Anda di halaman 1dari 5

TEKTONIK INDONESIA

TEKTONIK LEMPENG

NAMA : DEWI AYU SWASTIKA

NIM : H22115015

JURUSAN FISIKA

PRODI GEOFISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2016
TEORI PEMEKARAN DASAR SAMUDERA

1) Teori Kontraksi
Bumi telah mengalami pendinginan dlm jangka waktu yang sangat lama. Massa yang
sangat panas bertemu dgn udara dingin membuatnya mengerut. Zat yang berbeda-beda
menyebabkan pengerutan yang tidak sama antara satu tempat dan tempat lain (James
Dana dan Elie Baumant)

2) Teori Laurasia-Gondwana
Muka bumi selalu mengalami perubahan atau perkembangan. Perubahan ini terus
berlangsung hingga kini, ditunjukan dengan adanya pergeseran daratan (benua). Jika
dirunut pada sejarah masa lalu, sebenarnya benua-benua di muka bumi pernah
berkumpul menyatu, menjadi sebuah benua besar (supercontinent) bernama Laurasia di
utara, dan Gondwana di selatan. Kedua benua ini secara perlahan-lahan bergerak ke
arah ekuator. Rotasi bumi membuat sebagian benua terakumulasi di daerah ekuator dan
bumi barat. PAda perkembangannya, benua ini pecah dan memisah saling menjauh. Dan
membentuk kondisi seperti sekarang ini (5 benua).(Eduard Suess)

3) Teori apungan benua


Bentuk muka bumi berawal dari pergeseran benua. Berdasarkan kejadiannya, muka
bumi awalnya adalah benua besar yang disebut Pangea, lalu benua tersebut geser dan
pecah ke arah ekuator dan barat. Pendapat ini diperkuat dgn adanya prsamaan bentuk
garis pantai, antara amrik slatan dan benua afrika, serta adanya persamaan lapisan
batuan dan fosil di daerah tsb. Dlm skema teori ini, sampai sekarang pulau kita terus
mengalami perkembangan dan pergeseran terus menerus. Rata2 2 cm/tahun.(Alfred
Wegener)

4) Teori lempeng tektonik


Teori ini adalah yang paling masuk akal dan diterima diseluruh dunia oleh ahli geologi.
Kerak bumi dan lapisan litosfer mengapung diatas astenosfer, sehinga dianggap satu
daerah yang saling berhubungan karena adanya aliran konveksi yang kluar di bagian
tengah dasar samudra. Aliran ini kemudain meyebar ke kedua sisinya, sehinga diduga
ada penambahan materi kerak bumi. Namus, menurut penelitian, tdk ada tambahan
materi kerak bumi karena di bagian lain akan masuk kembali ke lapisan dalam, yang
lebur bercampur dgn materi di lapisan itu. Daerah tempat masuknya materi tadi
merupakan daerah tumbukan lempeng benua, yang biasanya ditandai oleh deretan
palung laut dan pulau vulkanis. Pada daerah tumbukan ini, aktivitas gempa Bumi sangat
sering trjadi, aktivitass pergeseran kerak bumi yang brlangsung terus menerus.(Mc
Kenzie dan Robert Parker, yang kemudian disempurnakan oleh J. Tuzo Wilson)

Revolusi ilmu kebumian muncul pada saat ilmuwan ahli bumi mendukung sebuah
teori, yang sekarang dikenal sebagai teori Tektonik Lempeng.
TEKTONIK LEMPENG

Tektonik Lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika


(pergerakan) bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur
gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan
lempeng.
Menurut teori ini, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng besar.
Ukuran dan posisi dari tiap-tiap lempeng ini selalu berubah-ubah. Pertemuan antara
lempeng-lempeng ini, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang
aktif, yang menyebabkan yaitu gempa bumi, gunung berapi, dan pembentukan dataran
tinggi.
Tahun 1912, seorang ahli meteorologi dan fisika Jerman, Alferd Wegener
mengemukakan tentang konsep pengapungan benua. Hipotesanya yaitu bumi pada
awalnya hanya terdiri dari satu benua (super continent) yang disebut Pangaea dan
dikelilingi oleh lautan yang dainamakan Panthalassa. Kemudian Pangaea ini pecah
menjadi benua-benua yang lebih kecil dan bergerak ke tempatnya seperti sekarang ini.
Hal ini didukung oleh bukti kesamaan garis pantai, kesamaan fosil kesamaan struktur
dan batuan antar benua.
Prinsip umum dari lempeng tektonik ini adalah adanya lempeng litosfer padat dan
kaku yang terapung di atas selubung bagian atas yang bersifat plastis. Selubung bagian
atas bumi merupakan massa yang mendekati titik lebur atau bisa dikatakan hampir
mendekati cair sehingga wajarlah kalau lempeng litosfer yang padat dapat bergerak di
atasnya. Kerak bumi (litosfer) dapat diterangkan ibarat suatu rakit yang sangat kuat dan
relatif dingin yang mengapung di atas mantel astenosfer yang liat dan sangat panas. Ada
dua jenis kerak bumi yakni kerak samudera yang tersusun oleh batuan bersifat basa dan
sangat basa, yang dijumpai di samudera sangat dalam, dan kerak benua tersusun oleh
batuan asam dan lebih tebal dari kerak samudera. Kerak bumi menutupi seluruh
permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas yang mengalir di dalam astenofer
menyebabkan kerak bumi ini pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang
disebut lempeng kerak bumi. Dengan demikian lempeng dapat terdiri dari kerak benua,
kerak samudera atau keduanya.
Lempeng litosfer yang kita kenal sekarang ini ada 6 lempeng besar, yaitu lempeng
Eurasia, Amerika utara, Amerika selatan, Afrika, Pasifik, dan Hindia Australia.
Lempeng-lempeng tersebut bergerak di atas lapisan astenosfir (kedalaman 500 km di
dalam selubung dan bersifat kampir melebur atau hampir berbentuk cair). Karena hal
tersebut, maka terjadi interaksi antar lempeng pada batas-batas lempeng yang dapat
berbentuk :

Divergen : lempeng-lempeng bergerak saling menjauh dan mengakibatkan


material dari selubung naik membentuk lantai samudra baru dan membentuk
jalur magmatik atau gunung api.

Konvergen : lempeng-lempeng saling mendekati dan menyebabkan tumbukan


dimana salah satu dari lempeng akan menunjam (menyusup) ke bawah yang lain
masuk ke selubung. Daerah penunjaman membentuk suatu palung yang dalam,
yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat. Dibelakang jalur
penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi serta
berbagai cekungan pengendapan. Salah satu contohnya terjadi di Indonesia,
pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menghasilkan
jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa dan jalur gunungapi Sumatera, Jawa dan
Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti Cekungan Sumatera Utara,
Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa Utara.
Transform : lempeng-lempeng saling bergesekan tanpa membentuk atau
merusak litosfer. Hai ini dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar seperti
misalnya Sesar Besar San Andreas di Amerika.

PEMEKARAN DASAR SAMUDERA

Teori Sea Floor Spreading ini merupakan teori yang berlawanan teori continental drift
(Teori Apungan Benua). Hasil dari teori sea floor spreading + teori contintal drift ini
lahirlah teori tektonik lempeng yang kita kenal sekarang.

Sea Floor Spreading atau teori pemekaran samudera pertama kali dikemukakan oleh
Harry Hess dalam tulisannya yang berjudul Essay in Geopoetry Describing Evidence
for Sea-Floor Spreading pada tahun 1960.

Teori Penjalaran Dasar Laut ini pada dasarnya menjelaskan sebab pecahnya benua
karena adanya pergerakan atau aktivitas di dalam inti bumi. Teori ini menganggap
bahwa bagian kulit bumi yang berada di dasar samudra mengalami pemekaran yang
diakibatkan oleh gaya tarikan (tensional force) yang digerakan oleh arus konveksi yang
berada di bagian mantel bumi (astenosfer). Akibat dari pemekaran yang terjadi ini,
maka magma yang berasal dari astenosfir kemudian naik dan membeku, kemudian
dapat membentuk suatu rekahan. Bukti dari keberadaan teori ini yaitu ditemukannya
rekahan yang memanjang di tengah Samudra Atlantik antara Benua Amerika Utara dan
Benua Afrika. Bagian lempeng masuk ke zona subduksi, memiliki kemiringan sudut
sekira 450. Lempeng ini terus tenggelam ke dalam astenosfer, yang karena proses waktu
yang berjuta-juta tahun, disertai pemanasan yang kuat dari dalam, bagian yang menekuk
ini lama kelamaan akan pecah, hancur-lebur, dan menjadi bagian dalam bumi kembali.
Bagian-bagian litosfer yang bergerak, retak, runtuh inilah yang merupakan wilayah
paling labil, yang menjadi salah satu penyebab terjadinya gempa, dan jalan yang lebih
memungkinkan bagi magma untuk naik mencapai permukaan bumi, membangun
tubuhnya menjadi gunung api.

Fixists vs Mobilists
Teori Fixist merupakan sebuah teori yang menganggap pembentukan orogenesa
dan geosinklin terjadi di tempat yang tetap dan menyatakan benua dan samudra tidak
pernah bergerak atau berpindah tempat posisinya sejak bumi lahir. Para ahli geologi
menyatakan bahwa bumi itu mengalami pendinginan dan kontraksi seiring berjalannya
waktu pada akhir abad ke-19. Seperti contohnya adalah jalur-jalur pegunungan yang
merupakan akibat dari proses kontraksi dimana merupakan gaya-gaya geologi vertikal
di bawah pegunungan.
Teori Mobilist merupakan sebuah teori yang menyatakan benua dan samudra
selalu bergerak atau berpindah tempat posisinya terutama lateral sejak bumi lahir.
Teori ini didukung oleh teori apungan benua, pemekaran dasar samudera, dan tektonik
lempeng. Alfred Wegener menyatakan bahwa pegunungan-pegunungan tersebut
terjadi karena pergerakan benua yang hanyut (continental drift) dimana merupakan
bentuk gaya lateral. Wegener menantang teori pembentukan pegunungan yang terjadi
akibat pendinginan dan kontraksi bumi. Kemudian beliau berteori bahwa pada saat
Mesozoikum bumi memiliki superbenua besar yang disebutnya Pangaea, yang
kemudian terbagi menjadi continen-continen yang saling bergerak menjauh membuka.
Gerak antar continen nantinya akan saling bertubrukan satu sama lain sehingga
membentuk jalur-jalur pegunungan.

Anda mungkin juga menyukai