BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air tersebut harus dilindungi
agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan makhluk hidup lainnya.
Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana dengan
memperhitungkan kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Salah satu sumber
air yang banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan makhluk hidup
lainnya yaitu sungai. Sungai merupakan ekosistem yang sangat penting bagi manusia. Sungai
juga menyediakan air bagi manusia baik untuk berbagai kegiatan seperti pertanian, industri
maupun domestik.
Parameter oksigen terlarut dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesegaran air. Oksigen
memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut
berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Karena proses
oksidasi dan reduksi inilah maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk membantu
mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami.
Suatu hal yang penting dalam masalah pencemaran suatu perairan adalah bahwa
tingkat keseriusan masalah pencemaran tidak hanya tergantung pada
tingkat toksisitaspolutan yang tinggi. Limbah domestik, terdiri dari karakteristik fisika antara
lain adalah parameter kekeruhan dan TSS, karakteristik kimia antara lain adalah parameter
DO, BOD, COD, pH, dan Deterjen dan karateristik biologi antara lain adalah parameter
Coliform.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaanpenetuan uji Dissolved
Oxygen (DO),uji Chemical Oxygen Demand (COD)dan uji Biological Oxygen
Demand(BOD) untuk mengetahui kualitas air danau di danau GTC.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Titrasi Iodometri
Penentuan oksigen terlarut (DO) dengan cara titrasi berdasarkan metoda WINKLER
lebih analitis apabila dibandingkan dengan cara alat DO meter. Hal yang perlu diperhatikan
dalam titrasi iodometri ialah penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi larutan tiosulfat dan
pembuatan larutan standar kaliumbikromat yang tepat. Dengan mengikuti prosedur
penimbangan kaliumbikromat dan standarisasi tiosulfat secara analitis, akan diperoleh hasil
penentuan oksigen terlarut yang lebih akurat. Sedangkan penentuan oksigen terlarut dengan
cara DO meter, harus diperhatikan suhu dan salinitas sampel yang akan diperiksa. Peranan
suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi penentuan oksigen terlarut dengan cara
DO meter. Disamping itu, sebagaimana lazimnya alat yang digital, peranan kalibrasi alat
sangat menentukan akurasinya hasil penentuan. Berdasarkan pengalaman di lapangan,
penentuan oksigen terlarut dengan cara titrasi lebih dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang
lebih akurat. Alat DO meter masih dianjurkan jika sifat penentuannya hanya bersifat kisaran.
Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah cara langsung
untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. Prinsip kerjanya adalah
menggunakan proses oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda yang direndam dalarn
larutan elektrolit. Pada alat DO meter, probe ini biasanya menggunakan katoda perak (Ag)
dan anoda timbal (Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan membran plastik
yang bersifat semi permeable terhadap oksigen. Reaksi kimia yang akan terjadi adalah :
Katoda : O2 + 2 H2O + 4e- 4 HO-
Anoda : Pb + 2 HO- PbO + H20 + 2e-
Aliran reaksi yang terjadi tersebut tergantung dari aliran oksigen pada katoda.
Difusi oksigen dari sampel ke elektroda berbanding lurus terhadap konsentrasi oksigen
terlarut.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu air danau (H2O), aluminium
aquades (H2O), asam sulfat (H2SO4) pekat, asam sulfat (H2SO4) 4 N, kalium permanganat
(KMnO4) 0,05 N, mangan sulfat (MnSO4) 40%, natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,025 N, tissu.
10
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dari percobaan ini yaitu:
1. Penentuan DOo dan DO5
a. Mengambil sampel air danaudengan botol Winkler 250 mLhingga tidak adnya gelembung
udara.
b. Menginkubasi selama 5 hari di ruang gelap untuk sampel DO5 dan untuk sampel DOo tanpa
inkubasi.
c. Menambahkan 2 mL larutanmangan sulfat (MnSO4) 40% dan mendiamkan larutan selama
beberapa menit dan menghomogenkan.
d. Menambahkan 2 mL alkali iodida azida (NaOH-KI), kemudian mendiamkan hingga muncul
endapan berwarna coklat.
e. Memindahkan larutan 25 mL yang mengandung banyak endapan kedalam Erlenmeyer 250
mL.
f. Menambahkan 2 mL asam sulfat (H2SO4) pekat hingga endapan larut.
g. Menititrasi dengan larutan natrium tiosulfat (Na2 S2 O3) 0,025 N hingga terbentuk warna
kuning muda.
h. Menambahkan indikator amilum hingga terbentuk warna biru dan melanjutkan kembali
dengan titrasi hingga warna biru hilang, kemudian catat volume titrasi.
2. Penentuan COD
a. Memasukkan 25 mL sampel air danau kedalam Erlenmeyer 250 mL.
b. Menambahkan 5 mL asam sulfat (H2SO4) 4N .
c. Menambahkan kalium permanganat (KMnO4) 0,05 N sebanyak10 mL .
d. Memanaskannya hingga mendidih selama 5 menit.
e. Menambahkan 10 mL asam oksalat (H2C2O4) 0,05 N hingga berwarna ungu.
f. Menitrasi selagi panas dengan larutan kalium permanganat (KMnO4) 0,05N hingga larutan
berwarna merah muda. Mencatat volume titrasi.
3. Penentuan BOD
a. Memasukkan sampel air danau ke dalam botol winkler.
b. Menginkubasi selama 3-5 hari dalam ruang gelap.
c. Menentukan nilai DO5 sesuai cara penentuan oksigen terlarut.
d. Mengurangkan nilai DO0 dan DO5.
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
1. Tabel pengamatan
a. penentuan DO0
Perlakuan Pengamatan Gambar
13
Dititrasi Na2 S2 O3 Larutan bening
b. Tabel DO5
Perlakuan Gambar
Pengamatan
c. penentuan COD
Perlakuan Pengamatan Gambar
B. Analisis Data
1. Penentuan DO0
Volume total = 13 mL
Dit DO0............?
Penyelesaian:
DO0
Volume total = 2 mL
Dit DO5............?
Penyelesaian :
DO5
= 16 mg/L = 16 ppm
3. Penentuan BOD
= (104ppm - 16 ppm)
= 88 ppm
C. Pembahasan
Oksigen sangat dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan dan proses
metabolisme dalam perairan oksigen berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan kimia
menjadi senyawa yang lebih sederhana sebagai nutrisi yang sangat dibutuhkan organisme
perairan. Sumber utama oksigen diperairan berasal dari proses difusi udara bebas dan hasil
proses fotosintesis.
Percobaan kali ini dilakukan pengujian Dissolved Oxygen (DO), ujiChemical Oxygen
Demand (COD) dan uji Biological Oxygen Demand (BOD)dengan metode
winkler. Perlakuan awal yang dilakukan ialah penentuan DOodan DO5, pertama-
tama memasukkan sampel ke dalam botol winkler yang bertutup dengan cara mencelupkan
botol dalam air kemudian menutupnya agar tidak terdapat gelembung udara yang dapat
mempengaruhi kandungan oksigen pada sampel dimana untuk DO5diinkubasi selama lima
hari dengan tujuan mengurangi oksidasi ammonia (NH3) yang cukup tinggi, dapat diketahui
bahwa ammonia (NH3) sebagai hasil sampingan ini dapat dioksidasi menjadi nitrit dan nitrat
sehingga dapat mempengaruhi hasil penentuan Biological Oxygen Demand(BOD).
Menambahkan 2 mL larutan kalium sulfat (MnSO4) 40% dalam botol yang berisi sampel,
penambahan kalium sulfat (MnSO4) ini berfungsi untuk mengikat oksigen menjadi
Mn(OH)2 yang kemudian akan teroksidasi menjadi MnO2 berhidrat. Selanjutnya
menambahkan larutan alkali-iodida-azida dengan cara yang sama yaitu memasukkan ujung
pipet ke dalam larutan agar tidak terjadi percikan dan pereaksi tidak keluar dari botol karena
larutan ini sangat beracun. Penambahan pereaksi alkali-iodida-azida ini berfungsi sebagai
katalisator karena zat organik sangat sukar bereaksi kemudian larutan di biarkan beberapa
saat hingga terbentuk endapan cokelat.
Setelah terbentuk endapan cokelat, larutan kemudian dipindahkan kedalam
erlenmeyer sebanyak 25 mL kemudian menambahkan larutan asam sulfat (H2SO4) pekat
yang berfungsi untuk melarutkan endapan. Setelah endapan larut, dilanjutkan dengan
menitrasi larutan dengan menggunakan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,025 Nhingga larutan
berwarna kuning kemudian menabahkan indikator amilum (C6H10O8)n hingga berwarna biru.
Indikator kanji ini berfungsi sebagai indikator yang mengikat ion-ion yang ada pada larutan
alkali-iodida-azida (NaOH-KI) karena warna biru tua kompleks berperan sebagai uji
kepekaan terhadap iod. Kepekaan itu lebih besar dalam larutan sedikit asam dari pada dalam
larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida.dititrasi lagi dengan larutan natrium
tiosulfat (Na2S2O3) 0,025 N hingga warna biru hilang. Data percobaan yang diperoleh dari
DOo sebesar 104 ppm, Sedangkan untuk DO5 diperoleh sebesar 16 ppm sedangkan selisih
dari DOo dengan DO5adalah sebesar 88 ppm dimana ujiBiological Oxygen
Demand (BOD)dilakukan dengan memasukkan sampel ke dalam botol winkler yang bertutup
dengan cara mencelupkan botol dalam air kemudian menutupnya agar tidak terdapat
gelembung udara yang dapat mempengaruhi kandungan oksigen pada sampel dan
menginkubasi botol tersebut pada suhu 20o C diruang gelap selama 5 hari agar sampel tidak
tereduksi oleh cahaya dan sebagai pembanding dengan DOo. Dari pemeriksaan yang
dilakukan praktikan diperoleh hasil 88 mg/L, bila merujuk dari mutu kesehatan memiliki
kadar minimum 6 ppm. Hasil ini dapat diketahui bahwa kandungan Biological Oxygen
Demand (BOD) pada air limbah GTC tidak dalam keadaan aman karena melebihi nilai
standar pencemaran air dan tidak berdampak positif untuk kelangsung hidup mikroorganisme
yang hidup di air.
Uji Chemical Oxygen Demand(COD) perlakuan awal yang dilakukan yaitu
memasukkan sampel sebanyak 50 mL ke dalam erlenmeyar 250 mL, kemudian
menambahkan asam sulfat (H2SO4) 4 N sebanyak 5 mL untuk melarutkan endapan,
menambahkan kalium permanganat (KMnO4) 0,05 N sebanyak 10 mL pada larutan untuk
membentuk endapan sehingga larutan berubah warna menjadi ungu, kemudian memanaskan
larutan hingga mendidih dalam beberapa menit. Selanjutnya menambahkan asam oksalat
(H2C2O4) 0,05 N sebanyak 10 mL untuk melarutkan endapan hingga larutan berubah warna
menjadi bening lalu larutan dititrasi dengan menggunakan kalium permanganat (KMnO4)
0,05 N hingga berubah merah muda. Titrasi dilakukan dalam keadaan panas karena
pemanasan berfungsi untuk mempercepat reaksi titrasi. percobaan penentuan Chemical
Oxygen Demand(COD) tidak diperoleh hasil karena kalium permanganat (KMNO4) 0,05 N
yang digunakan terkena oleh cahaya lampu sehingga teroksidasi, hal lain yang menyebabkan
gagalnya percobaanChemical Oxygen Demand (COD) yaitukalium permanganat (KMNO4)
0,05 N telah dimasukkan terlebih dahulu dalam buret sehingga larutan kalium
permanganat (KMNO4 ) 0,05 N teroksidasi oleh cahaya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu:
1. Nilai dari Dissolved Oxygen(DO) untuk DO0 sebesar 104ppm, DO5 sebesar 16 ppm
danBiological Oxygen Demand(BOD) sebanyak 88 mg/.
2. Perbandingan nilai standar untukDissolved Oxygen (DO) dan Biological Oxygen
Demand(BOD) dari mutu kesehatanmasing-masing memiliki kadar minimum 6 ppm dari
nilai standar pemcemaran air .