Anda di halaman 1dari 14

Gambaran Perilaku Orangtua Murid Tentang Pencegahan Merokok Terhadap

Siswa SMPN 189 Jakarta dan Faktor faktor yang Berhubungan, 14 Oktober 2016

Debbie Cinthia Dewi, Grace Irene Lumbon Toruan, Stefany


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email : debbiecindew@gmail.com

Abstrak

Perilaku merokok kebanyakan terjadi saat individu berusia remaja dan berlanjut sampai
memasuki dewasa, bahkan hingga usia lanjut. Peran orang tua dalam pembentukan pencegahan perilaku
merokok sangatlah dibutuhkan dalam masa remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
hubungan peran orang tua dalam mencegah perilaku merokok dan faktor-faktor yang mempengaruhi pada
siswa di SMPN 189 Jakarta. Desain dari penelitian ini yaitu adalah kros-seksional. Populasi adalah semua
siswa di SMPN 189 Jakarta Kelurahan Kelapa Dua. Besar sampel adalah 104 responden, pengambilan
sampel menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa
kuesioner. Analisis yang digunakan adalah uji Chi Square dengan taraf signifikansi 5% dengan tingkat
kepercayaan 95% menggunakan program SPSS v16. Uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang
bermakna antara riwayat merokok pada orangtua (p value = 0.000), pendidikan orangtua (p value =
0.000), pekerjaan orangtua (p value = 0.003), dan penghasilan orangtua (p value = 0.037) terhadap
perilaku pencegahan merokok oleh orangtua murid pada siswa SMPN 189 Jakarta. Uji statistik
menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara usia orangtua (p value = 0.683), dan
hubungan antara orangtua dan anak (p value = 0.615) terhadap perilaku pencegahan merokok oleh
orangtua murid pada siswa SMPN 189 Jakarta.

Kata Kunci : peran orang tua, pencegahan perilaku merokok, remaja.

Abstract

Smoking behavior occurs mostly when the individual was a teenager and continued well until adulthood,
even to old age. Parents role are important in order to prevent smoking behavior in adolescence. The purpose of
this study was to analyze the relationship role of parents in preventing smoking behavior and the factors that affect
the students in SMPN 189 Jakarta. The design of this research that is a cross-sectional. The population is all
students in SMPN 189 Jakarta Kelapa Dua Village. The sample size was 104 respondents, sampling using simple
random sampling. The research instrument used a questionnaire. The analysis used Chi Square test with a
significance level of 5% with a confidence level of 95% using SPSS v16. Statistical analysis showed there is
significant relationship between parental smoking history (p value = 0.000), parental education (p value = 0.000),
parents job (p value = 0.003), and the income of parents (p value = 0.037) of the prevention behavior smoking by
parents in SMPN 189 Jakarta. Statistical analysis showed there is no sigfinicant relationship between parents age
(p value = 0.683) and parents and childrens relationship (p value = 0.615) of the prevention smoking behavior by
parents in SMPN 189 Jakarta.

Keywords : Parents role, prevention of smoking behavior, adolescent.


Pendahuluan tidak ada batasan aman untuk setiap paparan
Menurut Riskesdas 2010 sekitar asap rokok orang lain.
34.7% penduduk di Indonesia berusia 10 Umur mulai merokok di Indonesia
tahun ke atas adalah perokok. Indonesia terdapat peningkatan tajam pada kelompok
menduduki posisi peringkat ke 3 dengan umur mulai merokok 10-14 tahun sebesar
jumlah perokok terbesar di dunia setelah kurang lebih 80%, selama kurun waktu 9
China dan India, menurut WHO 2008, dan tahun. Dari data Susenas dan Riskesdas
tetap menduduki posisi peringkat ke 5 menunjukkan bahwa prevalensi merokok
konsumen rokok terbesar setelah China, untuk semua kelompok umur mengalami
Amerika Serikat, Rusia dan Jepang tahun lonjakan. Prevalensi perokok remaja sekolah
2007. Lebih dari 40,3 juta anak Indonesia 13-15 tahun menurut jenis kelamin,
berusia 0-14 tahun tinggal dengan perokok Indonesia pada thaun 2006 sampai dengan
dan terpapar asap rokok di lingkungannya. 2009. Dari data GYTS menunjukkan bahwa
Anak yang terpapar asap rokok mengalami terjadi peningkatan perokok remaja yang
pertumbuhan paru yang lambat, dan lebih cukup mengkhawatirkan selama kurun
mudah terkena infeksi saluran pernapasan, waktu 3 tahun terakhir. Prevalensi perokok
infeksi telinga dan Asma. Melindungi anak 16 kali lebih tinggi pada laki-laki (65.9%)
merupakan tanggung jawab orang tua dan dibandingkan perempuan (4.2%).
negara. Pengendalian produk tembakau, Menurut penelitian dari Jurnal
bagian dari upaya melindungi anak dan Health Quality tahun 2012, orangtua yang
generasi muda di masa yang akan datang. berpendidikan tinggi mempunyai
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun kemampuan kognitif lebih tinggi dan
2002 tentang Perlindungan Anak Bab IX mendapatkan informasi yang lebih baik,
Pasal 46 bahwa Negara, pemerintah, sehingga mampu memberikan keputusan
keluarga dan orangtua wajib mengusahakan terkait dengan masalah remaja selanjutnya
agar anak yang lahir terhindar dari penyakit yang mampu mencegah perilaku merokok
yang mengancam kelangsungan hidup remaja. Dan sesuai dengan dengan teori
dan/atau menimbulkan kecacatan karena Green, dimana uang saku merupakan faktor
pemungkin (Enabling factor). yaitu
memungkinkan remaja untuk membeli rokok faktor yang berhubungan pada siswa di
dan selanjutnya melakukan praktik merokok SMPN 189 Jakarta.
Uang saku yang besar memungkinkan Metode
remaja dapat membeli rokok. Faktor lain Desain penelitian yang digunakan
yang turut mempengaruhi juga adalah adalah studi deskriptif analitik dengan

hubungan komunikasi antara orangtua dan pendekatan cross sectional mengenai faktor-

anak kurang baik akan mempengaruhi faktor yang berhubungan dengan perilaku
orangtua tentang pencegahan merokok
praktik merokok pada anak, hal ini
terhadap siswa SMPN 189 Jakarta, di
disebabkan kurangnya perhatian dan
Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kebun
pengawasan dari orang tua baik terhadap
Jeruk, Jakarta Barat. Dengan populasi target
anaknya.
murid siswa SMPN 189 Jakarta dengan
Salah satu strategi penting dalam
melibatkan 104 responden yang dipilih
upaya pencegahan merokok adalah menggunakan metode teknik Simple
terlibatnya secara aktif orangtua dan faktor- Random Sampling dan dilakukan pada
faktor yang berhubungan dalam upaya diri tanggal 14 Oktober 2016. Sebagai variabel
khusus terhadap merokok pada siswa di independen usia orangtua, riwayat merokok
SMP. Hal ini mengindikasikan bahwa orangtua, tingkat pendidikan orangtua,
keterlibatan orangtua memegang peranan pekerjaan orangtua, penghasilan orangtua

yang sangat spesifik karena orangtualah dan hubungan orangtua dengan anak.

yang menjadi panutan dalam keluarga. Kriteria Inklusi adalah 1) murid siswa
SMPN 189 Jakarta di Kelurahan Kelapa
Berdasarkan hal tersebut, peneliti
Dua, Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat.
berniat melakukan penelitian tentang
yang ada pada saat penelitian dan siswa
gambaran perilaku pencegahan merokok
yang bersedia mengikuti penelitian. Kriteria
oleh orangtua murid dan faktor-faktor yang
Ekslusi adalah 1) murid siswi SMPN 189
berhubungan pada pencegahan merokok
Jakarta di Kelurahan Kelapa Dua,
pada siswa SMP. Selain itu juga, alasan Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat, dan
lainnya adalah belum adanya penelitian lebih 2) murid siswa yang tidak mengisi lengkap
lanjut gambaran perilaku pencegahan kuisioner.
merokok oleh orangtua murid dan faktor-
Subyek penelitian adalah murid usia remaja. Data diukur dari kuisioner
siswa SMPN 189 Jakarta, di Kelurahan mengguanakan pertanyaan dengan kategori
Kelapa Dua, Kecamatan Kebun Jeruk, orangtua merokok jika ya poin adalah 1,
Jakarta Barat. Dengan populasi target murid jika tidak merokok poin adalah 2.
siswa SMPN 189 Jakarta, di Kelurahan Pendidikan orangtua adalah proses
Kelapa Dua, Kecamatan Kebun Jeruk, pengubahan sikap dan tatalaku seseorang
Jakarta Barat. Data diambil dari kuisioner atau kelompok orang dalam usaha
dengan hasil perilaku pencegahan merokok mendewasakan manusia melalui upaya
oleh orangtua dikategorikan tinggi, sedang pengajaran dan pelatihan, proses, cara,
dan rendah. Kategori tinggi dengan skor 25 perbuatan mendidik. (Pusat Bahasa
sampai dengan 23 adalah 3, jumlah skor 16 Departemen Pendidikan Nasional). Menurut
sampai dengan 24 adalah 2 dan jumlah skor UU RI No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem
kurang dari 15 adalah 1. Pendidikan Nasional. Tingkat pendidikan
Usia adalah umur individu yang dibagi menjadi : Pendidikan dasar atau
terhitung mulai saat dilahirkan sampai umur rendah adalah Sekolah Dasar (SD) dan
dimasa seseorang hidup saat ini. Menurut Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang
Hurlock (2003) semakin cukup umur, tingkat sederajat serta Sekolah Menengah Pertama
kematangan dan kekuatan seseorang akan (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)
lebih matang dalam berpikir dalam bekerja atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan
hal ini diliat dari pengalaman dan menengah terdiri atas pendidikan menengah
kematangan jiwanya. Usia yang diukur umum dan pendidikan menengah jurusan,
adalah usia orangtua responden data diambil seperti SMA, MA, SMK, MAK atau bentuk
dari kuesioner dan hasilnya dikategorikan lain yang sederaja. Pendidikan tinggi dapat
menjadi masa dewasa dini jika usia 18 40 berbentuk akademi, politeknik, sekolah
tahun, masa dewasa madya sampai dengan tinggi, institut dan universitas.
lansia jika usia lebih dari 40 tahun. Pekerjaan orangtua adalah sesuatu
Riwayat merokok pada orangtua yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah
menunjukkan status orang tua yang merokok atau pencaharian masyarakat yang sibuk
atau tidak. Hal ini menilai tidak hanya dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari
mempengaruhi kesehatan, namun juga akan memiliki waktu yang lebih untuk
kecenderungan anak menjadi perokok pada memperoleh informasi (Depkes RI, 2001).
Menurut ISCO (International Standard Hubungan Orangtua dengan anak
Clasification of Occupation) pekerjaan merupakan adanya interaksi yang baik
diklasifikasikan : Pekerjaan yang berstatus antara orangtua dengan anak dinilai dari
tinggi, yaitu tenaga ahli teknik dan bagaimana orangtua sebagai pendengar,
ahliprofesi, pemimpin ketatalaksanaan pendorong, pengarah, sebagai teladan,
dalam suatu instansi baik pemerintah, memiliki waktu luang yang dihabiskan
maupun swasta, pegawai negeri sipil, tenaga bersama anaknya, intensitas dalam bertemu,
administrasi tata usaha. Pekerjaan yang dan seberapa sering orangtua makan malam
berstatus sedang, yaitu pekerjaan di bidang bersama dengan anaknya. Data diambil
penjualan dan jasa. Pekerjaan yang berstatus dengan menggunakan kuisioner. Jika jumlah
rendah, yaitu petani, buruh dan operator alat skor kurang dari atau sama dengan 7
angkut/bengkel. hubungan orang tua dengan anak dikatakan
Penghasilan Orangtua adalah dalam tidak baik, jika jumlah skor lebih dari 8
mencukupi kebutuhan sehari-hari dan hubungan orangtua dengan anak dikatakan
kebutuhan yang lainnya setiap orang baik.
memerlukan pekerjaan. Dengan bekerja Hasil
mereka akan memperoleh pendapatan, Berdasarkan penelitian yang
apabila pendapatan tersebut dapat dilakukan mengenai gambaran perilaku
mencukupi kebutuhan sehari-hari dan orangtua murid tentang pencegahan
mencukupi kebutuhan rumah tangga lainnya merokok terhadap siswa SMPN 189 Jakarta
maka keluarga tersebut dikatakan makmur. dan faktor faktor yang berhubungan pada
Golongan pendapatan tinggi, adalah jika tanggal 14 Oktober 2016, maka diperoleh
pendapatan rata-rata orangtua siswa lebih hasil dari pengumpulan data pada 104
dari Rp. 3.500.000,00 per bulan, golongan sampel penelitian :
pendapatan sedang adalah jika pendapatan Tabel 1. Analisis Univariat dari Sebaran
rata-rata orangtua siswa adalah antara Rp. Gambaran Perilaku Orangtua Murid Tentang
2.500.000,00 s/d Rp. 3.500.000,00 per Pencegahan Merokok Terhadap Siswa
bulan, dan golongan pendapatan rendah SMPN 189 Jakarta dan Faktor faktor yang
adalah jika pendapatan rata-rata orangtua
Berhubungan, pada tanggal 14 Oktober
siswa kurang dari Rp. 2.500.000,00 per
2016.
bulan.
Variabel Frekuensi Persentase
Rendah
(%) 9 8,7 %
Sedang 77 74,0 %
Jumlah Anak Tinggi 18 17,3 %
Penghasilan Orangtua
Sekarang 4 3,8 %

Rendah
Rendah 39 37,5 % 23 22,1 %
Sedang Sedang 35 33,7 %
Tinggi 61 58,7 % Tinggi 46 44,2 %
Hubungan Orangtua
dengan anak
Tabel 2. Sebaran dari Usia Orangtua,
Riwayat Merokok Orangtua, Pendidikan Tidak Baik
10 9,6 %
Sedang 94 90,4 %
Orangtua, Pekerjaan Orangtua, Penghasilan
Orangtua dan Hubungan Orangtua-Anak
pada Gambaran Perilaku Orangtua Murid Pembahasan

Tentang Pencegahan Merokok Terhadap Berdasarkan tabel 1, didapatkan

Siswa SMPN 189 Jakarta dan Faktor bahwa jumlah perilaku pencegahan merokok
oleh orangtua yang rendah sebanyak 4
faktor yang Berhubungan, 14 Oktober 2016.
responden dengan persentase 3,8%, jumlah
Variabel Frekuensi Persentase
perilaku pencegahan merokok oleh orangtua
(%)
Usia Orang tua yang sedang sebanyak 39 responden dengan
73 70,2 % persentase 37,5% dan jumlah perilaku
18 40 tahun 31 29,8 % pencegahan merokok oleh orangtua yang
41
tinggi sebanyak 61 respondon dengan
Riwayat Merokok
Orangtua 42 40,4 %
persentase 58,7%. Dari data penelitian ini

Ya 62 59,6 % menunjukkan bahwa lebih banyak


Tidak responden yang memiliki perilaku
Pendidikan Orangtua pencegahan merokok yang tinggi terhadap

Rendah 12 11,5% perilaku pencegahan merokok oleh orang


Sedang 53 51,0% tua pada siswa. Berdasarkan dengan
Tinggi 39 37,5% penelitian pavola dkk, hal ini berhubungan
Pekerjaan Orangtua dengan berbagai perilaku pencegahan
merokok oleh orangtua.
Tabel 3. Uji Statistik antara Gambaran Perilaku Orangtua, Usia Orangtua, Riwayat Merokok
Orangtua, Pendidikan Orangtua, Pekerjaan Orangtua, Penghasilan Orangtua dan Hubungan
Orangtua-Anak pada Gambaran Perilaku Orangtua Murid Tentang Pencegahan Merokok
Terhadap Siswa SMPN 189 Jakarta dan Faktor faktor yang Berhubungan, 14 Oktober 2016.
Variabel Perilaku Total Uji Nilai Ho
Rendah Sedang Tinggi P
Usia Orangtua
18-40 2 28 43 73 Chi- Gagal
>=41 2 11 18 31 Square 0.683 Ditolak

Riwayat Merokok
Ya 3 36 2 41 Chi-
Tidak 1 3 59 63 Square 0.000 Ditolak
Pendidikan Orangtua
Rendah 3 7 2 12 Chi-
Sedang - Tinggi 1 32 59 92 Square 0.000 Ditolak

Pekerjaan Orangtua
Rendah 3 3 3 9 Chi-
Sedang - Tinggi 1 36 58 95 Square 0.003 Ditolak

Penghasilan Orangtua
Rendah 3 10 10 23 Chi-
Sedang - Tinggi 1 29 51 81 Square 0.037 Ditolak

Hubungan Orangtua
-Anak
Tidak baik 1 3 6 10 Chi- Gagal
Baik 3 36 55 94 Square 0.615 Ditolak
Berdasarkan tabel 2, didapatkan usia penelitian yang dilakukan Hidayat T, di
orangtua dewasa dini sebanyak 73 dengan wilayah Kalimantan.
presentase 70,2%. Usia orangtua dewasa Hubungan orang tua dengan anak
madya sampai dengan lansia sebanyak 31 yang tidak baik sebanyak 10 responden
dengan presentase 29,8%. Orang tua dengan dengan presentase 9,6%. Dan yang baik
riwayat merokok sebanyak 42 dengan sebanyak 94 responden dengan presentase
presentase 40,4%. Riwayat tidak merokok 90,4%. Sesuai dengan penelitian yang
pada orangtua sebanyak 62 dengan dilakukan oleh Lena dkk dimana terdapat
presentase 59,6%. Sesuai dengan penelitian hubungan antara hubungan orangtua dengan
Chassin dkk . anak dengan pencegahan merokok.
Tingkat pendidikan orang tua Berdasarkan tabel 3, dari hasil
kategori rendah sebanyak 12 responden penelitian hubungan usia orang tua terhadap
dengan presentase 11,5%. Kategori sedang perilaku pencegahan merokok oleh orang
sebanyak 53 responden dengan presentase tua siswa SMPN 189 Jakarta di Kelurahan
51,0%. Dan kategori tinggi sebanyak 39 Kelapa Dua, Kecamatan Kebun Jeruk,
responden 37,5%. Sesuai dengan penelitian Jakarta Barat didapatkan hasil signifikan p
yang dilakukan Hidayat T, di wilayah = 0,683 sehingga Ho diterima. Dapat
Kalimantan. disimpulkan tidak ada hubungan antara usia
Tingkat pekerjaan orang tua kategori orang tua terhadap perilaku pencegahan
rendah sebanyak 9 responden dengan merokok oleh orang tua siswa SMPN 189
presentase 8,7%. Kategori sedang sebanyak Jakarta di Kelurahan Kelapa Dua,
77 responden dengan presentase 74,0%. Dan Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat.
kategori tinggi sebanyak 18 responden Siswa yang usia orangtuanya pada kategori
dengan presentase 17,3%. Sesuai dengan dewasa dini sebanyak 73 responden. Dari
penelitian yang dilakukan Zahroh dkk. hasil penelitian hubungan riwayat merokok
Tingkat penghasilan orang tua kategori orang tua terhadap perilaku pencegahan
rendah sebanyak 23 responden dengan merokok oleh orang tua siswa SMPN 189
presentase 22,1%. Kategori sedang sebanyak Jakarta di Kelurahan Kelapa Dua,
35 responden dengan presentase 33,7%. Dan Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat
kategori tinggi sebanyak 46 responden didapatkan hasil signifikan p = 0,000
dengan presentase 44,2%. Sesuai dengan sehingga Ho ditolak. Dapat disimpulkan ada
hubungan antara riwayat merokok orang tua Pada penelitian yang dilakukan oleh Chassin
terhadap perilaku pencegahan merokok oleh dkk didapatakan persentase riwayat
orang tua siswa SMPN 189 Jakarta di merokok terutama oleh ayah yang seorang
Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kebun perokok (42,4%). Sehingga dapat
Jeruk, Jakarta Barat. Siswa yang disimpulkan terdapat hubungan bermakna
orangtuanya pada kategori tidak memiliki antara riwayat merokok dengan perilaku
riwayat merokok sebanyak 62 responden. pencegahan merokok dengan p value 0,001.
Dari hasil penelitian hubungan
Riwayat merokok pada orangtua
pendidikan orang tua terhadap perilaku
memiliki pengaruh yang besar terhadap
pencegahan merokok oleh orang tua siswa
perilaku pencegahan merokok terdapa anak.
SMPN 189 Jakarta di Kelurahan Kelapa
dari penelitian Department of Child and
Dua, Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat
Adolescent Studies, menunjukkan bahwa
didapatkan hasil signifikan p = 0,000
orangtua yang merokok tidak hanya
sehingga Ho ditolak. Dapat disimpulkan ada
mempengaruhi kesehatan, namun juga
hubungan antara pendidikan orang tua
membuat kecenderungan anak menjadi
terhadap perilaku pencegahan merokok oleh
perokok pada usia remaja. Hal ini
orang tua siswa SMPN 189 Jakarta di
menunjukkan bahwa remaja yang tumbuh di
Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kebun
lingkungan merokok lebih mungkin untuk
Jeruk, Jakarta Barat. Siswa yang diambil
tumbuh menjadi perokok. Menurut teori
sebagai sampel memang memiliki orang tua
pembelajaran sosial tentang perilaku
dengan tingkat pendidikan sedang sampai
merokok, hal ini dipelajari oleh individu dari
dengan tinggi sebanyak 92 responden. Dari
lingkungan yang sama, seperti teman,
penelitian yang dilakukan Hidayat T, di
saudara, dan orangtua karena remaja
wilayah Kalimantan, memaparkan sebagian
cenderung mencontoh perilaku tertentu..
besar (74 %) orang tua mempunyai tingkat
Selain itu ada bukti awal bahwa upaya aktif
pendidikan lanjutan yaitu ditingkat
orangtua untuk mencegah anak-anak
menengah sampai dengan sarjana. Tingkat
merokok adalah dengan tidak mencontohkan
pendidikan dinyatakan tinggi karena telah
hidup tidak merokok. Jadi walau orangtua
melewati pendidikan sembilan tahun.
sering mengajarkan secara verbal tentang
Pengetahuan keluarga sangat berpengaruh
larangan perilaku merokok, anak-anak tetap
terhadap pemahaman dan keterampilan
melihat contoh hidup dari orangtua nya.
dalam memberikan arahan yang baik kepada pencegahan merokok responden. Hal ini
anggota keluarga. Pendidikan merupakan sesuai dengan teori Green bahwa ada
status sosial yang sangat berhubungan hubungan secara langsung antara pekerjaan
dengan status kesehatan, karena orang tua dengan pencegahan merokok pada
perbandingan tingkat pendidikan ini cukup responden.
Dari hasil penelitian hubungan
besar yaitu tingkat pendidikan lanjutan
penghasilan orang tua terhadap perilaku
hampir 4 laki lipat lebih besar dibandingkan
pencegahan merokok oleh orang tua siswa
dengan tingkat pendidikan dasar dimana
SMPN 189 Jakarta di Kelurahan Kelapa
hasil pendidikan orang tua yang mengenyam
Dua, Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat
tingkat pendidikan lanjutan seperti SMA
didapatkan hasil signifikan p = 0,037
sampai dengan Sarjana mempunyai perilaku
sehingga Ho ditolak. Dapat disimpulkan ada
pencegahan merokok.
Dari hasil penelitian hubungan hubungan antara penghasilan orang tua
pekerjaan orang tua terhadap perilaku terhadap perilaku pencegahan merokok oleh
pencegahan merokok oleh orang tua siswa orang tua siswa SMPN 189 Jakarta di
SMPN 189 Jakarta di Kelurahan Kelapa Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kebun
Dua, Kecamatan Kebun Jeruk, Jakarta Barat Jeruk, Jakarta Barat. Siswa yang diambil
didapatkan hasil signifikan p = 0,003 sebagai sampel memang memiliki tingkat
sehingga Ho ditolak. Dapat disimpulkan ada penghasilan orang tua sedang sampai
hubungan antara pekerjaan orang tua dengan tinggi sebanyak 81 responden.
terhadap perilaku pencegahan merokok oleh Pendidikan tidak hanya bermanfaat untuk
orang tua siswa SMPN 189 Jakarta di meningkatkan pendapatan melainkan juga
Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kebun memperbaiki kepribadian anak dan
Jeruk, Jakarta Barat. Siswa yang diambil mendukung terciptanya kerukunan dalam
sebagai sampel memang memiliki tingkat kehidupan ber-masyarakat sehingga akan
pekerjaan orang tua sedang sampai dengan menciptakan nilai tambah ekonomi
tinggi sebanyak 95 responden. Dari keluarga. Dari penelitian yang dilakukan
penelitian yang dilakukan Zahroh dkk Hidayat T, didapatkan orang tua dengan
berdasarkan hasil uji X2 dengan nilai p < penghasilan tinggi mempunyai hubungan
0,05 yaitu p=0,042 terbukti ada hubungan dengan perilaku pencegahan merokok oleh
antara pekerjaan orang tua responden dengan orang tua yang baik dengan p value sebesar
0,031. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara hubungan orang tua dengan
orang tua dengan penghasilan tinggi perilaku pencegahan merokok dengan p
mempunyai perilaku pencegahan merokok value sebesar 0,035. Jika dibandingkan
yang baik. Pendapatan yang tinggi dengan penelitian yang telah dilakukan
memperbaiki kepribdian anak dan kualitas dari hubungan orang tua dengan
mendukung terciptanya kerukunan dalam anak adalah baik, namun dari segi hubungan
kehidupan bermasyarakat sehingga akan antara pencegahan merokok oleh orang tua
menciptakan nilai tambah ekonomi keluarga. itu sendiri tidak terdapat adanya hubungan
Selain itu tingginya penghasilan menjadi yang bermakna.
support orang tua dapat menyekolahkan Kesimpulan
anaknya kejenjang pendidikan yang lebih Dari hasil penelitian di atas dapat
baik sehingga memiliki kualitas yang baik. diambil kesimpulan tentang gambaran
Dari hasil penelitian hubungan orang
perilaku pencegahan merokok oleh orang
tua terhadap perilaku pencegahan merokok
tua murid dan faktor-faktor yang
oleh orang tua siswa SMPN 189 Jakarta di
berhubungan pada siswa SMPN 189 Kelapa
Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kebun
Dua Jakarta Barat Bulan Oktober 2016
Jeruk, Jakarta Barat didapatkan hasil
adalah sebagai berikut :
signifikan p = 0,615 sehingga Ho diterima.
1) Terdapat hubungan yang bermakna
Dapat disimpulkan tidak ada hubungan
antara riwayat merokok orangtua,
antara hubungan orang tua dengan anak
tingkat pendidikan orang tua,
terhadap perilaku pencegahan merokok oleh
pekerjaan orang tua, penghasilan
orang tua siswa SMPN 189 Jakarta di
dengan perilaku pencegahan
Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kebun
merokok oleh orang tua murid pada
Jeruk, Jakarta Barat. Siswa yang diambil
siswa SMPN 189 Kelapa Dua,
sebagai sampel memang memiliki tingkat
Jakarta Barat, 14 Oktober 2016.
hungan orang tua dengan anak yang baik
2) Sebanyak 58,7% orang tua
sebanyak 94 responden.
responden memiliki tingkat perilaku
Dari penelitian yang dilakukan Lena
pencegahan merokok yang tinggi.
dkk didapatkan hubungan orang tua dengan
3) Pada variabel didapatkan riwayat
anak yang baik. Sehingga dari hasil yang
tidak merokok pada orangtua
didapatkan dapat disimpulkan terdapat
sebanyak 62 dengan presentase
59,6%. Pada tingkat pendidikan 6. Pramintari RD, Hastuti D, Djamaludin
orang tua didapatkan kategori MD.Pengaruh gaya pengasuhan dan
sedang sebanyak 53 responden teman sebaya terhadap perilaku
dengan presentase 51,0%. Pada konsumsi rokok murid SMA di Kota
variabel tingkat pekerjaan orang tua Bogor. Vol 7 (2). Jurnal Soul; 2014.
didapatkan kategori sedang sebanyak 7. Dahlan A. Definisi murid, murid dan
77 responden dengan presentase peserta didik. Diunduh dari
74,0%. www.eurekapendidikan.com, tanggal 9
Agustus 2016.
Daftar Pustaka
8. Amalia, DR. Hubungan pengetahuan dan
1. Masalah merokok di Indonesia. Diunduh motivasi dengan perilaku merokok pada
darihttp://www.promkes.depkes.go.id/dl. remaja usia 12-15 tahun di Desa
factsheets1cov.pdf.12 Oktober 2016 Ngumpul. 2014. Tesis. Program studi
2. Sukma BH. Parents role to prevent magister kedokteran keluarga. Surakarta:
smoking behavior and smoking behavior Universitas Sebelas Maret; 2014
to male adolescence. Stikes RS Baptis 9. Simarmata S. Perilaku merokok pada
Kediri; 2012. murid-siswi Madrasah Tsanawiyah
3. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu perilaku
Negeri Model Kuok Kecamatan
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
4. Cahyo K, Wigati PA, Shaluhiyah Z. Bangkinang Barat Kabupaten Kampar
Rokok, pola pemasaran dan perilaku Provinsi Riau tahun 2012. Skripsi.
merokok murid SMA/sederajat di Kota Program Sarjana Fakultas Kesehatan
Semarang. Semarang : Fakultas Masyarakat. Jakarta: Universitas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2012.
Diponegoro; 2012. 10. Noor F. Faktor-faktor yang berpengaruh
5. Oktavia D. Faktor-faktor yang terhadap praktik merokok pada remaja
berhubungan dengan tindakan merokok Sekolah Menengah Pertama di
murid laki-laki si SMA Negeri Kota Kabupaten Kudus. Tesis. Semarang:
Padang tahun 2011.skripsi. Program Universitas Diponegoro; 2004.
Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. 11. Asizah N. Faktor individu yang
Padang: Universitas Andalas; 2011. berhubungan dengan tindakan merokok
mahamurid di Universitas Hasanuddin.
Skripsi. Program Sarjana Departemen iklan rokok dengan perilaku merokok
Epidemiologi Prodi Kesmas Fakultas pada murid laki-laki Madrasah Aliyah
Kesehatan Masyarakat. Makassar: Negeri 2 Boyolali. Vol 8.
Universitas Hasanuddin; 2015. 18. Gunarsa dan Yulia, S.G. 2004. Psikologi
12. Rachmat M, Thaha RM, Syafar M. Perkembangan Anak Remaja. Jakarta:
Perilaku merokok remaja sekolah BPK Gunung Mulia
menengah pertama. Bagian Promosi 19. Departemen Kesehatan RI. Kategori
Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas umur menurut DepKes RI 2009.
Kesehatan Masyarakat. Makassar: 20. Endy A.W den Exter Blokland, M.A.,a.
Universitas Hasanuddin; 2013. Lifetime parental smoking history and
13. Gunarsa. Nikotin dalam tembakau dan cessation and early adolescent smoking
bahaya merokok bagi kesehatan. behavior Journal. Rutger C.M.E.
http://arsanasv .co.id.cc//nikotin dalam Engels. Department of Child and
tembakau dan bahaya merokok bagi Adolescent, Utrecht University, Utrecht,
kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta. 2004 The Netherlands. 2005
14. Wismaningsih ER, Widati S, Mochny IS. 21. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan
Peran siswa dalam pencegahan perilaku Nasional. (2002). Kamus Besar Bahasa
merokok pada sekolah menengah Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
pertama di Kecamatan Pare Kabupaten 22. Undang-undang Republik Indonesia
Kediri. Jurnal Promkes. Vol 2. Juli; 2014 Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
15. Campaign for Tobacco-Free Kids. 2016. Pendidikan Nasional. Internet available
Global Epidemic: Indonesia. from:
http://global.tobaccofreekids.org/ http://www.geocities,com/frans_98/uu/u
en/global_epidemic/indonesia/ u_20_03.htm.
16. Hurlock, B. Elizabeth. (2003). Psikologi 23. Notoatmodjo Soekidjo. (2003).
Perkembangan: Suatu Pendekatan Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Terjemahan oleh Istidawanti dan 24. Hidayat T. Analisa faktor yang
Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. berhubungan dengan perilaku
17. Hasanah AU, Sulastri. Hubungan antara pencegahan merokok pada anak SMP di
dukungan orang tua, teman sebaya dan
wilayah Kalimantan. 2012. Depok : Pediatrics [serial on the internet]. 2009;
Universitas Indonesia; 2012 123: e274e281 [cited 2010 Jan 6].
25. International Labour Office. ISCO. Available from:
Structure, group definitions and http://pediatrics.aappublications.org/cont
correspondence tables. ISCO-08, Vol 1; ent/123/2/e274.full.pdf+html
Geneva. 31. Anjum Md Shakeel, Srikanth MK,
26. Shaluhiyah Z, Karyono, Noor F. Faktor- Reddy PP, Monica M, Rao KY, Sheetal
faktor yang berpengaruh terhadap A. Reasons for smoking among the
praktik merokok pada remaja sekolah teenagers of age 14-17 years in
menengah pertama di Kabupaten Kudus Vikarabad town: a cross sectional study.
tahun 2005. Jurnal Promosi Kesehatan Diunduh dari www.jiaphd.org, tanggal
Indonesiaa Vol 1. Januari; 2006 12 Oktober 2016.
27. Badan Pusat Statistik. 2008. Pengaruh 32. Lena, Ana, Eko. Hubungan Pengetahuan,
tingkat pendapatan dengan pendidikan. Sikap, Motivatsi dan Dukungan
Diunduh dari www.bps.go.id/2008. 12 Keluarga dengan Pencegahan Merokok
Oktober 2016. pada Remaja di SMAN 6 Kota Jambi
28. Etrawati F. Perilaku merokok pada tahun 2015.
remaja:kajian faktor sosio
psikologis.Volume 5. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat; 2014.
29. Rohman A. Hubungan antara tingkat
stress dan status sosial ekonomi orang
tua dengan perilaku merokok pada
remaja. Diunduh dari
http://psikologi.or.id tanggal 09 Agustus
2016.
30. Gilman SE, Rende R, Boergers J,
Abrams DB, Buka SL, Clark M, et
al.Parental smoking and adolescent
smoking initiation: an intergenerational
perspective on tobacco control.

Anda mungkin juga menyukai