarm Jurusan


Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, Rukoh,
Darussalam, Banda Aceh. Waktu pelaksanaan Praktikum Budidaya
Ayam Broiler pada hari Sabtu, 15 April 2017 pukul 09.00 WIB yang
selanjutnya dilakukan piket harian mulai hari Sabtu, 22 April 2017 pukul
07.00 WIB hingga hari Rabu, 24 Mei 2017 pukul 17.00 WIB.

Sedangkan waktu pelaksanaan Praktikum Budidaya Ayam Petelur


pada hari Senin, 1 Mei 2017 hingga Senin, 8 Mei 2017 pukul 08.00 WIB
dan 17.00 WIB setiap hari selama 8 hari.

2. PERSIAPAN KANDANG

Tahap awal yang dilakukan untuk persiapan kandang praktikum


budidaya ayam broiler adalah membersihkan kandang. Baik diluar
kandang maupun di dalam kandang. Yang bertujuan untuk menjamin
tingkat kebersihan dan menghindari kondisi tidak nyaman selama
budidaya dilakukan dan mencegah adanya penyabaran penyakit.

Pada saat persiapan di dalam kandang, hak yang dilakukan adalah


membersihkan lantai kandang dengan air dan disikat, kemudian dilakukan
proses pengapuran lantai serta dinding kandang yang bertujuan untuk
memusnahkan bakteri-bakteri yang memungkinkan masih ada di dalam
kandang. Setelah lantai mengering, kemudian lantai diberikan litter secara
merata dengan tinggi litter lebih kurang 5 cm. litter yang digunakan
adalah serat kayu kasar yang bertujuan sebagai alas kandang. Pemilihan
litter sebagai alas ini karena litter berfungsi sebsagai penampung dan
penyerap air dan fases ayam, meminimalkan terjadi lepuh dada dan kaki,
serta menjaga kehangatan dan kestabilan suhu kandang. Kandang disekat
menjadi dua bagian yang bertujuan agar anak ayam tidak terlalu banyak
bergerak. Setelah litter ditabur dengan merata di lantai, kemudian
menyiapkan lampu pijar, tempat pakan dan minum, jangan lupa untuk
menyalakan lampu, karena sebelum ayam datang ruangan harus hangat.

Untuk kegiatan di luar kandang dilakukan pembersihan peralatan


makan dan minum yang akan digunakan selama praktikum, seluruh
peralatan di bersihkan menggunakan sabun, tujuan pencucian ini adalah
untuk menjaga kebersihan perlatan dan mencegah adanya kontaminasi
yang bisa menjadi ancaman di kemudian hari. Setelah seluruh peralatan
telah dibersihkan dan di cuci, lalu masukkan perlatan kedalam kandang.
Pada bagian luar kandang ditutupi dengan terpal, tujuann ditutupnya
bagian luar kandang dengan terpal adalah untuk menutup dinding agar
tidak banyak terpapar sinar matahari secara langsung.

3. PENANGANAN MASA AWAL DOC

Dibawah ini merupakan tabel penanganan masa awal DOC


yang dimulai pada saat DOC tiba di lokasi pada tanggal 22 April 2017
hingga 06 Mei 2017 (selama 15 hari).

Tabel 1. Penanganan Masa Awal DOC (selama 15 hari)

Tanggal / Hari Waktu Kegiatan Penanganan Ket


Penerimaan ayam
sebanyak 32 ekor
Penimbangan
sampel ayam
sebanyak 10 ekor
Pemberian air gula 1
gayung untuk 1
tempat minum
Pagi Pemberian pakan Hi-
Pro-vite medicated
511 sebanyak
setengah gayung di
Sabtu, 22 April Hari ke
dua tempat pakan
2017 1
Baby Feed Chicken
Pakan ayam
diberikan 10 kg
dalam seminggu
Pemberian pakan
sebanyak gayung
hi-pro-vite 511
Penggantian air
Sore
sebanyak 2 liter
Pemberian vitamin
vitastress sebanyak
1.5 sendok kecil
minggu, 23 April Pagi Membersihkan Hari ke
2017 tempat pakan 2
Menambah pakan
sebanyak gayung
per tempat pakan
baby feed chicken
(hi-Provite 511)
Membersihkan
tempat minum
Menambahkan
vitastres sebanyak 1
sendok ke dalam 2
liter air
Membersihkan
tempat pakan
Menambah pakan
gayung per tempat
pakan (hi-provite
Sore
511)
Menambahkan
vitastress 1.5
sendok ke dalam 2
liter air
Senin, 24 April 2017 Pakan hi pro-vite Hari ke
511 tidak 3
ditambahkan ke
dalam baby feed
chicken dikarenakan
sisa pakan nya
masih banyak di
tempat pakan
Membersihkan
tempat pakan
Pagi
Membersihkan
tempat minum
Menggantikan
minum dan
menambahkan
vitastress sebanyak
2 sendok kecil
kedalam 2 liter air
Memeriksa keadaan
ayam
Sore Membersihkan
tempat pakan
Menambahkan
pakan hi provite 511
sebanyak gayung
ke masing-masing
baby feed chicken
Membersihkan
tempat minum
Menggantikan
minum dengan
menambahkan
vitastress sebanyak
2 sendok ke dalam 2
liter air
Memberikan vaksin
ND-iB pada salah
satu mata ayam
(jumlah ayam 32
ekor)
Memeriksa ayam
( ayam sehat dan
lincah)
Penambahan pakan
Penambahan
Pagi vitastress sebanyak
3 sendok kedalam
tempat minum yang
berisikan air
Selasa, 25 April Hari ke
2017 Vitastress 4
ditambahkan
sebanyak 3 sendok
Sore Penambahan pakan
ke baby feed
chicken sebanyak
800 gram
Pergantian air dan
memberikan 2 liter
air pada 2 sendok
vitastress
Pagi Pemberian pakan
secukupnya
gayung per tempat
pakan
Perapian kandang
Menambahkan Hari ke
Rabu, 26 April 2017
pakan gayung 5
untuk 1 tempat
pakan
Mengganti air
Sore minum dan
diberikan doctril
sebanyak 2 sendok
dan 2 liter air
Jenis pakan : Hi-
provite 511

Tanggal / Hari Waktu Kegiatan Penanganan Ket


Kamis, 27 April 2017 Pagi Memeriksa keadaan Hari ke
ayam
Membersihkan
pakan dari kotoran
Memberikan pakan,
jenis pakan hi-pro-
vite 511 dua gayung
untuk 2 tempat
pakan
Membersihkan
tempat pakan
6
Membersihkan
tempat minum
Mengganti air
Sore minum dan
ditambah doctril 2
sendok dengan 3
liter air
Pakan tidak
ditambah karena
masih banyak
Membersihkan
tempat pakan
Membersihkan
tempat minum
Menambah pakan hi-
pro-vite gayung
Pagi Mengganti air
minum dan
ditambah doctril 3
sendok dengan 4
liter air
Hari ke
Jumat, 28 April 2017 Memeriksa keadaan 7
ayam
Membersihkan
tempat pakan dan
menambahkan
pakan sebanyak
gayung
Sore
Membersihkan
tempat minum lalu
diisi 3 liter air dan
ditambahkan 3
sendok doctril
Sabtu, 29 April 2017 Pagi Menimbang 10 ekor Hari ke
sampel ayam dan 8
mencari rata-
ratanya yaitu 160.1
gr
Menimbang sisa
pakan yang ada di
timba dan di tempat
pakan dengan
jumlah 5265 gr
Menghitung jumlah
pakan yang habis
selama 1 minggu.
Menggantikan air
minum sebanyak 3
liter
Memeriksa keadaan
Sore ayam dan
membersihkan
tempat pakan
Membersihkan
tempat minum
Membersihkan
tempat pakan
Menambahkan
pakan gayung per
tempat pakan (hi-
Pagi provite 511)
Membersihkan
tempat minum
Menambahkan air
biasa hingga penuh
Minggu, 30 April (4liter) Hari ke
2017 Membersihkan 9
tempat pakan
Menambahkan
pakan gayung
pertempat pakan
Sore (hi-pro-vite 511)
Membersihkan
tempat minum
Menambahkan air
biasa hingga penuh
(4 liter)
Senin, 01 Mei 2017 Pagi Pembersihan pakan Hari ke
dari litter 10
Membersihkan
tempat minum
Pemberian pakan hi-
pro-vite 511
sebanyak 1 gayung
(821 gr)
Pemberian vitastress
sebanyak 3 sendok
untuk 3 liter air
Memeriksa keadaan
ayam
Pembersihan pakan
dari litter
Tidak diberikan
penambahan pakan
karena pakan masih
banyak di baby feed
chicken
Sore
Pemberian vitastress
sebanyak 3 sendok
untuk 3 liter air
Membersihkan
tempat minum
Memeriksa keadaan
ayam

Tanggal / Hari Waktu Kegiatan Penanganan Ket


Tambah pakan
Vitastress
ditambahkan 2
Pagi sendok
Penambahan pakan
hi-provite 511 Hari ke
Selasa, 02 Mei 2017
sebanyak 800 gram 11
Tambah vitastress
sebanyak 3 sendok
Sore Tambah pakan hi-
provite 511
sebanyak 800 gr.
Rabu, 03 Mei 2017 Pagi Membersihkan Hari ke
tempat minum dan 12
mengganti air
dengan
menambahkan 3
sendok vitastress
kedalam 3 liter air
Membersihkan
tempat pakan dan
menambahkan
pakan masing
masing 1 gayung ke
dalam tempat pakan
( pakan hi-provite
511)
Membersihkan alas
ayam
Pembersihan tempat
minum
Menambahkan 3
sendok vitastres dan
3 liter air
Pembersihan
kandang
Penggantian tempat
pakan
Sore Menambahkan 1
gayung hi-provite
511 pada 2 tempat
pakan
Memberi vaksin
gumboro pada anak
ayam dengan cara
diteteskan ke dalam
mulut ayam
Melepas sekat
Kamis, 04 Mei 2017 Memeriksa keadaan Hari ke
ayam 13
Membersihkan
tempat minum dan
pakan
Menambahkan
Pagi pakan gayung
Memberikan
vitastrong sebanyak
3 sendok untuk 2
tempat minum
masing-masng 3
liter
Sore Membersihkan
tempat pakan
Memeriksa ayam
Membersihkan
tempat minum
Menambah pakan hi-
pro-vite 511
gayung ke masing-
masing tempat
pakan ayam
Mengganti air
minum dan
ditambah vitastrong
3 sendok dengan 4
liter air
Memeriksa keadaan
ayam
Menghitung jumlah
ayam
Membersihkan
tempat pakan
Membersihkan
tempat minum
Menambah pakan
Pagi ayam hi-pro-vite 511
gayung untuk
masing-masing
tempat pakan
Menambah air
minum dengan 2
sendok vitastrong
dengan 2 liter air Hari ke
Jumat, 05 Mei 2017
Menyapu kandang 14
Memeriksa batu
dipermukaan litter
Membersihkan
tempat pakan dan
menambahkan
pakan 511 hi-pro-
vite sebanyak
gayung
Membersihkan
Sore
tempat minum lalu
diisi air sebanyak 3
liter dan
ditambahkan 3
sendok vitastress di
kedua tempat
minum
Sabtu, 06 Mei 2017 Pagi Menimbang 10 ekor Hari ke
ayam 15
Menghitung rata-
rata ayam 469.5 gr
Menimbang sisa
pakan dengan
jumlah nya yaitu
352 gr
Mengganti pakan
menjadi hi provite
511 bravo seberat
15 kg
Menambah air
minum vitastress
Menggantikan air
minum dan
ditambah vitastress
3 sendok dengan 4
liter air
Menambahkan
pakan 511 hi provite
bravo gayung
Memeriksa keadaan
Sore
ayam
Membersihkan
tempat minum
Membersihkan
tempat pakan
Menambah tempat
pakan dari 2
menjadi 3 tempat
pakan

4. Kebutuhan Ransum

Ransum merupakan bahan makanan ayam yang berasal dari


campuran-campuran yang layak dimakan oleh ayam dan telah
disusun mengikuti aturan yang dibutuhkan oleh ayam, meliputi
nilai kebutuhan gizi bagi ayam dan nilai kandungan gizi dari bahan
makanan yang digunakan.ransum merupakan salah satu metode
yang dilakukan oleh pengalihan pakan unggas yang umumnya
berasal dari biji-bijian, limbah pertanian, hewani dan perikanan.
Bahan campuran tersebut dapat dicerna dan diserap oleh unggas.
Bahan makanan yang digunakan sebagai pembentuk ransum ayam
adalah bekatul, dedak, bungkil kelapa, bungkil kacang, bungkil
kacang kedelai, tepung ikan, jagung kuning, lemak dan minyak.
Ada tiga macam bentuk fisik ransum yaitu tepung komplit, butiran,
dan butiran pecah.
Ransum untuk ayam broiler membutuhkan energi yang tinggi
(lebih dari 3.000 kkal/kg) dan energi metabolisme. Maka dari itu
untuk mendapatkan energi yang tinggi tidak cukup hanya
bersumber dari limbah pertanian saja melainkan harus diberikan
pencampuran dengan minyak agar keseimbangan gizi dari ransum
yang terbentuk dapat terjamin. Kandungan protein dan energi
metabolisme pada bahan-bahan penyusunan ransum juga perlu
diperhatikan. Berikut dapat dilihat palda tabel.

Tabel 2. Kandungan protein dan energi metabolisme pada bahan


bahan penyusun ransum

Bahan Pakan Protein (%) Energi Metabolisme


(kkal/kg)
Jagung kuning 8,9 3.370
Dedak halus 12,0 1.630
Bungkil kacang kedelai 45,0 2.240
Bungkil kelapa 21,0 1.540
Tepung ikan 161,0 3.080
Minyak Kelapa 8.600

Menurut NRC (1994), faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum ialah


bobot badan ayam, jenis kelamin, aktivitas, suhu lingkungan, kualitas dan
kuantitas ransum. Menurut North dan Bell (1990), konsumsi ransum tiap
ekor ternak berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh bobot badan, galur,
tingkat produksi, tingkat cekaman, aktivitas ternak, kandungan energi
dalam ransum dan suhu lingkungan.

Tabel 3. Kebutuhan Nutrisi Broiler Umur 0 6 Minggu

Zat Nutrisi Starter Finisher

Protein Kasar (%) 23 20

Lemak Kasar (%) 4 3-4

Serat Kasar (%) 3-5 3-6

Calsium (%) 1 0,9

Phospor (%) 0,45 0,4

Energi Metabolis 3200,0 3200,0


(kkal/kg)
5. PEMBERIAN AIR MINUM

Pemberian air minum, sama seperti halnya dengan pemberian


pakan, diberikan secara rutin setiap harinya dengan penambahan vitamin
vitamin seperti Vitastress, Vitakur, dan 0bat obatan seperti Doctril
yang dilarutkan dalam air.

Tabel 4. Dosis pemberian air minum

Hari dan Tanggal Waktu Dosis Pemberian Air Minum,


Vitaminn dan Obat-Obatan
Sabtu 12:00 WIB Air gula setengah gayung
22 April 2017
16:40 WIB Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
air
Minggu 07:30 WIB Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
23 April 2017 air
16:40 WIB
Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
air
Senin 07:30 WIB Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
24 April 2017 air
16:40 WIB
Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
air
Selasa 07:30 WIB Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
25 April 2017 air
16:40 WIB
Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
air
Rabu 07:30 WIB Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
26 April 2017 air
16:40 WIB
Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
air
Kamis 07:30 WIB Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
27 April 2017 air
16:40 WIB
Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
air
Jumat 07:30 WIB Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
28 April 2017 air
16:40 WIB
Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
air

Sabtu 07:30 WIB Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter


29 April 2017 air
16:40 WIB
Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
air
Minggu 07:30 WIB Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
30 April 2017 air
16:40 WIB
Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
air
Senin 07:30 WIB Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
1 Mei 2017 air
16:40 WIB
Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
air
Selasa 07:30 WIB Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
2 Mei 2017 air
16:40 WIB
Vitastress 1.5 sendok dengan 2 liter
air
Rabu 07:30 WIB Vitakur 1.5 sendok dengan 2 liter air
3 Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 1.5 sendok dengan 2 liter air
Kamis 07:30 WIB Vitakur 1.5 sendok dengan 2 liter air
4 Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 1.5 sendok dengan 2 liter air
Jumat 07:30 WIB Vitakur 1.5 sendok dengan 2 liter air
5 Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 1.5 sendok dengan 2 liter air
Sabtu 07:30 WIB Vitakur 1.5 sendok dengan 2 liter air
6 Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 1.5 sendok dengan 2 liter air
Minggu 07:30 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
7 Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
Senin 07:30 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
8 Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
Selasa 07:30 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
9 Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
Rabu 07:30 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
10 Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
Kamis 07:30 WIB Memberikan air biasa 6 liter
11 Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
Jumat 07:30 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
12 Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
Sabtu 07:30 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
13 Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
Minggu 07:30 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
14 Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
Senin 07:30 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
15 Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
Selasa 07:30 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
16 Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
Rabu 07:30 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
17Mei 2017
16:40 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
Kamis 07:30 WIB Vitakur 3 sendok dengan 6 liter air
18 Mei 2017
16:40 WIB Memberikan air biasa 6 liter
07:30 WIB Doctril 4 sendok dengan 4 liter air
Jumat dan 6 sendok dengan 8 liter air
19 Mei 2017
16:40 WIB Doctril 4 sendok dengan 4 liter air
dan 6 sendok dengan 8 liter air

07:30 WIB Doctril 4 sendok dengan 4 liter air


Sabtu dan 6 sendok dengan 8 liter air
20 Mei 2017
16:40 WIB Doctril 4 sendok dengan 4 liter air
dan 6 sendok dengan 8 liter air

07:30 WIB Doctril 4 sendok dengan 4 liter air


Minggu dan 6 sendok dengan 8 liter air
21 Mei 2017
16:40 WIB Doctril 4 sendok dengan 4 liter air
dan 6 sendok dengan 8 liter air

Senin 07:30 WIB Memberikan air biasa 8 liter


22 Mei 2017
16:40 WIB Memberikan air biasa 8 liter
Selasa 07:30 WIB Memberikan air biasa 8 liter
23 Mei 2017
16:40 WIB Memberikan air biasa 8 liter
Rabu 07:30 WIB Memberikan air biasa 8 liter
24 Mei 2017
16:40 WIB Memberikan air biasa 8 liter

Fungsi Vitastress:

Meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah


stress
Mencegah kekurangan vitamin pada ayam
Mempercepat pemulihan kesehatan setelah sakit

Fungsi Vitakur:

Meningkatkan nafsu makan


Memperbaiki pencernaan
Mencegah kekurangan vitamin
Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit

Fungsi Doctril:

Mencegah replikasi DNA dan Transkripsi bakteri


Mengobati berak kapur

6. PENGAMBILAN DATA TEKNIS

a. Berat badan awal dan perminggu


Tabel 5. Pencatatan Berat Badan (BB) Dan Pertambahan
Berat Badan

Akhir Minggu ke Rata-rata


Total PBB
Pengukura DOC 5 PBB/minggu
(g/rekor/5
n (BB 1 2 3 4 (BB (g/ekor/min
minggu)
Awal) Akhir) ggu)

Rata-rata
Berat 222,1 901,1 1374,
38,3 519 1516,67 - -
Badan 6 6 5
(g/ekor)

Rata-rata - 183,8 296,8 382,1 473,3 142,17 1478,37 1478,37 5


Pertambah 6 4 6 4 295,674
an Berat
Badan
(g/ekor)

b.Grafik Pertumbuhan Berat Badan


Grafik Pertumbuhannya :

Grafik diatas menunjukkan bahwa berat badan rata-rata ayam


setiap minggu nya terjadi peningkatan yang dapat dilihat dari berat awal
DOC yaitu dengan rata-rata 38,3 gr kemudian terjadi peningkatan pada
setiap minggunya hingga pada Minggu ke-5 rata rata berat badan ayam
yaitu 1.428,5 gr. Terjadi peningkatan berat badan tersebut dapat dilihat
rata-rata pertambahan berat badan ayam pada setiap minggunya, pada
minggu ke-1 sebesar rata-rata pertambahan berat badan ayam per ekor
yaitu 183,86 gr, Minggu ke-2 sebesar 296,84 dan hingga minggu Ke-5
rata-rata pertambahan sebesar 142,17 gr. Maka dapat disimpulkan bahwa
total pertambahan berat badan per ekor pada setiap minggunya yaitu
1478,37 gr dengan rata-rata pertambahan berat badan ayam sebesar
295,674 gr.
Kenaikan berat badan ayam broiler pada praktikum ini semakin
meningkat, tetapi rata-rata pertambahan berat badan ayam hanya
sebesar 295,674 gr. Hal ini dikarenakan cuaca yang panas, kurangnya
fasilitas pendukung seperti kipas angin yang ada di dalam kandang
sehingga ayam kepanasan dan menyebabkan stress. Stress tersebut
mengakibatkan ayam kurang nafsu makan.
c. Jumlah Ransum Yang di Konsumsi Selama Praktikum

Tabel 5. pencatatan konversi ransum ayam tiam- tiap minggu

Akhir minggu ke
kegiatan 1 2 3 4 5 Total
Rata-rata
Pertambah
an 100,78 304,21 523,77 393,8 gr 141,683 1.464,243
Berat
gr gr gr gr gr
badan
(gr/ekor)
Rata-rata
5kg 20kg 20kg 2kg 19kg 84 kg
konsumsi
(500gr) (2000gr) (2000gr) (1.900gr (8400gr)
(2000gr)
ransum per
)
ekor(gr/eko
r)
Rata-rata
konversi
0,20 gr 0,152 gr 0,26185 0,1969gr 0,07457 0,88532
ransum per
gr gr gr
ekor
(gr/ekor)

Dari tabel diatas bahwa dapat kita lihat pada kegiatan minggu 1-5
pada rata-rata pertambaan berat badan dapat diperoleh hasilnya bahwa
mingu 1, 100,78 gr, minggu 2, 304,21 gr,minggu ke 3, 523,77gr miggu ke
4, 393,8 gr dan minggu ke 5 memperleh hasil 141,683 gr maka dapat di
simpulkan bahwa rata-rat pertambhan berat badan pada setiap mingunya
mengalami kenaikan dan penurunan, dapat kita lihat perolehan berat
badan yang tinggi berada di minggu ke 3 yaitu, 523,77 gr dan setelah di
kalkulasikan maka total dari minggu 1-5 memperoleh hasil 1.464,243gr.

Dan pada rata-rata konsumsi pada minggu 1-5 di peroleh hasil


sebgai berikut minggu pertama, memperoleh hasil 500gr,sedangkan
minggu 2-4 itu memperoleh hasil 200gr, sedangkan pada minggu ke 5
memperoleh hasil 1900gr, jdi total keseluruhan untuk rata-rat konsumsi
adalah 8.400 gr. Ini menandakan rat-rata konsumsi pada minggu ke 2-4
mengalami kestabilan, sedangkan pada mingu ke 5 mengalami penurunan
konsumsi yaitu 1,900 gr.

Dan terakhir pada rata-rata konversi ransum/ekornya di peroleh


hasil pada 5 minggu, mingu pertma itu sebnyak 0,20 gr, minggu ke 2,
0,152 gr, minggu ke 3, 0,26185 gr, minggu ke 4, 0,1969 gr, dan terakhir
minggu ke 5 yaitu 0,07457 jadi total yang di peroleh pada setiap rata-rata
konversi ransum/ekor adalah 0,88532 gr.

d. Jumlah Ayam dan Telur yang di Hasilkan

Tangg Jumlah Jumlah


al Ayam Ras Ayam2 Buras
1-May 10 10 20 17
2-May 10 7 20 16
3-May 10 9 20 13
4-May 10 10 20 11
5-May 10 6 20 16
6-May 10 8 20 13
7-May 10 10 20 17
8-May 10 9 20 15

Tabel 6. Jumlah ayam dan jumlah telur yang dihasilkan

Dari grafik dapat dilihat bahwa dari 8 hari pengambilan sample


didapatkan bahwa untuk ayam Ras puncak produksi terjadi dalam bentuk
siklus yaitu 3 hari sekali. Sedangkan pada ayam buras produktifitas telur
tidak beraturan dari 20 ekor total sample produksi maksimal adalah 17
butir.
7. Penyakit
Beberapa peyakit pada ayam broiler adalah sebagai berikut :
7.1. Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease)
Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh
bakteri Mycoplasma gallisepticum.
Gejala yang timbul:
- ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok
saat bernapas
- Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah
- sayap terkulai, mengantuk
- diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan
Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara
seperti alat-alat.
Cara menanggulanginya:
Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.

7.2. Berak Kapur (Pullorum)


Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah
terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih
dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh
bakteri Salmonella pullorum.
Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi.
Penularan melalui kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan
hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah
pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.
Langkah-langkah perbaikan sanitasi sebagai berikut :
- Pencucian kandang dengan air hingga bersih
- Pengapuran di dinding dan lantai kandang
- Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan
penyemprotan dengan formalin, ini bertujuan untuk membunuh
bibit penyakit.
- Dibiarkan minimal selama 10 hari agar kuman dan bakteri agar
mati dan tidak berkembang
Kegiatan ini berguna agar kuman dan penyakit hama ayam
pedaging mati.
7.3. Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD)
Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan virus golongan Reovirus.
Gejala yang timbul:
- Hilangnya nafsu makan
- Ayam suka bergerak tidak teratur
- Peradangan disekitar dubur
- Diare dan tubuh bergetar-getar
- Sering menyerang pada umur 36 minggu
Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung
melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar.
Cara menanggulanginya:
Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan
adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.

7.4. Tetelo (Newcastle Disease/ND)


Disebabkan oleh virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel
darah.
Gejalanya yang timbul:
- Ayam sering megap-megap
- Nafsu makan turun, diare
- Senang berkumpul pada tempat yang hangat.
- Setelah 1 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher
berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati.
Cara menanggulanginya:
Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah
menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan.
Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk
mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan
dijaga agar lantai kandang tetap kering.

7.5. Kolera
Penyebab penyakit ini adalah bakteri Pasteurella gallinarum
atau Pasteurella multocida. Biasanya menyerang ayam pada usia 12
minggu. Penyakit ini menyerang ayam petelur dan pedaging.
Serangan penyakit ini bisa bersifat akut atau kronis. Ayam yang
terserang kolera akan mengalami penurunan produktivitas bahkan
mati. Bakteri ini menyerang pernapasan dan pencernaan. Kolera
dapat ditularkan melalui kontak langsung, pakan, minuman,
peralatan, manusia, tanah maupun hewan lain. Pada serangan akut,
kematian dapat terjadi secara tiba-tiba

Sedangkan pada serangan kronis didapatkan gejala sebagai


berikut :

- Nafsu makan berkurang


- Sesak nafas
- Mencret
- Kotoran berwarna kuning, coklat atau hijau berlendir dan berbau
busuk
- Jengger dan pial bengkak serta kepala berwara kebiruan
- Ayam suka menggeleng-gelengkan kepala
- Persendian kaki dan sayap bengkak disertai lumpuh

Tindakan pencegahan sangat penting dilakukan antara lain dengan


menjaga agar litter tetap kering, mengurangi kepadatan kandang,
menjaga kebersihan peralatan kandang dan memberikan vitamin
dan pakan yang cukup agar stamina ayam tetap terjaga.
Pengobatan kolera dapat dilakukan dengan menggunakan preparat
sulfat atau antibiotik seperti noxal, ampisol atau inequil.

7.6. Berak Darah / Koksidiosis

Berak darah atau sering disebut dengan koksidiosis


disebabkan oleh protozoa dari genus Eimeria. Penularan penyakit ini
dapat melalui kontak secara langsung maupun tidak langsung
seperti kontak dengan droplet dari unggas yang terinfeksi. Pada
saat unggas memakan koksidia, organisme ini akan menginvasi
usus dan mengakibatkan kerusakan dan kemudian mulai
berkembang biak. Beberapa minggu setelah terjadinya infeksi,
koksidia akan berubah menjadi oocyst. Oocyst masih belum cukup
matur, meskipun oocyst terdapat pada droplet, oocyst ini tidak
dapat menginfeksi unggas lain kecuali ia berkembang (sporulasi)
menjadi bentuk yang lebih matang di litter. Bentuk inilah yang dapat
menyebabkan infeksi pada unggas. Berat tidaknya penyakit ini
tergantung dari jumlah protozoa yang termakan. Di dalam
peternakan, penyakit ini sangat mudah ditularkan melalui alas kaki,
baju, burung liar, peralatan, tempat pakan, serangga atau rodent.

Gejala yang timbul pada penyakit ini adalah sebagai berikut :

- Kotoran cenderung lembek, cair dan berwarna coklat kehitaman


karena mengandung darah
- Pertumbuhan terhambat
- Nafsu makan menurun
- Pada pembedahan ayam yang mengalami kematian akibat
penyakit ini akan ditemukan usus besar, bengkak berisi darah
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara memberikan
vaksinasi pada ayam pada usia 4 hari. Biasanya kami akan
memberikan vaksinasi ini dengan melakukan penyemprotan pada
pakan. Selain itu harus dilakukan sanitasi yang baik pada kandang
DOC. Pilihlah pakan yang sudah mengandung koksidiostat ( preparat
pembunuh protozoa Eimeria).

Pada ayam broiler yang kami pelihara tidak terdapat penyakit


seperti diatas, ayam broiler kami juga tidak terserang penyakit. Selama
kami memeliharanya tidak ada yang menandakan ciri-ciri bahwa dia
mengalami sakit, semuanya tumbuh dan perkembangan dengan sehat.

8. VAKSINASI DAN SANITASI

Vaksinasi
Vaksinasi yang dilakukan pada praktikum ayam broiler adalah
sebagai berikut:
a. Vaksin Medivac ND-Ib
Vaksinasi ini dilakukan pada hari ke-3 dengan pengaplikasiannya
berupa tetes mata pada salah satu mata ayam dengan jarak 1
cm. Tujuan pemberian vaksin Medivac ND-Ib adalah untuk
mencegah penyakit ND (Newcastle Diseases) dan penyakit
Gumboro.
b. Vaksin Medivac Gumboro
Vaksinasi ini dilakukan pada hari ke-11 dengan
pengaplikasiannya berupa tetes mulut. Tetes diberikan ke dalam
mulut ayam. Tujuan pemberian vaksin Medivac Gumboro yaitu
untuk kekebalan antibodi ayam dan mencegah penyakit
Gumboro.

SANITASI
Berikut ini kegiatan yang dilakukan pada saat sanitasi yaitu :
1. Perlakuan sanitasi kandang pada tahap awal :
Pembersihan di dalam kandang dengan mencuci pakai air
dan disikat hingga bersih.
Melakukan pengapuran di dinding dan lantai kandang.
Membersihan lingkungan di sekitar kandang atau di luar
kandang.

2. Perlakuan sanitasi peralatan pada tahap awal :


Pencucian segala peralatan yang akan digunakan untuk
praktikum seperti, tempat pakan, tempat minum dan lain-
lain.
Pencucian dilakukan dengan menggosok setiap bagian alat
hingga bersih.
3. Perlakuan sanitasi anggota kelompok pada saat kegiatan
praktikum :
Memakai baju Laboratorium.
Membersihkan lingkungan baik bagian dalam dan luar
kandang setiap hari, pada pagi hari maupun sore hari.
Tidak menggunakan sepatu saat masuk kedalam kandang.
Menguburkan ayam apabila ada ayam yang mati.
Memberi pakan dan minum setiap pagi hari dan sore hari.
Membersihkan tempat pakan dari litter setiap hari.
Membersihkan tempat air minum dengan melakukan
pencucian atau pembersihan dari litter setiap hari.
Pengamatan ayam dilakukan secara berkala.

C. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai


berikut :

1. Jumlah ayam broiler yang dibudidayakan selama praktikum


ialah sebanyak 50 ekor dan pada pertengahan praktikum
ditambahkan lagi sebanyak 10 ekor ayam.

2. Jumlah mortalitas ayam selama praktikum sebanyak 15 ekor


ayam, yang sebagian besar terjadi dikarenakan serangan
hewan dan sisanya terjadi akibat stress.

3. Pertambahan berat badan ayam per ekornya selama praktikum


ialah 1478,37 gr atau terjadi kenaikan berat badan sebesar
295,674 setiap minggunya.

4. Pemberian pakan 2 kali sehari, yaitu pada saat pagi dan sore
hari. Pakan yang diberikan berjenis 511 (Pada fase starter dan
Grower) dan jenis 512 (Pada fase Finisher).

5. Pemberian Air 2 kali sehari, yaitu pada saat pagi dan sore hari.
Air yang diberikan ditambahkan vitamin berupa vitastress,
vitakur, dan doctrail.
6. Pemberian Vaksin pada broiler dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu
pada saat umur 3 hari dengan vaksin medivac ND dan pada
umur 11 hari dengan pemberian vaksin medivac Gumboro.

7. Ayam petelur (Layer) untuk jenis ayam Ras, puncak


produktivitas terjadi setiap 3 hari sekali dan untuk jenis buras
produktivitas telur tidak beraturan.

3.2 Saran

Sebaiknya untuk praktikum Budidaya Peternakan kedepannya bisa


lebih baik lagi, mulai dari perbaikan kandang yang sudah terdapat
beberapa lubang sehingga bisa membahayakan ayam yang dipelihara,
seperti serangan hewan yang terjadi pada tahun ini. Selanjutnya juga
perlu adanya penambahan asisten praktikum, karena dengan jumlah
praktikan yang cukup banyak, tidaklah cukup hanya didampangi seorang
asisten saja apalagi asisten saat juga masih berstatus mahasiswa aktif,
sehingga beliau terkadang tidak bisa selalu hadir saat praktikan
membutuhkan dampingan dalam melakukan praktikum. Kemudian pada
sistem penambahan pakan sebaiknya didampangi asisten, sehingga tidak
terjadinya kesalahan dalam hal penambahan pakan,bisa berupa jumlah
pakan yang ditimbang yang berlebihan ataupun kekurangan yang bisa
mengurangi efisiensi penggunaan pakan .
DAFTAR PUSTAKA

Akpobome, G. D and R. C. Funguy. 1992. Evaluation of Cage Floor System


of Production of Comercial Broiler. Poultry Science. Vol. 71: 274.

Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak


Unggas. PT. Gramedia: Jakarta.

Daghir, N. J. 1995. Poultry Production in Hot Climate. Faculty of


Agriculture Sciences United Arab. Emirates University. Al-Ain
UEA. Cab. International.

Kartasudjana, R dan Edjeng S. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar


Swadaya: Jakarta.

Martono, R. 1996. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya: Jakarta.

Murtidjo, B. A. 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius:


Yogyakarta.

North, M. O. 1984. Comercial Chicken Production Manual. 3rd Ed. Avi Publ.
Co. Inc. West Port Connecticut.

Pattilesono dan Sangle. 2011. Efek Frekuensi Penaburan Zeolit Pada Alas
Litter Terhadap Kualitas Lingkungan Kandang Ayam Pedaging.
Fakultas Peternakan dan Perikan Ilmu Kelautan. Universitas
Manokwari: Papua.

Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya:


Jakarta.

Sainsburry, D. 1995. Poultry Health and Management. Chickens Turkeys,


Ducks, Geese, Quile. 3rd ed. University of Cambridge: United
Kingdom.
Sinurat, A. P., D. Zainuddin dan R. Dharsono. 1995. Pengujian Penampilan
Biologi Ayam Pedaging Strain Hybro pada Lantai Litter dan
Kawat. Ilmu dan Peternakan.

LAMPIRAN

Gambar 1. Pembersihan kandang


Gambar 2. Kandang yang telah siap dan diberikan
litter

Gambar 3. Persiapan kandang


Gambar 4. Kandang yang telah siap dengan tempat air dan
makan

Gambar 5. Pemberian vaksin ND IB


Gambar 6. Pemberian vaksin gumburo

Gambar 7. Ayam layer


Gambar 8. Hasil daripada ayam layer yang telah dimasukkan mesin

Anda mungkin juga menyukai