Anda di halaman 1dari 9

PENGARUHAROMATHERAPY LAVENDER TERHADAP SKALA NYERI

DYSMENORHE PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT


MITRA KELUARGA TEGAL

Sri Handayani1), Firman Hidayat2), Arif Rakhman 3)

1)
Jurusan keperawatan, STIKES Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia

yaniecaerystnurse@gmail.com

ABSTRAK

Nyeri Dysmenorhe biasanya dialami oleh wanita sebelum periode menstruasi. Salah satu penatalaksanaan nyeri
dysmenorhe adalah dengan menggunakan aromatherapy lavender. Penelitian ini bertujuan menganalisis
pengaruh aromatherapy lavender terhadap skala nyeri dysmenorhe pada perawat di Rumah Sakit Mitra
Keluarga Tegal.Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasy Experiment dengan rancangan dengan
rancangan penelitian one group pretest posttest.Sample dalam penelitian ini berjumlah 32 responden dengan
menggunakan teknik purposive sample. Hasil penelitian dengan Uji Wilcoxon rank menunjukan p = 0,000 < =
0,05 artinya terdapat pengaruh aromatherapy lavender terhadap skala nyeri dysmenorhe pada perawat di
Rumah Sakit Mitra Keluarga Tegal. Saran penelitian yaitu aromatherapy lavender bisa diaplikasikan sebagai
terapi non farmakologis pada saat nyeri dysmenorhe. Untuk penelitian selanjutnya penelitian sebaiknya
menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding antara aromatherapy lavender dengan terapi non
farmakologi lainya.

Kata kunci :Nyeri, dysmenorhe,aromatherapy lavender, perawat

ABSTRACT

Dysmenorhe had been usually experienced by women before menstrualperiode. One of the treathment for
dysmenorhe was lavender aromatherapy. This study aimed to analyze the effect of lavender aromatherapy in pain
scale of dysmenorhe among nurse at Mitra Keluarga Tegal Hospital. This study was used QuasyExperiment with
one group pretest posttest.The total sample in the study was32 respondent using purposive sampling technique.
The result in Wilcoxon test showed p = 0,001 < 0,05 which meant there was significant effect of lavender
aromatherapy in pain scale of dysmenorhe among nurse at Mitra Keluarga Tegal Hospital.Lavender
aromatherapy could be aplied as non pharmacology therapy in dysmenorhe. For the next research thisstudy
should be better using a control group as a comparison between lavender aromatherapy and other non
pharmacology therapy.

Keywords: Pain, dysmenorhe, aromatherapy lavender, nurse

PENDAHULUAN namun tidak sedikit dari mereka yang


Menstruasi menjadi tanda perubahan paling mendapat menstruasi disertai keluhan
awal muncul pada perkembangan biologis berupa nyeri. Angka kejadian dysmenorhe
(Proverawati, 2013).Setiap perempuan di dunia sangat besar.Rata-rata dari 50%
memiliki pengalaman menstruasi yang perempuan di setiap negara mengalami
berbeda-beda. Sebagian perempuan nyeri menstruasi.Di Amerika angka
mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, prosentasenya sekitar 60% dan di Swedia
sekitar 72%. Sementara di Indonesia menggunakan minyak esensial dari
angkanya diperkirakan 55% perempuan tanaman yang disebut minyak atsiri untuk
usia produktif yang tersiksa oleh nyeri membantu memperbaiki kesehatan,
selama menstruasiangka kejadian membangkitkan semangat, gairah,
(prevalensi) dysmenorhe berkisar 45-95% menyegarkan, menenangkan jiwa, dan
di kalangan wanita usia produktif. merangsang proses penyembuhan. Minyak
esensial lavender diduga menjadi
Salah satu teknik managemen non adrenocorticalstimulant yang merangsang
farmakologis untuk mengurangi nyeri sirkulasi menstruasi dan memiliki sifat
dysmenorhe berupa aromatherapylavender. anticonvulsive. Lavender juga berguna
Cara menurunkan nyeri dengan sebagai obat penenang, meringankan nyeri
aromaterapi dapat dilakukan dengan dan mengubah persepsi nyeri (Sun Hee
beberapa cara diantaranya di massase ke Han, 2012).
kulit yang utuh dan melalui cara
penghirupan, pada aromatherapy lavender Dari hasil studi kasus yang dilakukan
dengan cara penghirupan tersebut langsung peneliti di rumah sakit Mitra Keluarga,
dan cepat dalam proses penyembuhan bahwa dari 52 perawat yang diwawancara
karena molekul-molekul minyak esensial sebanyak 32 perawat mengalami
yang mudah menguap berpengaruh dysmenorhe saat menstruasi. Dari
langsung pada organ penciuman dan wawancara tersebut juga didapatkan
diekspresikan oleh otak untuk memberikan sebagian besar perawat yang mengalami
relaksasi pada tubuh. Teknik aromatherapy dysmenorhe menggunakan terapi
yang dapat digunakan yaitu menggunakan farmakologis untuk mengurangi nyerinya,
aromatherapy lavender. Aromatherapy dimana memiliki efek samping diantaranya
lavender dapat meningkatkan gelombang- dapat terjadinya ketergantungan obat,
gelombang alfa didalam otak dan apabila dikonsumsi dalam jangka lama
membantu untuk merasa rileks karena bau dapat menjadikan kerusakan hati dan
berpengaruh secara langsung terhadap otak gangguan pada organ lainya, dibandingkan
seperti obat analgesik (Sharma, 2009). terapi non farmakologis yang memiliki
Lavender mempunyai efek yang efek negatif lebih rendah.Dari uraian latar
menenangkan, lavender juga memberikan belakang diatas peneliti tertarik untuk
ketenangan, keseimbangan, rasa nyaman, meneliti pengaruh aromatherapy lavender
relaksasi, rasa keterbukaan dan terhadap skala nyeri dysmenorhe pada
keyakinan.Selain itu lavender dapat perawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga
mengurangi rasa tertekan, stress, rasa sakit, Tegal.
emosi yang tidak seimbang, hysteria, rasa
frustasi dan kepanikan (Restuning, 2012). METODOLOGI
Jenis penelitian yang digunakan dalam
Dysmenorhe merupakan keluhan yang penelitian ini adalah Quasy Experiment
umum tetapi tidak banyak tertangani, maka dengan rancangan one group pretest
sangat penting untuk menemukan dan posttest dengan intervensi terapi
memilih metode yang efektif dan mudah aromatherapy lavender.
digunakan.Aromatherapyadalah terapi
Alat penelitian yang digunakan pada Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah kuesioner dan SOP penelitian ini menggunakan metode
(standard operasional prosedur) pemberian purposive sample dengan besar sampel
aroma terapi lavender. Kuesioner dalam dalam penelitian ini adalah perawat Rumah
penelitian ini terdiri dari data umum dan Sakit Mitra Keluarga Tegal yang
skala nyeri.Penggunaan lembar kuesioner mengalami nyeri dysmenorhe sebanyak 32
adalah dengan menanyakan identitas perawat.
responden dan data umum responden untuk
dijadikan data. Data umum adalah identitas Analisa yang dilakukan untuk menganilis
responden yang berisi inisial, usia, tingkat tiap variabel dari hasil penelitian yang
pendidikan dan status pernikahan. Skala disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
nyeri yang digunakan pada lembar yang dinarasikan. Analisa bivariat harus
observasi adalah skala nyeri Numeric dilakukan uji normalitas yaitu uji Shapiro-
Rating Scale (NRS) Adopsi dari Wilk Smirnof. Setelah diketahui distribusi
pengkajian skala nyari RS Mitra Keluarga data yang akan digunakan maka akan diuji
Tegal dengan pembagian skala nyeri 0 : dengan Paired T-test jika data berdistribusi
tidak nyeri, 1 - 3 : nyeri ringan, 4 - 6 : nyeri normal, sebaliknya jika data berdistribusi
sedang, 7 - 9 : nyeri berat, 10 : nyeri sangat tidak normal maka menggunakan statistic
berat tidak tertahankan. non parametric yaitu dengan uji Wilcoxon.

Cara pengumpulan data secara general HASIL DAN PEMBAHASAN


penelitian ini dilakukan diruang IGD, HASIL
ruang perawatan (Ruang Anyelir, Ruang Tabel 1. Distribusi Frekuensi karakteristik
Dahlia) dan ICU. Responden diberi Responden Berdasarkan Umur
kesempatan untuk mengisi lembar Perawat di Rumah Sakit Mitra
kuesioner yang terdiri dari data umum dan Keluarga Tegal
skala nyeri. Setelah responden selesai No Umur Jumlah Prosentase
mengisi lembar kuesioner peneliti 1 Remaja akhir (17 -
5 15.2
memberikan aromatherapy lavender 25 Tahun)
2 Dewasa awal (26 -
dengan cara membawa responden ketempat 35 Tahun)
20 60.6
yang nyaman dan terjaga privasinya. 3 Dewasa akhir (36 -
Kemudian peneliti memberikan 6 18.2
45 Tahun)
aromatherapy lavender selama 5 - 10 menit 4 Lansia awal (46 - 55
1 3.0
untuk setiap responden. setelah responden Tahun)
5 Lansia akhir (56 65
selama diberikan terapi responden Tahun)
0 0.0
diberikan kesempatan untuk mengisi Total 32 100 %
kuesioner tentang skala nyeri. Data Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa umur
mengenai informasi umum dan skala nyeri responden yang paling banyak mengalami
sebelum dan sesudah pemberian aroma nyeri dysmenorhe yaitu umur Dewasa awal
terapi lavender kemudian dikumpulkan (26-35 Tahun) berjumlah 20 responden
untuk dianalisis. (60.6%).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi karakteristik sebelum dilakukan pemberian
Berdasarkan Tingkat Pendidikan aromatherapy lavender menunjukan
Perawat di Rumah Sakit Mitra responden lebih dominan dengan skala
Keluarga Tegal nyeri sedang dan berat.
N Pendidikan Frekuensi Prosentase
o (%) Tabel5.Distribusi frekuensi nyeri
1 D3 Keperawatan 19 57.6
dysmenorhesesudah dilakukan
2 S1 Keperawatan 5 15.2
3 Profesi Ners 8 24.2 pemberianaromatherapy lavender
Total 32 100 % di Rumah Sakit Mitra Keluarga
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa Tegal.
tingkat pendidikan responden terbanyak No Skala Nyeri Jumlah Prosentase (%)
adalah D3 Keperawatan yaitu (57.6%) atau 1 3 3 9,4%
sebanyak 19 reponden. 2 4 4 12,5%
3 5 12 37,5%
Tabel 3. Distribusi Frekuensi karakteristik 4 6 6 18,8%
Berdasarkan Status pernikahan 5 7 7 21,8%
Perawat di Rumah Sakit Mitra Total 32 100 %
Keluarga Tegal Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa
No Status pernikahan Frekuensi Prosentase
berdasarkan skala nyeri dysmenorhe
(%)
1 Belum menikah 21 65,6 % setelah dilakukan pemberian aromaterapi
2 Sudah menikah 11 34,3 % lavender menunjukan reponden paling
Total 32 100 % banyak dengan skala nyeri sedang.
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa
berdasarkan status pernikahan menunjukan Tabel6.Uji Wilcoxon pengaruh aromaterapi
responden dengan status pernikahan belum lavender terhadap skala nyeri
menikahlebih dominan yaitu sebanyak 21 dysmenorhepada perawat di Rumah
responden (65,6%). Sakit Mitra Keluarga Tegal

Tabel4.Distribusi frekuensi nyeri Perlakuan t-hitung t-tabel Sig A


dysmenorhe sebelum dilakukan Sebelum- 16,420 1,69389 0,000 0,05
Sesudah
pemberianaromatherapy lavender
pada perawat di Rumah Sakit Mitra
Keluarga Tegal Berdasarkan hasil olah statistik dengan
No Skala Jumlah Prosentase (%) menggunakan Uji Wilcoxon Rank tersebut
nyeri didapatkannilai t-hitung = 16,420, dimana
1 4 4 12,5% nilai t-tabel 1,69389 sehingga dapat
2 5 5 15,6%
3 6 7 21,9% disimpulkan t-hitung > t-tabel (16,420 >
4 7 11 34,4% 1,69389) maka ho ditolak, nilai signifikasi
5 8 5 15,6% diketahui p = 0,000 <a = 0,05 maka dapat
Total 32 100 % disimpulkan bahwa ada penurunan antara
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa skala nyeri dysmenorhe sebelum dan
berdasarkan skala nyeri dysmenorhe sesudah diberikan aromaterapi lavender.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik 2013). Kejadian nyeri dysmenorhe cukup
dengan menggunakan Uji Wilcoxon Rank tinggi diseluruh dunia. Menurut data
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada WHO, rata-rata insidensi terjadinya
perbedaan antara sebelum dan sesudah dysmenorhepada wanita muda antara 16,8
pemberian aromaterapy lavender. Dengan 81% yaitu pada umur 21-30 tahun.
rata-rata penurunan dari pre 6,25 menjadi
post 4,72. Berdasarkan analisis peneliti responden
yang mengalami nyeri dysmenorhe lebih
PEMBAHASAN dominan pada usia dewasa awal (26- 35
1. Umur Tahun) hal ini menunjukan bahwa usia
Berdasarkan kelompok umur sebagian dewasa awal merupakan faktor resiko
besar responden yang mengalami nyeri mengalami nyeri dysmenorhe diantaranya
dysmenorhe yaitu umur dewasa awal (26- karena usia produktif, responden belum
35 Tahun) berjumlah 20 responden menikah, dan belum memiliki riwayat
(60.6%).Umur responden yang paling melahirkan hidup.
banyak mengalami dysmenorhe adalah
umur 27 tahun. 2. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan
Hasil penelitian yang sama ditunjukan data bahwa sebagian besar responden
penelitian yang telah dilakukan Astuti memiliki tingkat pendidikan yaitu D3
(2014) dengan judul, pengaruh pemberian Keperawatan yaitu (57.6%) atau sebanyak
aromatherapy terhadap penurunan nyeri 19 reponden. Kebijakan rumah sakit terkait
haid (dysmenorhe) pada mahasiswi S1 tenaga kerja perawat lebih dominan
Keperawatan angkatan IX melakukan rekruitmen pada tingkat
sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhamma pendidikan D3 keperawatan sehingga
diyah Banjarmasin, bahwa umur dewasa responden paling banyak adalah tingkat
awal (26-35 Tahun) lebih banyak pendidikan D3 Keperawatan.
mengalami nyeri dysmenorhe yaitu 28
responden (66,8%). Hasil penelitian juga Hasil penelitian serupan dilakukan oleh
sejalan dengan pendapat Junizar (2012) Hartati (2012) pengaruh aromatherapy
bahwa dysmenorhe biasanya terjadi pada lavender terhadap penurunan intensitas
usia antara 15 sampai 35 tahun. Pada usia nyeri haid (dysmenorhe Primer) pada
ini terjadi optimalisasi fungsi saraf rahim Wanita Usia 17-35 Tahun, bahwa tingkat
sehingga sekresi prostaglandin meningkat, pendidikan DIII Keperawatanlebih
yang akhirnya timbul rasa sakit. Hasil dominan sebanyak 25 responden (56,4%)
penelitian yang sama dilakukan oleh Novia mengalami nyeridysmenorhe Hal ini sesuai
dan Puspitasari (2008) yang dapat dengan teori yang ada bahwa pendidikan
disimpulkan bahwa usia berpengaruh juga mempengaruhi mekanisme koping
terhadap terjadinya dysmenorhe Umur yang dilakukan terhadap nyeri dysmenorhe
dewasa awal (26-35 Tahun) masih yang dirasakan. Semakin tinggi pendidikan
termasuk dalam usia produktif yang seseorang maka semakin cepat memahami
merupakan faktor risiko nyeri tentang nyeri dysmenorhe yang akan di
dysmenorhe(Proverawati & Misaroh, hadapi (Lukman, 2012).
Berdasarkan analisis peneliti tingkat Abidin (2011) yang menyatakan bahwa
pendidikan responden berpengaruh positif wanita yang sudah menikah mempunyai
terhadap kemampuan mekanisme koping risiko lebih kecil untuk mengalami nyeri
adaptif terhadap nyeri dysmenorhe dan saat dysmenorhe dibandingkan dengan
respon yang akan dilakukan bila mereka yang belum menikah. Dysmenorhe
mengalami nyeri dysmenorhe. Pendidikan primer timbul jika saluran canalis servik
yang tinggi erat kaitanya dengan terlalu sempit, akibatnya darah yang
pengetahuan yang dimiliki.Semakin baik menggumpal sulit keluar. Dysmenorhe
pengetahuan tentang dysmenorhe yang primer ini akan mulai hilang jika wanita
dimiliki reponden, maka perilaku yang tersebut pernah menikah, dengan adanya
ditunjukkan untuk menangani hubungan suami istri saluran servik telah
dysmenorhejuga seharusnya semakin baik. melebar (Santoso, 2007). Menurunnya
Dengan pengetahuan yang baik akan kejadian dysmenorhe primer pada mereka
mempengaruhi sikap responden untuk yang pernah menikah disebabkan oleh
menangani dysmenorhe dengan tepat. keberadaan sperma suami dalam organ
Tingkat pendidikan perpengaruh positif reproduksi yang memiliki manfaat alami
terhadap pengetahuan seseorang tentang untuk mengurangi produksi prostaglandin
kesehatan yang akan berpengaruh terhadap atau zat seperti hormon yang menyebabkan
perilaku mereka dalam menghadapi otot rahim berkontraksi dan merangsang
dysmenorhe. Kesiapan responden dalam nyeri saat datang bulan.
menghadapi masa menstruasi dapat
menekan timbulnya kecemasan yang dapat Berdasarkan analisis peneliti kejadian
menghambat timbulnya dysmenorhe dysmenorhe menunjukan paling banyak
pada status pernikahan belum menikah,
3. Status pernikahan status pernikahan adalah faktor dominan
Berdasarkan status pernikahan didapatkan terjadinya nyeri dysmenorhe dimana
data bahwa sebagian besar responden responden yang belum menikahmasih
memiliki status pernikahan yaitu status adanya produksi prostaglandin atau
pernikahan belum menikah lebih dominan hormon yang menyebabkan otot rahim
yaitu sebanyak 21 responden (65,6%). berkontraksi sehingga merangsang nyeri
Sebagian responden yang lebih banyak saat datang bulan. Dengan adanya
pada usia dewasa awal (26-35 tahun) hubungan suami istri memungkinkan
memungkinkan pasien lebih dominan bertambah lebanya mulut rahim yang dapat
dengan status pernikahan belum menikah. mempermudah keluarnya gumpalan darah
yang dapat memicu nyeridysmenorhe
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil timbul.
penelitian yang dilakukan oleh Nopi (2014)
dengan judul faktor risiko yang 4. Nyeri dysmenorhe sebelum dilakukan
mempengaruhi kejadian dysmenorhe pemberian aromatherapy lavender
primer, bahwa status pernikahan belum
menikah lebih dominan sebanyak 28 Berdasarkan hasil penelitian yang didapat,
responden (76,4%) mengalami nyeri responden yang mengalami nyeri
dysmenorhe Sama halnya dengan pendapat dysmenorhe sebanyak 32 responden,
responden yang mengalami nyeri sebelum reponden paling banyak dengan skala nyeri
dilakukan pemberian aromatherapy sedang dengan yaitu 23 reponden (71.9%).
lavender menunjukan responden lebih Respnden menunjukan dapat melaksanakan
dominan dengan skala nyeri sedang dan SPO pelaksanaan terapi aromaterapi
berat dengan jumlah yang sama yaitu 16 lavender dengan baik dan benar sehingga
responden (50.0%). menunjukan dapat berkurangnya nyeri
yang dirasakan yaitu skala nyeri sedang .
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Restuning (2012) Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
menunjukan responden lebih banyak sebelumnya yang dilakukan oleh Ratna
dengan skala nyeri sedang dengan yaitu 22 (2012) menunjukan reponden paling
responden (66.2%). Masih banyak yang banyak dengan skala nyeri sedang dengan
belum disadari baik oleh reponden dengan yaitu 25 reponden (55.4%). Responden
nyeri dysmenorhe maupun tenaga medis sesudah diberikan terapi dilakukan
dalam menangani nyeridysmenorhe selain wawancara dan observasi 30 menit setelah
tindakan farmakologi, adapun latindakan pemberian aromatherapy lavender merasa
non farmakologi yang dapat menjadi terapi tenang (Sarah, 2007). Hail penelitian juga
komplementer yaitu dengan pemberian didukung oleh penelitian Gunardi (2014)
aromatherapy lavender. yaitu sebanyak 20 reponden mengalami
penuruna nyeri setelah menghirup minyak
Berdasarkan hasil analisis peneliti esensial lavender dengan cara inhalasi atau
menunjukan responden lebih dominan tungku/burner. Kemampuan ekstrak
dengan skala nyeri sedang dan lavender yang mampu menghilangkan rasa
beratsebelum dilakukan pemberian nyeri dan dapat memberikan efek distraksi
aromaterapi lavender jumlah yang sama pada klien. Lavender bekerja dengan
yaitu 16 responden (50.0%). Hasil analisis mempengaruhi tidak hanya fisik tetapi juga
menunjukan reponden lebih dominan emosi. Aromatherapy bekerja merangang
dengan kala nyeri sedang dan berat sel-sel saraf penciuman dan mempengaruhi
sebelum dilakukannya pemberian kerja system limbic dengan meningkatkan
aromatherapy lavender, hal ini ditunjukan perasaan positif dan rileks (Sharma, 2009).
dengan reponden belum pernah melakukan
tindakan awal atau pencegahan Berdasarkan analisis peneliti menunjukan
dysmenorhe,responden hanya membiarkan responden lebih dominan berkurangnya
nyeri berlangung sampai dengan keluhan nyeri yang dirasakan yaitu skala nyeri
terebut hilang dengan sendirinya. sedang. Responden dengan melakukan
upaya terapi non farmakologis aroma terapi
5. Nyeri dysmenorhe setelah dilakukan lavender menunjukan responden
pemberianaromatherapy lavender berkurangnya nyeri dysmenorhe yang
dirasakan yaitu ditunjukan dengan
Pelaksanaan pengukuran skala nyeri pada reponden mengutarakan adanya peraaan
reponden dengan nyeri dysmenorhe nyaman, rileks, menenangkan dan
sesudah dilakukan pemberian berkurangnya keluhan yang dirasakan yaitu
aromatherapy lavender didapatkan hasil nyeri pada area perut karena dysmenorhe.
Aromatherapy lavender yang dilakukan
pada responden memiliki efek sedative Menurut peneliti dari hasil yang diperoleh
yaitu menenangkan jiwa, merilekskan bahwa terapi lavender berpengaruh
pikiran dan membuat badan terasa nyaman. terhadap penurunan skala nyeri
dysmenorhe.Terapi lavender merupakan
6. Pengaruh aromatherapylavender alternatif dalam penanganan nyeri secara
terhadap skala nyeri dysmenorhe nonfarmakologis yaitu dapat
pada perawat di Rumah Sakit Mitra mempengaruhi sistem saraf yang bisa
Keluarga Tegal meringankan rasa nyeri. Metode non
farmakologi aroma terapi lavender
Hasil penelitian ini sama dengan hasil memiliki kelebihan yaitu proses
penelitian yang telah dilakukan oleh Ratna pelaksanaannya relatif sederhana, efektif,
(2012) bahwa ada pengaruh yang dan tidak menimbulkan efek yang
signifikan terhadap penurunan nyeri merugikan.
dysmenorhedengan nilai skala nyeri
sebelum dan sesudah nyeri tertinggi skala 8 Hasil analisis menunjukan responden
menjadi skala 5 dan nyeri terendah skala 7 sebelum diberikan aromatherapy lavender
menjadi skala 2 dan nilai p = 0,000 <a = lebih dominan menunjukan adanya nyeri
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada sedang sampai dengan berat yaitu skala (4-
pengaruh antara sebelum dan sesudah 8) dengan ditunjukan responden
dilakukan pemberian aromatherapy mengutarakan keluhan nyeri terasa berat,
lavender. Penurunan intensitas nyeri pada seperti ditekan beda berat, terasa mula-
responden ini terjadi karena responden mula yang hilang timbul pada perut bagian
dengan nyeri dysmenorhedapat bawah, dan keluhan nyeri biaanya menjalar
mempraktekan latihan teknik relaksasi ampai dengan punggung dan membuat kaki
menggunakan aromatherapy lavender terasa lema. Reponden mengutarakan
dengan benar dengan lama pemberian keluhan nyeri biasanya timbul sewaktu
kurang lebih 5-10 menit, dilakukan pada waktu yaitu 1-2 jam dan biaanya
saat reponden merasakan nyeridysmenorhe berlangunng sampai dengan 2 hari atau
selama menstruasi berlangung. Setelah
Menurut peneliti dari hasil yang diperoleh dilakukan pemberian aromatherapy
bahwa terapi lavender berpengaruh lavender menunjukan reponden lebih
terhadap penurunan skala nyeri banyak dengan skala nyeri ringan sampai
dysmenorhe.Terapi lavender merupakan dengan sedang yaitu skala (3-7) yaitu
alternatif dalam penanganan nyeri secara ditandai dengan adaanya reponden
nonfarmakologis yaitu dapat mengatakan merasa lebih nyaman, pikiran
mempengaruhi sistem saraf yang bisa menjadi tenang, rilek dan berkurangnya
meringankan rasa nyeri. Metode non keluhan nyeri yang dirasakan.Periode lama
farmakologi aromatherapylavender waktu berlangungnya nyeri juga tidak lama
memiliki kelebihan yaitu proses yaitu pasca pemberian aromatherapy
pelaksanaannya relatif sederhana, efektif, lavender 10-15 menit nyeri berangsur
dan tidak menimbulkan efek yang berkurang ampai dengan menghilang.
merugikan.
SIMPULAN DAN SARAN dysmenorhe dengan skala nyeri berat turun
karakteristik umur responden yang paling menjadi skala nyeri sedang. Ada pengaruh
banyak mengalami nyeri dysmenorhe yaitu yang signifikan antara pengaruh
umur Dewasa awal dengan tingkat aromatherapy lavender terhadap skala
pendidikan D3 keperawatan dan status nyeri dysmenorhe pada perawat di Rumah
pernikahan menunjukan responden dengan Sakit Mitra Keluarga Tegal. Berdasarkan
status pernikahan belum menikahlebih hasil penelitian yaitu Aromatherapy
dominan. Sebelum dilakukan pemberian lavender bisa di aplikasikan sebagai terapi
aromaterapi lavender perawat di Rumah non farmakologis pada saat nyeri
Sakit Mitra Keluarga Tegal yang dysmenorhe. Salah satu cara untuk
mengalami nyeri dysmenorhe dengan skala menurunkan skala nyeri dysmenorhe
nyeri sedang dan berat adalah sama. dengan menggunakan aromatherapy
Setelah dilakukan pemberian lavender sehingga peneliti dapat
aromatherapy lavender skala nyeri mengambil wawasan dan pengetahuan dari
dysmenorhe menunjukan penurunan dari hasil penelitian ini. Agar penelitian ini
sebelum pemberian dan sesudah pemberian lebih baik lagi, penelitian ini harus
aromatherapy lavender, dapat diketahuai menggunakan rancangan penelitian dengan
responden paling banyak mengalami kelompok pembanding (kontrol).

DAFTAR PUSTAKA
Abidin (2011).Kupas Tuntas Menstruasi. Jakarta. Millestone
Gunardi.S. (2014). Pengaruh terapi Lavender Terhadap Penurunan skala Nyeri Dysmenorhe
pada Mahaiwi STIMIK Jakarta.Jurnal skripsi.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan indonesia
Maju Jakarta
Hartati. (2012).Pengaruh aromatherapy lavender terhadap penurunan intensitas nyeri haid
(Dysmenorhe Primer) pada Wanita Usia 17-35 Tahun. Jurnal skripsi.Universitas
Muhammadiyah Malang
Lukman. (2010). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Intensitas Nyeri pada
Pasien Post-operasi Sectio Caesaria Di Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Hi. Aloei
Saboe Kota Gorontalo.Diakses pada tanggal 20 Februari 2017 melalui
www.eprints.ung.ac.id/3221
Notoatmodjo, S. (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
Proverawati dan Misaroh.(2013). Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. Jogjakarta:
Nuha Medika. A
Ratna.(2012). Kesehatan Reproduksi Problem dan Solusinya.Salemba Medika : Jakarta
Restuning.(2012). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta: EGC.
Santoso. (2009). Angaka kejadian nyeri haid pada remaja indonesia. Di akses pada tanggal 20
Februari 2017 melalui www.info-sehat.com/ inside_ level 2.
Sarah. (2007). Efektivitas Senam Dysmenorhe Dalam Mengurangi Dysmenorhe Pada Remaja
Putri di SMP Negeri 2 Siantan Kabupaten Pontianak.Skripsi. Universitas Tanjungpura.
Pontianak
Sharma. S. (2009) Aromatherapy. Tanggerang: Karisma Publishing Group

Anda mungkin juga menyukai