Anda di halaman 1dari 3

Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika (pergerakan) bumi tentang

pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka
bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng. Menurut teori ini, permukaan bumi terpecah
menjadi beberapa lempeng besar. Ukuran dan posisi dari tiap-tiap lempeng ini selalu berubah-ubah.
Pertemuan antara lempeng-lempeng ini, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik
yang aktif, yang menyebabkan yaitu gempa bumi, gunung berapi, dan pembentukan dataran tinggi.
Prinsip umum dari lempeng tektonik ini adalah adanya lempeng litosfer padat dan kaku yang
terapung di atas selubung bagian atas yang bersifat plastis. Selubung bagian atas bumi merupakan
massa yang mendekati titik lebur atau bisa dikatakan hampir mendekati cair sehingga wajarlah kalau
lempeng litosfer yang padat dapat bergerak di atasnya. Kerak bumi (litosfer) dapat diterangkan ibarat
suatu rakit yang sangat kuat dan relatif dingin yang mengapung di atas mantel astenosfer yang liat
dan sangat panas. Ada dua jenis kerak bumi yakni kerak samudera yang tersusun oleh batuan
bersifat basa dan sangat basa, yang dijumpai di samudera sangat dalam, dan kerak benua tersusun
oleh batuan asam dan lebih tebal dari kerak samudera. Kerak bumi menutupi seluruh permukaan
bumi, namun akibat adanya aliran panas yang mengalir di dalam astenofer menyebabkan kerak bumi
ini pecah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng kerak bumi. Dengan
demikian lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera atau keduanya.
Lempeng litosfer yang kita kenal sekarang ini ada 6 lempeng besar, yaitu lempeng Eurasia, Amerika
utara, Amerika selatan, Afrika, Pasifik, dan Hindia Australia. Lempeng-lempeng tersebut bergerak di
atas lapisan astenosfir (kedalaman 500 km di dalam selubung dan bersifat kampir melebur atau
hampir berbentuk cair).
Berdasarkan batas lempeng, pergerakan lempeng dibedakan menjadi 3, yakni batas transform,
batas divergen/konstruktif, dan batas konvergen/destruktif. Lempeng bergerak dengan kecepatan
kurang lebih 50-100 mm per tahunnya. Gempa bumi, letusan gunung berapi, pembentukan gunung,
dan pembentukan palung samudra biasanya terjadi pada batas-batas antar lempeng tektonik.

Batas Transform
Batas transform juga dikenal sebagai batas konservatif, ini terjadi ketika lempeng-lempeng
bergeser atau bergesekan melewati satu sama lain di sepanjang sesar transform (transform fault).
Pergerakan ini bisa terjadi secara sinistral (sisi kiri ke arah pengamat) atau dextral (sisi kanan ke
arah pengamat). Berdasarkan ilmuwan John Tuzo Wilson, lempeng-lempeng tidak dapat meluncur
melewati satu sama lain karena adanya gesekan. Tekanan terkumpul di antara lempeng-lempeng
yang secara bertahap mencapai tingkat tertentu di atas batas ketegangan. Pergeseran itu
tidak menimbulkan penghilangan atau pemunculan kerak bumi, tetapi
disepanjang daerah itu ditandai adanya keretakan. Gerakan lempeng
tektonik menyebabkan terjadinya gempa bumi dan pembentukan gunung.
Gempa bumi adalah fenomena umum yang terjadi bersamaan dengan batas transform, ini
disebabkan oleh energi yang dilepaskan seketika.

Batas Divergen
Batas divergen/konstruktif terjadi ketika dua lempeng bergeser menjauh satu sama lain. Ruang
yang dihasilkan akan terisi oleh materi kerak baru yang berasal dari magma cair yang terbentuk
dibawahnya. Asal muasal batas ini pada pertemuan 3 lempeng biasa dihubungkan dengan fenomena
hotspot. Berdasarkan fenomena ini, sel konvektif besar membawa sejumlah besar materi astenosfer
panas dekat permukaan, dan energi kinetik yang dihasilkan cukup untuk memecah litosfer. Pada
batas ini ditandai dengan terbentuknya kerak bumi baru karna naiknya
materi dari astenosfer yang biasanya membentuk punggung laut. Oleh
karena itu zona ini disebut juga batas konstruktif.

Batas Konvergen
Batas konvergen terjadi ketika dua lempeng bergeser ke arah satu sama lain membentuk zona
subduksi (jika satu lempeng bergerak ke bawah yang satunya lagi) atau tabrakan benua (jika 2
lempeng mengandung kerak benua). Palung laut yang dalam biasanya berhubungan erat dengan
zona-zona subduksi. Lempeng yang tersubduksi tersusun atas banyak mineral hidrat yang
melepaskan air ketika dipanaskan, menyebabkan mantel meleleh dan menghasilkan aktivitas
vulkanik.
http://www.jendelasarjana.com/2014/04/teori-lempeng-tektonik.html

Batas lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :


a.
http://diasdiari.blogspot.co.id/2014/02/teori-tektonik-lempeng.html

TEKTONIK LEMPENG
Karena hal tersebut, maka terjadi interaksi antar lempeng pada batas-batas lempeng yang dapat
berbentuk :
Divergen : lempeng-lempeng bergerak saling menjauh dan mengakibatkan material dari
selubung naik membentuk lantai samudra baru dan membentuk jalur magmatik atau gunung api.
Konvergen : lempeng-lempeng saling mendekati dan menyebabkan tumbukan dimana salah
satu dari lempeng akan menunjam (menyusup) ke bawah yang lain masuk ke selubung. Daerah
penunjaman membentuk suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi
yang kuat. Dibelakang jalur penunjaman akan terbentuk rangkaian kegiatan magmatik dan gunungapi
serta berbagai cekungan pengendapan. Salah satu contohnya terjadi di Indonesia, pertemuan antara
lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menghasilkan jalur penunjaman di selatan Pulau Jawa
dan jalur gunungapi Sumatera, Jawa dan Nusatenggara dan berbagai cekungan seperti Cekungan
Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan dan Cekungan Jawa Utara.
Transform : lempeng-lempeng saling bergesekan tanpa membentuk atau merusak litosfer.
Hai ini dicirikan oleh adanya sesar mendatar yang besar seperti misalnya Sesar Besar San Andreas
di Amerika.
http://arsildangeograf.blogspot.co.id/2013/02/tektonik-lempeng.html

Anda mungkin juga menyukai