Ayu 4
Ayu 4
BAB I
PENDAHULUAN
Di samping itu, yang masih perlu menjadi catatan adalah standar keselamatan kerja di
Indonesia ternyata paling buruk jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara
lainnya, termasuk dua negara lainnya, yakni Bangladesh dan Pakistan. Sebagai contoh, data
terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat fatal pada tahun 2001 di Indonesia sebanyak
16.931 kasus, sementara di Bangladesh 11.768 kasus.
Sebagian besar dari kasus-kasus kecelakaan kerja terjadi pada kelompok usia
produktif. Kematian merupakan akibat dari kecelakaan kerja yang tidak dapat diukur nilainya
secara ekonomis. Kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat seumur hidup, di samping
berdampak pada kerugian non-materil, juga menimbulkan kerugian material yang sangat
besar, bahkan lebih besar bila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh penderita
penyakit-penyakit serius seperti penyakit jantung dan kanker.
B. Tujuan penulisan
1.Tujuan Umum
Untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Komunitas
2.Tujuan Khusus
a) Meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang konsep dasar K3 Dalam pelayanan
keperawatan komunitas
b) Memberikan gambaran dalam tentang konsep dasar K3 Dalam pelayanan keperawatan
komunitas
c) Memberikan saran tentang konsep dasar K3 Dalam pelayanan keperawatan komunitas
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode Studi kepustakaan, yaitu
mempelajari buku dan sumber lainnya untuk mendapatkan dasar ilmiah yang berhubungan
dengan permasalahan dalam makalah ini.
E. Sistematika Penulisan
Laporan kasus ini terdiri dari 3 (tiga) bab yang disusun secara sistematik, adapun sistematika
penulisan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang
lingkup penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan teoritis yang terdiri dari pengertian, konsep hiperkes, peran dan fungs perawat,
kebijakan pemerintah
BAB III : Penutup yang terdiri dari kesimpulann dan saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian K3
Adapun pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah :
Secara filosofi : suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah amupun rokhaniah tenaga kerja pada khususnya manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.
B. Konsep Hiperkes
K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu sistem program yang dibuat
bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-
hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan
tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.
Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila
timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Namun patut disayangkan tidak
semua perusahaan memahami arti pentingnya K3 dan bagaiman mengimplementasikannya
dalam lingkungan perusahaan. Dalam tulisan sederhana ini penulis mencoba mengambarkan
arti pentingnya K3 dan akibat hukum apabila tidak dilaksanakan.
K3 Adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang bekerja dalam lingkungan
perusahaan, terlebih yang bergerak di bidang produksi khususnya, dapat
pentingnya memahami arti kesehatan dan keselamatan kerja dalam bekerja kesehariannya
untuk kepentingannya sendiri atau memang diminta untuk menjaga hal-hal tersebut untuk
meningkatkan kinerja dan mencegah potensi kerugian bagi perusahaan.
Tujuan Pemerintah membuat aturan K3 dapat dilihat pada Pasal 3 Ayat 1 UU No. 1 Tahun
1970 tentang keselamatan kerja, yaitu:
4. memberi kesempatan atau jalan menyelematkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
13. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya
14. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau batang
Dari tujuan pemerintah tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa dibuatnya aturan
penyelenggaraan K3 pada hakekatnya adalah pembuatan syarat-syarat keselamatan kerja
sehingga potensi bahaya kecelakaan kerja tersebut dapat dieliminir.
Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli
keselamatan kerja;
Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan;
Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan;
Program jamsostek lahir dan diadakan dan selanjutnya dilegitimasi dalam UU No. 3
Tahun 1992 tentang Jamsostek sebagai pengakuan atas setiap tenaga kerja berhak atas
jaminan sosial tenaga kerja. Sedangkan ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja
dalam Undang-undang ini meliputi:
Akibat hukum bagi perusahaan yang tidak menjalankan program jamsostek ini adalah
Pengusaha dapat dikenai sanksi berupa hukuman kurungan selama-lamanya 6 (enam) bulan
atau denda setinggi-tingginya Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Apabila setelah
dikenai sanksi tersebut si pengusaha tetap tidak mematuhi ketentuan yang dilanggarnya,
maka ia dapat dikenai sanksi ulang berupa hukuman kurungan selama-lamanya 8 (delapan)
bulan dan dicabut ijin usahanya, apabila pengusaha melakukan hal-hal sebagai berikut:
Hal tersebut diatas berdasarkan ketentuan yang telah diatur dalam Pasal 29 ayat (1)
dan (2) UU No. 3 tahun 1992 & pasal 27 sub a PP No. 14 tahun 1993. Sanksi lain yang
mungkin diterapkan adalah berdasarkan ketentuan Pasal 29 ayat (1) dan (2) UU No. 3 tahun
1992 pada Pengusaha dapat dikenai sanksi berupa hukuman kurungan selama-lamanya 6
(enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Apabila
setelah dikenai sanksi tersebut si pengusaha tetap tidak mematuhi ketentuan yang
dilanggarnya, maka ia dapat dikenai sanksi ulang berupa hukuman kurungan selama-lamanya
8 (delapan) bulan dan, apabila pengusaha melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) tidak mengurus hak tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja kepada Badan
Penyelenggara sampai memperoleh hak-haknya
2) tidak memiliki daftar tenaga kerja beserta keluarganya, daftar upah beserta perubahan-
perubahan dan daftar kecelakaan kerja di perusahaan atau bagian perusahaan yang berdiri
sendiri
3) tidak menyampaikan data ketenagakerjaan dan data perusahaan yang berhubungan dengan
penyelenggaraan program jamsostek kepada Badan Penyelenggara
4) menyampaikan data yang tidak benar sehingga mengakibatkan ada tenaga kerja yang tidak
terdaftar sebagai peserta program jamsostek
5) menyampaikan data yang tidak benar sehingga mengakibatkan kekurangan pembayaran
jaminan kepada si korban
6) menyampaikan data yang tidak benar sehingga mengakibatkan kelebihan pembayaran
jaminan oleh Badan Penyelenggara
7) apabila pengusaha telah memotong upah buruh untuk iuran program jamsostek tetapi tidak
membayarkannya kepada Badan Penyelenggara dalam waktu yang ditetapkan
Selain sanksi-sanksi yang sudah disebutkan diatas, ada pula sanksi administratif
berupa pencabutan ijin usaha seperti yang diatur dalam Pasal 47 sub a PP No. 14 tahun
1993. Peringatan ini dapat dikenakan apabila pengusaha melakukan tindakan-tindakan
sebagai berikut:
1) tidak mendaftarkan perusahaan dan tenaga kerjanya sebagai peserta program Jamsostek
kepada Badan Penyelenggara walaupun perusahaannya memenuhi kriteria untuk berlakunya
program Jamsostek
2) tidak menyampaikan kartu peserta program jaminan sosial tenaga kerja kepada masing-
masing tenaga kerja dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diterima dari Badan
Penyelenggara
3) tidak melaporkan perubahan
alamat perusahaan
kepemilikan perusahaan
jumlah tenaga kerja dan keluarganya besarnya upah setiap tenaga kerja palling lambat 7
(tujuh) hari sejak terjadinya perubahan;
4) tidak memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan bagi tenaga kerja yang tertimpa
kecelakaan
5) tidak melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja dalam waktu tidak lebih dari
2 x 24 jam setelah ada hasil diagnosis dari Dokter Pemeriksa
6) tidak membayar upah tenaga kerja yang bersangkutan selama tenaga kerja yang tertimpa
kecelakaan kerja masih belum mampu bekerja, sampai adanya penetapan dari menteri.
Pengusaha dapat pula dikenakan denda sebesar 2% untuk setiap bulan keterlambatan
yang dihitung dari iuran yang seharusnya dibayar, apabila melakukan keterlambatan
pembayaran iuran program Jamsostek. Selanjutnya apabila ada pengusaha yang tidak
menjalankan program jamsostek padahal telah memenuhi kriteria, maka pekerja yang cepat
tanggap dapat melaporkan hal ini pada Departemen Tenaga Kerja, yang kemudian akan
diadakan penyelidikan terhadap perusahaan selanjutnya ditangani oleh petugas-petugas
penyelidik dalam hukum acara, yaitu:
E. Pembahasan
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor
kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (k3) agar tidak menjadikan hal-hal yang
negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang
diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (k3), seharusnya pengawasan terhadap
kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan
pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan
dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang
baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja
terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat
kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para
pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana
yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan
dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara
lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Keempat faktor tersebut
saling berpengaruh satu sama lainnya, bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama
mempunyai kondisi yang optimal, maka status kesehatan akan tercapai secara optimal.
Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja,
bahan dan pengolahanya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta melakukan cara-
cara melakukan pekerjaan (Sumamur, 1989, hal 12).
(Budiono, 2003, hal 171) menerangkan bahwa keselamatan kerja yang mempunyai ruang
lingkup yang berhubungan dengan mesin, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta
cara mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, memberi perlindungan
sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efesiensi dan produktifitas.
(Sumamur 1989, hal 13) berpendapat bahwa kesehatan kerja merupakan spesialis ilmu
kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usahapreventif atau kuratif
terhadap penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan
lingkungan serta terhadap penyakit umum.
(Budiono, 2003, hal 14) mengemukakan indikator keselamatan dan kesehatan kerja (k3),
meliputi :
1. Faktor manusia/pribadi
Faktor manusia disini meliputi, antara lain kurangnya kemampuan fisik, mental dan
psikologi, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, dan stress serta motivasi yang tidak
cukup
2. Faktor kerja/lingkungan
Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai indikator tentang keselamatan
dan kesehatan kerja (k3) meliputi: faktor lingkungan dan faktor manusia. (Anoraga, 2005, hal
76) mengemukakan aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja (k3) meliputi :
3. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau keryawan dalam beraktifitas
bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi kerja, suhu, penerangan, dan
situasinya
Alat kerja dan bahan merupakan hal yang pokok dibutuhkan oleh perusahaan untuk
memproduksi barang. Dalam memproduksi barang alat-alat kerja sangatlah vital digunakan
oleh para pekerja dalammelakukan kegiatan proses produksi dan disamping itu adalah bahan-
bahan utama yang akan dijadikan barang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan diatas maka kami ajukan saran-saran
sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Bagi pihak perusahaan untuk disarankan untuk menekankan seminimal mungkin
terjadinya kecelakaan kerja, dengan jalan antara lain meningkatkan dan menerapkan
keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dengan baik dan tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan
sering diadakan sosialisasi tentang manfaat dan arti pentingnya program keselamatan dan
kesehatan kerja (k3) bagikaryawan, seperti misalnya dengan pemberitahuan bagaimana cara
penggunaan peralatan, pemakaian alat pelindung diri, cara mengoprasikan mesin secara baik
dan benar. Selain itu perusahaan harus meningkatkan program keselamatan dan kesehatan
kerja (k3) serta menerangkan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dalam
kegiatan operasional.
2. Bagi karyawan
Bagi karyawan lebih memperhatikan program keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati serta mengikuti prosed.
Poskan Komentar
it's me
rizki aprili
Lihat profil lengkapku
Arsip ku
2012 (2)
o November (2)
KMB OSTEOATRITIS
RIZKI APRILI. Tema Tanda Air. Gambar tema oleh clintspencer. Diberdayakan oleh
Blogger.