Anda di halaman 1dari 2

DPR Gulirkan Hak Angket, Apa

Maksudnya?
Oleh: Muhammad Ashari
22 April, 2017 - 11:24
NASIONAL

DPR RI/SJAFRI ALI

JAKARTA, (PR).- Wacana pengguliran hak angket terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) terkait kasus e-ktp menghangat di gedung parlemen. Sebelumnya, dalam rapat Komisi III
DPR dengan KPK, enam dari 10 fraksi mendukung wacana itu.

Keenam fraksi yang menyatakan setuju digulirkan hak angket adalah Golkar, Gerindra,
Demokrat, PDIP, NasDem, dan PPP. Sementara Hanura, PAN, dan PKS masih akan
berkonsultasi ke pimpinan fraksi.

Wacana ini bergulir setelah DPR ingin menyelidiki kasus yang tengah diproses Komisi
Pemberantasan Korupsi seperti BAP Miryam S Haryani . Kasus ini memunculkan banyak nama
anggota DPR. Nama-nama itu tercantum di BAP Miryam.

Wacana seperti ini bukanlah barang baru di parlemen. Sebelumnya, banyak muncul keinginan
sejumlah anggota dewan untuk memakai hak angket terhadap suatu kasus yang sedang menjadi
sorotan masyarakat banyak. Sebut saja ketika masa Pilkada DKI Jakarta kemarin, dimana DPR
RI sempat menggulirkan wacana hak angket terhadap Basuki Tjahjapurnama yang menjabat
kembali sebagai gubernur setelah masa cuti kampanyenya usai.

Sebenarnya, apakah hak angket itu? Dikutip dari laman resmi DPR, hak angket merupakan 1 dari
3 hak yang dimiliki DPR. Selain hak angket, DPR memiliki hak interpelasi dan hak menyatakan
pendapat.

Khusus hak angket, pengertiannya adalah "hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap
pelaksanaan suatu undang-undang/kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan hal penting,
strategis, dan berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan."

Hak Angket untuk Siapa?

Wacana seperti ini kerap memunculkan perdebatan di kalangan masyarakat. Perdebatan terutama
berporos pada dugaan-dugaan kepentingan politik di dalamnya.

Sebagaimana diketahui, DPR merupakan lembaga yang ruhnya adalah politik. Di dalamnya
banyak fraksi-fraksi politik. Pada beberapa hal, pandangan politik setiap fraksi tidaklah selalu
selaras antara yang satu dengan yang lainnya.

Oleh sebab itu, munculnya keinginan hak angket dari anggota parlemen kerap memunculkan
skeptisisme di kalangan masyarakat. Apakah itu memang berlandaskan pada pertimbangan
dampaknya terhadap publik atau justru hanya mengegolkan agenda politik fraksi tertentu?***

Anda mungkin juga menyukai