Anda di halaman 1dari 31

MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP

2015/2016

MODUL II
PENGUJIAN POMPA SENTRIFUGAL

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pompa merupakan mesin konversi energi yang mengubah bentuk energi
mekanik poros menjadi energi spesifik (head) fluida yang memiliki wujud air. Energi
mekanik pompa yang menunjukkan kemampuan dari suatu pompa mengangkat fluida
untuk mencapai ketinggian tertentu adalah berupa head pompa, ditunjukkan oleh
besarnya perbedaan antara energi fluida di sisi isap dengan energi fluida di sisi tekan.
Energi fluida merupakan jumlah dari energi tekanan, energi kinetik dan energi karena
elevasi.
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan
persatuan waktu (debit atau kapasitas pompa) dan head (tinggi energi angkat). Pada
umumnya pompa dapat digunakan untuk bermacam-macam keperluan, untuk
menaikkan fluida ke sebuah reservoir, untuk mengalirkan fluida dalam proses industry,
untuk pengairan, irigasi, dan sebagainya.
Dalam praktikum ini digunakan pompa sentrifugal, karena banyak digunakan
dalam kehidupan manusia sehari-hari, terutama pada bidang industri. Secara umum
pompa sentrifugal digunakan untuk kepentingan pemindahan fluida dari satu tempat ke
tempat yang lain. Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan
dalam fasilitas gathering station, suatu unit pengumpul fluida dari sumur produksi
sebelum diolah dan dipasarkan, ialah pompa bertipe sentrifugal. Pada industri
perkapalan pompa sentrifugal banyak digunakan untuk memperlancar proses kerja di
kapal.
Dalam pelaksanaan operasinya pompa sentifrugal dapat bekerja secara tunggal,
seri, dan paralel. Jenis operasi yang digunakan harus sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan penggunaan instalasi pompa. Karakteristik pompa harus terlebih dahulu
diketahui agar didapatkan sistem yang optimal.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari pengujian pompa sentrifugal ini adalah untuk mendapatkan
kurva karakteristik dari :
a. Kapasitas terhadap head dan efisiensi

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

b. Kapasitas terhadap daya


c. Kapasitas terhadap torsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori Pompa


2.1.1 Pengertian Fluida, Debit dan Head
Fluida didefinisikan sebagai zat atau substansi yang akan mengalami deformasi
secara berkesinambungan apabila terkena gaya geser (gaya tangensial) sekecil apapun.
Berdasarkan mampu mampatnya fluida dibagi menjadi 2 yaitu compressible fluid dan
incompressible fluid. Berdasarkan sifat alirannya fluida dibagi menjadi 3 yaitu aliran
laminer, transisi dan turbulen. Berdasarkan hubungan antara laju deformasi dan
tegangan gesernya fluida dibagi menjadi 2 yaitu newtonian fluid dan non-newtonian
fluid. Berdasarkan gaya yang bekerja pada fluida dan gerakannya, fluida dibagi 2 yaitu
fluida statis dan dinamis.
Debit / kapasitas merupakan volum fluida yang dapat dialirkan per satuan
waktu. Pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan venturimeter,
orifice, pitot tube dan lain-lain. Satuan dari kapasitas (Q) adalah m3/s, liter/s, atau ft3/s.
Head didefinisikan sebagai energi per satuan berat fluida. Satuan dari head (H)
adalah meter atau feet fluida. Di dalam pompa, head diukur dengan cara menghitung
beda tekanan total antara pipa isap dan pipa tekan, bila pengukuran dilakukan pada
ketinggian yang sama. Menurut persamaan Bernoulli, terdapat tiga macam head dari
sistem instalasi aliran, yaitu head kecepatan, head potensial dan head tekanan.
a. Head tekanan
Adalah perbedaan head yang disebabkan perbedaan tekanan statis (head
tekanan) fluida pada sisi tekan dan sisi isap. Head tekanan dituliskan dengan rumus
sebagai berikut:
P Pd Ps
= (18)

Keterangan :
P
: Head tekanan (m)

Pd
: Head tekanan fluida pada sisi tekan (m)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

Ps
: Head tekanan fluida pada sisi isap (m)

b. Head kecepatan
Adalah perbedaan antara head kecepatan zat cair pada sisi tekan dengan head
kecepatan zat cair pada sisi isap. Head kecepatan dituliskan dengan rumus sebagai
berikut:
2 2
V V
hk = d s (19)
2 g 2g
Keterangan :
hk : Head kecepatan (m)
V 2d
: Head kecepatan zat cair pada sisi tekan (m)
2g
2
Vs
: Head kecepatan zat cair pada sisi isap (m)
2g
c. Head potensial / elevasi
Adalah perbedaan ketinggian antara fluida pada sisi tekan dengan ketinggian
fluida pada sisi isap. Head elevasi dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
Z =Z d Z s (20)
Keterangan :
Z : Head statis total (m)
Zd : Head statis pada sisi tekan (m)
Zs : Head statis pada sisi isap (m)

2.1.2 Pengertian Pompa


Pompa adalah jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan fluida
melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya tersebut,
pompa mengubah energi mekanik poros yang menggerakkan sudu-sudu pompa mejadi
energi kinetik dan tekanan pada fluida.
Spesifikasi pompa dinyatakan dengan jumlah fluida yang dapat dialirkan per
satuan waktu (kapasitas) dan energi angkat (head) dari pompa.
a. Kapasitas (Q)
Merupakan volum fluida yang dapat dialirkan persatuan waktu. Dalam
pengujian ini pengukuran dari kapasitas dilakukan dengan menggunakan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

venturimeter. Satuan dari kapasitas (Q) yang digunakan dalam pengujian ini adalah
m3/s.
b. Putaran (n)
Yang dimaksud dengan putaran disini adalah putaran poros (impeler) pompa,
dinyatakan dalam satuan rpm. Putaran diukur dengan menggunakan tachometer.
c. Torsi (T)
Torsi didapatkan dari pengukuran gaya dengan menggunakandinamometer,
kemudian hasilnya dikalikan dengan lengan pengukur momen (L). Satuan dari torsi
adalah Nm.
d. Daya (P)
Daya dibagi menjadi dua macam, yaitu daya poros yang merupakan daya dari
motor listrik, serta daya air yang dihasilkan oleh pompa. Satuan daya adalah Watt.
e. Efisiensi ( )
Merupakan perbandingan antara daya air yang dihasilkan dari pompa, dengan
daya poros dari motor listrik.

2.1.3 Pengertian Kavitasi


Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan uap jenuhnya. Sehingga fluida dapat
menguap ketika tekanannya cukup rendah pada temperatur fluida tersebut. Dalam hal
ini temperatur fluida lebih besar dari temperatur jenuhnya.
Mekanisme dari kavitasi ini adalah berawal dari kecepatan air yang tinggi
sehingga tekanannya rendah dan menyebabkan titik didihnya menurun. Karena fluida
mencapai titik didihnya maka menguap dan timbul gelembung-gelembung yang pada
kecepatan tinggi akan menabrak bagian sudu.
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat
cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun
di dalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang berkecepatan tinggi di
dalam aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Pada pompa misalnya, bagian
yang mudah mengalami kavitasi adalah sisi isapnya. Kavitasi akan timbul jika tekanan
isapnya terlalu rendah. Kavitasi di dalam pompa dapat mengakibatkan:
a. Suara yang berisik dan getaran dari pompa.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

b. Performasi pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga


pompa tidak dapat bekerja dengan baik.
c. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara terus
menerus dalam jangka lama, maka permukaan dinding akan termakan sehingga
menjadi berlubang-lubang. Peristiwa ini disebut erosi kavitasi, sebagai akibat dari
tumbukan gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
Karena kavitasi mengakibatkan banyak sekali kerugian pada pompa, maka
kavitasi perlu dihindari. Adapun cara-cara untuk mencegah kavitasi antara lain:
a) Tekanan gas diperbesar di dalam pipa-pipa dimana fluida yang
mengalir dipompakan.
b) Sebuah pompa booster dipasang pada ujung pipa isap.
c) Sebuah axial wheel atau helical wheel dipasang tepat di depan
impeler pada poros yang sama. Hal ini dimaksudkan untuk membuat pusaran (whirl)
terhadap aliran. Cara ini merupakan pilihan yang paling baik. Akan tetapi, apabila
kecepatan putaran (n) dan debitnya (Q) sama dengan kecepatan putaran dan debit
dari impeler, maka kavitasi justru akan terjadi pada runner pembantu itu sendiri.
Oleh karena itu, dalam pemasangan runner pembantu ini diperlukan pertimbangan
yang sungguh-sungguh sebelum pemasangannya.
Macam - macam tipe kavitasi pada pompa sentrifugal berdasarkan penyebabnya
yaitu:
1. Suction cavitation (kavitasi pada suction)
Kavitasi jenis ini terjadi akibat kekurangan NPSHA (NPSH aktual). Aturan
umumnya adalah NPSHA minimal harus sama atau lebih besar dari NPSH R (NPSH
yang dibutuhkan) untuk menghindari suction cavitation. Perbedaan yang besar
antara NPSHA dengan NPSHR dapat menyebabkan resiko kerusakan pada pompa
terutama pada air yang relatif dingin (kurang dari 150 F).
2. Recirculation Cavitation
Recirculation cavitation diakibatkan oleh laju aliran (flow rate) yang rendah
pada pompa. Ada dua tipe dari recirculation cavitation yaitu suction side dan
discharge side dimana bisa terjadi pada saat yang bersamaan ataupun terpisah.
Keduanya terjadi akibat fenomena yang sama yaitu aliran balik pada jarak yang
berdekatan satu sama lain.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

2.1.4 Pengertian NPSH


Net Positive Suction Head (NPSH) adalah tekanan awal bernilai positif yang
terdapat pada sisi inlet pompa. Seperti diuraikan sebelumnya, bahwa kavitasi akan
terjadi apabila tekanan statis suatu aliran zat cair turun sampai di bawah tekanan uap
jenuhnya. Untuk menghindari kavitasi harus diusahakan agar tidak ada satu bagian dari
aliran di dalam pompa yang mempunyai tekanan statis lebih rendah dari tekanan uap
jenuh cairan pada temperatur yang bersangkutan. Dalam hal ini perlu diperhatikan dua
macam tekanan yang memegang peranan. Pertama, tekanan yang ditentukan oleh
kondisi lingkungan dimana pompa dipasang. Kedua, tekanan yang ditentukan oleh
keadaan aliran di dalam pompa.
Oleh karena itu, didefinisikan suatu tekanan kavitasi atau jika dinyatakan dalam
satuan Head disebut dengan Net Positive Suction Head (NPSH). Jadi, NPSH dapat
dinyatakan sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi.

Gambar 2.1 NPSH bila tekanan atmosfer bekerja pada permukan air yang dihisap.
Sumber: Sularso (2000:44)

a. NPSH yang Tersedia


Merupakan head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa (ekuivalen
dengan tekanan absolut pada sisi isap pompa), dikurangi dengan tekanan uap jenuh
zat cair di tempat tersebut. Pada pompa yang mengisap zat cair dari tempat terbuka

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

dengan tekanan atmosfer pada permukaan zat cair seperti diperlihatkan pada
gambar 2.1, maka besarnya NPSH yang tersedia adalah:
Pa P v
hsv = hs hl (21)

Keterangan:
hsv = NPSH yang tersedia (m)
Pa = Tekanan atmosfer (N/m2)
Pv = Tekanan uap jenuh pada temperatur fluida (N/m2)
= Berat jenis cairan (N/m3)
hs = Head isap statis (m)
hl = Head losses (m)
dengan hs bertanda positif (+) jika pompa terletak di atas permukaan zat cair yang
dihisap dan negatif (-) jika pompa terletak di bawah permukaan zat cair yang
dihisap.
Dari persamaan tersebut, dapat dilihat bahwa NPSH yang tersedia
merupakan head tekanan absolut yang masih tersisa pada sisi isap pompa setelah
dikurangi head tekanan uap, head isap statis dan head loss . Besarnya tergantung
pada kondisi luar pompa dimana pompa tersebut dipasang.

Gambar 2.2 NPSH bila tekanan uap bekerja di dalam tangki air hisap yang tertutup.
Sumber: Sularso (2000:44)

Jika zat cair dihisap dari tangki tertutup seperti pada gambar 2.2, maka P a
menyatakan tekanan absolut yang bekerja pada permukaan zat cair di dalam tangki

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

tertutup tersebut. Jika tekanan di atas permukan zat cair sama dengan tekanan uap
jenuhnya, maka Pa = Pv, sehingga :
hsv =h shl (22)
Harga hs adalah negatif (-) karena permukaan zat cair dalam tangki lebih
tinggi daripada sisi isap pompa. Pemasangan pompa semacam ini diperlukan untuk
mendapatkan harga hsv atau NPSH yang positif (+).
b. NPSH yang Diperlukan
Tekanan terendah di dalam pompa besarnya terdapat di suatu titik didekat
(setelah) sisi masuk sudu impeler. Di tempat tersebut, tekanannya lebih rendah
daripada tekanan pada sisi isap pompa. Hal ini disebabkan kerugian head di nosel
isap, kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang yang menyempit, dan
kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu.
Jadi, agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang masuk
pompa dikurangi penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih tinggi daripada
tekanan uap zat cair. Head tekanan yang besarnya sama dengan penurunan tekanan
ini disebut NPSH yang diperlukan.Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami
kavitasi, maka harus dipenuhi persyaratan sebagai berikut :
NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan
Harga dari NPSH yang diperlukan, diperoleh dari pabrik pompa yang bersangkutan.

2.1.5 Klasifikasi Pompa


Menurut prinsip kerjanya, pompa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu:
A. Positive Displacement Pump
Merupakan pompa yang menghasilkan kapasitas yang intermittent, karena
fluida ditekan di dalam elemen-elemen pompa dengan volume tertentu. Ketika
fluida masuk, langsung dipindahkan ke sisi buang sehingga tidak ada kebocoran
(aliran balik) dari sisi buang ke sisi masuk. Kapasitas dari pompa ini kurang lebih
berbanding lurus dengan jumah putaran atau banyaknya gerak bolak-balik pada tiap
satuan waktu dari poros atau engkol yang menggerakkan. Pompa jenis ini
menghasilkan head yang tinggi dengan kapasitas rendah. Pompa ini dibagi lagi
menjadi:
1. Reciprocating Pump (pompa torak)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

Pada pompa ini, tekanan dihasilkan oleh gerak bolak-balik translasi


dari elemen-elemennya, dengan perantaran crankshaft, camshaft, dan lain-
lainnya. Pompa jenis ini dilengkapi dengan katup masuk dan katup buang yang
mengatur aliran fluida keluar atau masuk ruang kerja. Katup-katup ini bekerja
secara otomatis dan derajat pembukaannya tergantung pada fluida yang
dihasilkan. Tekanan yang dihasilkan sangat tinggi, yaitu lebih dari 10 atm.
Kecepatan putar rendah yaitu 250 sampai 500 rpm. Oleh karena itu, dimensinya
besar dan sangat berat. Pompa ini banyak dipakai pada pabrik minyak dan
industri kimia untuk memompa cairan kental, dan untuk pompa air ketel pada
PLTU. Skema pompa torak ditunjukkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Skema pompa torak.


Sumber: Karrasik (2008)

2. Rotary Pump
Tekanan yang dihasilkan dari pompa ini adalah akibat gerak putar dari
elemen-elemennya atau gerak gabungan berputar. Bagian utama dari pompa
jenis ini adalah :
rumah pompa yang stasioner

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

rotor, yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang berputar


dalam rumah pompa
Prinsip kerjanya adalah fluida yang masuk ditekan oleh elemen-elemen
yang memindahkannya ke sisi buang kemudian menekannya ke pipa tekan.
Karena tidak memiliki katup-katup, maka pompa ini dapat bekerja terbalik,
sebagai pompa maupun sebagai motor. Pompa ini bekerja pada putaran yang
tinggi sampai dengan 5000 rpm atau lebih. Karena keuntungan tersebut, pompa
ini banyak dipakai untuk pompa pelumas dan pada hydraulic power
transmission. Yang termasuk jenis pompa ini adalah:
a. Gear Pump (Pompa Roda Gigi)
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya dua buah roda gigi
berpasangan yang terletak dalam rumah pompa akan menghisap dan
menekan fluida yang dipompakan. Fluida yang mengisi ruang antar gigi
ditekan ke sisi buang. Akibat diisinya ruang antar sisi tersebut maka pompa
ini dapat beroperasi. Aplikasi dari pompa ini adalah pada sistem pelumasan,
karena pompa ini menghasilkan head yang tinggi dan debit yang rendah.
Contoh pompa roda gigi terdapat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Pompa roda gigi.


Sumber: Edward (1996:26)

b. Pompa Piston
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya selubung putar
menyebabkan piston bergerak sesuai dengan posisi ujung piston di atas piring
dakian. Fluida terhisap ke dalam silinder dan ditekan ke saluran buang akibat
gerakan naik turun piston. Fungsi dari pompa ini adalah untuk pemenuhan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

kebutuhan head tingi dan kapasitas rendah. Skema pompa piston ditunjukkan
pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Skema pompa piston.


Sumber: Sutikno (1998:30)

B. Dynamic Pump
Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama pompa
bekerja. Untuk merubah kenaikan tekanan, tidak harus mengubah volume aliran
fluida. Dalam pompa ini terjadi perubahan energi, dari energi mekanik menjadi
energi kinetik, kemudian menjadi energi tekanan. Pompa ini memiliki elemen
utama sebuah rotor dengan suatu impeler yang berputar dengan kecepatan tinggi.
Yang termasuk di dalam jenis pompa ini adalah pompa aksial dan pompa
sentrifugal.
1. Pompa Aksial
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya impeler akan menghisap
fluida yang dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam arah aksial.
Pompa ini cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head rendah dan kapasitas
tinggi, seperti pada sistem pengairan. Contoh pompa aksial terdapat pada
gambar 2.6.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

Gambar 2.6 Pompa aksial


Sumber: Kurtz (2005:101)

2. Pompa Sentrifugal
Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu
yang berputar pada kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat oleh
impeler yang menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan melempar fluida
keluar melalui volute atau rumah siput. Pompa ini digunakan untuk memenuhi
kebutuhan head medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran medium. Dalam
aplikasinya, pompa sentrifugal banyak digunakan untuk proses pengisian air
pada ketel dan pompa rumah tangga. Bagian-bagian dari pompa sentrifugal
adalah stuffling box, packing, shaft, shaft sleeve, vane, casing, eye of impeller,
impeller, casing wear ring dan discharge nozzle.

Gambar 2.7 Penampang memanjang pompa sentrifugal


Sumber: Dietzel (1980:244)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

2.2 Pompa Sentrifugal dan Prinsip Kerjanya


2.2.1 Bagian-Bagian Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga aliran zat
cair yang keluar dari impeler akan melalui sebuah bidang tegak lurus poros pompa.
Konstruksi dari pompa sentrifugal dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.8 Bagian-bagian pompa sentrifugal


Sumber: Sularso (2000:75)

Impeler dipasang pada satu ujung poros dan pada ujung yang lain dipasang
kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh dua buah bantalan.
Sebuah paking atau perapat dipasang pada bagian rumah yang ditembus poros, untuk
mencegah air bocor keluar atau udara masuk dalam pompa.
a. Impeler
Merupakan bagian yang berputar dari pompa dan memberikan daya pada air,
sehingga air akan mendapatkan energi spesifik berupa kecepatan dan tekanan. Di
dalam rumah siput, kecepatan air secara berangsur-angsur diubah menjadi tekanan
statis. Jenis-jenis impeler ditunjukkan pada gambar 2.9. Jenis-jenis impeler yaitu:
Impeler Tertutup

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

Disebut sebagai impeler tertutup karena baling-baling pada impeler


tetutupi oleh mantel di kedua sisi. Jenis impeler ini banyak digunakan pada
pompa air dengan tujuan mengurung air agar tidak berpindah dari sisi
pengiriman ke sisi penghisapan. Impeler jenis ini memiliki kelemahan pada
kesulitan yang akan didapat jika terdapat rintangan atau sumbatan.

Impeler Terbuka dan Semi Terbuka


Dengan kondisinya yang terbuka atau semi terbuka, maka kemungkinan
adanya sumbatan pun jauh berkurang. Hal ini memungkinkan adanya
pemeriksaan impeler dengan mudah. Namun, jenis impeler ini hanya dapat diatur
secara manual untuk mendapatkan setelan terbaik.
Impeler Pompa Berpusar/Vortex
Pompa yang digunakan untuk memompa bahan-bahan yang lebih padat
ataupun berserabut dari fluida cair, impeler vortex dapat menjadi pilihan yang
baik. Pompa jenis ini 50% kurang efisien dari rancangan konvensionalnya.

Gambar 2.9 Jenis impeler


Sumber: (2015)

b. Rumah Pompa
Desain rumah pompa ditunjukkan oleh gambar 2.10. Rumah pompa
memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1. Berfungsi sebagai pengarah fluida yang
dilemparkan impeler. Akibat gaya sentrifugal yang menuju sisi tekan, sebagian
energi kinetik fluida diubah menjadi tekanan.
2. Menutup impeler pada sisi penghisapan
dan pengiriman pada ujung pompa sehingga berbentuk tangki tekanan.

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

3. Memberikan media pendukung dan


bantalan poros untuk batang torak dan impeler.

Gambar 2.10 Desain rumah pompa


Sumber: Edward (1996:20)

c. Poros Pompa
Sebagai penerus putaran pengerak kepada impeler dan pompa. Poros pompa
dibedakan menjadi dua, yaitu :
Poros pompa datar atau horizontal
Poros pompa tegak atau vertikal
d. Cincin Penahan Keausan atau Cincin Perapat (Waring Ring)
Untuk mencegah keausan rumah pompa dan impeler pada sambungan yang
bergerak (running joint), maka dipasang cincin penahan keausan (waring ring) yang
disebut juga cincin rumah pompa atau cincin perapat.
e. Bantalan Poros
Bantalan yang banyak dipakai pada pompa sentrifugal adalah bantalan anti
gesek, selongsong, rol bola, dan bantalan kingsbury. Bantalan anti gesek dapat

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

berupa baris tungal atau ganda. Bantalan rol banyak dipakai untuk poros pompa
berukuran besar. Skema bantalan poros ditunjukkan oleh gambar 2.11.

(a) (c)

(b) (d)
Gambar 2.11 Bantalan praktis untuk pompa (a) rol, (b) horizontal, (c) vertikal dan
(d) kingsbury
Sumber: Edward (1996:22)

f. Selongsong Poros
Berfungsi utuk mencegah kebocoran udara ke dalam pompa bila beroperasi
dengan tinggi isap (suction lift) dan untuk mendistribusikan cairan perapat secara
merata di sekeliling ruang cincin (anular space) antara lubang peti dan permukaan
selongsong poros. Selongsong poros disebut juga sangkar perapat atau cincin
lantern. Skema selongsong poros pompa ditunjukkan oleh gambar 2.12.

Gambar 2.12 Selongsong poros pompa


Sumber: Edward (1996:22)

Selongsong poros ini menerima cairan yang bertekanan dari pompa atau
sumber tersendiri lainnya. Kadang-kadang digunakan minyak gemuk sebagai

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

medium perapat apabila cairan yang bersih tidak tersedia atau tidak dapat dipakai
(pompa air kotor).

g. Peti Gasket
Berfungsi untuk mencegah udara bocor ke dalam rumah pompa bila tekanan
di dalamnya berada di bawah tekanan atmosfer.
h. Perapat Poros (Perapat Mekanis)
Digunakan untuk mencegah kebocoran di sekeliling poros. Perapat poros ini
juga dipakai apabila peti gasket tidak dapat mencegah kebocoran secara maksimal.
Permukaan perapat tegak lurus terhadap poros pompa dan biasanya terdiri dari dua
bagian yang dihaluskan dan dilumasi. Perapat poros dibedakan menjadi dua, yaitu
jenis dalam dan jenis luar. Jenis luar dipakai apabila cairan yang dipompa berpasir
dan tidak diinginka adanya kebocoran pada peti gasket. Jenis dalam digunakan
untuk cairan yang mudah menguap. Skema perapat mekanis dapat dilihat pada
gambar 2.13.

Gambar 2.13 Perapat Mekanis


Sumber: Edward (1996:24)

2.2.2 Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal


Secara garis besar, pompa bekerja dengan cara mengubah energi mekanik dari
poros yang menggerakkan sudu-sudu pompa, kemudian menjadi energi kinetik dan
tekanan pada fluida. Demikian pula pada pompa sentrifugal, agar bisa bekerja pompa
membutuhkan daya dari mesin penggerak pompa. Berputarnya impeler menyebabkan
tekanan vakum pada sisi isap pompa, akibatnya fluida terhisap masuk ke dalam
impeler. Di dalam impeler, fluida mendapatkan percepatan sedemikian rupa dan terkena

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

gaya sentrifugal, sehingga fluida mengalir keluar dari impeler dengan kecepatan
tertentu. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang dan berubah menjadi
energi tekanan di dalam rumah pompa. Besarnya tekanan yang timbul tergantung pada
besarnya kecepatan fluida.
2.3 Teori dan Persamaan yang Mendukung Percobaan
2.3.1 Persamaan Bernoulli
Syarat syarat berlakunya persamaan Bernoulli adalah:
- Aliran steady
- Aliran incompressible
- Aliran tanpa gesekan (inviscid flow)
- Aliran menurut garis arus (sepanjang streamline)
Suatu aliran fluida incompresible yang memiliki tekanan (P), kecepatan (v), dan
beda ketinggian (z) mempunyai energi aliran fluida sebesar :
Persamaan energi :
mv 2
m. g . z + P . + =c (23)
2
2
m mv
m. g . z + P . + =c (24)
2
Persamaan energi spesifik tiap satuan massa:
2
P v Nm
g . z + + =c ( ) (25)
2 kg
Persamaan energi spesifik tiap satuan berat (head):
P v2
z+ + =c(m) (26)
g 2 g
Persamaan Bernoulli umumnya ditulis dalam bentuk :

P1 v 12 P2 v 2 2
z1+ + =z + +
g 2 g 2 g 2 g (27)
dengan : z adalah head elevasi
P
g adalah head tekanan
2
v
2g adalah head kecepatan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

Sebagai contoh adalah aliran air di dalam pipa, pada posisi 1 air mempunyai
tekanan P1, luas penampang A1, dan kecepatan v1. Perubahan bentuk energi akan terjadi
bila pada posisi 2 penampangnya diperkecil. Dengan demikian, kecepatan air akan naik
menjadi v2 dan tekanan P2 akan berkurang. Hal ini dapat terlihat jelas apabila letak pipa
dalam keadaan horizontal (z1=z2).
Jadi, persamaan Bernoulli dapat dinyatakan sebagai berikut:pada tiap saat dan
tiap posisi yang ditinjau dari suatu aliran di dalam pipa tanpa gesekan yang tidak
bergerak akan mempunyai jumlah energi ketinggian tempat, tekanan, dan kecepatan
yang sama besarnya.

2.3.2 Persamaan Kontinuitas


Disebut juga hukum kekekalan massa, menyatakan bahwa laju perubahan massa
fluida yang terdapat dalam ruang yang ditinjau pada selang waktu t harus sama
dengan perbedaan antara jumlah massa yang masuk dan laju massa yang keluar ke dan
dari elemen fluida yang ditinjau.

Terdapat aliran fluida pada satu saluran dengan perubahan luas penampang
seperti terlihat pada gambar 2.14. Pada fluida tak termampatkan, massa jenis fluida
selalu sama di setiap titik yang dilaluinya. Massa fluida yang mengalir dalam pipa
dengan luas penampang A1 selama selang waktu tertentu:
m
= (28)
V
m=V (29)
m1= V 1 (30)
V 1 = A 1 L1= A 1 v 1 t (31)
m1= A 1 v 1 (32)
Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan
massa fluida yang keluar, maka:

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

m1=m2 (33)
A 1 v 1= A 2 v 2 (34)
A 1 v 1= A 2 v 2 (35)
Keterangan:
A 1= Luas penampang 1
A 2= Luas penampang 2
v 1= Kecepatan aliran fluida pada penampang 1
v 2= Kecepatan aliran fluida pada penampang 2
Av = Laju aliran volume V/t atau debit

2.3.3 Segitiga Kecepatan


Fluida mengalir kedalam pompa dikarenakan terhisap oleh impeler yang
berputar. Diasumsikan bahwa aliran fluida yang terjadi adalah aliran dua dimensi, dan
bahwa fluida mengikuti sudu-sudu impeler dengan tepat, maka kecepatan masuk dan
keluar untuk suatu impeler yang mempunyai sudu-sudu mengarah ke belakang
ditunjukkan pada gambar 2.15. u adalah kecepatan keliling suatu titik pada impeler, w
adalah kecepatan partikel fluida relatif terhadap impeler, dan c adalah kecepatan absolut
fluida (kecepatan relatif suatu titik pada impeler relatif terhadap frame yang diam /
tanah). c merupakan hasil penjumlahan secara vektor dari u dan w. Diagram segitiga
kecepatan masuk dan keluar impeler dapat dilihat pada gambar 2.15.

Gambar 2.15 Diagram segitiga kecepatan masuk dan keluar


Sumber: Church (1986:77)

Sudut antara c dan u disebut , sudut antara w dan perpanjangan u disebut .


Sudut juga merupakan sudut yang dibuat antara garis singgung terhadap sudu impeler
dan suatu garis dalam arah gerakan sudu. Umumnya diagram kecepatan fluida pada
impeler seperti pada gambar diatas disederhanakan menjadi bentuk segitiga kecepatan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

seperti pada Gambar 2.16. Kecepatan relatif w dan kecepatan absolut c dapat diuraikan
menjadi komponen kecepatan tangensial diberi subscript u (searah u) dan komponen
kecepatan meridional dengan subscript m yang dapat dilihat pada gambar 2.16.

Gambar 2.16 Diagram segitiga kecepatan masuk dan keluar


Sumber: Church (1986:77)

2.3.4 Karakteristik Instalasi Pompa Seri dan Pompa Paralel


a. Pompa Seri
Instalasi pompa yang disusun seri bertujuan untuk memperoleh fluida
dengan nilai head tekanan yang sangat tinggi dengan kapasitas fluida yang rendah.
Grafik pada gambar 2.17 menunjukkan bahwa head total yang tinggi pada pompa
yang tersusun seri diperoleh dengan menjumlahkan head pompa 1 dengan head
pompa 2:
Htotal = H1 + H2 (36)

Gambar 2.17 Operasi seri dari pompa dengan karakteristik berbeda


Sumber: Sularso (2000:95)

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

b. Pompa Paralel
Instalasi pompa yang disusun paralel bertujuan untuk memperoleh fluida
dengan kapasitas yang tinggi namun head tekanan yang diperoleh rendah. Pada
gambar 2.18 didapatkan kapasitas (Q) aliran yang tinggi diperoleh dengan cara
menjumlahkan kapasitas aliran pompa 1 (Q1) dengan kapasitas aliran pompa 2 (Q2).
Qtotal= Q 1 + Q2 (37)

Gambar 2.18 Operasi paralel dari pompa dengan karakteristik berbeda


Sumber: Sularso (2000:94)

2.4 Rumus Perhitungan


2.4.1 Pompa Tunggal
1. Head (H)
Pd Ps
H= (m) (38)

Keterangan:
Pd : Tekanan buang (N/m2)
Ps : Tekanan buang (N/m2)
: berat jenis air = water . g (N)
2. Kapasitas (Q)
0, 189 (39)
Q= h (m3 / s )
1000
Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mmHg)
3. Putaran (n)
Satuan : rpm
4. Torsi (T)
(40)
T =FL
Keterangan:

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

F = Gaya / beban (N)


L = Panjang lengan momen = 0,179 m
5. Daya (W)
Daya Poros (W1) :

n (41)
W 1 =F (Watt )
Keterangan: k
k = konstanta brake = 53,35
n = putaran (rpm)
Daya Air (W2) :
W 2=( P dP s ) .Q ( Watt ) (42)
6. Efisiensi ( )

W2
= 100 (43)
W1

2.4.2 Pompa Seri


1. Head
P d 1P s1
H 1=

Pd 2P s 2
H 2=

H Total =H 1 +H 2 (m) (44)
2. Kapasitas (Q)
0, 189
Q= h (m3 / s )
1000
Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mmHg)
3. Torsi (T)
T 1 =F 1L ( N .m)
T 2=F 2L ( N . m)
T Total =T 1+T 2 (45)
Keterangan:
F = Gaya / beban (N)
L = Panjang lengan momen = 0,179 m
4. Daya (W)
Daya Poros (W1) :
n
W 1,1 =F1 1 (Watt )
k
n
W 1,2 =F2 2 (Watt )
k
W 1, Total =W 1,1 +W 1,2 (Watt )

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35
n = putaran (rpm)
Daya Air (W2) :
W 2,1 =( Pd 1 P s1 )Q (Watt )
W 2,2 =( Pd 2 P s2 )Q (Watt )
W 2, Total =W 2,1 +W 2,2 (Watt )
5. Efisiensi ( ):
W 2 , Total
= 100
W 1, Total

2.4.3 Pompa Paralel


1. Head
Pd Ps
1 1
H 1= (m)

Pd P s
2 2
H 2= ( m)

H 1+ H 2 (46)
H Total = (m)
2

2. Kapasitas (Q)
0, 189
Q= h (m3 / s )
1000
Keterangan:
h = beda ketinggian fluida pada manometer (mmHg).
3. Torsi (T)
T 1 =F 1L ( N . m)

T 2=F 2L ( N . m)
T Total =T 1 +T 2
Keterangan:
F = Gaya / beban (N)
L = Panjang lengan momen = 0,179 m
4. Daya (W)
Daya Poros (W1) :

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

n
W 1,1 =F1 1 (Watt )
k
n2
W 1,2 =F2 (Watt )
k
W 1, Total =W 1,1 +W 1,2 (Watt )
Keterangan:
k = konstanta brake = 53,35
n = putaran (rpm)
Daya Air (W2) :
Q
W 2,1 =( Pd Ps ) ( Watt )
1 1 2
Q
W 2,2 =( Pd P s ) ( Watt )
2 2 2
W 2, Total =W 2,1 +W 2,2 (Watt )
5. Efisiensi ( )
W 2, Total
= 100
W 1, Total
BAB III
METODOLOGI PENGUJIAN

3.1 Variabel yang Diamati


3.1.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang dapat ditentukan sendiri dan tidak
dipengaruhi variabel lain. Dalam percobaan pompa sentrifugal ini, variabel bebas yang
diamati adalah besarnya kecepatan putaran poros dan putaran katup.

3.1.2 Variabel Terikat


Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas.
Variabel terikat dalam percobaan pompa sentrifugal ini antara lain:
a. Besarnya head pompa yang ditentukan dari perbedaan tekanan isap dan tekanan
buang.
b. Besarnya daya air dan daya poros dari pompa.
c. Besarnya kapasitas pompa yang ditentukan oleh beda ketinggian fluida pada
manometer.
d. Besarnya torsi dari pompa.

3.1.3 Variabel Terkontrol

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
variabel bebas dan variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang diteliti.
Variabel kontrol dalam percobaan pompa sentrifugal ini adalah besarnya kecepatan
putaran motor yang dijaga konstan.

3.2 Spesifikasi Peralatan yang Digunakan


Dalam pengujian pompa sentrifugal ini, digunakan perangkat pompa sentrifugal
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Equipment : Two Stage Centrifugal Pump
Serial No. : TE 83/5806
Date : 8 Maret 1982
Suplied to : Karl Klub KG (for Indonesia)
Electrical Supply : 220 Volt, 1 Phase, 50 Hz

1st Stage 2nd Stage


Driving motor type Neco Shunt Neco Shunt
Serial no. C 166415.C C 166415.B
Speed Variable 0 to 3000 Variable 0 to 3000
rev/min rev/min
Power 0,75 KW (1 HP) 0,75 KW (1 HP)
Electrical control Neco electrical 2AF Neco electrical 2AF
type ISO ISO
Pump type Stuart no 25/2 Stuart no 25/2
Max head 13 m 13 m
Max flow 130 L/minute 130 L/minute

Newton rev /min


Watts=
Power Constant : 53 ,35
Tachometer : Compand Type M 48, No. 62637
Venturi

Calibration : v=0,2 h
Diameters D = 37,5 mm dan d = 22,2 mm
Note : Electrical Warning Labels Fitted
Literature : Winning Diagram 41109

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

3.3 Instalasi Alat Percobaan dan Bagian-bagian

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

Gambar 2.19 Skema Instalasi Pompa


Sumber: Buku Panduan Praktikum Mesin-Mesin Fluida FT-UB

Instalasi percobaan ini terdiri dari 2 pompa sentrifugal, yaitu pompa I (P 1) dan
pompa II (P2) yang masing-masing digerakkan oleh sebuah motor listrik (M) yang

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

dihubungkan dengan neraca pegas. Sebuah panel pengaturan dan alat ukur (manometer
raksa dan manometer bourdon). Jaringan pipa dilengkapi dengan dua katup isap yaitu
katup pompa I (A) dan katup pompa II (B). Instalasi percobaan juga dilengkapi dengan
sebuah katup pengatur aliran tunggal, seri dan paralel (C), sebuah katup pengatur
keluaran (D) dan sebuah venturi (V).

3.4 Langkah Percobaan


1. Periksa kedudukan alat ukur agar tidak menyimpang.
2. Pastikan tangki terisi air.
3. Pastikan dinamometer dalam keadan setimbang.
4. Katup A dibuka, katup B ditutup (pengujian pompa tunggal).
5. Pompa I dihidupkan .
6. Besar putaran dilihat pada tachometer digital, jaga putaran tetap konstan.
7. Dalam keadan katup buang tertutup, catat data pada alat ukur.
8. Ulangi langkah 7 dengan memutar katup buang 180o, tiap pengambilan data.
Lakukan hingga terbuka penuh.
9. Untuk mengakhiri pengujian, putar perlahan pengatur kecepatan agar
kecepatan melambat. Katup buang ditutup kembali, matikan mesin.
10. Pada pengujian pompa seri, katup C diputar 180o sehingga keluaran dari
pompa I masuk ke sisi isap pompaII. Pompa I dan pompa II dihidupkan. Lakukan
langkah 7 - 9 untuk proses pengambilan data.
11. Pada pengujian pompa paralel, katup C diubah kedudukannya 180o (seperti
kedudukan awal). Katup B dibuka, pompa I dan pompa II dinyalakan, Langkah 7 -
9 diulangi lagi untuk proses pengambilan data pengujian pompa paralel.
12. Percobaan selesai.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MODUL DAN LAPORAN PRAKTIKUM POMPA SENTRIFUGAL SEMESTER GENAP
2015/2016

(Terlampir)

4.2.1 Pengolahan Data


4.2.2 Contoh Perhitungan

4.3 Grafik dan Pembahasan


4.3.1 Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Tunggal)

4.3.2 Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Seri)

4.3.3 Hubungan Kapasitas dan Head (Pompa Paralel)

4.3.4 Hubungan Kapasitas dan Daya Poros (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)

4.3.5 Hubungan Kapasitas dan Daya Air (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)

4.3.6 Hubungan Kapasitas dan Torsi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)

4.3.7 Hubungan Kapasitas dan Efisiensi (Pompa Tunggal, Seri dan Paralel)

BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA


TEKNIK MESIN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Anda mungkin juga menyukai