Anda di halaman 1dari 21

PENDAHULUAN

Laporan hasil studi kelayakan (feasibility study report) sering dibutuhkan oleh
beberapa pihak yang berkepentingan (stakeholders). Pertama laporan
dibutuhkan oleh sponsor yaitu pemrakarsa proyek. Bagi mereka hasil laporan
akan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan
yang bersangkutan dengan rencana investasi. Pihak kedua yang memerlukan
laporan studi adalah mereka yang diundang untuk ikut membiayai proyek, baik
sebagai pemegang saham ataupun sebagai kreditur, misalnya bank dan lembaga
keuangan nonbank. Di samping itu kerap kali laporan studi kelayakan juga
diperlukan oleh badan-badan pemerintah, misalnya Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM).

Oleh karena laporan studi kelayakan diperlukan oleh lebih dari satu pihak, maka
dalam menyusun laporan hendaknya diusahakan agar kebutuhan semua pihak
dapat dipenuhi. Susunan kerangka laporan studi kelayakan yang berikut secara
garis besar mencakup kebutuhan berbagai macam pihak yang berkepentingan
dalam rencana investasi proyek. Di dalam menyusun laporan studi kelayakan
hendaknya selalu diperhatikan kaitan antara satu bab dngan bab-bab yang lain,
demikian juga antara pembahasan satu aspek dengan aspek yang lainnya.

Selain itu hendaknya diperhatikan pula teknik penyajian laporan berikut ini :

1. Pergunakanlah bahasa yang baik.


2. Hindarilah sedapat mungkin pemakaian kalimat yang terlalu panjang.
Janganlah mempergunakan kalimat yang samar-samar atau dapat diartikan
bermacam-macam.
3. Janganlah mempergunakan kata-kata yang emosional.
4. Apabila terhadap sesuatu hal tertentu perlu diajukan ulasan atau pendapat,
hendaknya selalu dijaga faktor obyektivitas. Hindarilah pula ulasan yang
berkepanjangan.
5. Janganlah mengajukan kesimpulan, pendapat atau saran yang sifatnya
spekulatif.
6. Bilamana di dalam pembahasan hal-hal tertentu dipergunakan asumsi,
hendaknya disebutkan dengan jelas.

Laporan studi kelayakan proyek yang disajikan secara profesional, akan banyak
membantu pihak-pihak yang bersangkutan dengan perencanaan dan pembiayaan
pembangunan proyek tersebut.

GARIS BESAR ISI LAPORAN

Bab:

1. Pendahulan..

2. Latar belakang proyek dan pemrakarsa

3. Uraian tentang aspek pasar dan pemasaran hasil produksi


4. Uraian tentang aspek teknis dan teknologi proyek yang direncanakan.

5. Uraian tentang aspek manajemen operasional dan tenaga kerja inti.

6. Uraian tentang aspek ekonomi dan keuangan

7. Kesimpulan dan saran

Lampiran-lampiran

BAB 1: RINGKASAN

Bab ini menyajikan hal-hal pokok mengenai proyek yang direncanakan,


pemrakarsa proyek serta kesimpulan dan saran secara keseluruhan. Isi pokok
bab ini adalah sebagai berikut:

1.1 Latar Belakang Proyek dan Pemrakarsa

a) Nama dan alamat pemrakarsa proyek.


b) Jenis investasi:proyek, baru atau perluasan.
c) Produk yang akan dihasilkan.
d) Insentif investasi atau keringanan pungutan yang akan diperoleh dari
pemerintah.

1.2 Aspek Pasar dan Pemasaran

a) Tren perkembangan permintaan produk pada masa yang lampau.


b) Perkiraan jumlah permintaan produk di masa yang akan datang.
c) Perusahaan asing utama, kekuatan dan kelemahan mereka.

1.3 Aspek Teknis dan Teknologi

a) Kapasitas produksi yang direncanakan.

b) Sumber bahan baku dan pembantu.

c) Jenis teknologi yang dipilih.

d) Jenis dan jumlah harta tetap yang diperlukan.

e) Lokasi yang direncanakan.


1.4 Aspek Manajemen Operasional

a) Jumlah dan kualifikasi tenaga inti yang diperlukan.

b) Sumber pengadaan tenaga inti tersebut.

1.5 Aspek Ekonomi dan Keuangan

a) Jumlah kebutuhan dana modal tetap dan modal kerja awal yang
diperlukan.
b) Struktur permodalan, perbandingan antara modal sendiri dan
pinjaman; sumber pinjaman yang diharapkan dan persyaratannya.
c) Kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial, mendatangkan
laba dan manfaat social-ekonomi lainnya.

1.6 Kesimpulan dan Saran

a) Kesimpulan tentang pemrakarsa dan proyek ditinjau dari masing-


masing aspek dan secara keseluruhan.
b) Saran atas rencana investasi proyek.

BAB 2 : LATAR BELAKANG PROYEK DAN PEMRAKARSA

Keberhasilan operasi proyek tidak dapat terlepas dari kedudukan proyek dalam
struktur ekonomi dan industri nasional dan daerah sekitar lokasi proyek. Di
samping itu perkembangan pembangunan dan operasi proyek juga tidak akan
terlepas dari latar belakang pemrakarsanya. Oleh karena itu di dalam laporan
studi kelayakan proyek hendaknya diuraikan pula latar belakang proyek serta
pemrakarsanya, kedudukan proyek dalam struktur ekonomi nasional dan daerah
serta peranan proyek dalam perkembangan industri dimana proyek yang
bersangkutan tergolong. Bila jenis investasi yang direncanakan merupakan
perluasan dari proyek yang ada, perlu pula diuraikan pengaruh timbal balik
antara proyek lama dengan proyek yang akan dibangun,ditinjau dari berbagai
macam segi. Adapun garis besar uraian latar belakang proyek dan
pemrakarsanya adalah sebagai berikut:

2.1 Latar Belakang Pemrakarsa


a. Nama-nama dan alamat pemrakarsa.

b. Peranan pemrakarsa dalam proyek yang akan dibangun.

c. Pengalaman mereka dalam bidang usaha pada umumnya serta dunia


usaha yang bersangkutan dengan proyek yang direncanakan.

d. Kemampuan keuangan mereka, secara umum maupun dalam


hubungannya dengan pembiayaan proyek yang akan direncanakan.

Catatan: Hasil evaluasi prestasi usaha (pemasaran, produksi, keuangan)


perusahaan atau perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh pemrakarsa pada
masa yang lampau hendaknya dilampirkan, termasuk angka-angka penjualan
produk, neraca dan daftar laba/rugi perusahaan selama tiga tahun terakhir.

2.2 Uraian Tentang Proyek yang Direncanakan

a) Uraian deskriptif tentang proyek; sifat investasi (proyek baru atau


perluasan). Jenis produk pokok dan sampingan (bilamana ada) yang
akan dihasilkan, siapa calon pemakai produk tersebut, daerah
pemasaran yang direncanakan (lokal, nasional, ekspor).

b) Bagaimana peranan proyek dalam kehidupan ekonomi nasional dan


regional, bagaimana sumbangannya terhadap peningkatan nilai
tambah bahan baku yang dipergunakan.

c) Pandangan pemerintah terhadap proyek yang direncanakan, merupakan


proyek prioritas, proyek biasa atau proyek yang dianggap sudah jenuh.
Bantuan, insentif investasi dan keringan pungutan apa saja yang dapat
diharapkan akan diperoleh dari pemerintah.

d) Untuk proyek perluasan hendaknya diuraikan hubungan timbal balik


antara proyek baru dengan proyek yang ada.

2.3 Studi Pendukung


Bilamana selama kegiatan studi kelayakan proyk telah diselenggarakan juga
studi pendukung, hendaknya studi tersebut dicantumkan, beserta uraian
singkat perihal hasil pendukung itu sendiri dapat dipergunakan sebagai
lampiran.

BAB 3: ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Di dalam bab ini disajikan proyeksi permintaan produk sejenis di masa yang akan
datang, serta kemungkinan proyek dapat memperoleh bagian dari jumlah
permintaan keseluruhan tersebut. Tren permintaan produk pada masa yang
lampau disajikan pula dalam bab ini, berikut hasil pembahasannya. Di samping
itu dibahas pula suasana persaingan dewasa ini serta kemungkinannya di masa
yang akan datang,strategi pemasaran yang disarankan, rencana/anggaran
penjualan

3.1 Trend Perkembangan Permintaan Produk Hingga Dewasa Ini

a) Jumlah tahunan produksi dalam negeri, impor dan ekspor produk selama lima
tahun terakhir. Penilaian trend perkembangan permintaan produk selama masa
tersebut. Pembagian jumlah permintaan tersebut di atas menurut sektor
industri, golongan penduduk, daerah regional ataupun berdasarkan
pembagian/sektor pasar/pemakai yang lain.

Catatan: Apabila produk yang direncanakan merupakan produk baru


di masyarakat, sedapat mungkin dikumpulkan substitusi atau permintaan
produk sejenis di negara lain misalnya Malaysia, Thailand, Filipina, Korea, dan
India.

Untuk memudahkan pembaca memperoleh gambaran kecenderungan


perkembangan permintaan efektif produk hingga dewasa ini hendaknya angka-
angka jumlah produksi dalam negeri, impor, ekspor dan perubahan sediaan
produk disusun dalam satu tabel seperti Tabel 3-1.
Tabel 3.1 : Trend perkembangan permintaan produk X,Y dan Z

tahun 20X0 - 20X4

Sumber :

Dalam sebuah penyajian data yang berbentuk angka hendaknya


dicantumkan sumber data tersebut. Sering terjadi angka-angka yang disajikan
dalam tabel merupakan hasil kombinasi angka-angka yang berbeda dari
berbagai sumber macam data. Dalam hal ini hendaknya disebutkan seluruh
sumber data yang dipakai. Angka-angka jumlah permintaan produk tersebut di
atas kemudian diperinci menurut sektor atau kelompok pasar tertentu sesuai
dengan keperluan evaluasi.

b) Penjelasan tentang hasil penelitian atas motivasi pembelian yang mendominasi


keputusan konsumen utama. Uraian perihal faktor-faktor khusus yang
mempengaruhi perkembangan permintaan produk, perkiraan perkembangan
faktor khusus itu sendiri di masa yang akan datang.

3.2 Proyeksi Permintaan Produk

Proyeksi jumlah permintaan produk selama masa kehidupan proyek yang


akan datang, secara keseluruhan dan menurut sektor-sektor pasar utama.
Bilamana proyek menghasilkan lebih dari satu macam produk, hendaknya disusun
pula proyeksi permintaan produk demi produk, minimal produk-produk utama.

3.3 Faktor Persaingan

Uraian perihal perusahaan/produk pesaing yang ada dipasar, bagaimana


kekuatan dan kelemahan mereka, dan bagaimana posisi mereka dalam
persaingan. Perkiraan tentang struktur persaingan di masa yang akan datang, baik
antar perusahaan dalam negeri maupun persaingan dengan barang impor.
Perkiraan tentang strategi perdagangan pemerintah dalam rangka melindungi
produk dalam negeri juga perlu dikemukakan.

3.4 Masalah Ekspor

Kemungkinan ekspor produk, berapa tiap tahun, dan kemana serta


dengan kondisi penjualan yang bagaimana.

3.5 Trend Perkembangan Harga

Trend perkembangan harga penjualan produk pada masa lampau serta


kemungkinannya di masa yang akan datang.

3.6 Uraian tentang Rencana Pemasaran Produk yang akan Dihasilkan

a) Uraian tentang kemungkinan produk yang akan dihasilkan untuk terjun ke


pasar. Strategi pemasaran dan penjualan apa yang disarankan (produk,
harga/syarat penjualan, diskonto, distribusi, syarat pembayaran, promosi
penjualan),dan latar belakang saran strategi tersebut.

b) Rencana dan anggaran penjualan produk selama masa kehidupan proyek.

Catatan: Apabila proyek yang direncanakan merupakan perluasan,


hendaknya disusun perkiraan dan anggaran penjualan/pemasaran gabungan
antara proyek baru dan lama.

Perkiraan dan anggaran penjualan produk tersebut hendaknya disusun


seperti Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Proyek dan Anggaran Penjualan Produk


Proyek : .
BAB 4: ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI

Dalam bab ini disajikan hasil evaluasi berbagai macam hal yang bersangkutan
dengan kapasitas produksi ekonomis, teknologi yang dipilih, kebutuhan bahan
baku, bahan pembantu dan bahan pendukung lainnya, serta tenaga kerja
langsung. Dalam bab ini juga diuraikan jenis dan jumlah mesin, peralatan serta
harta tetap lainnya yang diperlukan proyek. Disamping itu disajikan pula hasil
peralatan serta harta tetap lainnya yang diperlukan proyek. Disamping itu
disajikan pula hasil penelitian lokasi proyek dan letak pabrik yang direncanakan,
serta program pembangunan proyek

4.1 Kapasitas Produksi Ekonomis

a) Uraian tentang hasil penelitian atas faktor-faktor utama yang menentukan besar
kapasitas produksi ekonomis proyek yang direncanakan.

b) Penentun besar kapasitas produksi ekonomis yang dipilih serta sebab-sebab


atau dasar penentuan yang dipergunakan. Sebutkan pula beberapa pilihan
besar kapasitas produksi yang lain (bilamana ada).

4.2 Rencana Produksi Selama Masa Kehidupan Proyek

a) Uraian dasar-dasar pertimbangan penyusunan rencana produksi tahunan.

b) Penentuan rencana produksi tahunan, meliputi jenis dan jumlah produk utama
yang akan dihasilkan tiap tahun, serta produk sampingan (bilamana ada).

Rencana produksi tahunan tersebut di atas dapat disusun seperti dalam


Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Rencana produksi selama masa kehidupan proyek :

4.3 Teknologi yang Dipilih


a) Uraian tentang berbagai macam teknologi yang dapat dipergunakan oleh
proyek, pertimbangan segi-segi keuntungan dan kerugian tiap jenis teknologi
bagi proyek yang direncanakan.

b) Ketetapan atas jenis teknologi yang dipilih serta sebab-sebab keputusan


tersebut.

c) Sumber dari mana teknologi dapat diperolah, cara mendapatkan teknologi


tersebut serta biaya yang diperlukan.

4.4 Kebutuhan Bahan Baku, Pembantu dan Bahan Pendukung Lainnya

a) Uraian tentang berbagai macam jenis bahan baku, pembantu dan pendukung
lain yang dapat dipergunakan oleh proyek yang direncanakan. Pertimbangan
atas segi-segi keuntungan dan kerugian masing-masing jenis bahan bagi
proyek yang direncanakan.

b) Keputusan terhadap jenis bahan yang dipilih serta dasar keputusan tersebut.
Uraian deskriptif masing-masing bahan, termasuk standar mutu yang
diperlukan.

c) Gambaran tentang sumber bahan baku, pembantu dan pendukung. Bagaimana


cara memperolah bahan tersebut, berapa harga perolehan sampai tiba di
proyek.

Jumlah kebutuhan bahan baku, pembantu dan pendukung yang


diperlukan oleh proyek hendaknya disusun seperti dalam Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Kebutuhan bahan baku, pembantu dan pendukung pada kapasitas
produksi penuh
Proyek : .

*) anggaran pembelian bahan baku, pembantu dan pendukung dalam valuta asing dapat
dijabarkan dalam rupiah dengan mempergunakan kurs mata uang yang berlaku
4.5 Mesin,Peralatan dan Harta Tetap Lainnya

a) Uraian deskriptif tentang jenis, jumlah, spesifikasi mesin, peralatan dan harta
tetap lain yang diusulkan untuk proyek. Penjelasan perihal alasan yang dipakai
untuk menentukan harta tetap proyek tersebut.

b) Uraian perihal beberapa sumber harta tetap (terutama untuk mesin dan
peralatan) dapat diperoleh. Sebutkan keuntungan dan kerugian masing-masing
bagi proyek yang direncanakan.

c) Saran atas sumber pengadaan harta tetap (terutama untuk mesin dan
peralatan) yang terbaik untuk proyek, sebutkan pula alasannya.

Untuk memudahkan pembaca laporan mengikuti usulan jenis, jumlah dan


spesifikasi harta tetap proyek, hendaknya harta tetap tersebut disusun dalam tabel
seperti dalam contoh Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Jenis dan Jumlah Harta Tetap


Proyek:

Dalam proyek-proyek besar, jenis dan jumlah harta tetap yang dibutuhkan
acapkali banyak. Untuk menghindari adanya tabel yang terlalu panjang, disarankan
agar untuk tiap kelompok harta tetap pokok disusun satu tabel tersendiri.

4.6 Kebutuhan Tenaga Kerja Langsung

a) Uraian tentang jenis, kualifikasi dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan
proyek.

b) Penjelasan tentang sumber tenaga kerja yang diharapkan serta cara


memperoleh tenaga tersebut.

c) Anggaran tahunan gaji, upah dan jaminan sosial tenaga kerja yang dibutuhkan.

Anggaran gaji, upah dan jaminan sosial tersebut hendaknya disusun


dalam tabel seperti contoh Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4: Anggaran tahunan gaji, upah dan jaminan sosial tenaga kerja
4.7 Lokasi Proyek dan Tempat Pabrik

a) Uraian perihal beberapa pilihan lokasi, pertimbangan keuntungan dan kerugian


tiap lokasi bagi proyek yang direncanakan.

b) Catatan: Hendaknya diusahakan agar peta tiap lokasi dapat dilampirkan dalam
laporan.

c) Usulan tentang lokasi yang terbaik untuk proyek yang direncanakan, sebutkan
pula alasan pilihan lokasi terutama dalam hubungannya dengan syarat-syarat
teknis lokasi yang diperlukan oleh proyek.

d) Uraian-uraian perihal beberapa pilihan tempat pabrik dalam lokasi yang


diusulkan, pertimbangan keuntungan dan kerugian tiap tempat bagi proyek
yang direncanakan.

e) Usulan tentang tempat pabrik yang terbaik untuk proyek yang direncanakan,
sebutkan pula alasan pilihan tempat tersebut terutama dalam hubungannya
dengan syarat-syarat teknis tempat pabrik yang diperlukan oleh proyek.

4.8 Progam Pembangunan Proyek

a. Penjelasan tentang seluruh waktu yang dibutuhkan untuk membangun proyek.


Penegasan tentang kapan pembangunan proyek itu akan dimulai, misalnya
segera setelah desain engineering diselesaikan.

b. Jadual program pembangunan proyek.

c. Jadual tersebut hendaknya disusun dalam bentuk bagan balok (bar-chart)


seperti nampak dalam contoh Tabel 4.5.

Tabel 4.5 : Jadual pembangunan proyek


BAB 5: MANAJEMEN OPERASIONAL DAN TENAGA INTI

Dalam bab ini disajikan hasil evaluasi berbagai macam hal yang bersangkutan
dengan kebutuhan tenaga manajemen, ahli dan inti yang diperlukan untuk
mengelola proyek. Intisari laporan hasil evaluasi aspek manajemen operasional
dan tenaga kerja inti adalah sebagai berikut:

5.1 Kebutuhan Tenaga Manajemen dan Inti

a) Uraian perihal struktur organisasi yang diusulkan untuk mengelola operasi


proyek.

b) Penjelasan perihal jumlah dan kualifikasi tenaga manajemen dan inti yang
diperlukan untuk mengisi organisasi tersebut.

5.2 Sumber Tenaga Kerja dan Anggaran Balas Jasa

a) Uraian perihal sumber tenaga yang diharapkan, jenis dan lamanya pendidikan
tambahan maupun lembaga pendidikan yang dapat diharapkan bantuannya
kelak.

b) Anggaran tahunan balas jasa (finansial dan non-finansial) tenaga manajemen


dan inti yang disusun seperti dalam contoh Tabel 5.1.

Tabel 5.1: anggaran tahunan balas jasa tenaga manajemen dan inti

) Bilamana sebagian dari balas jasa tenaga asing dibayarkan dalam bentuk
valuta asing, jumlah pembayaran tersebut dapat dijabarkan dalam rupiah dengan
mempergunakan kurs mata uang yang berlaku di pasar.
BAB 6: ASPEK EKONOMI DAN KEUANGAN

Di dalam bab ini disajikan perhitungan jumlah dana harta tetap dan modal kerja
awal yang diperlukan. Jumlah modal kerja awal hendaklah dihitung secara netto
yaitu jumlah kebutuhan harta lancar dikurangi hutang lancar yang dapat
diharapkan diperoleh dari pihak ketiga. Disajikan juga struktur pembiayaan
proyek, kemampuan proyek memperoleh laba, memenuhi keuangan dan
mendatangkan manfaat sosial-ekonomi yang lain.

6.1 Jumlah Dana Permodalan

a) Taksasi jumlah kebutuhan dana modal tetap keseluruhan beserta perincian tiap
jenis harta tetap satu demi satu. Kebutuhan dana modal tetap secara
keseluruhan meliputi biaya pra-investasi, pengadaan tanah, gedung pabrik dan
bangunan lain, mesin dan peralatan, kendaraan, pengadaan teknologi, bunga
pinjaman selama masa pembangunan proyek serta biaya produksi percobaan.

Tabel 6.1: Anggaran Dana Modal Tetap


Proyek :
*) Dapat dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan mempergunakan kurs yang berlaku.

Untuk menutup kebutuhan dana yang tidak terduga sebelumnya,di atas


pos-pos biaya modal tetap tersebut hendaknya dianggarkan biaya tak terduga
misalnya sebesar 5-10%.

Pada akhir penyajian taksasi kebutuhan tiap pos biaya harta tetap, hendaknya
disusun ringkasan anggaran biaya modal tetap seperti nampak dalam Tabel 6-1.

Catatan: sebagian besar angka-angka biaya tiap pos biaya modal tetap, pada
dasarnya diambil atau dihitung berdasarkan perhitungan biaya pos-pos
tersebut pada bab-bab terdahulu.

b) Taksasi jumlah kebutuhan dana modal kerja awal (netto). Kebutuhan dana
modal kerja bruto terdiri dari persediaan, piutang dagang dan kas. Kebutuhan
dana modal kerja netto adalah modal kerja bruto dikurangi dengan hutang
jangka pendek tanpa bunga.

Anggaran dana modal kerja awal (netto) hendaknya disusun dalam tabel
seperti contoh Tabel 6.2.

Tabel 6.2: Anggaran Dana Modal Kerja Awal


Proyek : --------------------------------
c) Perhitungan jumlah dana keseluruhan yang dibutuhkan oleh proyek yang
direncanakan. Jumlah dana keseluruhan tersebut adalah penjumlahan dari
kebutuhan dana modal tetap dan dana modal kerja netto. Walaupun jumlah
keseluruhan dapat dijabarkan dalam bentuk rupiah, namun hendaknya masih
dapat dilihat berapa jumlah kebutuhan valuta asing yang diperlukan oleh
proyek (bilamana ada). Agar dapat melihat pembagian kebutuhan dana rupiah
dan valuta asing, hendaknya jumlah dana keseluruhan yang diperlukan oleh
proyek, diringkas seperti dalam contoh Tabel 6.3.

Tabel 6-3: Anggaran Dana Keseluruhan

*) Penjabaran ke dalam rupiah hendaknya dilakukan dengan kurs mata uang yang berlaku
dipasar bebas.

6.2 Struktur Permodalan Proyek

Uraian tentang struktur pembiayaan proyek yang diusulkan atau


diharapkan, serta dasar-dasar pertimbangan usulan tersebut, Keuntungan serta
kerugiannya bagi proyek yang direncanakan. Hendaknya disebutkan secara
terperinci sumber pembiayaan yang diharapkan serta syarat minimal yang
ditetapkan oleh setiap jenis sumber. Sebagai contoh, apabila salah satu sumber
pembiayaan yang diharapkan adalah pinjaman dari bank, hendaknya diutarakan
suku bunga pinjaman yang berlaku, jangka waktu tenggang pembayaran kembali
kredit, jumlah angsuran tiap masa tertentu, cara pembayaran angsuran, jaminan
kredit yang diminta dan sebagainya.

Guna memberikan gambaran yang mudah mengenai struktur pembiayaan


proyek yang diusulkan, hendaknya struktur tersebut disusun dalam tabel seperti
contoh Tabel 6.4.

Tabel 6.4. Struktur pembiayaan


Proyek : -------------------

6.3 Evaluasi Kemampuan Proyek Memenuhi Kewajiban Finansial dan Mendatangkan


Keuntungan

Untuk mengevaluasi kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial


dan mendatangkan kuntungan hendaklah disusun proyeksi tiga macam daftar
keuangan yaitu perkiraan arus kas, daftar laba/rugi dan neraca. Ketiga macam
daftar keuntungan tersebut hendaknya disusun secara tahunan untuk seluruh
masa kehidupan proyek. Adapun bentuk ketiga macam daftar keuangan tersebut
nampak seperti dalam Tabel 6.5 sampai denganTabel 6.7.

Tabel 6.5. Proyeksi Perkiraan Arus Kas


Proyek :-------------------------

Catatan: untuk menghitung NPV dan IRR ke dalam aliran kas juga dimasukkan nilai sisa
harta tetap pada akhir tahun kehidupan.

Daftar keuangan yang kedua adalah daftar laba/rugi. Daftar tersebut juga
disusun secara tahunan untuk seluruh masa kehidupan proyek. Dalam tabel yang
berikut disajikan contoh penyusunan daftar laba/rugi.

Tabel 6.6. Proyeksi Daftar Laba/Rugi


Adapun daftar keuangan yang ketiga adalah neraca, disusun untuk tiap akhir
tahun selama masa kehidupan proyek. Dalam tabel yang berikut disajikan contoh
penyusunan neraca proyek.

Tabel 6.7: Proyek Neraca

* atas pos-pos harta tetap tertentu dikenakan penyusutan


Evaluasi kemampuan proyek memenuhi kewajiban finansial hendaknya
diadakan baik untuk kewajiban jangka pendek maupun panjang. Untuk mengukur
kemampuan jangka pendek hendaknya dipergunakan kriteria rasio likuiditas,
yang dapat dihitung dengan memperbandingkan angka-angka pos-pos harta
lancar dan kewajiban lancar tiap akhir tahun proyeksi. Kemampuan memenuhi
kewajiban finansial jangka panjang hendaknya diukur dengan kriteria rasio
solvabilitas.

Sudah barang tentu hasil evaluasi dan saran tidak hanya semata-mata
dibatasi oleh angka-angka rasio. Hasil pengamatan faktor-faktor kualitatif yang
dapat mempengaruhi jalannya operasi proyek harus juga dipikirkan.

Kemampuan proyek mendatangkan keuntungan hendaknya diukur


dengan kriteria rasio laba atas seluruh aktiva, laba atas modal sendiri, laba atas
penjualan, NPV dan IRR.

6.4 Perhitungan Tingkat Break Even

Di dalam laporan evaluasi aspek keuangan hendaknya dihitung jumlah


hasil penjualan minimal produk yang harus dicapai tiap tahun agar dapat
melampaui titik break even atau titik impas.

6.5 Pengkajian Faktor Sensitivitas (Kepekaan)

Apabila dari hasil penelitian diketahui ada faktor-faktor tertentu yang


sangat menentukan keberhasilan operasi proyek, hendaknya disajikan pula
beberapa macam kemungkinan pengaruh positif atau negatif terhadap operasi
proyek bilamana terjadi perubahan pada faktor penetu tersebut.

6.6 Manfaat Sosial/Ekonomi yang lain

Di dalam laporan evaluasi proyek hendaknya diutarakan pula secara


terperinci berbagai macam manfaat sosial/ekonomi lainnya yang dapat diharapkan
dari proyek.

BAB 7: KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini disajikan kesimpulan hasil evaluasi terhadap pemrakarsa, aspek
demi aspek studi dan kesimpulan hasil evaluasi proyek secara keseluruhan.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut kemudian diajukan saran.
7.1 Kesimpulan

a) Bagaimana kira-kira kemampuan pemrakarsa dalam pembiayaan proyek,


maupun dalam menangani kegiatan pembangunan dan operasi proyek yang
direncanakan. Di mana letak kekuatan dan kelemahan mereka, apakah
diperlukan bantuan dari luar, kalau diperlukan dalam hal atau bidang apa.

b) Bagaimana prospek masa depan kehidupan proyek ditinjau dari segi


pemasaran, teknis,teknologi, manajemen operasional, ekonomi dan keuangan.

c) Bagaimana prospek masa depan kehidupan proyek ditinjau dari semua aspek
secara keseluruhan.

d) Mafaat keuangan dan nonkeuangan, apa yang dapat diperoleh dari proyek,
berapa pula jumlahnya bilamana dapat diukur secara kuantitatif.

e) Kelemahan pokok apa yang terdapat pada proyek, bagaimana cara


mengatasinya.

7.2 Saran-saran

Berdasarkan kesimpula diatas, di dalam laporan studi kelayakan proyek


dapat diajukan pilihan saran yang berikut:

a) Proyek yang direncanakan cukup sehat ditinjau dari berbagai macam segi;
prospek masa depannya cukup cerah. Oleh karena itu disarankan agar
rencana investasi proyek diteruskan.

b) Proyek yang direncanakan tidak cukup sehat ditinjau dari bebagai macam segi;
prospek masa depannya meragukan. Oleh karena itu disarankan agar rencana
investasi proyek dihentikan.

c) Proyek yang direncanakan cukup sehat, tetapi mempunyai kelemahan-


kelemahan tertentu (sebutkan dengan jelas). Oleh karena itu disarankan agar
rencana investasi proyek sementara waktu ditunda sampai diperoleh kepastian
bahwa kelemahan-kelemahan tersebut diatas dapat diatasi.

Anda mungkin juga menyukai