12gravimetrik Kadarair PDF
12gravimetrik Kadarair PDF
1. PENDAHULUAN
2. PRINSIP DASAR
Se = (v r) / (s r) (2)
Air ditahan oleh komponen tanah pada kisaran energi yang lebar
dan tidak ada waktu yang pasti pada level energi yang mana, tanah
o
mencapai kondisi kering ketika suhu mencapai 105 C. Contoh tanah terus
o
menurun massanya secara perlahan-lahan pada 105 C untuk beberapa hari.
Selain itu, beberapa contoh tanah mengandung bahan organik yang
o
sebagian tervolatilisasi pada suhu 105 C. Jadi penurunan massa, mungkin
disebabkan oleh volatilisasi dari komponen bukan air. Dengan demikian, ada
masalah pengendalian suhu, meskipun oven pengering yang digunakan
pada hampir semua laboratorium dapat mempertahankan suhu pada kisaran
o
100-110 C. Suhu dalam oven bervariasi tergantung pada lokasi dalam ruang
oven. Hal ini menyebabkan suhu aktual tanah tidak terukur, dan variasi ini
menyebabkan pemanasan yang berbeda antara contoh tanah yang
ditempatkan pada oven yang sama pada waktu yang sama.
Selain ketidak sempurnaan ini, metode oven pengering
merupakan metode yang tepat atau yang paling baik untuk menghasilkan
data kadar air tanah. Metode ini bisa digunakan baik di laboratorium
maupun di lapangan.
134 Abdurachman et al.
3.2. Prosedur
1. Letakkan 30-50 g tanah pada cawan timbang atau botol, dan segera
tempatkan pada botol atau labu kimia/erlenmeyer.
2. Tutup erlenmeyer, dan timbang secara hati-hati sampai ketelitiannya
1 atau 0,1 mg, tergantung akurasi yang diinginkan.
3. Pindahkan/buka tutup dari botolnya, dan keringkan botol/labu kimia
o
tersebut dengan isinya pada suhu 105 110 C selama 24 jam dalam
oven.
4. Setelah 24 jam, biarkan/dinginkan contoh tanah dalam desikator.
5. Tutup kembali botol/labu tersebut dan timbang dengan hati-hati
beserta isinya sampai ketelitian 1 atau 0,1 mg. Jumlah air yang hilang,
yaitu kadar air contoh dapat dihitung melalui contoh perhitungan
sebagai berikut:
Air yang hilang = berat tanah basah berat tanah kering oven
Berat tanah basah = 50 g, berat labu dan tutupnya 25,1234 g, maka:
berat botol/labu + tutup + tanah sebelum dikeringkan = 75,1234 g
Berat botol/labu + tutup + tanah sesudah dikeringkan = 65, 1234 g, maka:
jumlah air yang hilang (75, 1234 g 65,1234 g) = 10,0000 g
Berat tanah setelah dikeringkan = (65,1234 25,1234) g = 40,0000 g
Kadar air (berdasarkan berat kering) = 10,0000 / 40,0000 x 100% = 25%
Kadar air (berdasarkan berat basah) = 10,0000 / 50,0000 x 100% = 20%
-3
Jika BD = 1,5 g cm , maka kadar air (% volume) = 25% x 1,5 = 37,5%.
Penetapan Kadar Air Tanah dengan Metode Gravimetri 135
1. Brabender
2. Timbangan
3. Cawan tanah
4.2. Prosedur
1 10 11,11
2 11 12,36
3 12 13,64
4 13 14,94
5 14 16,28
6 15 17,65
7 16 19,05
8 17 20,48
9 18 21,95
10 19 23,46
11 20 25,00
12 21 26,58
13 22 28,21
14 23 29,87
15 24 31,58
16 25 33,33
17 26 35,14
18 27 36,99
19 28 38,89
20 29 40,85
21 30 42,86
22 31 44,93
23 32 47,06
24 33 49,25
25 34 51,52
Penetapan Kadar Air Tanah dengan Metode Gravimetri 137
5.2. Prosedur
Apabila air tersebut dipakai untuk mengairi lahan seluas 1,0 ha dengan
kedalaman 20 cm, maka air yang harus ditambahkan adalah = (10.000
2 3
m x 0,2 m) x 3,4% = 6.800 m . Jika pada hari yang bersangkutan tidak
3
ada hujan, maka air yang harus ditambahkan adalah 6.800 m untuk 1 ha.
3
Tetapi jika terjadi hujan, maka air yang ditambahkan adalah 6.800 m
dikurangi curah hujan. Penambahan air irigasi diulangi kembali pada saat
kadar air dalam tanah mencapai 50% dari air tersedia atau 17,5% volume
{(KA TLP + 50% (KAT) = 10 + 0,5 (15%) = 17,5% )}.
Indeks
Harkat Batas mengalir Jangka olah
plastisitas
% kadar air
Sangat rendah <2 0-5 1-3
Rendah 20-30 6-10 4-8
Sedang 31-45 11-17 9-15
Tinggi 46-70 18-30 16-25
Sangat tinggi 71-100 31-43 26-40
Ekstrim tinggi >100 > 43
Perbedaan kadar air pada batas mengalir dan batas ganti warna
merupakan jumlah air yang tersedia bagi tanaman. Penentuan air tersedia
dengan cara ini sekarang jarang digunakan lagi. Hal ini karena semua
penetapan dilakukan pada tanah dalam keadaan yang tidak alami lagi
(tanah diaduk lebih dulu dengan air sampai menjadi pasta), sehingga
mekanisme penyerapan air dalam tanah berbeda dengan keadaan alami
dimana banyaknya dan ukuran pori-pori tanah memegang peranan
penting. Penentuan jumlah air tersedia yang dianggap lebih baik adalah
dengan menghitung perbedaan kadar air pada tegangan sepertiga bar
atau pF 2,54 (kapasitas lapangan) dengan kadar air pada 15 bar atau pF
4,2 (titik layu permanen).
7. DAFTAR PUSTAKA